Apabila banyak berlebih-lebihan suka itulah tanda hampirkan duka

Salam Dotcom !!!

Apabila banyak berlebih-lebihan suka itulah tanda hampirkan duka

Semoga para pencari ilmu yang dicintai oleh Rabb-Nya.. amin ya rabbal 'alamin. pada kali ini kita akan membahas lanjutan dari Arti dan Maksud Gurindam 12 Raja Ali Haji Bernilai Dan Nuansa Keislaman pada pembahasan sebelumnya. 

semoga bisa menambah ilmu pengetahuan kita tentang budaya Indonesia yang luhur. langsung aja mas broooo .. kite mulai encik-encik dan puan puan

Sirih berlipat sirih pinang
Sirih dari pulau mutiara
Pemanis kata Selamat Datang
Awal bismillah pembuka baca

Pasal Ketujuh (7) 

Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh “ berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri” 


Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berkata-kata Di situlah jalan masuk dusta Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
Itulah landa hampirkan duka.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka Itu tanda hampirkan duka Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan.

Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila kita kurang siasat Itulah tanda pekerjaan hendak sesat Setiap pekerjaan harus ada persiapannya.

Apabila anak tidak dilatih,


Jika besar bapanya letih.
Apabila anak tidak dilatih Jika besar bapanya letih Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua.

Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang.
Apabila banyak mencacat orang Itulah tanda dirinya kurang Jangan suka menghina orang lain 

Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.
Apabila orang yang banyak tidur Sia-sia sajalah umur Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya 

Apabila mendengar akan khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila mendengar akan kabar Menerimanya itu hendaklah sabar Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada

Apabila menengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila mendengar akan aduan Membicarakannya itu hendaklah cemburuan Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain 

Apabila perkataan yang lemah-lembut,
Lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang lemah lembut Lekaslah segala orang mengikut Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar 

Apabila perkataan yang amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila perkataan yang amat kasar Lekaslah orang sekalian gusar Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah

Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat honar.
Apabila pekerjaan yang amat benar Tidak boleh orang berbuat onar Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan). 

Pasal Kedelapan (8) 
Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan “ berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang ” 

Barang siapa khianat akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya.
Barang siapa khianat akan dirinya Apalagi kepada lainnya Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya 

Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya.
Kepada dirinya ia aniaya Orang itu jangan engkau percaya jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain 

Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya.
Lidah suka membenarkan dirinya Daripada yang lain dapat kesalahannya Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar 

Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar dan pada orang datangnya khabar.
Daripada memuji diri hendaklah sabar Biar daripada orang datangnya kabar Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain

Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Orang yang suka menampakkan jasa Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat 

Kejahatan diri sembunyikan,
Kebaikan diri diamkan.
Kejahatan diri disembunyikan Kebajikan diri diamkan Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat

Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.
Ke’aiban orang jangan dibuka Ke’aiban diri hendaklah sangka Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar

Pasal ke Sembilan (9) 
Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan “ berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya ” 

Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaituiah syaitan.

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan Bukannya manusia yaitulah syaitan Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia Kejahatan seorang perempuan tua Itulah iblis punya penggawa.

Kejahatan seorang perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa.

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan Bukannya manusia yaitulah syaitan Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia Kejahatan seorang perempuan tua Itulah iblis punya penggawa Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan 

Kepada segaia hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja.
Kepada segala hamba-hamba raja Di situlah syaitan tempatnya manja Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja 

Kebanyakan orang yang muda-muda,
Di situlah syaitan tempat bergoda.
Kebanyakan orang yang muda-muda Di situlah syaitan tempat bergoda Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan 

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan Di situlah syaitan punya jamuan Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada untuk menggangu iman orang tersebut 

Adapun orang tua yang hemat,
Syaitan tak suka membuat sahabat

Adapun orang tua yang hemat Syaitan tak suka membuat sahabat Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut 


Jika orang muda kuat berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru.
Jika orang muda kuat berguru Dengan syaitan jadi berseteru orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.  

Pasal ke Sepuluh (10) 
Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh “ berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya ” 

Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka.
Dengan bapak jangan durhaka Supaya Allah tidak murka Jangan durharka terhadap bapa 

Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat.

Dengan ibu hendaklah hormat Supaya badan dapat selamat Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya 

Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan anak janganlah lalai Supaya boleh naik ke tengah balai Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan 

Dengan kawan hendaklah adil,

Supaya tangannya jadi kapil.
Dengan kawan hendaklah adil Supaya tangannya jadi kapil Bersikap adilah sesama teman 

Pasal ke-11 (sebelas)
Gurindam 12 Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama “Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa” 

Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.

Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim). Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas


Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.
“Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela” Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR. Bukhari) 

Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.

Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu” (HR. Turmudzi)

Hendak marah,
Dahulukan hujjah.

Hendak marah dahulukan hajat Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud) Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia. 

Hendak dimalui,
Jangan memalui.

Bait yang kelima Hendak dimulai jangan melalui Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai 

Hendak ramai,
Murahkan perangai.

Hendak ramai, muliakan perangai Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud) 


“ berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat ” Hendaklah berjasa Kepada yang sebangsa Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa Hendak jadi kepala Buang perangai yang cela Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela Hendaklah memegang amanat Buanglah khianat Semoga bermanfaat,

Pasal ke Duabelas (12) 
Gurindam 12 Raja mufakat dengan menteri Seperti kebun berpagarkan duri 

Raja mufakat dengan menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri.
Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama Betul hati kepada raja Tanda jadi sebarang kerja

Betul hati kepada raja,
Tanda jadi sebarang kerja.
Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya Hukum adil atas rakyat Tanda raja beroleh inayat 

Hukum ‘adil atas rakyat,
Tanda raja beroleh ‘inayat.
Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia Kasihkan orang yang berilmu Tanda rahmat atas dirimu 

Kasihkan orang yang berilmu,
Tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai.
Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain Hormat akan orang yang pandai Tanda mengenal kasa dan cindai Hormatilah setiap manusia Ingatkan dirinya mati Itulah asal berbuat bakti 

Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti.
Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah Akhirat itu terlalu nyata Kepada hati yang tidak buta 

Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta.
Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.

nah.. begitu lah sedikit penjelasan gurindam 12
terimakasih atas meluangkan waktunya keblog kami, sampai jumpa diartikel selanjutnya !!??