Apa yang dimaksud pola garis lurus dalam seni tari?

Kamu pasti pernah menonton sebuah pertunjukan tari, baik secara langsung maupun hanya di televisi. Dalam seni tari, yang ditampilkan adalah keindahan dari olah tubuh sang penari baik dari gerakan kaki, tangan, maupun posisi badannya. Salah satu gerak tari yang bisa memperindah suatu tarian adalah pola lantai, apa ini?

Pada dasarnya, pola lantai adalah gerak langkah kaki dan posisi penari di lantai saat membentuk formasi di atas panggung. Dimana, dengan pola lantai, penari akan tahu dimana harus menempatkan diri lalu ke mana harus bergerak. Ini menjadi penting dalam tari berpasangan dan berkelompok dimana setiap penari harus peka terhadap posisi sendiri dan rekannya.

Disamping itu, dalam setiap formasi respons gerak dari tiap penari harus jelas dan rapi agar mengesankan penonton. Secara umum, pola lantai dapat dibedakan menjadi pola garis lurus dan garis lengkung. Pola garis lurus memberikan kesan sederhana, seimbang, dan kuat. Sedangkan Pola garis lengkung memberikan kesan lembut, tenang, dan konsisten. Variasi dari keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Disini penari membentuk lajur [kolom] garis lurus dari depan ke belakang. Jumlah lajur dapat satu atau lebih. Tujuannya untuk menampilkan kesan langsung, kesatuan, dan kekuatan. Pola lantai ini dapat diperagakan dengan level tinggi, sedang, dan rendah secara bersamaan atau bisa juga bertingkat seperti tanjakan untuk menguatkan kesan vertikal.

Baca juga: Sejarah Tari Bungong Jeumpa

Pada pola ini, penari berbaris membentuk barisan garis lurus ke samping, dari kiri ke kanan. Jumlah baris bisa satu atau lebih. Tujuannya untuk menampilkan kesan kesetaraan dan kebersamaan. Pola lantau pun dapat diperagakan dengan level tinggi, sedang, dan rendah secara bersamaan atau bisa juga bertingkat untuk memunculkan kesan berproses.

Disini penari berbaris menyilang dari kiri depan ke kanan belakang atau sebaliknya. Tujuannya untuk menampilkan kesan berproses dan dinamis. Gerakan dapat divariasikan dengan bersilang ganti, dari kiri depan ke kanan belakang menjadi kanan depan ke kiri belakang.

Atau bisa juga dua baris diagonal membentuk formasi silang [X]. Pola lantai pun dapat diperagakan dengan level tinggi, sedang, dan rendah secara bersamaan atau bisa juga bertingkat untuk menguatkan kesan dinamis.

Pada pola ini penari membentuk garis lengkung setengah lingkaran. Bentuknya bisa cekung ataupun cembung dari sudut pandang penonton. Bentuk cekung mengesankan ungkapan impresif sedangkan bentuk mengesankan ungkapan ekspresif. Level gerak bisa tinggi, sedang, dan rendah secara bersamaan. Lebih lanjut pola garis lengkung ini dapat dikembangkan untuk membentuk formasi lingkaran penuh dan angka delapan.

Adapun beberapa contoh pola lantai pada ragam tari khas Nusantara antara lain :

  • Tari Saman, dengan pola garis lurus
  • Tari Seudati, dengan pola gabungan garis lurus, lengkung, dan zigzag
  • Tari Piring, dengan pola garis lengkung dan lingkaran
  • Tari Jaipong, dengan pola lantai gabungan garis lurus dan zig zag
  • Tari Pendet, dengan pola lantai garis lengkung, lingkaran, dan angka “8”

Lihat Foto

Seni Budaya dan Keterampilan Kelas VI SD, Ari Subekti dkk

Ilustrasi pola lantai dalam tari

KOMPAS.com - Pola lantai dalam tar memiliki fungsi menata gerak tari para penari agar kompak. Pola lantai merupakan pola yang dibentuk sebagai cara penari untuk bergerak, bergeser, maupun berpindah. 

Pola lantai dalam seni tari terbagi menjadi dua, yakni garis lurus dan garis lengkung. Dari dua jenis tersebut kemudian dikembangkan menjadi berbagai pola lantai, seperti diagonal, horizontal, vertikal, zig-zag, segi empat, segi lima, dan segitiga. 

Pola lantai garis lurus

Dilansir dari buku Koreografi: Bentuk-Teknik-Isi [2012] karya Sumandiyo Hadi, pola garis lurus adalah pola memanjang, baik ke depan, ke belakang, maupun ke samping. Pola garis lurus menampilkan sejumlah penari lebih dari satu membentuk formasi garis lurus. 

Pola lantai garus lurus dilakukan pada jenis tari berpasangan atau kelompok, biasanya digunakan pada tari klasik karena memberikan kesan sederhana tetapi kuat. 

Baca juga: 3 Unsur dalam Seni Tari: Wiraga, Wirama, Wirasa

Pola ini juga sebagai simbol hubungan antarmanusia dan juga dengan Sang Pecipta. COntoh tari tradisional yang menggunakan pola lantai garis lurus yaitu Bedaya di Keraton Jawa. 

Pola lantai garis lurus memiliki beberapa level, seperti: 

  • Level rendah, seperti berbaring atau duduk
  • Level sedang, seperti berlutut atau jongkok
  • Level tinggi, seperti berdiri, jinjit, atau melompat dan melayang

Pola lantai garis lengkung

Pola garis lengkung yaitu garis lingkaran, angka delapan, membentuk huruf U, dan lengkung ular. Pola ini memberikan kesan lembut. Beberapa tari yang menggunakna pola lantai garis lengkung adalah: 

  • Tari Kecak dari Bali yang membetuk lingkaran
  • Tari Randai dari Minangkabau, di mana penari berjalan mengelilingi pentas dan membentuk lingkaran. 
  • Tari Gawi dari Flores yang jua membentuk formasi garis lengkung pada gerakannya. 

Baca juga: 65 Nama Tari di Indonesia dan Asal Daerahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jakarta -

Pola lantai adalah garis atau arah langkah yang dilalui oleh para penari pada saat melakukan gerak tari. Selain itu, pola lantai juga bisa merupakan garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok atau gambaran posisi penari dalam area pementasan.

Nah detikers, kalian pasti pernah menonton sebuah pertunjukan tari baik secara langsung maupun tidak? coba perhatikan bagaimana para penari melangkahkan kakinya, pasti langkah tersebut akan membentuk suatu pola-pola di lantai.

Pada beberapa tarian yang dilakukan perseorangan, berpasangan, maupun berkelompok, biasanya para penari membentuk posisi atau formasi tertentu. Bentuk posisi dan formasi tertentu pada tari itulah yang disebut dengan pola lantai.

Maria Dharmaningsih dalam Modul Seni Budaya Seni Tari, menuliskan bahwa jenis-jenis pola lantai dalam gerak tari terbagi menjadi dua, yaitu pola garis lurus dan garis lengkung.

Pola lantai garis lurus sering kita temui dalam pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal [mendatar], vertikal [tegak], dan diagonal [menyudut].

Dari bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya horizontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima.

Pola lantai garis lurus memberikan kesan sederhana tapi kuat. Garis-garis mendatar akan memberikan kesan istirahat. Sedangkan garis yang tegak lurus dapat memberikan kesan keseimbangan dan ketenangan. Garis-garis lurus juga dimaknai sebagai sikap jujur.

Pola lantai garis lurus secara horizontal adalah pola yang menunjukkan hubungan antarmanusia. Contoh tarian tradisional yang menggunakan pola lantai garis lurus horizontal adalah tari Gantar dari Kalimantan Timur, dan tari Ratoh Jaroe dari Aceh.

Pola garis lurus ini dalam bentuk vertikal menyimbolkan hubungan dengan Sang pencipta. Contoh tarian tradisional yang menggunakan pola lantai garis lurus vertikal adalah tari Srimpi Pandelori dari Yogyakarta, dan tari Baris Cengkedan dari Bali.

Pengembangan pola lantai garis lurus dapat menjadi bentuk pola diagonal huruf V, zig-zag, segi tiga, segi empat, dan segi lima.

Tari Yapong dari Betawi adalah contoh tari pola lantai horizontal zig-zag. Satu penari menghadap ke depan, dua penari hadap kanan, dan dua penari hadap kiri.

Pola lantai garis lengkung memberi kesan lembut dan lemah yang manis. Bentuk pola lantai garis lengkung bisa dikembangkan jadi bentuk lingkaran, setengah lingkaran, angka delapan, lengkung seperti busur yang menghadap ke depan atau belakang, lengkung ular, spiral, dan huruf S.

Contoh tarian tradisional pola garis lengkung diantaranya tari Pendet dan tari Kecak dari Bali.

Pola lantai tari rakyat biasanya menggunakan campuran dari pola lantai garis lurus dan lengkung. Pola lantai garis lurus dan garis lengkung yang terdapat dalam tarian rakyat pada tari tradisional, biasanya berhubungan dengan hal magis atau keagamaan.

Fungsi Pola Lantai

Pola lantai telah menjadi suatu hal penting yang perlu diperhatikan, dalam penampilan seni tari tradisional maupun tarian kreasi baru.

Tidak hanya untuk menempatkan posisi dan formasi penari untuk memper indah tarian, tetapi pola lantai juga memiliki makna tersendiri, sesuai dengan tema dari penampilan tarinya.

Pola lantai memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  1. Memperjelas dan menata gerakan-gerakan penari.
  2. Membantu memperkuat dan menonjolkan tokoh penari dalam peranan tertentu.
  3. Menghidupkan karakteristik gerak tari dari keseluruhan pertunjukan/pementasan.
  4. Membentuk suatu komposisi, untuk menyesuaikan dengan bentuk ruang pertunjukan tari, sehingga penyajian tari menjadi lebih indah, menarik dan dinamis.

Bentuk pola lantai karya tari disesuaikan dengan jumlah penari, tempat pertunjukan, dan gerak tari.

1. Kesesuaian Bentuk Pola Lantai dengan Jumlah Penari

Bentuk pola lantai sebaiknya disesuaikan dengan jumlah penarinya. Semakin banyak jumlah penari yang memperagakan karya tari maka semakin banyak pula kemungkinan untuk membentuk berbagai pola lantai.

Pada dasarnya ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Dari bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya horisontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga, dan segi empat.

Sedangkan dari bentuk pola garis lengkung dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang.

2. Kesesuaian Bentuk Pola Lantai dengan Tempat

Pertunjukan Karya tari diciptakan untuk dipertunjukkan di depan orang lain. Untuk itu diperlukan ruangan atau tempat pertunjukan. Ruangan atau tempat pertunjukan yang digunakan mempengaruhi bentuk pola lantai.

Misalnya tempat pertunjukan berupa panggung berbentuk prosenium. Dengan panggung yang berbentuk prosenium, penonton hanya dapat melihat pertunjukan dari satu arah. Karena itu, pola lantai yang disajikan di panggung prosenium dibentuk sedemikian rupa supaya semua penari dapat terlihat dari arah depan.

Nah, sebaliknya, jika tempat pertunjukannya berupa lapangan. Dengan tempat pertunjukan yang berupa lapangan, penonton dapat melihat pertunjukan dari berbagai arah. Oleh karena itu, pola lantai yang disajikan lebih bebas bentuknya.

3. Kesesuaian Bentuk Pola Lantai dengan Gerak

Gerak tari beragam bentuknya. Setiap karya tari memiliki gerak yang berbeda. Bentuk pola lantai pun bisa berbeda mengikuti ragam gerak tarinya. Gerak melompat berputar tidak sesuai jika dilakukan dengan pola lantai garis lurus.

Begitu juga sebaliknya, gerak mengayunkan tangan tidak sesuai jika dilakukan dengan pola lantai lingkaran.

Simak Video "Unjuk Kebolehan Seniman Tari Lintas Negara di Gelaran 'Asia Tri 2021'"



[pal/pal]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề