Apakah lansia boleh minum obat tidur?

Penggunaan obat tidur jangka panjang memiliki efek samping yang serius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang berjuang untuk dapat tidur lelap di malam hari. Sebagian dari mereka meminum obat untuk membantu, padahal itu dapat membuat kondisi kesehatan dalam keadaan bahaya.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Geriatric Psychiatry menemukan kira-kira satu dari tiga orang dewasa yang berusia 65 hingga 80 tahun menggunakan obat-obatan ini setidaknya sesekali untuk tertidur. Obat-obatan OTC seperti Benadryl dan Tylenol PM adalah pil pilihan untuk lansia yang tidak bisa tidur.

Para ahli mengatakan, kondisi tersebut begitu memprihatinkan karena sejumlah alasan. Penelitian telah mengaitkan penggunaan obat tidur OTC reguler dan jangka panjang untuk beberapa efek samping yang serius.

“Banyak alat bantu tidur OTC, seperti Benadryl dan Tylenol PM, mengandung diphenhydramine,” kata penulis penelitian terbaru dan asisten profesor psikiatri di Michigan Medicine Donovan Maust, dikutip dari Time, Selasa (16/10).

Diphenhydramine adalah obat antikolinergik. Maust menjelaskan, itu artinya, obat tersebut memblokir aktivitas kimia otak yang disebut asetilkolin, yang memainkan peran dalam aktivasi otot dan juga dalam fungsi otak seperti kewaspadaan, belajar dan memori.

Sebagai akibat dari efek pemblokiran ini, obat OTC ini dapat menyebabkan sembelit, kebingungan dan efek samping lainnya dan mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua. Untuk alasan ini, American Geriatric Society telah menganggap obat-obatan ini umumnya tidak boleh dikonsumsi untuk para manula.

Apoteker klinis dengan Departemen Urusan Veteran AS Sistem Kesehatan New York New York Jennifer Schroeck mencontohkan, pada pria dengan kondisi prostat, obat antikolinergik dapat menyebabkan retensi urin, atau masalah yang sepenuhnya mengosongkan kandung kemih. Seorang pria yang mengalami masalah ini dan tidak jujur tentang penggunaan obat tidur mungkin diresepkan obat baru untuk mengobati masalah kandung kemihnya, sehingga akan memberikan efek samping yang lain.

“Obat baru itu mungkin memiliki efek samping juga, jadi ada hal lain yang ditambahkan untuk mengaturnya,” kata rekan penulis ulasan tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Therapeutics.

Ada juga kekhawatiran tentang risiko lain yang lebih serius yang terkait dengan obat-obatan OTC ini. Penggunaan jangka panjang tampaknya meningkatkan risiko demensia dan semakin banyak digunakan, semakin besar risikonya.

“Pertanyaan sebenarnya adalah, mengapa Anda tidak tidur?” Kata Schroeck.

Banyak orang dewasa yang lebih tua mengonsumsi pil tidur karena rasa sakit, masalah saraf atau masalah kesehatan lainnya. Bagi orang-orang ini, pil tidur menjadi jalan pintas ketimbang mengonsumsi obat sesungguhnya yang bisa mengatasi masalah utama.

Bahkan untuk orang yang lebih muda yang tidak dapat tidur karena stres, masalah keuangan atau sumber kecemasan lainnya yang lebih sulit diobati. Sehingga, pil tidur adalah solusi yang buruk.

"Terapi perilaku kognitif harus selalu menjadi lini pertama pengobatan," kata Schroeck.

Apakah lansia boleh minum obat tidur?

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Konsumsi obat tidur mungkin menjadi salah satu solusi yang dilakukan oleh sebagian orang saat mengalami sulit tidur di malam hari (insomnia). 

Saat susah tidur di malam hari, tidak jarang Anda akan merasa kurang fit keesokan harinya. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka tubuh tidak akan berfungsi dengan baik. 

Penggunaan obat susah tidur tidak hanya dapat memicu rasa kantuk, melainkan juga membuat Anda tidur lebih lama. 

Apabila digunakan dalam jangka pendek dan sesuai aturan pakai, obat untuk susah tidur memang dapat berguna. Namun, jika digunakan berlebihan, beberapa jenis obat tidur bisa menyebabkan ketergantungan.

Jenis obat tidur ada bermacam-macam

Di pasaran ada macam-macam obat tidur dari berbagai kelas dan merek. Akan tetapi, jangan asal memilih obat untuk susah tidur tanpa menjalani pemeriksaan atau berkonsultasi dengan dokter. 

Dokter akan menentukan jenis obat tidur yang paling tepat sesuai kondisi Anda. Pasalnya, berbeda penyebab susah tidur di malam hari, jenis insomnia, dan durasi Anda mengalami sulit tidur, maka berbeda obat insomnia yang diresepkan oleh dokter.

Beberapa jenis obat tidur yang sering digunakan antara lain:

  • Triazolam
  • Eszopiclone
  • Flurazepam hydrochloride
  • Estazolam
  • Temazepam
  • Ramelteon
  • Doxepin
  • Zaleplon
  • Trazodone
  • Suvorexant
  • Zolpidem tartrate

Obat tidur zolpidem, zaleplon, eszopiclone, dan ramelteon masuk ke dalam golongan hipnotik yang hanya bisa didapat melalui resep dokter. 

Biasanya, dokter akan memberi resep obat tidur yang aman tersebut ketika seseorang mengalami gangguan tidur, seperti insomnia yang parah.

Dokter juga bisa meresepkan obat susah tidur tersebut untuk mengatasi kondisi gangguan pergerakan yang dapat mengganggu tidur. Misalnya, restless leg syndrome (RLS) dan periodic limb movement disorder.

Dalam kasus yang lebih parah, dokter bisa saja meresepkan obat hipnotis-sedatif seperti benzodiazepine. Akan tetapi, obat susah tidur ini memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan kecanduan dan komplikasi kesehatan lainnya sehingga penggunaannya perlu diawasi dengan sangat ketat oleh dokter.

Obat tidur di apotek yang bisa dibeli tanpa resep

Beberapa jenis obat tidur yang bisa dibeli tanpa resep di apotek adalah:

  • antihistamin
  • suplemen melatonin
  • bahan herbal.

Obat tidur di apotek yang mengandung melatonin umumnya digunakan untuk orang yang sulit tidur akibat jet lag, mengerjakan deadline pekerjaan, atau mengalami gangguan siklus tidur. 

Dalam bentuk alaminya, melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh otak dan berfungsi untuk mengatur siklus tidur manusia.

Obat untuk insomnia yang mengandung melatonin relatif aman dikonsumsi dalam jangka pendek (maksimal 3 bulan). Namun, beberapa orang mengeluhkan efek obat tidur melatonin berupa rasa cemas dan kerap terbangun tengah malam.

Sementara, obat antihistamin sejatinya bukanlah obat yang dikhususkan untuk mengatasi gangguan tidur. 

Obat tidur di apotek tersebut sebenarnya berfungsi untuk mengatasi gejala alergi, tetapi kandungannya bisa membuat orang merasa mengantuk sehingga kerap diminum untuk memperbaiki kualitas tidur.

Obat untuk insomnia berupa antihistamin bisa dikonsumsi tanpa resep dokter. Meski demikian, pastikan Anda membeli obat antihistamin generasi pertama, yakni obat yang mengandung diphenhydramine, doxylamine, dan cyclizine.

Dokter bisa merekomendasikan obat untuk susah tidur tersebut sebagai pengobatan jangka pendek. Pasalnya, semakin sering Anda minum antihistamin sebagai obat untuk insomnia, maka semakin berkurang efeknya untuk membuat Anda lekas terlelap.

Baca Juga: Daftar Makanan dan Minuman yang Bikin Cepat Tidur

Cara mengonsumsi obat tidur yang aman

Obat tidur harus dikonsumsi sesuai anjuran

Obat tidur lelap harus digunakan dengan hati-hati. Alih-alih meredakan insomnia, obat tidur yang digunakan dengan tidak tepat justru akan menimbulkan ketergantungan serta efek samping lain yang membahayakan kesehatan.

Berikut adalah cara mengonsumsi obat tidur yang aman untuk Anda yang sedang atau akan mengonsumsi obat susah tidur. 

  • Jangan pernah mengonsumsi obat untuk susah tidur, kecuali memang sudah diresepkan oleh dokter.
  • Apabila dokter meresepkan obat untuk susah tidur, pastikan Anda sudah menceritakan secara lengkap riwayat kesehatan Anda, termasuk obat lain yang sedang dikonsumsi.
  • Jika punya tekanan darah tinggi atau gangguan pada organ hati, beri tahukan pada dokter yang meresepkan obat susah tidur.
  • Pastikan Anda membaca instruksi pemakaian yang ada di kemasan obat secara saksama.
  • Jangan mengonsumsi obat untuk susah tidur dalam jumlah yang lebih banyak dari anjuran dokter.
  • Jangan mengonsumsi alkohol berdekatan dengan waktu minum obat insomnia.
  • Pastikan hanya mengonsumsi obat susah tidur saat Anda punya banyak waktu untuk tidur.
  • Saat pertama kali minum obat untuk susah tidur, cobalah lakukan di malam hari ketika keesokan harinya Anda tidak berencana pergi.
  • Jangan mengendarai kendaraan bermotor setelah mengonsumsi obat susah tidur.
  • Segera hubungi dokter apabila mengalami keluhan medis tertentu atau masalah saat mulai mengonsumsi obat susah tidur.

Efek samping obat tidur yang mungkin terjadi

Orang yang kecanduan obat tidur justru insomnianya akan semakin parah

Sama seperti obat-obatan pada umumnya, efek obat tidur mungkin saja terjadi pada beberapa orang yang mengonsumsinya. 

Maka dari itu, penting untuk bertanya kepada dokter mengenai efek obat tidur yang mungkin timbul.

Pada orang yang memiliki riwayat asma, mengonsumsi obat tidur lelap bisa menyebabkan gangguan pernapasan. 

Obat tidur ramelteon bisa memengaruhi jam biologis tubuh, termasuk siklus tidur dan bangun seseorang, secara langsung.

Sementara, pada kelompok individu lainnya, efek samping obat tidur yang mungkin muncul, yakni:

  • Kesemutan dan rasa panas di tangan atau kaki
  • Perubahan nafsu makan
  • Konstipasi atau sembelit
  • Diare
  • Kesulitan menjaga keseimbangan
  • Pusing
  • Mengantuk saat siang hari
  • Mulut atau tenggorokan terasa kering
  • Perut terasa kembung atau penuh gas
  • Kesulitan melakukan kegiatan apapun keesokan harinya
  • Gangguan daya ingat dan sulit fokus
  • Sakit perut
  • Tubuh menggigil
  • Sering bermimpi aneh
  • Merasa lemas

Selain itu, beberapa orang juga bisa mengalami efek obat tidur yang lebih kompleks setelah mengonsumsi obat tidur, seperti parasomnia. Parasomnia adalah kondisi yang membuat orang yang mengalaminya sering tidur sambil berjalan.

Pada kondisi yang parah, orang yang mengalami parasomnia bisa saja makan, menelepon orang lain, bahkan berhubungan seksual sambil tertidur. 

Kondisi tersebut bisa berbahaya karena ia sama sekali tidak sadar akan apa yang dilakukannya.

Bagi sebagian orang, efek obat tidur juga bisa menyebabkan alergi. Beberapa gejala alergi yang mungkin terjadi antara lain:

  • Nyeri dada
  • Pandangan jadi kabur
  • Sesak napas
  • Bentol-bentol
  • Suara serak
  • Gatal-gatal
  • Mual
  • Jantung berdebar
  • Wajah dan lidah bengkak
  • Muntah

Jika aturan minum obat susah tidur dilanggar, maka risiko terjadi efek samping akan semakin besar. 

Tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini akan berujung pada ketergantungan yang bisa merusak hidup Anda.

Gejala overdosis obat tidur

Obat tidur yang aman, selama dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan tidak akan menimbulkan gangguan. Namun jika dikonsumsi berlebihan, obat tidur justru bisa membuat sulit tidur karena ritme sirkadian normal tubuh terganggu.

Beberapa gejala ketika seseorang mengalami overdosis obat tidur adalah:

  • Merasa lesu di siang hari
  • Kerap mimpi buruk
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Cemas berlebih
  • Mudah tersinggung
  • Diare
  • Nyeri persendian

Pada sebagian orang, overdosis obat tidur juga dapat berpengaruh terhadap tekanan darah. Obat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dapat mengurangi produksi alami melatonin dalam tubuh. 

Itu sebabnya, Anda tidak disarankan mengonsumsi suplemen untuk menambah kadar melatonin dalam tubuh. 

Kondisi yang dapat dikatakan darurat jika seseorang mengalami overdosis obat tidur, yakni sulit bernapas, nyeri dada mendadak, dan tekanan darah lebih tinggi dari 180/120 mmHg. Gejala ini sudah mengindikasikan perlu penanganan medis sesegera mungkin.

Baca Juga: Pengaruh Pemasangan Lampu Biru di Kamar pada Kualitas Tidur

Tips mengurangi penggunaan obat tidur

Mengonsumsi obat tidur terlalu sering bisa berbahaya bagi kesehatan. Karena itu, Anda perlu mulai mencegah ketergantungan terhadap obat tidur. Ada beberapa cara alami yang bisa Anda lakukan untuk menyembuhkan gangguan tidur, mulai dari memperhatikan asupan makanan dan minuman hingga mengubah gaya hidup. 

Berikut tips yang bisa Anda coba untuk mengurangi penggunaan obat tidur:

  • Jangan terlalu banyak makan menjelang jam tidur
  • Kurangi konsumsi alkohol dan kafein
  • Berhenti merokok karena nikotin pada rokok dapat bertindak sebagai stimulan yang membuat tubuh merasa tidak lelah
  • Lakukan teknik relaksasi sebelum tidur, seperti meditasi atau stretching. 
  • Lakukan kegiatan yang menenangkan menjelang jam tidur seperti membaca buku
  • Mengonsumsi obat tidur alami seperti teh chamomile
  • Jaga sleep hygiene dengan baik
  • Siapkan kamar yang sunyi, gelap, dan sejuk untuk tidur sehingga terasa lebih nyaman
  • Berolahraga teratur
  • Batasi penggunaan elektronik seperti ponsel, laptop, komputer, dan televisi menjelang tidur
  • Buat jadwal tidur dan ikuti dengan baik

Baca Juga

  • Manfaat Teknik Pernapasan 4-7-8 dan Cara Melakukannya dengan Benar
  • Efek Kebanyakan Minum Kopi Ini Harus Anda Waspadai
  • Apa Itu Hipnosis dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Bagi Anda yang memiliki gangguan tidur, jangan membeli obat insomnia di sembarang tempat. Obat tidur lelap hanya boleh dikonsumsi sesuai dengan resep dokter. 

Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna memperoleh resep obat untuk susah tidur sesuai kondisi Anda. 

Bila Anda masih punya pertanyaan seputar penggunaan obat tidur untuk insomnia, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Caranya, unduh sekarang di App Store dan Google Play.

Mengapa lansia susah tidur di malam hari?

Selain faktor-faktor diatas, insomnia pada lansia juga sering disebabkan karena kondisi psikologis, seperti stres, depresi, atau kecemasan,akibat kesendirian, pasangan meninggal, merasa tidak berguna, ataupun merasa diabaikan oleh keluarga.

Bolehkah orang tua minum obat tidur?

untuk obat tidur sebanrnya tidak masalah diberikan walau pada lansia namun harus dengan anjuran dokter yang memeriksa nenek anda nanti, dokter akan memberikan penangan yang tepat sesuai penyebabnya dan sesuai dengan tingkatan dosis obat.

Bagaimana cara mengatasi susah tidur pada lansia?

Cara Mengatasi Gangguan Tidur pada Lansia.
tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari..
menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan berhubungan seks, bukan aktivitas lain seperti bekerja..
melakukan aktivitas yang tenang, seperti membaca, sebelum tidur..
hindari cahaya terang sebelum tidur..

Minum obat tidur apakah aman?

Konsumsi obat tidur memang cukup aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Namun, apabila penggunaannya tidak benar, seseorang bisa menghadapi masalah. Perlu diwaspadai, konsumsi obat tidur bisa menjadi suatu ketergantungan. Untuk itu, penting untuk memahami cara kerja dan efek samping obat tidur yang mungkin terjadi.