Arti penting Pancasila sebagai dasar negara antara lain dapat ditinjau dari dua aspek yaitu

By : Ricky Fattah Raharjo, NIM : 2301936076, PPTI 7 / 26

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.Kandungan dari sila – sila Pancasila secara garis besar terbagi atas beberapa tingkatan yang pertama adalah nilai dasar , instrumental dan praktis . Pancasila juga mengandung nilai moral dan norma yang harus diterima oleh seluruh warga negara karena hal tersebut menjadi landasan bagi kehidupan bersama di Indonesia.Meskipun Pancasila terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling melengkapi dan menjadikan Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman kehidupan Bersama di Indonesia.

Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama. Pancasila tidak mengadopsi ideologi dari manapun sehingga nilai – nilai Pancasila kita lebih unggul dan juga lebih cocok karena berdasarkan kebiasaan dan sifat warga negara Indonesia sendiri. Alasan Pancasila sangat dibutuhkan karena kita memiliki banyak sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi wilayah Indonesia sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang sangat luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat membuat kehidupan di Indonesia menjadi banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.

Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan . DIantara lain norma – norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :

Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua rakyat Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan adanya norma ini diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama nya masing – masing dan saling menghargai.

  1. Norma Moral atau Norma Kesusilaan

Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti kita atau etika kita.Norma moral ini menentukan bagaimana cara kita dapat menilai lingkungan masyarakat maupun di dalam rumah . Norma ini berasal dari diri sendiri bagaimana kita menyikapi lingkungan agar kita dapat diterima dan mudah untuk bersosialisasi.

Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama maupun kadang juga disebut norma adat . Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku dimasyarakat , pada suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar – dasar norma kesopanannya . Sanksi dari norma ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.

Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh negara atau pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam mengatur dan juga memaksa setiap rakyat . Contohnya adalah negara membuat sebuah peraturan perundang – undangan tentang lalu lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih teratur. Sanksi yang didapat dari norma ini biasanya didapatkan pada persidangan resmi yang dipimpin hakim.

Di era modern ini juga  ditandai dengan kemajuan teknologi  yang menimbulkan beberapa perubahan  dalam kebiasaan masyaratakat, salah satu contoh dampak akibat dari era modern ini masyarakat yang mengikuti trend dari negara lain dan transformasi budaya .Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak memperdulikan nilai – nilai Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman tersebut. Sehingga banyaknya kasus – kasus yang membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi tidak teratur . Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia sudah mulai merubah dasar dalam kehidupan Bersama mereka seperti :

  • Mulai hidup secara individualisme
  • Tidak menghargai orang – orang disekitar
  • Berpakaian seperti orang barat
  • Melakukan kegiatan – kegiatan dan kebiasaan orang luar

Dengan adanya perkembangan zaman tersebut , penerapan Pancasila sebagai dasar kehidupan Bersama di Indonesia wajib untuk diupdate dan diupgrade agar penyuluhan dan juga penerapan Pancasila di lingkungan masyarakat menjadi lebih fleksibel dan juga sesuai dengan adanya perkembangan zaman.Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap menerapkan berbagai hal – hal positif yang terkandung dalam Pancasila agar Pancasila tidak hilang dan tetap menjadi bagian dari perkembangan zaman meskipun pada masa sekarang banyak sekali anak – anak muda yang selalu mengikuti perkembangan budaya barat dan juga lebih konsumtif daripada orang pada zaman dahulu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam era modern yang tidak sesuai dengan kehidupan rakyat Indonesia sehari – harinya :

  1. Budaya berpakaian orang luar

Budaya berpakaian yang selalu terupdate dengan style luar bahkan dengan harga yang sangat tinggi juga dapat membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi terganggu, dengan update update hal tersebut biasanya menyebabkan kesenjangan dengan orang- orang disekitar sehingga norma norma yang berlaku dilingkungan masyarakat tersebut diabaikan.

  1. Kebiasaan – kebiasaan orang luar

Orang – orang luar yang biasanya melakukan hal – hal yang diperlukan pada lingkungannya seperti minum – minuman keras untuk menghangatkan tubuh , tetapi beberapa orang di Indoneseia menyalahi dan meminum minuman keras tersebut tanpa alasan yang jelas sehingga membuatnya mabuk dan dapat membuat perilakunya di lingkungan masyarakat tidak terkontrol.

Orang luar berbicara tanpa adanya adat dan istiadat sehingga mereka biasanya berbicara dengan hal yang sama terhadap orang tua bahkan teman tanpa adanya perbedaan bahasa yang digunakan

Karena hal tersebut kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan anak muda yang merupakan pilar dari bangsa ini harus tetap menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari – harinya di Indonesia.

REFERENSI

Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen diterjemahkan oleh Drs. Soejono Soemargono, 1990. Pengantar Filsafat Ilmu. PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta

 Franz Magnis-Suseno, 1992, Filsafat-Kebudayaan-Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

 H.M. Tama Sembiring, Prof., Drs., SH, MM., dkk, Manur Pasaribu, SH., dan H. Chairul Alam, Drs., MM., 2012. Filsafat dan Pendidikan Pancasila. Yatama Printing, Jakarta.

 Saswinadi Sasmojo dkk [eds.], 1991. Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni. Penerbit ITB, Bandung

 Sulaiman, A. [2015]. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. [T. Redaksi, Ed]. Bandung:cv. Arfino Raya

 //www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-norma-bernegara/

Jakarta, 11 Agustus 2020 - Diperlukan paling tidak tiga pendekatan agar aspek realitas dan idealitas dari ideologi dan konstitusi dapat dipahami secara komprehensif, yaitu: Konteks kesejarahan [bagaimana nilai-nilai luhur bangsa tumbuh dan mengkristal sebagai suatu pandangan hidup]; Etika moral dan Politik, yaitu memposisikan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup yang dinamis, khususnya penyelengara negara; dan Perubahan zaman, bagaimana Pancasila dapat terus menjadi sumber inspirasi dalam menghadapi masa kini dan mendatang. Demikian dikemukakan oleh Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila [BPIP] pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator di Balai Bangkom III Jakarta, [11/8] pada mata ajar Wawasan Kebangsaan dan Pancasila. 

Pancasila, lanjut Haryono, adalah lambang negara Republik Indonesia, sebagai landasan etis dan politis. Arti penting Pancasila tidak hanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, karena keutuhan Indonesia sebagai negara kesatuan tergantung dari bagaimana warga negara menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa. 

Adanya kontroversi Rancangan Undang Undang [RUU] Haluan Ideologi Pancasila seharusnya tidak membuat perpecahan kelompok-kelompok tertentu, karena secara filosofis sila-sila dari Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 45 bukan merupakan kalimat mati, namun mengandung makna fasafah pada setiap silanya. Untuk memahami makna tersebut sebaiknya dikembalikan kepada konteks rangkaian pembentukan Pancasila, yaitu mulai dari penyampaian pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 hingga tercapainya konsensus final PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Dengan perubahan zaman, Pancasila dapat menjadi lahan inspirasi pengembangan dengan tetap mengakomodir kearifan lokal yang baik. Pancasila sebagai pendidikan pekerti masyarakat disampaikan dan diajarkan agar bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat erat kaitannya dengan wawasan/pikiran progresif dalam kepemimpinan di level manapun, sehingga setiap pengambilan keputusan dapat mengakomodir nilai–nilai Pancasila. Para pimpinan dengan kemampuan sangat banyak dapat ditemukan, namun pimpinan dengan karakter dan pemikiran yang sesuai nilai Pancasila itu luar biasa.

Karena itu perlunya pemikiran/wawasan progresif yang mampu mengembalikan martabat dan harga diri bangsa dalam meningkatkan kualitas manusia dengan memposisikan ideologi bangsa [Pancasila] sebagai landasan pemikiran, pengambilan kebijakan, dan peraturan perundangan, selain mampu memanfaatkan silang budaya sebagai sarana berlatih dan merawat munculnya kreativitas, inovasi dan kolaborasi antar komponen bangsa.[Kompu BPSDM]


Informasi Lebih Lanjut tentang Balai Pengembangan Kompetensi III Jakarta

KLIK DISINI ...


Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề