Apakah setelah berhubungan suami istri harus langsung mandi wajib?

Hubungan intim merupakan hal yang penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Dalam Islam, hubungan intim bukan hanya dapat memberi kepuasan biologis pasangan suami istri, tapi juga merupakan bentuk ibadah kepada Allah. Untuk menyempurnakan ibadah ini, setiap pasangan yang habis berhubungan intim harus menyucikan diri dengan cara mandi junub atau mandi wajib.

Mandi junub adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Muslim untuk membersihkan diri dari hadas besar. Misalnya, karena haid, nifas, dan setelah berhubungan suami istri. Jika seseorang nggak melakukan mandi wajib, maka ia dilarang untuk mengerjakan berbagai aktivitas ibadah, seperti salat dan membaca al-Qur’an. Yuk ketahui lebih lengkap mengenai hukum, niat dan tata cara mandi wajib setelah berhubungan intim dibawah ini.

Hukum mandi wajib setelah berhubungan intim

Berhubungan suami istri termasuk salah satu hadas besar. Berbeda dengan hadas kecil yang dapat disucikan dengan berwudu, untuk hadas besar maka wajib untuk melakukan mandi wajib. Kalau kamu nggak melakukan mandi wajib, maka tubuhmu masih dianggap najis dan belum bisa melakukan kewajiban beribadah. Perintah untuk mandi wajib Allah kekalkan dalam al-Qur’an surat Al Maidah ayat 6. 

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا 

Wa ing kuntum junuban faththohharuu

Artinya: "Dan jika kamu junub, maka mandilah."

Doa niat mandi wajib setelah berhubungan intim

Mandi wajib dalam Islam ditujukan untuk membersihkan diri, sekaligus menyucikan diri dari segala najis dan kotoran yang menempel pada tubuh. Pada saat mandi wajib diharuskan membaca niat terlebih dahulu agar mandi yang dilakukan nggak dianggap sebagai mandi biasa. Niat mandi wajib yang benar setelah berhubungan suami istri ialah sebagai berikut: 

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla lifrafil hadatsil akbari fardhan lillahi ta’aala. 

Artinya: “Aku berniat mandi junub untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah ta’ala.” 

Tata cara mandi wajib setelah berhubungan intim

Setelah mengucapkan niat, diwajibkan untuk membasuhkan air ke seluruh tubuh mulai dari rambut hingga ujung kaki. Nggak hanya itu, kamu juga perlu membersihkan setiap kotoran yang menempel di tubuh. Tapi ingat ya, air yang digunakan adalah air yang suci dan bersih layaknya air untuk wudu. Supaya nggak salah langkah, ikuti yuk tata cara mandi wajib yang benar setelah berhubungan berikut ini. 

  1. Membaca niat mandi wajib. Doa niat inilah yang membedakan mandi wajib dengan mandi biasa. Doa niat mandi wajib setelah berhubungan ini bisa dibaca dalam hati.
  2. Membersihkan telapak tengan sebanyak 3 kali. Setelah itu dilanjutkan dengan membersihkan kemaluan serta kotoran yang ada di sekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.
  3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan. Tangan perlu dicuci ulang untuk menghilangkan najis. Caranya dengan menggosok-gosoknya ke tanah atau sabun hingga bersih baru dibilas.
  4. Berwudu secara sempurna. Mirip seperti wudu saat ingin salat, dimulai dari membasuh tangan hingga membasuh kaki.
  5. Menyiram kepala dengan air sebanyak 3 kali. Jangan lupa, sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan yang basah sampai menyentuh kulit kepala. Jadi, pastikan seluruh bagian rambut juga terkena air.
  6. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi kanan, lalu dilanjutkan dengan sisi tubuh bagian kiri.
  7. Membersihkan area badan yang susah dijangkau. Saat mandi wajib, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.

Nah, seperti itulah hukum, niat dan tata cara mandi junub setelah berhubungan suami istri yang benar. Jangan lupa dipraktikkan ya, Bela! 

Baca Juga: Doa Sebelum dan Sesudah Berhubungan Suami Istri

Baca Juga: 5 Posisi Berhubungan Intim agar Cepat Hamil

Baca Juga: Amalkan 5 Doa Malam Pertama Ini agar Hubungan Intim Tuai Keberkahan

tim | CNN Indonesia

Selasa, 05 Okt 2021 22:31 WIB

Apakah setelah berhubungan suami istri harus langsung mandi wajib?

Lelah setelah seks terkadang membuat Anda malas untuk mandi, meski kadang tubuh terasa lengket karena keringat. Namun, perlukah mandi setelah seks? (iStockphoto/Tom Merton)

Jakarta, CNN Indonesia --

Lelah hingga mengantuk, dua hal itu yang mungkin Anda rasakan setelah berhubungan seks. Rasa enggan untuk membersihkan diri atau mandi pun semakin besar.

Yang ada di pikiran Anda mungkin hanya rebahan di kasur sembari mengisi energi kembali usai permainan panas dengan pasangan.

Namun di sisi lain, keringat yang menempel di tubuh terasa lengket jika tak langsung mandi dan dibersihkan.

Jadi, perlukah mandi setelah berhubungan seks?

Dari sudut pandang medis, ahli ginekologi di Westchester County, New York, Alyssa Dweck mengatakan tidak mandi setelah berhubungan seks sebenarnya bukan masalah besar. Namun, untuk para wanita itu perlu dilakukan. Mengapa?

Mandi setelah seks penting dilakukan terutama bagi wanita yang memang rentan terhadap infeksi di daerah vagina.

"Mereka yang menderita infeksi saluran kemih (ISK) berulang atau persisten atau bahkan infeksi vagina tertentu, seperti jamur atau vaginosis bakteri, membilas setelah berhubungan seks mungkin bermanfaat," lanjut Dweck.

Sementara untuk pria, Dweck melihat mandi setelah seks lebih pada pandangan pribadi. Jika merasa itu perlu dilakukan, maka lakukanlah. Toh, hal itu bukan sesuatu yang merugikan.

Sebab menurut Dweck, pria tidak seperti wanita. Mereka kurang rentan terhadap infeksi di organ intimnya.

Sementara, Sofiya Alexandra, kreator dan pemandu acara Private Parts Unknown-- podcast yang mengeksplorasi soal cinta dan seksualitas-- mengatakan, mandi setelah melakukan seks tergantung pada intensitas.

"Tergantung pada seberapa keras (panasnya) Anda bercinta," kata Alexandra, seperti dikutip InsideHook.

Jika banyak mengeluarkan keringat ketika seks, maka mandi setelah seks perlu dilakukan.

Bersihkan bagian tertentu

Anda memang tak perlu benar-benar membasuh seluruh tubuh. Jika memang tak ingin mandi, beberapa titik saja bisa dibersihkan untuk merawat kebersihan setelah melakukan seks.

Hal ini menjadi penting agar tak terkena infeksi hingga mengurangi risiko bau tak sedap di organ intim Anda. Menurut Medical News Today, semuanya bisa dimulai dengan mencuci tangan hingga bersih setelah berhubungan seks.

Selain tangan, penting juga membersihkan organ intim vagina dan penis. Cuci organ intim ini dengan sabun tanpa pewangi secara perlahan dan basuh dengan air.

Membersihkan kedua organ intim ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan mengurangi terkena infeksi atau bakteri yang bisa masuk ke tubuh melalui vagina atau penis.

(tst/agn)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Maaf Ustadz numpang nanya nih.. Bagaimana hukumnya bila habis berhubungan suami istri namun tidak langsung mandi junub. Yang kedua, bolehkah beraktivitas dalam keadaan junub?

IMAM FAIQ

Wa’alikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Untuk menjawab pertanyaan antum ada beberapa hal yang harus dipahami.

Pertama, mandi wajib disyariatkan sebagai jalan bersuci di antranya disebabkan karena keluarnya mani atau hubungan dua kelamin. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah swt, “dan “Jika kamu junub maka mandilah.” (al-Maidah : 6). Oleh karena itu proses mandi wajib adalah cara bersuci, dan bersuci merupakan syarat sah melakukan ibadah.

Kedua, Islam adalah agama yang realistis dan tidak akan membebani pemeluknya. Karena itu terkait dengan aktifitas saat junub, yang terlarang menurut Sayyid Sabiq adalah perbuatan yang dipersyaratkan harus suci dari hadas besar, seperti: shalat, thawaf, berdiam di dalam masjid, atau menyentuh mushaf. Sementara selain itu diperkenankan.

Argumen untuk itu di antaranya sebagaiman yang terlihat pada riwayat yang menyatakan, bahwa suatu hari Abu Hurairah pernah dalam kondisi junub (belum mandi wajib) berjalan dan berpapasan dengan Nabi saw di suatu jalan. Kemudian Abu Hurairah langsung menyelinap pergi dan mandi (menghindari bertemu Nabi).

Selesai mandi, Abu Hurairah menemui Nabi saw. Lalu Nabi saw bertanya kepadanya, mengapa tadi ketika berpapasan malah menghindar dan menghilang. Abu Hurairah menjawab, “Tadi aku dalam keadaan junub, dan aku malu duduk bersama engkau, sementara aku tidak suci.” Rasulullah saw pun bersabda, “Subhaanallah, sesungguhnya seorang muslim tidak najis.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, Para ulama menyatakan tidak ada keharusan bersifat fauri atau sekaligus, mandi wajib langsung setelah mendapati diri air mani keluar atau setelah hubungan suami istri. Tapi waktunya adalah muasa’ atau luas. Demikian Imam Ibnu Hajar, dalam kitabnya Fathul Bari ketika menjelaskan hadits tentang Abu Hurairah tersebut, bahwa hadits itu sebagai dalil diperkenankannya mengakhirkan waktu mandi junub, sekaligus orang junub boleh melakukan aktifitas lain, selain yang tidak diperkenankan oleh syariat.

Keempat, ada baiknya mengikuti sunnah Nabi saw bila kita mengakhirkan mandi junub, yaitu dengan terlebih dahulu berwudhu. Wudhu ini hukumnya tidak wajib, tapi sunnah, dan tentu tidak dapat menggantikan posisi menghilangkan hadats besar, dapat dikatakan guna meringankan dan tentu sebagaimana demikian Rasulullah saw melakukan. Aisyah ra meriwayatkan, “Jika Nabi saw dalam keadaan junub, dan beliau ingin makan atau tidur, beliau mengambil wudhu sebagaimana wudhu ketika hendak shalat.” (HR. Muslim)

Demikian pula dikuatkan dengan hadits dari Umar bin Khathab ra, bahwa ia pernah bertanya bolehkan seseorang tidur sementara ia belum mandi wajib (masih dalam kondisi junub), dan Nabi saw menjawab, “Iya boleh, jika kalian telah berwudhu, diperkenankan tidur dalam kondisi junub.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, diperbolehkan tidak langsung mandi junub selepas berhubungan suami istri, dan dalam keadaan junub diperkenankan melakukan akvifitas yang diperbolehkan syariat.

Wallahu’lam. []