Apakah kantung empedu diangkat itu berbahaya

Jakarta - Untuk mencegah komplikasi akibat masalah batu empedu, pengangkatan kandung empedu merupakan salah satu prosedur yang paling umum dilakukan. Namun sebelum melakukan operasi, sebaiknya ketahui dulu hal-hal yang bisa terjadi pada tubuh setelah tak lagi memiliki kandung empedu.

Dokter spesialis bedah digestif dari RSU Bunda Jakarta Arief Setiawan menjelaskan, tanpa kandung empedu seseorang memang tetap dapat bertahan hidup. Namun mereka akan lebih rentan mengalami masalah kesehatan tertentu, terutama yang berhubungan dengan pencernaan.

"Walau pun tidak ada lagi kandung empedu, hati tetap akan memproduksi empedu. Namun karena tidak ada tempat menyimpan cairan, empedu perlahan-lahan akan menetes langsung ke dalam usus halus," kata Arief di Jakarta, baru-baru ini.

Konsekuesinnya, lanjut Arief, usus tidak mampu mencerna lemak sekaligus dalam jumlah banyak, karena lemak menjadi sulit dicerna. Hal ini bisa menyebabkan diare, mual dan gangguan pencernaan.

Selain gangguan pencernaan, seseorang tanpa kandung empedu juga berisiko lebih besar terkena masalah perlemakan hati, kekurangan asam lemak esensial dan nutrisi yang larut dalam lemak.

"Pencegahan batu empedu bisa dilakukan dengan menjaga berat badan tetap normal. Bila melakukan diet, sebaiknya turunkan berat badan secara bertahap. Karena pada orang-orang yang berhasil menurunkan berat badan secara ekstrim, tetapi kemudian berat badannya naik lagi, peluang terkena batu empedu menjadi meningkat," kata dokter spesialis penyakit dalam dari RSU Bunda Jakarta, Erik Rohmando Purba.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

KOMPAS.com - Penyakit kantung empedu adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai kondisi yang memengaruhi kantung empedu.

Kantung empedu adalah kantung kecil berbentuk seperti buah pir yang terletak di bawah organ hati.

Dilansir dari WebMD, fungsi utama kantung empedu adalah untuk menyimpan cairan empedu yang diproduksi oleh hati dan meneruskannya melalui saluran yang bermuara di usus kecil.

Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Batu Empedu

Cairan empedu sendiri berfungsi membantu mencerna lemak di usus kecil.

Peradangan menjadi penyebab sebagian besar penyakit kantung empedu karena iritasi dinding kantung empedu yang dikenal sebagai kolesistitis.

Peradangan ini sering disebabkan oleh batu empedu yang menghalangi saluran menuju usus kecil dan menyebabkan empedu menumpuk. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan nekrosis (penghancuran jaringan) atau gangren.

Jenis-jenis penyakit kantung empedu

Merangkum Health Line, ada banyak jenis penyakit kantung empedu yang dapat dialami seseorang.

Apa saja itu?

1. Batu empedu

Batu empedu berkembang ketika zat dalam empedu (seperti kolesterol, garam empedu, dan kalsium) atau zat dari darah (seperti bilirubin) membentuk partikel keras yang menghalangi saluran ke kantung empedu dan saluran empedu.

Batu empedu juga cenderung terbentuk ketika kantung empedu tidak kosong sepenuhnya atau cukup sering.

Baca juga: 5 Gejala Batu Empedu yang Perlu Diwaspadai

Batu empedu bisa sekecil sebutir pasir atau sebesar bola golf.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko batu empedu.

Ini termasuk:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Menderita diabetes
  • Berusia 60 tahun ke atas
  • Minum obat yang mengandung estrogen
  • Memiliki riwayat keluarga batu empedu
  • Menjadi perempuan
  • Memiliki penyakit crohn dan kondisi lain yang memengaruhi cara nutrisi diserap
  • Menderita sirosis atau penyakit hati lainnya

2. Kolesistitis

Kolesistitis adalah jenis penyakit kantung empedu yang paling umum terjadi.

Baca juga: Apakah Batu Empedu Berbahaya?

Kolesistitis menampilkan dirinya sebagai peradangan akut atau kronis pada kantung empedu.

Kolesistitis akut pada umumnya disebabkan oleh batu empedu. Tapi bisa juga akibat tumor atau berbagai penyakit lainnya.

Kolesistitis akut mungkin hadir dengan rasa sakit di sisi kanan atas atau bagian tengah atas perut. Rasa sakit cenderung terjadi tepat setelah makan dan berkisar dari rasa sakit yang tajam hingga nyeri tumpul yang dapat menyebar ke bahu kanan Anda.

Kolesistitis akut juga dapat menyebabkan:

  • Demam
  • Mual
  • Muntah
  • Penyakit kuning

Setelah beberapa serangan kolesistitis akut, kantung empedu dapat menyusut dan kehilangan kemampuannya untuk menyimpan dan melepaskan cairan empedu. Setelah itu, terjadilah kolesistitis kronis.

Nyeri perut, mual, dan muntah dapat terjadi pada kondisi ini. Pembedahan seringkali merupakan pengobatan yang dibutuhkan untuk kolesistitis kronis.

Baca juga: Penyebab Penyakit Batu Empedu dan Faktor Risikonya

3. Koledokolitiasis

Batu empedu dapat bersarang di leher kantung empedu atau di saluran empedu. Ketika kantung empedu tersumbat dengan cara ini, cairan empedu tidak bisa keluar. Hal ini dapat menyebabkan kantung empedu menjadi meradang atau menggembung.

Saluran empedu yang tersumbat selanjutnya akan mencegah cairan empedu mengalir dari hati ke usus.

Kondisi yang disebut sebagai koledokolitiasis ini di antaranya dapat menyebabkan:

  • Rasa sakit yang luar biasa di tengah perut bagian atas
  • Demam
  • Panas dingin
  • Mual
  • Muntah
  • Penyakit kuning
  • Tinja berwarna pucat atau tanah liat

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Mencegah Batu Ginjal

4. Penyakit kantung empedu akalkulus

Penyakit kantung empedu akalkulus adalah peradangan kantung empedu yang terjadi tanpa adanya batu empedu.

Gejala penyakit kantung empedu akalkulus mirip dengan kolesistitis akut dengan batu empedu.

Beberapa faktor risiko untuk kondisi ini meliputi:

  • Trauma fisik yang parah
  • Operasi jantung
  • Operasi perut
  • Luka bakar parah
  • Kondisi autoimun seperti lupus
  • Infeksi aliran darah
  • Menerima nutrisi secara intravena
  • Penyakit bakteri atau virus yang signifikan

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Mencegah Batu Ginjal

5. Diskinesia bilier

Diskinesia bilier terjadi ketika kantung empedu memiliki kemampuan atau fungsi yang lebih rendah dari normal. Kondisi ini mungkin terkait dengan peradangan kantung empedu yang sedang berlangsung.

Gejalanya bisa termasuk sakit perut bagian atas setelah makan, mual, kembung, dan gangguan pencernaan.

Makan makanan berlemak dapat memicu gejala.

Biasanya tidak ada batu empedu di kantung empedu dengan diskinesia bilier.

Dokter mungkin perlu menggunakan tes yang disebut HIDA scan untuk membantu mendiagnosis kondisi ini. Tes ini mengukur fungsi kantung empedu.

Jika kantung empedu hanya dapat melepaskan 35 sampai 40 persen isinya atau kurang, maka biasanya didiagnosis diskinesia bilier.

6. Sclerosing cholangitis

Peradangan dan kerusakan yang berkelanjutan pada sistem saluran empedu dapat menyebabkan jaringan parut. Kondisi ini disebut sebagai sclerosing cholangitis.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Sakit Batu Empedu, Termasuk Sakit Perut Sebelah Kanan

Hingga saat ini belum diketahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab sclerosing cholangitis.

Hampir separuh orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala.

Jika gejala memang terjadi, itu dapat mencakup:

  • Demam
  • Penyakit kuning
  • Gatal
  • Ketidaknyamanan perut bagian atas

Sekitar 60 hingga 80 persen orang dengan sclerosing cholangitis juga menderita kolitis ulserativa.

Perlu diwaspadai, memiliki sclerosing cholangitis dapat meningkatkan risiko kanker hati.

Saat ini, satu-satunya obat yang diketahui untuk sclerosing cholangitis adalah transplantasi hati.

Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan dan yang membantu memecah cairan empedu yang mengental dapat membantu mengelola gejala.

7. Kanker kantung empedu

Kanker kantung empedu adalah penyakit yang relatif jarang terjadi.

Ada berbagai jenis kanker kantung empedu yang bisa menyerang.

Baca juga: Kenali Sakit Perut Sebelah Kanan Tanda Penyakit Kantong Empedu

Kanker kantung empedu bisa sulit diobati karena tidak sering didiagnosis pada tahap awal atau baru diketahui sampai akhir perkembangan penyakit.

Batu empedu adalah faktor risiko umum untuk kanker kantung empedu.

Kanker kantung empedu dapat menyebar dari dinding bagian dalam kantung empedu ke lapisan luar dan kemudian ke hati, kelenjar getah bening, dan organ lainnya.

Gejala kanker kantung empedu mungkin mirip dengan kolesistitis akut, tetapi mungkin juga tidak ada gejala sama sekali.

8. Polip kantung empedu

Polip kantung empedu adalah lesi atau pertumbuhan yang terjadi di dalam kantung empedu.

Polip kantong empedu biasanya jinak dan tidak memiliki gejala. Namun, kantung empedu sering direkomendasikan untuk diangkat untuk polip yang lebih besar dari 1 cm. Pasalnya, polip ini memiliki peluang lebih besar untuk menjadi kanker.

Baca juga: 9 Macam Gangguan Pencernaan dan Cara Mengobatinya

9. Gangren kantung empedu

Gangren dapat terjadi ketika kantung empedu mengembangkan aliran darah yang tidak memadai. Ini adalah salah satu komplikasi paling serius dari kolesistitis akut.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko gangren meliputi:

Berjenis kelamin laki-laki dan berusia di atas 45 tahun
Menderita diabetes

Sementara itu, berikut adalah gejala gangren kantung empedu yang dapat terjadi:

  • Nyeri tumpul di daerah kantung empedu
  • Demam
  • Mual atau muntah
  • Disorientasi
  • Tekanan darah rendah

10. Abses kantung empedu

Abses kantung empedu terjadi ketika kantung empedu meradang dengan nanah. Nanah adalah akumulasi sel darah putih, jaringan mati, dan bakteri.

Baca juga: Proses Pencernaan Makanan dan Waktu Normal yang Dibutuhkan Tubuh

Gejala abses kantung empedu mungkin termasuk nyeri sisi kanan atas di perut bersama dengan demam dan menggigil kedinginan.

Kondisi ini dapat terjadi selama kolesistitis akut ketika batu empedu menghalangi kantung empedu sepenuhnya, memungkinkan kantung empedu terisi dengan nanah. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes dan penyakit jantung.

Jika Anda mencurigai memiliki salah satu jenis penyakit kantong empedu, sebaiknya segerakan berkonsultasi dengan dokter untuk menerima diagnosis dan pengobatan paling tepat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa efek jika kantong empedu diangkat?

Pada operasi pengangkatan kantung empedu tentu saja efek sampingnya akan menyebabkan gangguan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak serta gangguan penyerapan lemak itu sendiri. Namun kondisi ini bukan berarti menandakan bahwa terjadi gangguan penyerapan semua jenis nutrisi pada tubuh anda.

Apa yg terjadi jika tidak ada kantung empedu?

Hal ini bisa menyebabkan diare, mual dan gangguan pencernaan. Selain gangguan pencernaan, seseorang tanpa kandung empedu juga berisiko lebih besar terkena masalah perlemakan hati, kekurangan asam lemak esensial dan nutrisi yang larut dalam lemak.

Kenapa kantung empedu harus diangkat?

Mengapa pengangkatan kantong empedu itu perlu? Dokter Anda dapat merekomendasikan pengangkatan kantong empedu, yang dikenal sebagai kolekistektomi. Hal ini umum dilakukan untuk batu empedu simtomatik. Batu empedu dapat menyebabkan nyeri, infeksi, atau obstruksi.

Apakah operasi empedu berbahaya?

Kemungkinan efek samping operasi batu empedu Operasi kolesistektomi sebenarnya prosedur yang terbilang aman dan efektif untuk menghilangkan batu empedu.