Apa yang Terjadi jika dalam tubuh terdapat kelebihan glukosa

Apa yang Terjadi jika dalam tubuh terdapat kelebihan glukosa

Ilustrasi gula (Istockphoto)


Di bulan Ramadan ini berbuka dengan minuman yang segar dan manis sangat disukai oleh masyarakat, namun perlu diwaspadai jika tubuh kita terlalu banyak mengkonsumsi gula ada dampak yang ditimbulkan.

Gula sendiri secara katagori masuk dalam tipe karbohidrat simple yang terpecah menjadi fruktosa, glukosa, sukrosa dan disakarida, dimana gula ini selain rasanya manis dan enak dikonsumsi, gula juga menjadi sumber energi, namun jika semua jenis gula tersebut di konsumsi oleh tubuh manusia secara berlebihan maka akan menimbulkan efek secara fisiologis dan juga mempengaruhi penurunan fungsi kerja otak kita.

Chlara Yunita Prabawati  Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (UM Surabaya) menjelaskan terlalu banyak konsumsi gula jenis glukosa seperti yang ditemukan di tipe sumber karbohidrat seperti nasi, tepung, dan roti bisa menimbulkan sindrom ketidakseimbangan metabolisme tubuh.

“Jika hal ini dibiarkan dalam waktu lama akan memicu terjadinya naiknya tekanan darah (hipertensi), resisten insulin yang memicu diabetes mellitus tipe II, lipogenesis, retinopathy, penyakit ginjal dan gangguan inflamasi lainnya,”urai Chlara Senin (11/4/22)

Ia menjelaskan secara fungsi glukosa mempunyai peran yang sangat penting pada otak manusia, karena glukosa akan memenuhi kebutuhan energi neuron di otak melalui postsypnatic dimana ini akan diubah menjadi astrocytas yang menjadi bahan bakar neuron.

Saat proses bahan bakar ini mekanisme yang terjadi di otak adalah merilis hormone dopamine pada sistem limbik yang mempengaruhi kebiasaan makan seserorang dan menstimulasi untuk proses selalu lapar, selain itu otak juga akan memerintahkan tubuh memproduksi hormon serotonin dan endocannabinoids yang meningkatkan storage lemak tubuh dan berujung dengan obesitas, saat obesitas ini terjadi tentu saja akan mempengaruhi fungsi organ tubuh secara kompleks.

Selain itu juga ditemukan tanda tubuh selalu lapar, selalu haus, selalu ingin buag air kecil, berat badan cenderung turun drastic dan kadar gula darah dengan nilai laboratorium diatas 200 md/dl  bisa menjadi indikator bahwa kita terlalu banyak konsumsi glukosa yang mengarah ke Diabetes Mellitus, kadar gula yang baik adalah Gula Darah Sewaktu (GDS) / tanpa puasa adalah < 200 mg/dL dan Gula Darah Puasa (GDP) adalah < 126 mg/dL.

Selanjutnya terlalu banyak konsumsi gula jenis fraktosa biasanya ditemukan di pemanis makanan ringan dan snack. Jenis gula ini jika di konsumsi dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit resisten insulin yang pasti mejadi pemicu diabetes mellitus, tekanan darah terutama diastoliknya, penumpukan lemak jahat, peningkatan fungsi kerja hati dan lipogenesis.

Dari penelitian Wang tahun 2018 di Jerman hal yang menarik terkait konsumsi berlebih fruktosa ini ditemukan bahwa sintesa fruktosa yang berlebih akan mempengaruhi fungsi sintesis fruktosa menjadi zat yang bernama Advanced Glycation End Products (AGE’s), saat AGES’s ini diproduksi maka di otak akan secara otomatis mengirimkan sinyal untuk mengizinkan tubuh melakukan overkonsumsi kalori dengan tanda selalu lapar dan ingin makan.

“Saat hal tersebut terjadi, bagian otak yang mempengaruhi fungsi memori hippocampal juga akan terdampak fungsi kerjanya dan mengalami inflamasi sehingga dapat menimbulkan neurodegenerative disease seperti Alzheimer dan Parkinson, jika hal ini terjadi pada anak-anak akan memicu penurunan kemampuan kognitif, memori dan verbalnya,”jelasnya lagi.

Selain itu dengan mekanisme yang hampir mirip AGE’s juga memicu terjadinya atherosclerosis dan asthma. Dari sini bisa disimpulkan bahwa jenis alergi, meningkatnya tekanan darah, dan penurunan fungsi memori juga menjadi tanda konsumsi fruktosa yang berlebih.

Ia menambahkan terlalu banyak konsumsi gula jenis sukrosa juga ditemukan di pemanis makanan, seperti  kue dan makanan manis yang menyebabkan penurunan fungsi rangka dan otot manusia terutama fungsi gerak dan fleksibilitinya.

Terakhir konsumsi disakarida  juga dapat ditemukan di jenis pemanis buatan pada snack, makanan olahan dan makanan cepat saji), konsumsi ini jika dilakukan secara berlebihan akan menstimulasi proses inflamasi pada tubuh yang menyebabkan berbagai varian Diabetes Mellitus. Hal yang paling menarik adalah saat gula yang berlebih ini dicerna oleh mikroba gut di bagian pencernaan, akan menimbulkan proses anti-inflammatory yang berlebih.

“Jika regulasi mikroba gut ini tidak bekerja akan mempengaruhi peran sistem saraf pusat dan sistem imun, saat seperti ini tubuh akan mempunyai daya tahan yang buruk, selain itu juga karena stimulasi proses inflamasi yang terus terbiasa dengan rasa manis, tubuh juga akan menolak jika konsumsi makanan yang kurang manis, hambar dan cenderung pahit, hal ini akan menyebabkan terjadinya obesitas dan perilaku eating disorder,”imbuh Chlara.

Di akhir keterangannya ia berpesan, meskipun secara kebutuhan nutrisi gula sangat dibutuhkan, namun pengaturan intake dari konsumsi gula jenis apapun perlu dilakukan, konsumsi gula alami yang bisa ditemukan di buah, gandum tinggi serat dan sayuran sangat baik untuk diterima tubuh kita, bahaya konsumsi gula sangat perlu diwaspadai mulai dari anak-anak hingga kaum lanjut usia.

Apa yang Terjadi jika dalam tubuh terdapat kelebihan glukosa
Ilustrasi gula. ©Pixabay

Merdeka.com - Gula adalah karbohidrat dalam bentuk yang paling sederhana, dan banyak dari kita bergantung pada benda manis ini. Tapi, gula tidak sepenuhnya buruk. Kenyataannya, itu adalah sumber energi vital dan penting bagi hidup manusia. Namun berbeda ketika Anda mengonsumsinya berlebihan.

Tidak semua gula sama. Fruktosa yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, serta laktosa dalam makanan kaya susu adalah gula alami yang tidak perlu dikhawatirkan karena mengandung serat dan kalsium.

Lalu ada gula tambahan, yang merupakan gula yang sering temukan dalam makanan olahan. Gula inilah, yang tanpa sadar, sudah terlalu banyak kita konsumsi. Apalagi saat ini banyak orang mengandalkan makanan cepat saji. Karena produk ini umumnya mengandung gula tambahan, membuatnya berkontribusi terhadap sebagian besar asupan kalori harian seseorang.

Selain itu, ketika seseorang mengonsumsi gula berlebihan, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas dan berbagai penyakit kronis lainnya, seperti diabetes.

Berikut kami sampaikan apa saja dampak buruk kelebihan gula yang wajib Anda perhatikan, dilansir dari situs Healthline.

2 dari 4 halaman

Dampak buruk kelebihan gula yang pertama adalah dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Tingkat obesitas yang meningkat disebabkan karena gula tambahan, terutama dari minuman manis. Minuman manis seperti soda, jus, dan teh manis mengandung fruktosa, sejenis gula sederhana.

Mengkonsumsi fruktosa meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk makan, lebih dari glukosa, yang merupakan jenis gula utama yang ditemukan dalam makanan bertepung.

Apa yang Terjadi jika dalam tubuh terdapat kelebihan glukosa

© thesun.co.uk

Selain itu, konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, hormon penting yang mengatur rasa lapar, yang juga membantu memberi tahu tubuh Anda untuk berhenti makan.

Juga, minum banyak minuman manis dikaitkan dengan peningkatan jumlah lemak visceral, sejenis lemak perut bagian dalam yang terkait dengan kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung.

Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Dampak buruk kelebihan gula yang kedua yaitu meningkatkan risiko penyakit jantung. Diet tinggi gula dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit, seperti penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.

Bukti menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat menyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, gula darah dan tingkat tekanan darah. Semua ini adalah faktor risiko penyakit jantung.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula, terutama dari minuman yang dimaniskan dengan gula, telah dikaitkan dengan aterosklerosis, penyakit yang ditandai dengan timbunan lemak yang menyumbat arteri.

Sebabkan Jerawat

Dampak buruk kelebihan gula yang ketiga bisa sebabkan jerawat. Diet tinggi karbohidrat olahan, seperti makanan dan minuman manis, telah dikaitkan dengan risiko terkena jerawat. Makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti permen olahan, meningkatkan gula darah Anda lebih cepat daripada makanan dengan indeks glikemik yang lebih rendah.

Makanan manis dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, sehingga menyebabkan peningkatan sekresi androgen, produksi minyak dan peradangan, yang semuanya berperan dalam perkembangan jerawat.

3 dari 4 halaman

Dampak buruk kelebihan gula keempat yakni dapat tingkatkan risiko kanker. Makan gula dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu. Pertama, diet kaya makanan dan minuman manis dapat menyebabkan obesitas, yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker.

Selain itu, diet tinggi gula meningkatkan peradangan di tubuh Anda dan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang keduanya meningkatkan risiko kanker. Sebuah studi pada lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan secara positif berkaitan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan, kanker pleura dan kanker usus kecil.

Tingkatkan Risiko Depresi

Apa yang Terjadi jika dalam tubuh terdapat kelebihan glukosa

©2013 Merdeka.com/Shutterstock/ollyy

Dampak buruk kelebihan gula yang kelima yaitu dapat tingkatkan risiko depresi. Sementara diet sehat dapat membantu meningkatkan mood Anda, diet tinggi gula tambahan dan makanan olahan justru dapat meningkatkan peluang Anda terkena depresi.

Mengkonsumsi banyak makanan olahan, termasuk produk tinggi gula seperti kue dan minuman manis, telah dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi. Para peneliti percaya bahwa perubahan gula darah, disregulasi neurotransmiter, dan peradangan dapat menjadi alasan bagaimana dampak gula yang merugikan pada kesehatan mental.

Mempercepat Proses Penuaan Kulit

Kerutan adalah tanda alami penuaan. Mereka akan muncul, terlepas dari kondisi kesehatan Anda. Namun, pilihan makanan yang tidak sehat dapat memperburuk kerutan dan mempercepat proses penuaan kulit.

Produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) adalah senyawa yang dibentuk oleh reaksi antara gula dan protein dalam tubuh Anda. Mereka diduga memainkan peran kunci dalam penuaan kulit. Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan dan gula menyebabkan produksi AGEs, sehingga dapat menyebabkan kulit Anda menua sebelum waktunya.

AGEs merusak kolagen dan elastin, yaitu protein yang membantu meregangkan kulit dan menjaga penampilan awet muda. Ketika kolagen dan elastin rusak, kulit kehilangan kekencangannya dan mulai kendur.

4 dari 4 halaman

Telomer adalah struktur yang ditemukan di ujung kromosom, yang merupakan molekul yang menyimpan sebagian atau seluruh informasi genetik Anda. Telomer bertindak sebagai tutup pelindung, yang mencegah kromosom memburuk atau menyatu bersama.

Seiring bertambahnya usia, telomer memendek secara alami, yang menyebabkan sel menua dan tidak berfungsi. Meskipun pemendekan telomer adalah bagian normal dari penuaan, pilihan gaya hidup yang tidak sehat dapat mempercepat prosesnya.

Mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi telah terbukti mempercepat pemendekan telomer, yang meningkatkan penuaan sel.

Menguras Energi

Dampak buruk kelebihan gula yang berikutnya adalah dapat membuat energi terkuras. Makanan tinggi gula tambahan dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, yang mengarah pada peningkatan energi. Namun, kenaikan tingkat energi ini hanya sebentar.

Produk yang sarat dengan gula namun kurang protein, serat atau lemak menyebabkan peningkatan energi singkat yang dengan cepat diikuti oleh penurunan gula darah yang tajam.

Memiliki perubahan gula darah yang konstan dapat menyebabkan fluktuasi besar dalam tingkat energi. Untuk menghindari siklus yang menguras energi ini, pilih sumber karbohidrat yang rendah gula tambahan dan kaya serat.

Menyebabkan Hati Berlemak

Asupan fruktosa yang tinggi secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko perlemakan hati. Tidak seperti glukosa dan jenis gula lainnya, yang diambil oleh banyak sel di seluruh tubuh, fruktosa hampir secara eksklusif dipecah oleh hati.

Di hati, fruktosa diubah menjadi energi atau disimpan sebagai glikogen. Namun, hati hanya dapat menyimpan banyak glikogen sebelum jumlah yang berlebih diubah menjadi lemak.

Sejumlah besar gula tambahan dalam bentuk fruktosa membebani hati, dan menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak berlebihan di organ hati. [ank]

Baca juga:
Dampak Buruk Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Berlebihan, Percepat Proses Penuaan
Fungsi Glukosa Bagi Tubuh dan Kaitannya dengan Diabetes