Apakah yang dimaksud dengan model indeks tunggal?

A. Sejarah Model Indeks TunggalTeori yang pertama kali dikemukakan oleh Harry Markowitz pada tahun1956 kemudian mengalami perkembangan dan penyederhanaan yang membawadampak besar pada implementasi teori tersebut dalam dunia keuangan. WilliamSharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal(single-index model). . Model ini melakukan penyederhanaan perhitungan modelMarkowitz dan menyediakan parameter input untuk perhitungan Markowitz.Selain itu, model ini mengaitkan perhitungan return setiap asset pada returnindeks pasar. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga darisuatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Di samping itu, modelindeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasi danrisiko portofolio.B. Pengertian Model Indeks Tunggal dan Komponen ReturnnyaAda beberapa pengertian mengenai model indeks tunggal menurut paraahli. Menurut Bodie et al (2008:406), “Model indeks tunggal (single-index model)menggunakan indeks pasar sebagai proksi atas faktor umum atau faktorsistematik”. Model indeks tunggal atau model satu faktor mengasumsikan bahwaimbal hasil atau return antara dua sekuritas atau lebih akan berkorelasi (akanbergerak bersama) dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atauindeks tunggal yang dimasukkan dalam model (Halim, 2015:64). Sementara itu,menurut Husnan (2005:103) konsep model indeks tunggal adalah menyatakanpada saat “pasar” membaik (yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia)harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya padasaat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun harganya. MenurutHartono (2010:339),model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwasekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapatdiamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jikaindeks harga saham naik. Sebaliknya,jika indeks harga saham turun, makakebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwareturn - return sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum

Rita Veronika Gunawan & Daniel Sugama Stephanus

Perkuliahan Teori Keuangan Fundamental

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG

MALANG

2011

1.  PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah         

Menurut Jogiyanto (2009), investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama perioda waktu tertentu. Selain itu, Investasi juga bisa diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010). Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Sampai saat ini, minat masyarakat Indonesia dalam melakukan investasi sangat besar. Namun, dalam menentukan investasi para investor harus hati-hati dan memperhitungkan semua risiko serta tingkat pengembaliannya.

Menurut Samsul (2006), investor tidak harus menanamkan uangnya pada satu saham saja, investor juga bisa melakukan portofolio saham. Portofolio dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan risiko. Instrument keuangan yang dimaksud meliputi saham, obligasi, valas, deposito, indeks harga saham, produk derivatif lainnya.

Portofolio juga merupakan kombinasi dari beberapa aktiva yang diinvestasikan oleh investor. Dalam pasar modal, portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial yaitu kombinasi beberapa saham sehingga investor dapat meraih return optimal dan memperkecil risk (Sumariyah, 1997).

Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin, 2010). Portofolio yang optimal adalah memilih kombinasi portofolio saham-saham yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Karena dengan adanya portofolio, maka risiko akan terbagi-bagi sesuai dengan jumlah saham portofolio. Selain itu, return yang didapat juga terbagi-bagi. Maka dari itu, investor harus dengan pintar mengkalkulasi tingkat portofolio yang optimal dengan benar, sehingga investor bisa mendapatkan return yang sesuai.

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indrawati (2005), yaitu dengan menggunakan model indeks tunggal untuk membentuk portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang terdiri dari saham-saham teraktif yang dibagi dalam dua perioda dan mempunyai Excess Return to Beta (ERB) yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara nilai beta dengan frekuensi keaktifan saham tidak menunjukkan hubungan searah (negatif). Hal ini berarti nilai beta yang besar tidak selalu menunjukkan frekuensi perdagangan saham tersebut tinggi atau sebaliknya.

Hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2000) yang menggunakan model indeks tunggal dengan membentuk indeks pasar sendiri (securities selection) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara excess return to beta (ERB) saham dengan return rata-rata saham di masa mendatang dan hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa analisis portofolio dengan cara membandingkan antara excess return to beta (ERB) dengan cut-off-point terbukti dapat diterapkan di Indonesia walaupun dalam kondisi krisis jika pembentukan indeks pasar dengan selection portfolio sudah tepat.

Analisis pembentukan portofolio optimal sangatlah penting untuk diketahui para investor. Karena dengan mengetahui konsep dan cara penghitungannya, investor dapat menanamkan modalnya pada portofolio saham yang optimal, dan mendapatkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Dalam menentukan portofolio saham optimal itu tergantung dengan preferensi masing-masing investor.

Untuk membentuk portofolio yang optimal, investor harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi (Husnan, 1998). Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin, 2010).

Salah satu teknik analisis portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton dan Gruber (1995), adalah dengan menggunakan model indeks tunggal. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB) dengan Cut-off rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, sedang sebaliknya yaitu Ci lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio. Pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal yang dilakukannya didasari oleh Markowitz (1959) yang dimulai dari data historis atas saham individual yang dijadikan input, dan dianalisis untuk menjadikan keluaran yang menggambarkan kinerja setiap portofolio, apakah tergolong portofolio optimal atau tidak.

Rasionalitas investor diukur sejauh mana investor melakukan prosedur pemilihan saham dan pembentukan portofolio optimal dari data historis pada saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan ini akan dijawab dengan menggunakan analisis dengan metode indeks tunggal pada penelitian ini.

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis ingin meneliti dan menghitung portofolio optimal saham serta perbedaan antara return dan risiko saham-saham yang termasuk di dalam kandidat portofolio dan saham-saham yang tidak termasuk di dalam kandidat portofolio.

  1. Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut, maka dirumuskan pertanyaan atas penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara menentukan dan memilih portofolio optimal saham dengan menggunakan metode indeks tunggal?
  2. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan return saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio?
  3. Apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio?
    1. Batasan Masalah
    1. Metoda yang digunakan dalam membentuk portofolio optimal adalah model indeks tunggal.
  4. Harga saham bulanan diambil dari harga penutupan saham perusahaan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan.
  5. Pengukuran tingkat suku bunga bebas risiko dalam perhitungan tingkat pengembalian (return) menggunakan tingkat suku bunga SBI pada perioda penelitian.
    1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan portofolio optimal dengan menggunakan metode indeks tunggal.
  2. Mengetahui perbedaan antara return saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan return saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.
  3. Mengetahui perbedaan antara risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.
    1. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan portofolio saham yang optimal, sehingga diharapak investor bisa mendapatkan return yang maksimal.

  • Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan untuk kepentingan pendidikan.

  • Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penelitian serupa.

  • Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bayangan mengenai investasi serta pembentukan portofolio optimal sahamnya.

  • Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan untuk menambah wawasan penulis serta untuk menambah motivasi penulis unuk melakukan penelitian lanjutan.

2.  LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Investasi

Reilly dan Brown (2003) mendefinisikan investasi sebagai berikut:

”Investment is the current commitment of dollars for a period of time in order to derive future payments that will compensate the investor for (1) the time the fund are commited, (2) the expected rate of inflation, and (3) the uncertainty of future payments”.

Yang berarti bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengor­banan investor berupa:

1. Keterikatan aset pada waktu tertentu

2. Tingkat inflasi

3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa men­datang.

Dari definisi investasi tersebut kita bisa menarik pengertian investasi, bahwa untuk bisa melakukan suatu investasi harus ada unsur ketersediaan dana (aset) pada saat sekarang, kemudian komitmen mengikatkan dana tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa pe­riode (untuk jangka panjang lebih dari satu tahun) di masa menda­tang. Selanjutnya, setelah periode yang diinginkan tersebut tercapai (jatuh tempo) barulah investor bisa mendapatkan pengembalian (return).

Secara umum bentuk aset yang diinvestasikan terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1.    Riil Investment, yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.

2.    Financial Investment, yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain.

2.2 Pengertian Portofolio

  1. Menurut Samsul (2006 ), portofolio merupakan:

“Portofolio dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrument keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan resiko. Instrument keuangan dimaksud meliputi saham, obligasi, valas, deposito, indeks harga saham, produk derivatif lainnya.” 

  • Menurut Sumariyah (1997):

“Portofolio diartikan juga sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun institusi. Dalam pasar modal, portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial yaitu kombinasi beberapa saham sehingga investor dapat meraih return optimal dan memperkecil risk.”

2.3 Pengertian Portofolio Optimal

1. Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal (Brigham and Daves, 2004).

2. Menurut Husnan (2001), pengertian portofolio optimal adalah:

“Untuk membentuk portofolio yang optimal, investor harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi.”

  • Menurut Tandelilin (2001):

“Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien.“

2.4 Return Portofolio

Return merupakan pengembalian pendapatan yang diterima dari investasi ditambah dengan perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar investasi awal (Van Horne, 1997). Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan return yang terjadi (realizad return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi (actual return) merupakan tingkat iii yang telah diperoleh investor pada masa yang telah lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, investor tersebut akan mensyaratkan tingkat return tertentu, dan jika perioda investasi berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang sesungguhnya diterima. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda.

Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar terjadi merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses kegiatan investasi. Return sebagai hasil dari investasi dapat berupa return realisasi

(realized return) maupun return yang diharapkan (expected return). Realized return merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan datahistoris. Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukurkinerja suatu perusahaan. Sedangkan expected return adalah return yangdiharapkan diperoleh investor di masa yang akan datang.Pengukuran realized return dapat dilakukan dengan menggunakan return total, return relatif, return kumulatif atau return yang disesuaikan. Expected return dihitung berdasarkan rata-rata yang berasal dari suatu distribusi return, merupakan pengukuran rata-rata atau central tendency dari suatu distribusi return (Elton and Gruber, 1995). Penelitian ini menggunakan total return dan expected return.

Return Portofolio saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh investor dari setiap alternatif investasi, yang berasal dari:

1. Yield adalah return yang merupakan komponen dasar dari suatu investasi, berupa cash flow yang diterima secara periodik dan biasanya disebut dividen. Besarnya yield bisa positif, nol atau negatif.

2. Capital Gain atau capital loss adalah return yang diperoleh investor yang berasal dari perubahan harga aset-aset yang dipegangnya. Apabila perubahan harga tersebut positif maka disebut capital gain, sedangkan bila perubahan harga tersebut negatif disebut capital loss.

2.5 Risiko Portofolio

Risiko adalah kerugian yang dihadapi oleh para investor (Fabozzi, 1995). Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan (Brigham and Weston, 1990). Risiko juga didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan atau variabilitas actual return suatu investasi dengan expected return (Elton dan Gruber, 1995).

Besarnya risiko dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Interest Rate Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga.

2. Market Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi pasar secara keseluruhan.

3. Inflation Risk, adalah risiko yang mempengruhi seluruh saham yang diquote dalam mata uang tertentu.

4. Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan investasi pada industri atau lingkungan tertentu.

5. Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan menggunakan instrumen uang.

6. Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dimana instrumen investasi tersebut diperdagangkan.

7. Exchange Rate Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena perubahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain apabila investor melakukan investasi ke berbagai negara (diversifikasi internasional).

8. Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau keadaan politik suatu negara tempat berinvestasi.

Pada teori investasi modern berbagai risiko tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Systematic risk adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi diluar perusahaan seperti ekonomi, politik dan faktor makro lain yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Unsystematic risk adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan atau industri tertentu dan dapat diturunkan dengan melakukan diversifikasi (Brigham and Daves, 2004).

Semakin banyak saham yang dimasukkan dalam portofolio berarti semakin tersebar risikonya. Dan apabila jumlah aset ditambah, maka variance akan semakin kecil dan nilainya akan menjadi nol bila jumlah aset pembentuk portofolio berjumlah tak terhingga. Risiko portofolio dipengaruhi oleh rata-rata tertimbang atas masingmasing risiko aset individual dan covariance antar aset yang membentuk portofolio tersebut. Jika jumlah aset ditambah, maka variance akan semakin kecil dan nilainya akan menjadi nol bila jumlah aset pembentuk portofolio berjumlah tak terhingga.

Risiko yang diartikan sebagai kemungkinan penyimpangan actual return terhadap expected return, bisa menyimpang lebih kecil atau lebihbesar. Risiko diukur berdasarkan penyebaran di sekitar rata-rata atau yangbiasa disebut dengan standar deviasi (deviation standard), mengukurpenyimpangan nilai-nilai actual return dengan nilai mean atau expected return. Standar deviasi digunakan untuk mengukur risiko dari realized return, sedangkan risiko dari expected return diukur dengan variance.

2.6 Teori Portofolio

Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien.

Bukti empiris menunjukkan bahwa semakin banyak jenis saham yang termasuk dalam kandidat portofolio, dengan demikian risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir dengan keuntungan saham yang lain. Teori portofolio menggunakan asumsi bahwa pasar modal adalah efisien (efficient market hypothesis). Pasar modal efisien artinya bahwa harga-harga saham merefleksikan secara menyeluruh semua informasi yang ada di bursa (Reilly and Brown, 2003).

2.6.1 Model Indeks Tunggal

Menurut Tandelilin (2010), model indeks tunggal dikembangkan oleh William Sharpe. Model ini mengaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar. Secara matematis, model indeks tunggal adalah sebagai berikut:

                        Ri = αi + βi RM + ei

Keterangan:

Ri         = return sekuritas i    

RM       = return indeks pasar

αi         = bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

βi         = ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar

ei          = kesalahan residual

Penghitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu:

  1. komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan, dilambangkan dengan αi
  2. komponen return yang terkait dengan pasar, dilambangkan dengan βi.Beta atau risiko sistematis dapat dihitung dengan rumus:

βi   =          σi,m

σ2m 

Komponen keunikan perusahaan berkaitan dengan kejadian-kejadian mikro yang hanya memengaruhi perusahaan bersangkutan. Sebagai contoh adalah adanya ekspansi operasi perusahaan atau rencana pengurangan tenaga kerja. Sedangkan komponen yang terkait dengan pasar menyangkut kejadian-kejadian makro yang mempengaruhi seluruh perusahaan. Kenaikan suku bunga, peningkatan inflasi atau peningkatan jumlah uang beredar merupakan beberapa contoh kejadian makro yang bisa mempengaruhi seluruh perusahaan yang ada di pasar.

Komponen kesalahan residual (ei) merupakan perbedaan antara sisi kiri persamaan (Ri) dengan sisi kanan persamaan (αi + βi RM).  Karena model indeks tunggal, per definisi merupakan persamaan, maka sisi kiri dan sisi kanan harus sama. Dalam konteks estimasi return sekuritas, kesalahan residual merupakan perbedaan antara return harapan (sisi kanan persamaan) dan return aktual (sisi kiri persamaan).

Salah satu konsep penting dalam model indeks tunggal adalah terminologi Beta (β). Beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return pasar. Dalam penggunaan model indeks tunggal, kita perlu mengestimasikan beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.

Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respons yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai hubungan yang sama dengan return pasar. Oleh karena itu, kesalahan residual antara dua sekuritas, misalnya saham A dan B yang tidak berkorelasi (0), akan mengakibatkan kovarians antara kesalahan residual saham A dan saham B sama dengan 0 [COV (eA,eB) = 0].

Dalam model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya bisa dihitung atas dasar kesamaan respons kedua saham tersebut terhadap return pasar. Oleh karena itu, risiko yang relevan dalam model tersebut hanyalah risiko pasar. Secara matematis, kovarians antarsaham A dan B yang hanya terkait dengan risiko pasar bisa dituliskan sebagai berikut:

                        ρAB = βA βB σ2M

Dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bahwa penghitungan kovarians dengan model Markowitz dan dengan model indeks tunggal mengandung perbedaan. Model Markowitz menghitung kovarians melalui penggunaan matriks hubungan varian-kovarians, yang memerlukan perhitungan yang kompleks. Sedangkan dalam model indeks tunggal, risiko disederhanakan ke dalam dua komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan. Secara matematis, risiko dalam model indeks tunggal bisa tuliskan sebagai berikut:

                        σ2i = β2i [σ2i] + σei

Persamaan perhitungan risiko sekuritas dengan model indeks tunggal dalam persamaan diatas bisa diterapkan untuk menghitung risiko portofolio. Persamaan untuk menghitung risiko portofolio dengan model indeks tunggal adalah:

                        σ2p = β2p [σ2p] + σep

Penyederhanaan dalam model indeks tunggal tersebut ternyata bisa menyederhanakan penghitungan risiko portofolio Markowitz yang sangat kompleks menjadi perhitungan sederhana. Bahkan Varian (1993) menyatakan bahwa model indeks tunggal Sharpe mampu mengurangi dimensi permasalahan portofolio secara dramatis dan membuat penghitungan portofolio menjadi sangat sederhana. (Tandelilin, 2010).

  • Rerangka Pemikiran

Berawal dari kegiatan di pasar modal yang semakin ramai, yang berarti bahwa semakin banyak pihak yang lebih memilih menempatkan dananya pada alternatif sumber pendanaan selain bank. Dalam mengambil keputusan untuk menempatkan dananya pada investasi, investor harus mempertimbangkan saham-saham mana saja yang akan dipilih yang bisa memberikan return yang maksimal dengan tingkat risiko tertentu, atau risiko yang minimal dengan tingkat return tertentu. Untuk dapat melakukan hal tersebut, investor dapat melakukan portofolio saham dengan cara pembentukan portofolio saham optimal dengan menggunakan metoda indeks tunggal. Dengan begitu bisa diperoleh saham-saham mana saja yang termasuk dalam kategori portofolio optimal. Investor yang rasional akan memilih saham-saham yang termasuk dalam kategori portofolio optimal.

3.  METODOLOGI PENELITIAN

  • Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham yang termasuk dalam saham LQ-45 selama periode 2006-2010, yang berjumlah 45 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metoda purposive sampling, yaitu seleksi data yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriterianya adalah sebagai berikut:

  1. 45 saham perusahaan yang terdaftar di BEI dan yang paling likuid serta memiliki nilai kapitalisasi yang besar selama tahun 2006-2010. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Beberapa kriteria – kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah :
    1. Kriteria yang pertama adalah :
  2. Berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler.
  3. Berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.
    1. Kriteria yang kedua adalah :
  4. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
  5. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
  • Data PenelitianJenis dan Sumber DataJenis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, karena merupakan data dalam bentuk angka. peneliti menggunakan data saham LQ-45 yang merupakan 45 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang nilai kapitalisasi pasarnya paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :

  1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
  2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
  3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
  4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.

Faktor–faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45, yaitu :

  1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia.
  2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko.
  3. Saham–saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEI.

Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.

  • Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder,  data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder berupa data saham pada indeks saham LQ 45 yang didapatkan dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Ma Chung.

  • Metoda Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, yaitu dengan mencatat atau mengcopy data saham yang terdapat pada Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Ma Chung.

  • Definisi Variabel Penelitian
  • Realized Return (Rt) adalah prosentase perubahan harga penutupan saham A pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham A pada hari ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham A pada hari ke t-1.
  • Expected return atau tingkat keuntungan yang diharapkantiap saham individual merupakan prosentase rata-rata realized return saham i dibagi jumlah realized return saham i.
  • Standar Deviasi (SD) digunakan untuk mengukur risiko dari realized return, yang dapat dihitung dengan program Excel menggunakan rumus STDEV.
  • Variance (α2i) digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i.
  • Beta (βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keserongan (slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta (ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung Cut-Off Point (Ci).
  • Alpha (αi) merupakan intercept realized return saham i dengan realized return pasar (IHSG), membandingkan perhitungan realized return saham i dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode waktu tertentu. Alpha digunakan untuk menghitung variance error (ei).
  • Variance (σei) adalah varian dari residual error saham i yang juga merupakan risiko unik atau tidak sistematik.
  • Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur return premium saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi.
  • Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Ai dan Bi dihitung untuk mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci.
  • Titik Pembatas (Ci) merupakan nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar dan sensitivitas saham individual terhadap variance error saham.
  • Cut-Off Point (C*) merupakan nilai Ci terbesar dari sederetan nilai Ci saham.
  • Proporsi dana (Xi) masing-masing saham dalam portofolio optimal.
  • Persentase proporsi dana (Wi) masing-masing saham pembentuk portofolio optimal.
  • Covariance adalahrata-rata penyimpangan masing-masing data, merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan realized return saham B.
  • Correlation atau koefisien korelasi antar saham merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan perhitungan realized return saham B dalam suatu periode tertentu.
  • Expected return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio.
  • Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio.
  • Beta portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari beta individual masing-masing saham pembentuk portofolio.
  • Covariance (σp) portofolio.
    • Metoda Analisis Data

Keterangan:

Rt(i)         = return realisasi saham i

Pt         = closing price saham i pada hari ke t

Pt-1       = closing price saham i pada hari ke t-1

Keterangan:

Rt = return realisasi saham i

n = jumlah realized return saham i

Keterangan:                            

σ = standar deviasi (SD)

Xi = realized return ke-i saham i

X = rata-rata realized return saham i

n = jumlah realized return saham i

Keterangan:

βi = beta saham i

σi = standar deviasi saham I

σm = standar deviasi pasar

rim = korelasi realized return saham i dengan realized return pasar

  • αi = Ri – βi * Rm

Keterangan:

αi = alpha saham i

βi = beta saham i

Rm = return pasar

  • σ2ei (i) = σ2 i – (σ2m* (αi)2)

Keterangan:

σ2ei (i) = variance ei saham i

σ2 i = variance saham i

σ2IHSG = variance pasar

αI = alpha saham i

Keterangan:

ERBi = Excess Return to Beta saham i

E(Ri) = expected return saham i

Rf = risk free rate of return

βi = beta saham i

Keterangan:

E(Ri) = expected return saham i

Rf = risk free rate of return

βi = beta saham i

σei = variance saham i (unique risk)

Keterangan:

σ2m = variance realized return pasar (IHSG)

11.Nilai Ci saham dihitung dengan program Excel menggunakan rumus MAX.

Keterangan:

βi = beta saham i

σ2ei = variance error saham i

ERB = Excess Return to Beta saham i

C* = Cut-Off-Point

Keterangan:

Wi = prosentase dana saham i

Xi = proporsi dana saham i

i Σx = jumlah Xi

14. Covariance dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Covar.

15.

Keterangan:

r(AB) = koefisien korelasi saham A dan B

δ AB = covariance saham A dan B

αA = covariance saham A

αB = covariance saham B

16.

Keterangan:

E(Rp) = Expected Return portofolio

Xi = proporsi dana saham i

E(Ri) = Expected Return saham i

17.

Keterangan:

σp = standar deviasi portofolio

Xi = proporsi dana saham i

σi = standar deviasi saham i

18.

Keterangan:

β p = beta portofolio

Xi = proporsi dana saham i

βi = beta saham i

  1. σp = β p .σm

Keterangan:

σp = covariance portofolio

β p = beta portofolio

σm = covariance pasar

  • Uji Hipotesis

Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan uji normalitas data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan secara statistik antara return dan risiko antara saham yang masuk dalam portofolio saham. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui distribusi data yang digunakan dalam penelitian. Distribusi data penelitian dikatakan normal apabila nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 5%. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 5% berarti distribusi data tidak normal. Pengujian dilakukan dengan cara mengelompokkan rata-rata return dan risiko saham menjadi dua, yaitu yang masuk dalam portofolio dan yang tidak masuk dalam portofolio. Kemudian nilai rata-rata dari kedua kelompok sampel tersebut dibandingkan dan dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian didasarkan pada tingkat signifikansi yang dihasilkan dari output program SPSS versi 16.0 for windows. Tingkat signifikansi (level of significance) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% sesuai dengan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder.

Rata-rata return dan risiko saham dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang termasuk dalam portofolio dengan yang tidak termasuk dalam portofolio. Kemudian dari kedua kelompok sampel tersebut dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian didasarkan pada tingkat signifikansi yang dihasilkan dari output program SPSS. Tingkat signifikansi (level of significance) yang digunakan adalah 5%.

Hipotesis 1:

Ho: Tidak ada perbedaan antara return saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan return saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.

Ha: Ada perbedaan antara return saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan return saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.

Hipotesis 2:

Ho: Tidak ada perbedaan antara risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.

Ha: Ada perbedaan antara risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.

  1. Jika probabilitas ≤ 0,05 maka return dan risiko saham yang termasuk dalam kandidat dengan yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio terdapat perbedaan yang signifikan.
    1. Jika probabilitas ≥ 0,05 maka return dan risiko saham yang termasuk dalam kandidat dengan yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F. Eugene and Philip R. Daves, 2004, Intermediate Financial

Elton, Edwin J. and Martin J.Gruber, 1995, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, Fifth Edition, John Wiley & Sons, Inc. Toronto, Canada.

Fabozzi, Frank J., 1995, Investment Management, Prentice Hall, New Jersey-USA.

http://marketivaprofit.site90.com/1_28_Definisi-dan-pengertian-investasi.html

http://putracenter.net/2009/06/29/definisi-investasi-dan-faktor-penentu-investasi/

Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

Indrawati,V. Maya, 2005, Analisis Investasi Portofolio Optimal Pada Saham, Tesis, Tidak Dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Reilly, Frank K.and Keith C.Brown, 2003, Investment Analysis and Portfolio Management, Seventh Edition, The Dryden Press, New York.

Samsul, Mohammad, 2006, Pasar modal dan manajemen portofolio, Erlangga, Jakarta.

Sumariyah, 1997, Teori Portofolio: Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP AMPN YKPN, Yogyakarta

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE, Yogyakarta.

Wahyudi, Sugeng, 2005, Aplikasi Metode Single Index Pada Penentuan Portofolio Investasi Tahunan Pada Saham LQ 45 : Studi Pada PT. Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.12, No.1

Apa yang dimaksud dengan model indeks tunggal?

Model indeks tunggal merupakan analisis yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963 dengan tujuan menyederhanakan perhitungan pembentukan portofolio dari teori model Markowitz yang dianggap cukup rumit karena melibatkan banyak varian dan kovarian (Jogiyanto, 2014:221).

Apa itu model indeks?

Model Indeks Tunggal adalahmetode yang digunakan dalam pengukuran nilai return dan risiko portofolio dengan asumsi apabila pergerakan return saham hanya berhubungan terhadap return pasar (Jogiyanto, 2013:369).

Apa saja manfaat dari model indeks tunggal?

Single Index Model William Sharpe (dalam Jogiyanto, 2000) mengembangkan model yang disebut model indeks tunggal. Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model Markowitz.

Apa perbedaan model Markowitz dengan model indeks tunggal?

Portofolio optimal model Markowitz menghasilkan kombinasi portofolio yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat expected return portofolio yang ditentukan oleh investor, sedangkan model indeks tunggal menghasilkan satu kombinasi expected return dan risiko portofolio.