Apakah dosa zina mata bisa diampuni

BANTENRAYA.COM - Meskipun telah bertobat, pezina dengan ciri tertentu tidak akan diampungi oleh Allah SWT.

Syekh Ali Jaber mengatakan, zina merupakan salah satu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

Syekh Ali Jaber juga mengungkapkan terdapat satu orang yang tidak akan pernah diampuni dosanya karena perbuatan zina.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 Februari 2022: Keluarga Aldebaran Kembali Utuh, Angga dan Michi Sedih karena...

Rasulullah SAW bersabda, semua orang diselamatkan oleh Allah SWT, diberikan afiyat dari perilaku maksiat dan dosa, kalau ada tanda keseriusan bertaubat pasti akan diampuni oleh Allah SWT dan dikembalikan ke jalan yang benar.

“Allah mengampuni dosa setiap hambanya, apapun dosa itu, dosa zina, dosa riba, dosa syirik, semua apapun perilakunya,” tutur Syekh Ali Jaber.

Dikutup Bantenraya.com dari YouTube Muslim - Saluran Dakwah dengan judul Pezina Yang Seperti Ini Bisa Tidak Diterima Taubatnya Ceramah Syekh Ali Jaber yang diunggah pada 20 Desember 2020 menjelaskan hal itu.

Baca Juga: Link Live Streaming Atletico Madrid vs Manchester United, Laga Big Match Babak 16 Besar Liga Champions 

Kata Syekh Ali Jaber, Allah SWT dalam Alquran melarang zina dan berfirman untuk jangan mendekati zina.

"Proses mendekati zina ada 5, mulai dari pandangan, senyum, mengobrol, janjian, bertemu. Ketika lemah iman, syahwat menguasai maka bisa terjadi zina," kata Syekh Ali Jaber.

Terkini

JAKARTA, celebrities.id - Zina merupakan salah satu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Bahkan, zina termasuk golongan dosa yang sangat besar.

Dalam Alquran terdapat perintah untuk tidak mendekati zina. Karena dampak yang ditimbulkannya sangat besar.

Lalu benarkah dosa zina tidak diampuni selama 40 tahun oleh Allah SWT? Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwasannya dosa zina agak sulit diampuni oleh Allah SWT. 

"Zina adalah dosa besar dan kehinaan. Zina adalah hina di diri dan keluarga, semua dosa bisa dengan mudah dihapus kecuali zina," kata Buya Yahya dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Sabtu (21/5/2022).

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan terkait dosa tidak diampuni selama 40 tahun. Buya dengan tegas mengatakan bahwa itu berita bohong.

“Tidak benar apabila orang berzina tidak diampuni dosanya selama 40 tahun karena itu adalah berita bohong," ucap Buya.

Buya Yahya mengungkapkan apabila seseorang bersungguh-sungguh mau bertaubat, Allah tetap akan mengampuni dosa-dosanya.

"Kalau dia setelah berzina langsung bertaubat kepada Allah, menyesal dan menangis karena perbuatannya, tetap bisa diampuni Allah," kata Buya Yahya.

Buya kemudian menjelaskan, yang dimaksud dari dosa zina yang tidak diampuni oleh Allah. 

"Yang jadi masalah adalah bohong tobatnya, sudah taubat tapi masih menyimpan ingatan dan masih mendekati zina. Maka orang seperti ini tidak akan diampuni oleh Allah," ujar Buya.

Editor : Hadits Abdillah

APAKAH PERBUATAN ZINA DIAMPUNI?

Pertanyaan.
Saya seorang pelajar SMA, dan sekarang telah duduk di kelas 3. Saya telah berbuat zina dengan pacar. Apakah dosa zina tak dapat diampuni? (I di L)

Jawaban.
Ananda I di L, dosa zina termasuk dosa yang dapat diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, berdasarkan firman-Nya dalam Surat an-Nisaa’/4 ayat 48 dan 116:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya….

Berkaitan dengan penjelasan ayat di atas, Syaikh Abdur-Rahmân bin Nashir as-Sa’di dalam tafsirnya (1/426) berkata: “(Dalam ayat ini) Allah mengkabarkan kepada kita, orang yang berbuat syirik kepada-Nya (menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain dari makhluknya dalam beribadah) tidak akan diampuni oleh-Nya[1]. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa lainnya selain syirik, baik itu dosa besar ataupun dosa kecil. Itupun, bila Allah menghendakinya”[2].

Penjelasan di atas pun berlaku, jika si pelaku dosa (maksiat) tersebut tidak istihlâl (yakni, selama ia tidak menganggap perbuatan yang haram tersebut boleh atau halal dilakukan). Karena, orang yang melakukan perbuatan yang haram (maksiat) dengan berkeyakinan bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang boleh dan halal dilakukan, maka orang ini kafir berdasarkan kesepakatan para ulama.

Dalam masalah yang Ananda hadapi, kami yakin Ananda bukan termasuk orang yang menganggap dan berkeyakinan bahwa perbuatan zina merupakan perbuatan yang halal atau boleh dilakukan. Namun, perlu diketahui, syarat agar dosa zina tersebut diampuni oleh Allah, Ananda harus segera bertaubat dan berdoa memohon ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita semua untuk bertaubat kepada-Nya. Allah berfirman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…. [at-Tahrîm/66 ayat 8]

Allah juga berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

… dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [An Nûr/24 ayat 31].

Allah sangat gembira dengan taubat seorang hamba-Nya, bahkan kegembiraan Allah terhadap taubat seorang hamba-Nya melebihi kegembiraan orang yang menjumpai barang-barangnya kembali yang telah hilang lenyap darinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحاً بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا .

Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat salah seorang dari kalian, melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap barang-barangnya yang hilang ketika ia mendapatkannya kembali.[HR Muslim, 4/2102 no. 2675, dan lain-lain]

Perlu Ananda juga ketahui, seseorang yang benar-benar bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa yang pernah ia lakukan, maka ia akan bersih kembali bagaikan orang yang tidak pernah berdosa. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ .

Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, bagaikan orang yang tidak pernah berdosa. [Shahîhul- Jami’, 3008].

Sehingga, agar dosa Ananda diampuni Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ananda harus benar-benar bertaubat dengan taubat nashûha (taubat yang semurni-murninya). Taubat itu dinyatakan benar oleh para ulama, jika terpenuhi syarat-syaratnya.

  1. Harus ikhlash kepada Allah, karena taubat merupakan salah satu bentuk ibadah.
  2. Harus merasa sedih dan menyesali perbuatan dosa (maksiat) yang pernah dilakukannya.
  3. Harus benar-benar meninggalkan kemaksiatan (perbuatan dosa) tersebut dengan segera.
  4. Harus bertekad secara penuh dari dalam hatinya berniat tidak akan pernah lagi mengulanginya kembali.
  5. Taubat tersebut dilakukan sebelum waktu taubat ditutup oleh Allah, yaitu sebelum orang tersebut sekarat dan di saat ia menghembuskan nafas-nafas terakhirnya, dan sebelum matahari terbit dari sebelah barat).

Kemudian, di antara upaya agar senantiasa istiqamah (konsisten) dengan taubat, hendaklah Ananda selalu ingat bahwa perbuatan zina termasuk dosa besar (kabaair dzunuub) yang menjijikkan dan sangat buruk akibatnya. Allah berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. [al-Isrâ`/17 ayat 32].

Ananda juga harus meninggalkan sesuatu yang kini sudah sangat popular dan biasa terjadi, dan merupakan hal yang lumrah di kalangan para remaja yang jauh dari tuntunan dan bimbingan agama yang benar, yang biasa dikenal dengan istilah “pacaran”. Karena, dari ayat di atas, Ananda dapat memahami bahwa berpacaran termasuk salah satu perbuatan yang haram dan merupakan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Pacaran merupakan sarana akan mengantarkan pelakunya kepada perbuatan zina.

Perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:

((…أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثُهُمَا الشَيْطَانَ…)).

Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, melainkan yang ketiga dari mereka adalah setan…. [HR at-Tirmidzi (4/465 no. 2165). Lihat ash-Shahîhah, 1/792 no. 430]

Dari kedua hadits di atas, dapat Ananda pahami, berpacaran itu hukumnya haram dalam Islam. Karena tidaklah dua insan yang berlainan jenis kelamin dan bukan mahram[3] berdua-duaan, melainkan dapat dipastikan yang ketiga dari mereka ialah setan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Sedangkan, setan merupakan musuh yang amat nyata bagi manusia. Ia tidak akan meninggalkan manusia selamat begitu saja dari perbuatan dosa. Na’ûdzu billâh.

Cobalah Ananda renungkan, perhatikan dan pahami komentar Imam Ahmad tentang zina: “Saya tidak tahu dosa yang paling besar setelah membunuh melainkan zina.

Ananda renungkanlah baik-baik! Segeralah bertaubat kepada Allah, terlebih lagi umur Ananda masih sangat belia. Janganlah Ananda isi masa muda dengan kemaksiatan dan perbuatan dosa. Isilah lembaran-lembaran putih masa muda dengan memperbanyak ibadah dan ketaatan kepada Allah, menuntut ilmu agama yang bermanfaat, dan berusaha untuk berprestasi di sekolah.

Ingatlah selalu, kita tidak mengetahui kapan kita akan mati, di mana kita akan mati, dan dalam keadaan bagaimana kita mati. Ingatlah, kehidupan di dunia hanyalah sebentar dan sementara. Kehidupan di dunia bukan untuk bersenang-senang dan berfoya-foya. Kesempatan hidup di dunia hanya sekali saja. Oleh karena itu, gunakanlah kesempatan ini untuk mencari bekal dalam menghadap Allah kelak, dengan beribadah secara baik sesuai dengan tuntunan syariat-Nya dan ajaran Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kehidupan yang hakiki dan abadi hanyalah di akhirat kelak.

Semoga Ananda dimudahkan oleh Allah dalam melakukan hal-hal yang diridhai-Nya. Amin. (Ustadz Abu Abdillah Arief Budiman Lc).

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Maksudnya, selama pelaku perbuatan syirik itu belum atau tidak bertaubat hingga ia meninggal dunia. Adapun jika ia bertaubat dari syirik sebelum meninggal dunia, maka Allah pun akan mengampuni dosanya. Lihat Tafsir as-Sa’di, 1/426.
[2] Tafsir as-Sa’di, 1/425-426.
[3] Muhrim dalam ungkapan masyarakat. Akan tetapi yang benar adalah mahram. sebab, muhrim artinya orang yang sedang dalam kondisi ihram

  1. Home
  2. /
  3. Ahkam : Perzinahan
  4. /
  5. Apakah Perbuatan Zina Diampuni?

Bagaimana Menghilangkan dosa zina mata?

Amalan-Amalan untuk Menghapus Dosa Zina.
Memperbanyak membaca Al-Qur'an. Amalan untuk menghapus dosa zina yang pertama adalah memperbanyak membaca Al-Qur'an. ... .
Merbanyak zikir dan istigfar. Amalan untuk menghapus dosa zina berikutnya adalah memperbanyak zikir dan istighfar pada Allah SWT. ... .
Shalat taubat. ... .
Berpuasa..

Apakah zina mata tidak diterima 40 hari?

Apabila ada seseorang yang melakukan zina, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari. Sedangkan dalam waktu 40 hari itu ia melakukan suatu kebaikan.

Apakah zina itu bisa diampuni?

"Kalau dia setelah berzina langsung bertaubat kepada Allah, menyesal dan menangis karena perbuatannya, tetap bisa diampuni Allah," kata Buya Yahya. Buya kemudian menjelaskan, yang dimaksud dari dosa zina yang tidak diampuni oleh Allah.

Apakah zina mata termasuk dosa besar?

TINGKATAN DOSA ZINA Semua perbuatan zina adalah dosa besar, namun dosanya berbeda-beda tingkatan sesuai dengan keadaannya. Zina dengan mahram atau dengan wanita yang sudah bersuami lebih besar dosanya daripada dengan wanita yang bukan mahram atau yang belum bersuami.