Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?

Pada artikel biologi kelas XI ini, akan dibahas hubungan antara ovulasi dan menstruasi, serta 4 fase yang akan terjadi ketika seorang perempuan mengalami menstruasi.

--

Squad, untuk kamu yang perempuan, apa kamu sudah pernah merasakan menstruasi ? Pada umurmu yang sudah menginjak remaja, menstruasi merupakan hal yang lazim dialami oleh setiap perempuan. Biasanya menjelang menstruasi, ada gejala yang disebut dengan Pre-Menstruation Syndrome (PMS). Hayo, siapa yang merasa sebal kalau sedang terserang PMS? Eh, tapi sebelum kamu berpikir yang aneh-aneh tentang menstruasi, kita kenalan lebih lanjut, yuk! Menstruasi itu berkaitan dengan ovulasi (proses yang terjadi dalam siklus menstruasi perempuan), lho. Yuk, simak informasinya di artikel ini! 

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?
Siapa yang suka sakit perut kalau sedang PMS? (Sumber: klikdokter.com)

Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dari uterus (rahim) yang disertai pelepasan endometrium (lapisan terdalam rahim). Menstruasi terjadi jika ovum (sel telur) tidak dibuahi oleh sperma. Nah, oleh karena itu, perempuan yang sedang hamil tidak mengalami menstruasi, karena ovumnya sudah dibuahi oleh sperma. 

Sementara itu, ovulasi adalah peristiwa pelepasan ovum berupa oosit sekunder (sel yang berukuran besar) dari ovarium (indung telur). Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (1/2 n) menstruasi. Untuk periode/siklus (n)= 28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Ovulasi berkaitan dengan adanya interaksi antara hipotalamus dan ovarium. Interaksi tersebut akan menghasilkan 4 fase menstruasi, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi dan fase pasca-ovulasi.

Empat Fase Menstruasi 

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?
(Sumber: tribunnews.com)

Fase Menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum (massa jaringan kuning di dlama ovarium) akan menghentikan produksi hormon yang bernama estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Setelah ovum lepas, endometrium menjadi sobek dan meluruh, sehingga dindingnya juga menjadi menipis. Karena dinding endometrium banyak mengandung pembuluh darah, maka terjadilah pendarahan pada fase menstruasi. Pada umumnya, proses pendarahan ini berlangsung selama 5 hari dengan rata-rata pengeluaran volume darah sebanyak 50ml.

Fase Pra-Ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nukleus) mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis mengeluarkan (follicle stimulating hormone) FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graff dengan ovum di dalamnya.

Baca Juga: Kembali ke Masa Kecil: Mengenal Air Susu Ibu

Selama pertumbuhannya, folikel juga melepas hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan kembali sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium. Proses pembentukan kembali tersebut disebut dengan proliferasi. Tahukah kamu, peningkatan estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir tersebut berfungsi untuk menetralkan sifat asam basa serviks agar lebih menyesuaikan lingkungan hidup sperma yang ideal.

Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan terjadinya hambatan terhadap pelepasan lanjutan FSH dari hipofisis. Turunnya konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan (luteinizing hormone) LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff. Kondisi tersebut disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff dan siap dibuahi oleh sperma. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14. Jangan sampai lupa ya, Squad! 

Fase Pasca-Ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graff yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum dan tetap memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meskipun korpus luteum memproduksi estrogen, tetapi estrogen yang diproduksi tidak sebanyak yang diproduksi oleh folikel de Graff.  

Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi tersebut berguna untuk menyiapkan implantasi zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menua berubah menjadi korpus albikan sehingga tidak menghasilkan hormon lagi. Korpus albikan ini memiliki kemampuan produksi hormon estrogen dan progesteron yang rendah, oleh karena itu konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun.

Ternyata proses menstruasi dan ovulasi ini tidak sesederhana yang dipikirkan selama ini, ya! Meskipun tidak sederhana, tapi jangan lupa untuk terus kamu ingat supaya semakin paham. Siapa tahu bisa mengurangi rasa kesal dan sifat emosionalmu ketika sedang PMS. Jika kamu mau belajar lebih lanjut mengenai materi ini Yuk, latihan soal bersama ruanguji! Kamu bisa ikutan try out online untuk tingkat UAS, UN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri PTN. Kuy, coba sekarang! 

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?

Referensi:

Irnaningtyas & Istiadi, Yossi. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 

Sumber Foto:

Foto 'Siapa yang Suka Sakit Perut Kalau Lagi PMS?' [daring], Tautan: https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2700663/haid-berkepanjangan-waspada-penyakit-kandungan

Foto 'Empat Fase Menstruasi' [daring], Tautan: https://jabar.tribunnews.com/2015/10/07/jangan-asal-asalan-begini-cara-menghitung-masa-subur-wanita

Artikel ini diperbarui pada 6 Januari 2021.

Menstruasi atau haid adalah hal yang umum terjadi pada wanita. Lama siklus menstruasi umumnya terjadi pada selang waktu 21-35 hari. Waktu tersebut bisa menjadi lebih cepat atau lebih lambat, namun rata-rata terjadi pada selang 28 hari.  

Banyak hal yang terjadi pada siklus menstruasi. Meskipun demikian, tidak banyak wanita yang memahami bahwa terdapat beberapa fase didalamnya. Oleh karena itu, berikut akan dirangkum 4 fase menstruasi yang perlu Anda ketahui.

Siklus Menstruasi yang Harus Dipahami

1. Siklus Menstruasi

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?

Menstruasi merupakan fase pertama yang terjadi selama 3-7 hari. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dihasilkan oleh ovarium pada siklus berikutnya tidak dibuahi oleh sel sperma. Pada fase ini hormon testosteron dan progesteron mengalami penurunan. Kemudian dinding rahim yang telah menebal akan meluruh menjadi darah menstruasi. Pada fase ini wanita akan mengalami beberapa gejala umum seperti :

  • Terjadi kram di perut
  • Perut terasa kembung
  • Sakit kepala
  • Sakit di bagian pinggang
  • Suasana hati yang mudah berubah
  • Mudah marah
  • Terasa kencang dan nyeri dibagian payudara
  • Badan terasa lemas dan lelah 

2. Fase Pra-Ovulasi

Fase ini merupakan fase kedua dari siklus menstruasi yang dimulai dari hari pertama menstruasi. Pada fase ini terjadi peningkatan hormon FSH dan hormon estrogen. Hormon FSH akan merangsang ovarium indung telur untuk memproduksi folikel yang mengandung sel telur. 

Sedangkan hormon estrogen menyebabkan terjadinya penebalan dinding rahim untuk menyambut bakal sel telur yang akan dibuahi oleh sel sperma. Fase pra-ovulasi umumnya terjadi pada hari ke 11-27, tergantung dari siklus bulanan nya. Akan tetapi, pada umumnya wanita akan mengalaminya pada hari ke 16.

3. Fase Ovulasi

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?

Fase ovulasi merupakan fase di mana folikel yang diproduksi oleh ovarium melepaskan salah satu sel telur yang matang. Sel telur yang dilepaskan kemudian bergerak ke tuba falopi lalu menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Sel telur hanya memiliki waktu 24 jam untuk dibuahi oleh sperma. Apabila dalam waktu 24 jam tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan mati. Sebaliknya jika terjadi pembuahan, maka wanita akan mengalami kehamilan.

Umumnya fase ovulasi ini ditandai dengan terjadinya keputihan pada wanita berupa keluarnya cairan seperti putih telur yang kental dan lengket. Fase ini dapat terjadi pada pertengahan siklus menstruasi, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih setelah terjadinya menstruasi.

4. Fase Pra-Menstruasi

Apa yang terjadi pada fase ovulasi dalam siklus menstruasi?

Fase ini adalah fase terakhir pada siklus menstruasi yang mana terjadi pada hari ke 11-17. Pada fase ini terjadi penebalan dinding rahim. Hal ini dikarenakan sebelumnya folikel yang telah melepas sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum ini pada akhirnya melepaskan hormon progesteron dan estrogen untuk menebalkan dinding rahim. Apabila wanita positif hamil pada fase ini, maka akan dihasilkan hormon hCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hormon ini berperan untuk menjaga dinding rahim agar tetap tebal.

Akan tetapi apabila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan menyusut terserap oleh rahim. Selanjutnya, hormon progesteron dan estrogen juga akan menurun. Hal ini mengakibatkan dinding rahim akhirnya meluruh. Selain itu, juga akan muncul beberapa gejala umum seperti :

  • Muncul jerawat 
  • Perut terasa kembung
  • Sakit kepala
  • Berat badan yang bertambah
  • Susana hati mudah berubah dan mudah marah
  • Nyeri dan terjadi pembengkakan pada payudara

Setidaknya, itulah 4 fase yang terjadi pada siklus menstruasi. Dengan mengetahui hal tersebut, wanita dapat memprediksi kapan waktu terjadi menstruasi berikutnya. Selain itu, bagi Anda yang  sudah menikah, pemahaman tersebut dapat membantu Anda mengetahui waktu subur yang tepat untuk merencanakan kehamilan.