Apakah harga emas selalu naik

Jakarta: Logam mulia emas menjadi investasi paling diminati "sejuta umat". Investasi emas dianggap menjadi yang paling aman, bagi mereka yang tidak ingin mengambil risiko.

  Melansir laman Sikapiuangmu OJK, Selasa, 25 Oktober 2022, hal ini menjadi alasan banyak masyarakat yang senang menyimpan emas untuk investasi di kemudian hari, dibandingkan untuk terjun langsung ke investasi saham ataupun obligasi.

  Selain itu, pergerakan harga emas sangat dinamis. Faktanya, harga emas selalu naik. Sebagai contoh, harga emas di Indonesia pada 2015 hanya dibanderol Rp490 ribu sampai Rp530 ribu per gram.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Namun, beberapa bulan belakangan harga emas mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, saat ini harga emas sudah di angka Rp900 ribu-an per gramnya.

  Lalu, apa penyebab harga emas naik turun sedemikian rupa? Cek lima faktornya yuk.

Ketidakpastian global

Berbagai situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Ingatkah kamu dengan kerusuhan yang terjadi pada 1998 dengan tujuan menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto? Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Karena itulah saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.

  Yang belakangan ini terjadi kita dihadapkan dengan berita kenaikan harga emas, seperti situasi perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, hingga konflik Rusia dan Ukraina. Situasi ini menggenjot investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas.

  Tidak heran kalau harga emas naik karena memang peminatnya sedang banyak-banyaknya. Namun, kala situasi mulai adem safe haven seperti emas akan kekurangan peminat. Risk appetite investor datang lagi dan perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai. Harga emas bisa jadi akan turun nantinya. Bahkan menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho, emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Penawaran dan permintaan emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.

  Menariknya, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Tahukah kamu, produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas. Ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia. Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.

Kebijakan moneter

Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.

  Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Sebab dolar jadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya.

Inflasi

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin mahal pula harga emas. Hal ini karena masyarakat enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.

Nilai tukar dolar AS

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.

Emas (Foto: Tagar/Pixabay/Peggy und Marco)

Jakarta - Sudah menjadi hal yang umum, emas merupakan jenis logam mulia yang paling diminati oleh masyarakat baik untuk investasi maupun digunakan sehari-hari sebgai perhiasan. 

Konon, emas merupakan bebatuan yang bukan berasal dari bumi. Terlepas dari bagaiman kebenaran isu tersebut, emas menjadi salah satu bentuk investasi yang disukai banyak orang daripada investasi dollar.

Investasi emas dianggap aman atau risk free bagi orang awam yang ingin berinvestasi tetapi tidak mau mengambil resiko. Apakah investasi emas memang selalu menguntungkan?

Perubahan harga emas memang tidak pernah stabil, yang jelas kenaikan harga emas lebih sering terjadi.

Berikut ini faktor yang memperngaruhi meningkatnya harga emas.

Peminatnya Semakin Banyak

Alasan meningkatnya harga emas juga dapat disebabkan oleh faktor permintaan yang semakin bertambah. Dalam hukum ekonomi, jika permintaan naik, maka nilai barang pun akan naik. Hal ini berlaku pula pada emas sehingga membuat harganya makin melejit.

Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat

Harga emas di Indonesia mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat ke dalam mata uang rupiah. Ini membuat harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. 

Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.

Inflasi

Inflasi menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik hingga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. 

Ini disebabkan masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi.

Kondisi Global Perang dagang Amerika Serikat vs China

Kenaikan harga emas yang diakibatkan oleh situasi perang dagang Amerika Serikat dan China. Situasi ini menggenjot investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas.

Bahkan menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho, bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini. Ada 3 alasan emas dipilih ketika ekonomi tidak stabil. 

Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi. Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas.

Pasokan Emas Tidak Bertambah

Meski permintaan terus bertambah, pasokan emas dari waktu ke waktu terbilang stabil atau tidak mengalami peningkatan signifikan. Sementara itu, jumlah permintaan emas makin banyak. Inilah salah satu alasan meningkatnya harga emas dari waktu ke waktu.[]

(Egy Setya Ramahdan)

Baca Juga:

  • Mau Cuan di Usia Muda, Begini Cara Memilih Investasi Emas
  • Tergiur Investasi Emas? Kenali Dulu Ragam Produknya
  • Tips Cerdas AgarTerhindar dari Investasi Emas Bodong
  • Hari ini! Harga Emas Batangan Antam Naik Rp 1.000

Apakah harga emas naik tiap tahun?

Kenaikan terjadi setiap tahunnya, mengikuti kondisi perekonomian global dan domestik. Berdasarkan data jual-beli emas, investasi emas cenderung mengalami kenaikan 5 hingga 20 persen setiap tahunnya. Karenanya, emas cocok dijadikan investasi jangka panjang karena tergolong jenis investasi berisiko rendah.

Pada saat kapan harga emas naik?

Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Makanya saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.

Harga emas naik karena apa?

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.

Kapan saat yang tepat untuk membeli emas?

Dikatakan, harga emas cenderung melandai di awal Januari dan beranjak naik pada Februari. Sehingga waktu yang paling tepat untuk membeli dan memulai investasi emas ialah bulan Januari. Lebih lanjut, untuk waktu tepat menjual emas ialah bulan Juli hingga September.