Apa yang dimaksud trend dalam analisa teknikal

Analisis Teknikal adalah teknik analisa yang biasanya digunakan oleh trader untuk membantu keputusan jual beli dalam trading saham, forex, emas atau komoditas. Artikel ini akan membahas seluk beluk Analisis Teknikal. Mulai dari definisi, fungsi, dan berbagai tools dan indikator yang digunakan. Dengan membaca artikel ini, minimal Anda memahami pengertian Analisis Teknikal secara umum.

Apa Itu Analisis Teknikal?

Analisis Teknikal atau Technical Analysis adalah teknik analisa yang menganalisa fluktuasi harga dalam rentang waktu tertentu. Dari pergerakan harga tersebut trader mengamati pola-pola tertentu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau penjualan.

Siapa Yang Menggunakan Analisis Teknikal?

Umumnya pengguna Analisis Teknikal adalah trader yang ingin memanfaatkan fluktuasi harga untuk mendapatkan keuntungan.

Analisis Teknikal Bisa Untuk Analisis Apa Saja?

Analisis Teknikal bisa digunakan pada semua produk keuangan yang memiliki data harga. Mulai dari saham, forex, komoditas, futures, dan sebagainya

Apa Yang Dibutuhkan Untuk Bisa Melakukan Analisis Teknikal?

Analisis Teknikal selalu menggunakan grafik [Chart] untuk melakukan analisisnya. Maka dari itu, trader yang murni berpegang pada aspek teknikal saja disebut dengan Chartist. Dulu grafik harga dibuat sendiri oleh trader. Untunglah sekarang sudah banyak software yang memudahkan trader, bisa menampilkan grafik harga secara realtime. Biasanya tiap produk online trading memiliki software sendiri yang digunakan untuk Analisis Teknikal. Berikut adalah beberapa contoh software yang sering digunakan untuk Analisis Teknikal:

  • Untuk software online trading forex trading biasanya menggunakan MetaTrader. Biasanya software ini gratis pemakaiannya
  • Untuk software online trading saham biasanya tiap broker menggunakan software yang berbeda. Biasanya software ini gratis pemakaiannya.
  • Anda juga bisa menggunakan software khusus untuk Analisis Teknikal seperti MetaStock atau AmiBroker. Software ini harus dibeli dan Anda perlu membayar layanan data secara berlangganan bila ingin menggunakannya. Bila berlangganan data ini, pergerakan harga dapat dipantau secara real time. Bisa juga mendapatkan data harga secara gratis, tetapi harus men-download sendiri setiap hari.
  • Pilihan lain, Anda bisa menggunakan fitur Analisis Teknikal secara online di internet, misalnya di Yahoo Finance. Namun biasanya fitur Analisis Teknikal yang disediakan terbatas.

Apa Grafik Yang Digunakan Di Analisis Teknikal?

Pergerakan harga saham dapat digambarkan sebagai grafik. Ada banyak jenis grafik yang bisa dipakai. Namun umumnya grafik Candlestick yang paling banyak dipakai, karena lebih mudah dibaca. Grafik Candlestick juga memuat harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah.

Apa Fungsi Analisis Teknikal?

Analisis Teknikal memiliki beberapa kegunaan di dalam trading antara lain:

  • Mendeteksi trend atau pola yang sedang terjadi
    Analisis Teknikal digunakan untuk menganalisis harga berdasar data harga masa lalu. Dengan data tersebut analis mencoba untuk melihat adanya suatu trend atau pola harga yang terjadi. Biasanya trader mengikuti pola yang terjadi. Misalnya saat harga cenderung naik, trader membuka posisi beli. Atau sebaliknya saat harga cenderung turun, trader membuka posisi jual. Untuk menentukan trend, bisa dengan menggunakan tools atau indikator.
  • Membantu memberikan sinyal beli atau jual
    Analisis Teknikal dapat membantu trader untuk menentukan keputusan jual atau beli. Biasanya menggunakan bantuan indikator.

Apa Saja Tools Dalam Analisis Teknikal?

Analisis Teknikal memiliki banyak tools yang bisa digunakan untuk membantu trader dalam menganalisis. Contohnya Trend Line, Rectangle, Fibonacci Retracement, dan lain sebagainya. Yang paling banyak dipakai misalnya adalah Trend Line. Trend line adalah garis imajinatif yang dibuat untuk menunjukkan kecenderungan [trend] pergerakan harga saham. Misalnya kita bisa tahu harga sedang uptrend [cenderung naik], downtrend [cenderung turun] atau sideways [datar]. Dengan mengetahui berbagai pola ini Anda akan dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan harga.

Apa Itu Indikator Analisis Teknikal?

Indikator adalah formula matematis yang salah satu fungsinya untuk membantu memberikan sinyal beli atau jual. Ada banyak sekali indikator dalam Analisis Teknikal. Yang paling umum digunakan misalnya Moving Average, MACD [Moving Average Convergence Divergence], RSI [Relative Strength Index], Stochastic, Parabolic SAR, Bollinger Band, dan lain sebagainya. Tiap indikator memiliki karakter dan cara penggunaannya masing-masing.

Sebagai contoh Moving average, sering disingkat MA. Indikator ini menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 50 hari atau sering disebut MA50. Cara penggunaan indikator ini adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan dengan MA50 tersebut. Apabila grafik harga memotong MA50 ke atas dianggap sinyal beli. Sedangkan sebaliknya, bila grafik harga memotong MA50 ke bawah dianggap sebagai sinyal jual.

Pembahasan lebih lanjut tentang 4 Indikator Analisis Teknikal Paling Populer bisa dibaca di sini

Ini hanyalah salah satu contoh metode penggunaan indikator Moving Average, masih ada banyak metode yang lain.

Cara Terbaik Belajar Analisis Teknikal

Disarankan membaca buku Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal
Buku ini terbilang lengkap dalam membahas Analisis Teknikal dan bahasanya juga mudah dipahami.

Semoga artikel ini bermanfaat

Sebagai seorang investor maupun trader selain harus melakukan analisis fundamental, juga harus melakukan analisis teknikal atau technical analysis.

Pada dasarnya dengan melakukan analisis teknikal  para investor maupun trader dapat mengetahui kapan harus melakukan transaksi baik itu beli maupun jual.

Sedangkan dengan menggunakan analisis fundamental mampu mengetahui apa yang akan dibeli.

Dengan memadukan antara analisis teknikal dengan fundamental, maka akan mampu meminimalkan terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan atau meminimalkan / mencegah terjadinya kerugian.

Oke pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang analisis teknikal. Mari simak dengan seksama dalam pembahasan berikut ini..!!

Apa Itu Analisis Teknikal?

Pada dasarnya analisis teknikal adalah suatu metode dalam melakukan analisa dengan cara melakukan pengolahan data historis harga dan jumlah atau volume transaksi untuk mengidentifikasi suatu pola pergerakan harga yang terjadi di pasar.

David S Kodrat & Kurniawan Indonanjaya [2010], dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Investasi, Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham” menjelaskan bahwa:

“Analisis Teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga [pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah] dari suatu instrumen investasi pada batas waktu tertentu [berorientasi terhadap harga].”

John J Murphy [1999] dalam bukunya yang berjudul “Technical Analysis of The Financial Markets”, menjelaskan bahwa:

“Technical analysis is the study of market action, primarily through the use of charts, for the purpose of forecasting future price trends.”

Artinya: Analisis teknikal adalah studi tentang aksi pasar, terutama melalui pemakaian grafik, untuk tujuan meramalkan tren harga di masa yang akan datang.”

Martin J Pring [2005] dalam bukunya yang berjudul “Martin Pring on Price Pattern”, menjelaskan bahwa:

“The technical approach to investment is essentially a reflection of the idea that prices move in trends that are determined by the changing attitudes of investors toward a variety of economic, monetary, political, and psychological forces.

The art of technical analysis, for it is an art, is to identify a trend reversal at a relatively early stage and ride on that trend untill the weight of the evidence shows or proves that the trend has reversed.”

Artinya: Pendekatan teknikal terhadap investasi pada dasarnya adalah cerminan dari gagasan bahwa harga bergerak dalam tren yang ditentukan oleh perubahan sikap investor terhadap berbegai kekuatan ekonomi, moneter, politik, dan psikologis.

Oleh karena itu, analisis teknikal adalah seni mengidentifikasi pembalikan tren pada tahap yang relatif awal dan mengikuti tren itu hingga bobot bukti menunjukkan atau membuktikan bahwa tren sudah berbalik.”

Prinsip Dasar [Asumsi] dalam Analisis Teknikal

Dalam analisis teknikal ini terdapat beberapa prinsip dasar atau asumsi. Asumsi tersebut harus dipegang kuat oleh para pemakainya.

Hal tersebut dikarenakan beberapa asumsi ini merupakan dasar dari analisis teknikal.

Berikut ini merupakan beberapa prinsip dasar atau asumsi dalam analisis teknikal.

1. Market Price Discounts Everyting

Prinsip dasar dalam analisis teknikal yang pertama adalah bahwa semua hal yang dapat mempengaruhi harga baik dari segi fundamental, politik, ekonomi, dan lain sebagainya sudah tercermin dalam pergerakan harga di pasar.

Berbagai hal tersebut akan bisa dilihat atau tergambarkan dalam harga secara seketika.

Dengan kata lain prinsip dasar ini beranggapan bahwa apa yang kamu butuhkan untuk mengambil keputusan adalah apa yang dapat kamu lihat dari pergerakan harga itu sendiri.

Pada dasarnya pergerakan harga yang terjadi tersebut dikarenakan terdapat permintaan dan juga penawaran.

Dengan demikian dengan prinsip dasar ini, jika jumlah penawaran lebih banyak dibandingkan dengan permintaan, maka harga akan turun.

Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan lebih besar daripada penawaran, maka harga akan naik.

2. Price Moves in Trend

Prinsip dasar analisis teknikal yang selanjutnya adalah price moves in trend.

Maksudnya adalah harga akan selalu bergerak dengan tren atau pola tertentu.

Dan pola pergerakan harga tersebut akan terus berkelanjutan sampai dengan adanya tanda – tanda yang menunjukan tren tersebut akan berakhir atau berbalik arah.

Dalam hal ini kamu perlu ingat bahwa jangan sampai kamu mengambil keputusan transaksi yang berlawanan dengan tren harga yang sedang terjadi.

Misalnya ketika harga naik, kamu malah melakukan transaksi beli dan begitu pula sebaliknya ketika harga turun kamu melakukan transaksi jual.

Prinsip dasar yang kedua ini berkaitan dengan prinsip dasar yang pertama.

Yaitu seluruh informasi dapat terlihat dari pergerakan harga, maka tren tersebutlah yang memperlihatkan sikap para pelaku pasar atas suatu harga.

Sangat penting bagi kamu untuk mempunyai kemampuan dalam membaca tren yang sedang terjadi.

Hal tersebut tentu saja agar kamu bisa memanfaatkan tren yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

3. History Repeats Itself

Prinsip dasar yang ke-3 adalah pergerakan harga yang terjadi di masa lalu menjadi pedoman atau acuan untuk mengambil keputusan transaksi.

Data historis bisa dipakai untuk melakukan forecasting data atau harga di masa yang akan datang.

Megapa demikian?

Hal tersebut diakrenakan terdapat faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum mempunyai sifat konstan.

Artinya, bahwa manusia cenderung akan bereaksi terhadap suatu hal dengan cara yang sama.

Dengan demikian, semua hal yang sudah terjadi di masa lalu akan mempunyai dampak yang sama atas peristiwa yang sama di masa depan.

Contoh nyata dari prinsip dasar history repeats itself dapat dilihat pada gambar di atas yaitu pergerakan harga saham dari PT Akasha Wira International yang mempunyai kode saham ADES.

Grafik / Charts dalam Technical Analysis

Dari penjelasan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa analisis teknikal mempunyai prinsip dasar bahwa harga bergerak sesuai dengan tren / pola / pattern.

Pola tersebut dapat digambarkan dengan melalui grafik atau charts.

Dengan kata lain, charts ini mempunyai fungsi untuk menunjukkan histori pergerakan harga pada suatu periode waktu tertentu.

Dengan demikian, charts atau grafik ini dibutuhkan sebagai alat utama untuk melakukan analisis teknikal.

Terdapat beberapa jenis charts yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut.

1. Grafik Garis [Line Charts]

Line charts merupakan sebuah grafik yang terbentuk dengan cara menghubungkan antara harga penutupan [closing price] pada setiap waktunya.

Dengan demikian, line charts ini tidak memuat informasi tentang harga pembukaan [opening price], harga tertinggi [highest price], dan harga terendah [lowest price].

Untuk lebih memahami tentang line charts, berikut ini merupakan contohnya.

Dari contoh di atas, line charts tersebut dapat dibaca sebagai berikut:

1 Maret, closing pirce di harga $20.

2 Maret, closing price di harga $22.

3 Maret, closing price di harga $21.

4 Maret, closing price di harga $23.

2. Grafik Batang [Bar Charts]

Grafik batang atau bar charts ini merupakan grafik yang terbentuk dari 4 harga yaitu:

  • Opening price [harga pembukaan].
  • Closing price [harga penutupan].
  • Lowest price [harga terendah].
  • Highest price [harga tertinggi].

Untuk opening price dan juga closing price ini digambarkan dengan garis horisontal yang dimana untuk opening price ini garisnya berada pada sisi kiri sedangkan untuk closing price berada pada sisi kanan.

Untuk lowest price dan highest price digambarkan dengan garis vertikal yang berada diantara garis opening dan closing price.

Yang dimana untuk highest price berada pada titik atas garis vertikal dan lowest price berada pada titik bawah garis vertikal.

Bar charts ini juga sering disebut dengan OHLC charts. OHLC tersebut menerangkan 4 harga yang membentuk bar charts.

Untuk lebih memahami berikut ini merupakan contohnya.

3. Grafik Lilin [Candle Charts]

Grafik lilin atau candle charts atau candlestick ini sama seperti bar charts yang dimana mencerminkan 4 harga.

Yang membedakan adalah pada badan atau body saja. Dimana untuk body dari candlestick ini dibedakan berdasarkan pada warnanya antara harga naik dan turun.

Sehingga, candlestick ini lebih mudah untuk dilihat jika dibandingkan dengan bar charts.

Candlestick dengan warna putih memperlihatkan pergerakan harga yang sedang mengalami kenaikan pada sesi tersebut.

Dengan kata lain harga closing berada di atas atau lebih besar dibandingkan dengan harga opening.

Candlestick dengan warna hitam memperlihatkan pergerakan harga yang sedang mengalami penurunan pada sesi tersebut.

Dengan kata lain harga closing berada di bawah atau lebih kecil dibandingkan dengan harga opening.

Catatan: Untuk warna dari candlestick ini tidak selalu berwarna hitam putih. Bisa juga untuk menggambarkan penurunan harga dengan warna merah, dan kenaikan harga dengan warna hijau, dan lain sebagainya.”

Garis yang berada di luar badan candlestick ini memperlihatkan harga tertinggi dan juga terendah yang disebut dengan shadow.

Garis yang menunjukkan harga tertinggi disebut dengan upper shadow terletak diatas body candle, sedangkan yang menunjukkan harga terendah disebut dengan lower shadow terletak dibawah body candle.

Trend dalam Analisis Teknikal

Perlu kamu ketahui bahwa trend merupakan salah satu dari prinsip dasar yang ada di dalam analisis teknikal yang sudah dibahas sebelumnya yaitu price move in trend.

Secara sederhananya trend adalah suatu kecenderungan arah pergerakan harga pada suatu pasar.

Berdasarkan Dow Theory, trend dibgi menjadi 3, yaitu sebagai berikut.

  • Uptrend, adalah suatu kecenderungan pergerakan harga yang dimana harga mengalami kenaikan.
  • Downtrend, adalah suatu kecenderungan pergerakan harga yang dimana harga mengalami penurunan.
  • Sideways, adalah suatu kecenderungan pergerakan harga yang dimana harga menyamping atau horisontal pada posisi harga tertinggi dan terendah. Trend ini juga disebut dengan trendless atau tidak mempunyai trend.

Dalam hal ini perlu kamu ketahui bahwa harga suatu instrumen investasi tidak selalu mengalami kenaikan maupun tidak selalu mengalami penurunan.

Pada kenyataannya harga mengalami fase naik dan turun berulang kali sehingga membentuk gerakan zigzag.

Dalam gerakan tersebut terdapat titik tertinggi [top] dan titik terendah [bottom] yang mampu memberikan landasan dalam menentukan kecenderungan arah pasar [trend].

Berikut ini merupakan contoh uptrend, downtrend, dan sideway.

Baca Juga: 19 Kesalahan Investasi Saham

Perlu kamu ketahui bahwa dalam setiap trend tersebut terbagi lagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut.

  • Major trend
  • Secondary trend
  • Minor trend

Major trend ini merupakan trend utama dan juga yang paling besar. Selanjutnya trend yang lebih kecil adalah secondary trend.

Kemudian minor trend adalah trend yang paling kecil yang ada di dalam secondary trend.

Fase dalam Trend

Dalam Dow Theory menjelaskan bahwa dalam setiap trend terdiri dari 3 fase, yaitu sebagai berikut.

  • Fase akumulasi
  • Fase partisipasi publik
  • Fase distribusi

Fase akumulasi adalah suatu fase yang dimana pembelian pada umumnya dilakukan oleh para investor profesional yang mempunyai analisis tajam dan matang.

Pada fase akumulasi ini biasanya pasar dalam kondisi yang bisa dibilang jelek.

Hal tersebut dikarenakan setiap harinya pasar dipenuhi dengan sikap pesimis dan berbagai berita negatif.

Pada kondisi tersebut lah rata – rata investor terutama yang masih pemula hampir tidak ada yang berani untuk memasuki pasar atau melakukan pembelian.

Pada fase ini para pelaku pasar sedang dalam keadaan panic selling yang diikuti dengan rasa takut.

Jika tekanan jual sudah mulai mereda biasanya harga akan mulai pulih atau mulai naik dan mulai muncul berbagai berita positif.

Nah, dalam kondisi tersebutlah biasanya para trend follower dan juga publik mulai berpartisipasi.

Dengan demikian, fase tersebut dinamakan dengan fase partisipasi publik.

Fase partisipasi publik ini akan berlanjut hingga pada fase terakhir, dimana hampir setiap para pelaku pasar dipenuhi dengan rasa rakus atau tamak.

Dalam hal tersebut banyak para pelaku pasar yang merasa menyelas karena membeli dalam jumlah yang sedikit.

Pada fase ini setiap hari nya pasar dipenuhi dengan berbagai berita positif dan berbegai komentar dari para analisis yang penuh dengan rasa percaya diri.

Hal tersebut tentu saja akan mengangkat harga menjadi semakin tinggi. Keadaan tersebut sering juga disebut dengan pembelian over [overbought].

Ketika semua orang sedang dipenuhi dengan euforia, para investor yang profesional mulai mendistribusikan instrumen investasi yang dibelinya ketika di dasar atau ketika harga rendah.

Fase tersebut dinamakan dengan fase distribusi.

Indikator dalam Analisis Teknikal

Technical indikator adalah suatu metode untuk melakukan analisa yang dihasilkan dari perhitungan suatu formula atas berbagai data yang ada sebelumnya dengan tujuan untuk melakukan forecasting pergerakan harga yang akan terjadi di kemudian hari.

Dalam hal ini kamu bisa menggunakan technical indicator untuk beberapa hal seperti.

  • Alat bantu utama dalam melakukan analisis teknikal.
  • Sebagai alat bantu konfirmasi terhadap metode lain, misalnya seperti untuk konfirmasi terhadap sinyal yang diperoleh dengan menggunakan analisis fundamental.
  • Dan lain sebagainya.

Pada umumnya technical indicator ini dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.

Lagging indicator adalah indikator yang mempunyai fungsi untuk mendeteksi suatu trend.

Yang termasuk ke dalam lagging indikator misalnya seperti MA [moving average].

Leading indicators adalah indikator yang mempunyai fungsi untuk membaca suatu momentum pasar, apakah sedang oversold atau overbought.

Yang termasuk ke dalam leading indikator misalnya seperti RSI [relative strength index].

Sebenarnya ada banyak sekali indikator, namun dalam artikel ini hanya akan dibahas beberapa indikator saja, yaitu sebagai berikut.

1. Moving Average [MA]

Moving average atau yang biasa disebut dengan MA adalah indikator yang bisa dibilang paling banyak digunakan.

Hal tersebut dikarenakan indikator moving average [MA] ini sangat mudah untuk digunakan maupun dianalisis.

Indikator ini menampilkan nilai rata – rata data harga pada suatu periode waktu tertentu.

Dalam hal ini data riwayat dari pergerakan harga saham dipakai pada suatu formula dan hasilnya akan ditampilkan sebagai suatu garis pada charts.

Garis tersebut dipakai untuk mendeteksi trend pergerakan harga, yaitu memberikan sinyal mengenai sinyal terjadinya trend baru.

Atau dapat digunakan sebagai konfirmasi bahwa trend yang sedang berlangsung akan reversal.

Indikator moving average juga bisa digunakan sebagai pengganti garis trend konvensional dalam menentukan spport dan resistance.

Pada umumnya indikator ini mempunyai beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

  • SMA [simple moving average].
  • WMA [weighted moving average].
  • EMA [exponential moving average].

2. Relative Strength Index [RSI]

Relative strength index atau yang lebih dikenal dengan indikator RSI merupakan indikator yang pertama kali diperkenalkan oleh J Welles Wilder pada tahun 1978.

Pada umumnya indikator RSI digunakan untuk mengetahui atau membaca momentum pasar, apakah sedang jenuh beli [overbought] atau jenuh jual [oversold].

Indikator RSI ini dapat digunakan sebagai sinyal beli [buy] maupun jual [sell].

RSI berupa osilator mempunyai suatu batasan level tertinggi dan juga terendah yaitu dengan menggunakan skala 0 hingga 100.

Untuk level yang berada di atas 70 sebagai area overbought sedangkan untuk level yang berada di bawah 30 adalah area oversold.

3. Bollinger Bands

Indikator bollinger bands pertama kali diperkenalkan oleh John Bollinger pada tahun 1980 an.

Bollinger bands ini sebetulnya merupakan moving average yang dikembangkan menjadi 2 garis.

Kedua garis tersebut yaitu garis atas yang biasa disebut dengan upper bands dan garis bawah yang biasa disebut dengan lower bands.

Pergerakan dari harga saham yang melewati garis atas menandakan bahwa pasar sedang dalam kondisi overbought atau sinyal bearish.

Sedangkan apabila pergerakan harga saham melewati garis bawah menandakan bahwa pasar sedang dalam keadaan oversold atau bullish.

Indikator ini memperlihatkan batas relatif dari suatu kenaikan atau penurunan harga.

Titik yang penting dalam indikator ini sebenarnya berada pada pergerakan rata – rata harga yang memperlihatkan trend jangka.

Indikator trend tersebut dinamakan dengan middle band, posisinya terletak diantara garis bawah dan garis atas seperti yang ada di dalam gambar di atas.

Garis tengah yang berwarna merah tersebut biasanya memperlihatkan pergerakan harga rata – rata dalam 20 periode.

Garis Support dan Resistance

Dalam analisis teknikal dikenal dengan istilah support dan resistance.

Support adalah suatu level yang dimana menahan harga untuk turun, sehingga terdapat kencenderungan harga akan mengalami kenaikan.

Hal tersebut dikarenakan jumlah pembeli lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penjual.

Atau dengan kata lain jumlah demand atau permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah supply atau penawaran.

Sedangkan, resistance adalah suatu level yang dimana menahan harga untuk naik, sehingga terdapat kecenderungan harga akan mengalami penurunan.

Hal tersebut dikarenakan jumlah penjual lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pembeli

Atau dengan kata lain jumlah supplay atau penawaran lebih besar dibandingkan dengan jumlah demand atau permintaan.

Dalam hal ini apabila garis support jebol atau terlewati, maka kan menjadi titik resistance baru.

Begitu juga sebaliknya, apabila garis resistance jebol atau terlewati, maka akan menjadi titik support baru.

Akhir Kata

Demikianlah sedikit pembahasan tentang analisis teknikal atau technical analysis. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu.

Jika ada kritik, saran, atau pertanyaan silakan sampaikan di kolom komentar. Terima kasih.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề