Ayat Alkitab tentang MENGHARGAI kehidupan

HAMPIR setiap hari terjadi pembunuhan di berbagai tempat. Kadang malah disertai dengan kekejaman dan kebiadaban. Tak heran, bagi sebagian orang, hidup di dunia ini ibarat di dalam neraka.

Yang terbaru dan menyita perhatian publik ialah kasus tewasnya Grace Gabriela, 5, yang jasadnya ditemukan di dalam karung, di dekat rumahnya di Perumahan Bogor Asri, Selasa [1/5]. Selain itu, masih banyak kasus pembunuhan lainnya yang terlalu banyak jika ditulis satu per satu.

Sayang karena terjadi tiap hari, pembunuhan dianggap biasa saja. Respons publik pun juga biasa. Padahal, ini bukan hal yang biasa. Karena martabat manusia dan nilai-nilai kehidupan sungguh direndahkan.  

Orang lain ialah neraka
Pembunuhan kian biasa karena kasus ini sudah terjadi sejak awal adanya manusia. Alkitab sudah merekam peristiwa anak Adam bernama Kain yang membunuh Habel [dalam Alquran disebut Qabil membunuh Habil]. Bukan semata-mata rasa cemburu yang disebabkan kurban Habel diterima Tuhan sehingga Kain membunuh adiknya.

Jauh lebih mendasar dari itu, karena kehadiran sang adik dianggap Kain sebagai pengganggu atau juga rival eksistensinya. Filsuf eksistensialis Prancis Jean-Paul Sartre, berfilsafat bahwa orang lain itu hanya neraka.

Fakta sejarah menunjukkan banyak orang masih meyakini filsafat Sartre tersebut. Kita tentu tidak bisa melupakan pembantaian enam juta orang Yahudi di bawah komando Adolf Hitler. Peristiwa holocaust itu mempertontonkan kepada kita suatu pembunuhan sistematis yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa manusia secara luar biasa. Menghilangkan nyawa orang lain, berarti mengkhianati satu nilai yang paling hakiki dalam diri seseorang, yakni hidup itu sendiri. Tidak heran seorang pembunuh ialah seorang pengkhianat. Ia tidak hanya mengkhianati orang yang dibunuhnya, tetapi lebih dari itu, ia mengkhianati kehidupan.

Sejarah kita juga tidak lepas dari pembunuhan massal. Dalam sejarah Singasari, kita melihat Ken Arok tega membunuh Tunggul Ametung demi meraih kekuasaan. Keris Mpu Gandring kemudian menjadi saksi pembunuhan berantai demi meraih kekuasaan. Menurut Pramoedya Ananta Toer, sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa hingga era orde baru tak pernah lepas dari darah dan kekerasan.

Puncaknya, di era 1965-an ketika orde baru mulai berkuasa, jutaan nyawa dikorbankan dan Partai Komunis Indonesia [PKI] yang dijadikan kambing hitam. Kemudian, orde baru menutup episode kekuasaannya dengan tragedi 13-15 Mei 1998 di Jakarta dan Solo.

Yang paling edan, pada tahun belakangan ini orang membunuh justru menggunakan dalih agama, sebagaimana bisa dibaca dalam buku Terror in the Mind of God: The Global Rise of Religious Violence tulisan Mark Juergensmeyer.

Jangan membunuh
Orang-orang Kristiani sudah sejak kecil diajari perintah 'jangan membunuh’. Perintah ini bermakna; hendaklah kita bertanggung jawab atas hidup orang lain. Kita harus mencintai hak hidup orang lain seperti kita menghargai kehidupan kita sendiri.

Ketika Yesus menjalankan misinya di dunia, hukum jangan membunuh itu  diberi aksentuasi baru. Jika pada era Perjanjian Lama berlaku vendetta atau hukum balas dendam 'mata ganti mata, gigi ganti gigi', Yesus justru mengajarkan hukum baru, "Jika pipi kirimu ditampar, berikan juga pipi kananmu." Bahkan, ada perintah mengasihi orang yang memusuhi kita.

Apa maksud Yesus dengan ajaran itu ketika beberapa pihak menganggap tidak masuk akal? Yesus sebenarnya ingin orang menghayati Kerajaan Allah sudah dekat. Hukum dunia ini memang melestarikan dendam dan kebencian. Hukum dunia ini sangat senang jika ada orang saling melecehkan kehidupan.

Namun, Yesus memberi perintah baru untuk mengasihi, termasuk musuh sekalipun, agar dunia ini siap menyambut Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan istilah yang mengandung makna bahwa hanya Allah saja yang meraja dalam semua bidang kehidupan, termasuk dalam hidup kita. Kerajaan Allah itu oleh sebagian umat Kristiani dimaknai dengan surga.

Yesus juga tidak mengajarkan bahwa surga itu hanya beraspek eskatologis [jadi baru terwujud kelak pada hari kiamat]. Namun, surga atau Kerajaan Allah itu harus sudah dimulai di dunia, di tempat kita berpijak sekarang ini. Oleh sebab itu, Yesus mencoba terus tanpa lelah agar nilai-nilai Kerajaan Allah, nilai-nilai surgawi, seperti cinta dan pengampunan pada musuh, diterapkan sekarang juga di dunia ini.

Dalam doa 'Bapa Kami', doa yang orisinal diajarkan Yesus, Dia mengajarkan “Jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga”. Jadi Dia ingin dunia menjadi tempat yang damai dan membahagiakan seperti surga atau Kerajaan Allah.

Menghargai kehidupan
Karena itulah selama tiga tahun misi-Nya, Yesus tidak bosan-bosannya berkhotbah, bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat. Karena sudah dekat, kita semua perlu dan harus menyiapkan diri untuk hidup menurut norma-norma Kerajaan Allah, seperti menghargai hidup. Tidak hanya hidup kita sendiri, tetapi juga hidup sesama kita.

Mengapa hidup harus dihargai? Karena Allah saja memandang hidup kita juga berharga. Manusia dalam perspektif iman Kristiani ialah imago dei, yaitu gambaran Allah yang kelihatan. Menurut Giovanni Pico della Mirandola, magnum miraculum est homo atau manusia ialah keajaiban besar. Sayang lewat tindak pembunuhan atau kekejaman, keindahan manusia yang jadi korban bisa menjadi seonggok daging yang tidak bernilai.

Untuk itu ukuran yang diberikan Yesus sangat gamblang, yakni apa yang kita lakukan untuk sesama di dunia ini, akan menjadi ukuran Tuhan juga untuk mengukur manusia kelak [lihat Injil Matius 25:1-40]. Menurut filsuf Emmanuel Levinas [1906-1995], setiap kehadiran orang lain [l‘Autrui] harus kita hargai.

Besok [10/5], umat Kristiani merayakan peristiwa Yesus naik ke surga. Peristiwa itu terjadi setelah dia mengalami peristiwa sangat mengerikan, yakni pembunuhan dengan disalibkan. Untungnya, Yesus bisa mengalahkan kematian dengan kebangkitan-Nya, disusul dengan kenaikan ke surga.

Selama hidupnya, Yesus menunjukkan bagaimana orang harus hidup sesuai dengan nilai-nilai surgawi. Lewat peristiwa kenaikan-Nya, Yesus ingin para pengikut-Nya berani hidup menurut norma-norma surgawi. Karena itu, jangan lagi kita menciptakan neraka di dunia, seperti tindak pembunuhan atau kebiadaban lainnya. Perayaan Kenaikan kali ini, semoga bisa menjadi momentum untuk kembali menghargai kehidupan, baik kehidupan orang lain maupun kehidupan yang dipinjamkan kepada kita.

Terkadang dalam kehidupan ini, kita bertemu dengan orang-orang yang tidak dapat menghargai orang lain. Perlakuan mereka tentu akan sangat tidak menyenangkan dan membuat kita merasa tidak dihargai, tidak mampu, dan tidak dipandang.

Atau mungkin kita merasa semua orang tidak menghargai kita. Tapi satu hal yang perlu kita tahu bahwa Allah tidak pernah memandang hina anak-anak-Nya. Berikut 20 ayat Alkitab ketika tidak dihargai.

Follow juga instagram @kuisalkitab

Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, – Mazmur 113:7

TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh. – Mazmur 138:6

Ada teman yang perlu dikuatkan dan diberkati? Bagikan juga video ayat Alkitab yang Menguatkan Ketika Merasa Tidak Dihargai di bawah ini! Cocok juga jadi bahan renungan pribadi atau dalam komunitas. Jangan lupa subscribe channel Kuis Alkitab!

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. – Kolose 3:13

“… mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” – Lukas 6:28

Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi. – Yosua 1:9

Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” – Yakobus 4:6

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” – Matius 11:28

“… namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” – Galatia 2:20

“… dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;” – Filipi 2:3

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” – 2 Korintus 12:9

Photo by Dimi Katsavaris on Unsplash

dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:”Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. – 1 Petrus 3:9-10

Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia! – Mazmur 31:19

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. – 2 korintus 12:10

Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati. – Ulangan 31:8

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. Mazmur 34:17

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! – Mazmur 42:5

Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. – 1 Samuel 2:3

Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. – Lukas 6:22

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. – Matius 5:11

Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. – 1 Petrus 2:23

Demikianlah 20 ayat Alkitab ketika tidak dihargai, kiranya bermanfaat.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề