Senin , 04 Dec 2017, 17:15 WIB
Mahmud Muhyidin
Warga menunggu perahu getek seusai melaksanakan Shalat Idul Adha di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat [1/9].
Rep: Kamran Dikarma Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Fatahillah menjadi tokoh Muslim yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Nusantara melawan bangsa penjajah. Ia adalah aktor yang berjasa mengusir Portugis dari pelabuhan perdagangan Sunda Kelapa, kemudian mengubah nama daerah tersebut menjadi Jayakarta, yang artinya kota kemenangan. Terdapat beberapa pendapat tentang riwayat atau asal usul Fatahillah. Beberapa kalangan mengatakan, ia berasal dari Pasai, Aceh Utara. Daerah yang akhirnya dikuasi Portugis tersebut membuat Fatahillah terpaksa meninggalkan Pasai, kemudian pergi ke Makkah. Setelah ke Makkah, ia pulang kembali ke tanah Jawa, yakni Demak. Ada pula kalangan yang mengatakan, Fatahillah merupakan putra dari raja Makkah [Arab] yang menikah dengan putri raja Pajajaran. Pendapat hampir serupa menyebut Fatahillah dilahirkan pada 1448 dari pasangan Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina, dengan Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran, Raden Manah Rasa. Kendati cukup banyak pendapat tentang asal usulnya, Fatahillah diperkirakan menginjakkan kakinya di tanah Jawa pada 1525. Kala itu, ia juga telah menyadari adanya ancaman kehadiran Portugis yang telah difasilitasi oleh Kerajaan Pajajaran melalui perjanjian Padrao [1522]. Menurut sejumlah sumber sejarah, raja Sunda menyambut hangat kedatangan bangsa Portugis. Saat itu Prabu Surawisesa telah naik takhta menggantikan ayahnya dan bangsa Portugis memanggilnya dengan sebutan "Raja Samio". Kala itu, raja Sunda menyepakati perjanjian persahabatan dengan raja Portugis dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal mereka. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai, maka dia akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis. Dengan kata lain, Sunda Kelapa memang berada di wilayah Kerajaan Pajajaran dan kerajaan tersebut bermaksud mengundang Portugis demi mengamankan eksistensinya atas apriori terhadap perkembangan Islam di pulau Jawa. Sedangkan, dalam sudut pandang Fatahillah, kehadiran Portugis di Sunda Kelapa adalah ancaman regional terhadap seluruh kerajaan di Nusantara, khususnya pulau Jawa. Hal tersebut yang menyebabkan Fatahillah mengerahkan armada perangnya untuk merebut Sunda Kelapa. Sebelum menuju Sunda Kelapa, Fatahillah yang berangkat dengan armada perang Demak, terlebih dulu menuju ke Kesultanan Cirebon guna menggabungkan kekuatan [aspek maritim]. Setelah itu, armada Fatahillah menuju Banten, yang memang telah bergolak melawan Pajajaran. Tumbangnya Banten dari Pajajaran dan sebagian besar pemberontak di sana semakin menambah besar daya pukul kekuatan [fire power] armada Fatahillah. Pada 1526, Alfonso d'Albuquerque mengirim enam kapal perang dibawah pimpinan Francisco de Sa menuju Sunda Kelapa. Kapal yang dikirim adalah jenis galleon yang berbobot hingga 800 ton dan memiliki 21-24 pucuk meriam. Armada itu diperkirakan membawa prajurit bersenjata lengkap sebanyak 600 orang. Pada tahun yang sama, Sultan Trenggono mengirimkan 20 kapal perang bersama 1.500 prajurit di bawah pimpinan Fatahillah menuju Sunda Kelapa. Armada perang Demak terdiri dari kapal tradisional jenis Lancaran dan Pangajawa yang ukurannya jauh lebih kecil dari galleon. Pada awal 1527, Fatahillah menggerakkan armadanya ke Sunda Kelapa. Sementara, pasukan Banten secara bertahap menduduki wilayah demi wilayah Pajajaran dari arah Barat. Pasukan Cirebon bergerak menguasai wilayah Pajajaran bagian Timur Jawa Barat. Dalam kondisi itu, Sunda Kelapa telah dipertahankan oleh Kerajaan Pajajaran secara kuat, baik di darat maupun laut.
Setelah melalui pertempuran sengit, pada 22 Juni 1527, armada perang yang dipimpin Fatahillah akhirnya berhasil menaklukkan pasukan Portugis. Pascakemenangan tersebut, Fatahillah didaulat menjadi gubernur di Sunda Kelapa. Fatahillah pun mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang merupakan cikal bakal lahirnya kota Jakarta.
- islam di indonesia
- jejak islam indonesia
Penaklukan Sunda Kelapa oleh Fatahillah ditetapkan sebagai hari kelahiran Jakarta
Ahad , 23 Jun 2019, 04:17 WIB
Batavia.
Pelabuhan lama Sunda Kalapa 1860-an.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Karta Raharja Ucu
Sudah 492 tahun usia Jakarta tepat pada 22 Juni. Namun, budayawan Betawi Ridwan Saidi menolak tanggal itu ditetapkan sebagai hari lahir ibu kota Indonesia.
“Sangat tidak setuju [22 Juni sebagai HUT Jakarta]. Karena [tanggal, tahun, dan bulan] itu khayal. Khayal Profesor Sukanto, Djajaningrat, Wali Kota Sudiro,” kata Ridwan Saidi saat berbincang dengan Republika, Jumat [21/6].
Menurut dia, tidak ada dasar penetapan 22 Juni 1527 sebagai hari lahir Jakarta, yang disebut bertepatan sebagai waktu Fatahillah mengusir Portugis. Ridwan Saidi menuturkan, tentara Portugis tidak pernah ada di Jakarta. Orang-orang Portugis hanya berdagang, dan berada di Ternate dan Tidore.Klaim-klaim yang mengatakan ada benteng Portugis di Pulau Cipir, sebenarnya adalah masjid orang-orang Persia, atau betsheba di Pulau Bidadari itu adalah Moro Telo atau telaga moro. Selama ini, dia tidak menampik, cerita penaklukkan Fatahillah terhadap bangsa Portugis dipercaya banyak orang. Namun, dia tidak peduli dengan kepercayaan tersebut. “Mereka merayakan hari kebohongan yang merendahkan martabat orang Betawi,” ujar dia.Ridwan Saidi mengatakan, massa yang disebut sebagai waktu penaklukan Fatahillah terhadap Portugis, sebenarnya sedang ada pembangunan pelabuhan Sunda Kelapa [1522-1540]. Bangunan yang ada di Pasar Ikan saat ini, merupakan bangunan yang didirikan hasil kerja sama dengan bangsa Portugis, orang Jakarta, serta Malaka.
Baca Juga
Sejarawan Ridwan Saidi
“Mana ada perang. Buktikan kepada saya ada perang, buktikan kepada saya ada tentara Portugis, siapa itu Fatahillah, buktikan,” kata Ridwan Saidi.
Karena itu, menurut dia, hari ulang tahun Jakarta sebaiknya dirayakan pada 3 September 1945. Penetapan 3 September lebih sopan daripada 22 Juni. Sebab, tanggal itu bertepatan dengan waktu Presiden Soekarno membentuk Keppres tentang Pembentukan Kota Sementara Jakarta Raya.“Itu lebih dapat dipertanggungjawabkan,” ujar dia.
Apabila ada yang mengkritisi tahun 1945 terlalu muda untuk usia Jakarta, maka bisa mundur sekitar 9.000 tahun lalu. Ridwan Saidi mengatakan, masa itu adalah saat pertama kali orang keluar dari gua dan berhuni di bumi. Gua yang bernama Jambul itu berlokasi di Masjid Istiqlal. Hal itu merujuk pada buku Time Table of History karya Bernand Grunn pada 1984.
Ridwan mengatakan keberadaan hari lahir penting bagi suatu kota. Namun, penetapan HUT itu harus bisa dipertanggungjawabkan ketepatannya. Karena itu, dia mempersilahkan siapa saja yang keberatan dengan pandangannya, bisa berdiskusi dengannya secara langsung.“Banyak kota yang ganti tanggal [ulang tahun]. Saya nggak urus, terserah mereka mau yakin apa nggak yakin, kalau mau debat, saya siap,” kata Ridwan.
Penetapan 22 Juni 1527 sebagai hari lahir Jakarta digagas Wali Kota Jakarta periode 1953-1958, Sudiro. Penetapan itu berdasarkan hasil penelitian tiga ahli sejarah, Mohammad Yamin, Dr. Sukanto, dan Sudarjo Tjokrosiswoyo yang dituangkan dalam naskah berjudul “Dari Jayakarta ke Jakarta”. Saat itu Sudiro merasa perlu menetapkan hari kelahiran Jakarta versi Pemerintah Indonesia. Alasannya selama masa kolonial Belanda, peringatan hari jadi Jakarta jatuh setiap akhir Mei berdasarkan penaklukan Jayakarta oleh Jan Pieterszoon Coen pada 30 Mei 1619. Nama Jayakarta pun akhirnya diganti menjadi Batavia.
jelaskan apa itu permintaan
ada yang tau singkatan dari sidang bpupki
pasar terapung terdapat di sungai Barito, Banjarmasin. mengapa disebut pasar terapung
Berikut contoh pemanfaatan sumber daya alam secara tidak bijak, kecuali .... a. penggunaan kendaraan bermotor untuk bepergian jarak dekat b. perburuan …
17. Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh .... A. Balaputradewa C. Purnawarman B. Mulawarman D. Ratu Shima
Didalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan membuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksiny …
Nama Tokoh: Sisingamangaraja Asal daerah: . . . . Alasan melakukan perlawanan: . . . . Bentuk-bentuk perlawanan: . . . . Hasil perlawanan: . . . .
10. Apakah yang dimaksud siklus air? LATIHAN SOAL ULANGA KENAIKAN KELAS [UKK] 11. Tulislah daur/siklus air secara urut! TEMA 8 12. Sebutkan macam-maca …
Kemukakan dua dampak persamaan karakteristik geografis negara-negara ASEAN!!
12. Perhatikan gambar berikut! Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan berdasarkan gambar di atas adalah .... a. petani dengan ikanb. ikan dengan j …