Bagaimana cara Allah memimpin bangsa Israel selama di padang gurun

Oleh Pilipus M. Kopeuw, S.Th, M.Pd

Sentani Hawai_Jumat 16 Agustus 2013

Khotbah dalam Acara Syukuran 40 hari Meninggalnya Alm. Bapak Eli Tuege

Bagaimana cara Allah memimpin bangsa Israel selama di padang gurun

Pendahuluan

Di dalam Alkitab ada beberapa kisah yang khusus berbicara mengenai “padang gurun”. Misalnya: (1) Hagar dan Ismael diusir Abraham dan Hagar putus harapan di padang gurun. Hagar dan Ismael ketika di padang gurun sudah habis bekal yang dia bawah, sudah tidak ada lagi harapan. Hagar ingin tinggalkan anaknya, mau mati atau apa,dia tidak peduli tapi disitulah malaikat Tuhan datang (Kejadian 21: 8-21); (2)Bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir berjalan melewati padang gurun (Keluaran 13:17-18  & 14: 1-13); dan (3) Yesus dibawah oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis (Matius 4: 1-11)

Apa itu padang gurung? Bagaimana suasana atau kondisi padang gurun? Padang gurun kata lainnya adalah padang pasir. Kondisi padang gurun yaitu sejauh mata memandang ke segala penjuru, timur ke barat dan utara ke selatan, semua yang terlihat hanyalah pasir dan pasir berhamparan tanpa batas. Gambarannya sama dengan padang alan-alang.  ketika kita ada di padang  alang-alang, yang terlihat hanyalah alang-alang, sejauh mata memandang.  Sama halnya juga ketika kita berada di lautan bebas, yang nampak hanya air laut dan air laut, tidak ada pulau ataupun daratan lainnya. Kalau tidak ada kompas, maka kita tidak akan tahu arah, mana timur dan barat, mana utara dan selatan.

Temperatur padang gurung dapat baik mencapai 49oC, sedangkan pada malam hari temperatur dapat turun hingga -2oC. Perbedaan temperatur yang sangat drastis ini dapat membunuh mereka yang fisiknya kurang baik. Pada temperatur yang sangat panas disiang hari dapat menyebabkan kesulitas bernapas karena kekurangan oksigen atau dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Pada malam hari temperatur yang sangat dingin dapat menyebabkan kebekuan otot-otot atau jantung.

Mengapa terjadi perbedaan yang sangat panas pada siang hari dan dingin di malam hari. Salah satu sebab adalah karena di padang gurun langit biasanya sangat cerah dan tidak ada awan yang menghalangi matahari atau menyerap panas matahari sehingga selama siang hari, bumi menyerap hampir semua sinar matahari dan menimbulkan pemanasan pada udara. Pada malam hari, hal sebaliknya terjadi. Pada malam hari, tanah dan udara panas memancarkan kembali panas itu ke angkasa sehingga menyebabkan penurunan temperatur secara cepat.

Kita kenal Kitab Perjanjian Lama (PL) yakni Keluaran 14: 1-31. Dalam pembagian Kitab Keluaran, pasal 12:1 – 15:21 bertemakan Pembebasan bangsa Ibrani dari mesir. Nama kitab ini adalah keluaran atau keberangkatan, kata ini menunjukkan tentang pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari penghambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah. Di sini terlihat lucuh. Katanya pembebasan dari perbudakan tetapi kenapa harus melewati PADANG GURUN? Kenapa harus berputar-putar hingga 40 tahun? Padahal ada jalan pintas lain, sebelum memasuki padang gurun!

Dalam Perjanjian Lama, kita melihat Tuhan Allah menuntun umatNya, ada satu tempat yang paling populer, yakni “PADANG GURUN”. Mengapa Bapa di surga selalu menuntun umatNya ke “Padang Gurun”? Tidak ke puncak, tempat rekreasi, pasar murah atau ke mall? Ada tujuan apa, Allah menuntun umatnya melalui padang gurun? Apakah Allah tidak tahu bagaimana kondisi di padang gurun? Mengikuti penjelasan dalam renungan ini, kita lebih fokus kepada ada apa di padang gurun, kenapa Allah membawa kita melewati padang gurun? Ada 3 (tiga) hal yang dapat kita pelajari tentang berjalan padang gurun.

I. DI PADANG GURUN TIDAK ADA ARAH.

Kalau anda berada ditengah padang gurun semuanya akan terlihat sama. Kita tidak tahu mana arah timur atau selatan. Allah membuat bangsa Israel berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Kenapa Allah membiarkan dan mengijinkan situasi itu terjadi? Apakah Tuhan tidak bisa memberi yang terbaik kepada bangsa Israel (Bilangan 32:13)?

Dalam Keluaran 13: 17-18, Tetapi ketika Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan tidak membawa bangsa Israel melalui jalur yang biasa, yaitu jalan yang melewati negeri orang Filistin, walaupun jalan ini merupakan jalur perdagangan utama, jalur yang paling pendek jaraknya, dan jalur yang paling mulus (ay. 17a). Tuhan justru membawa bangsa Israel berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau atau Laut Merah (ay. 18a). Saya berpikir, tentulah ada alasan Tuhan mengapa Tuhan justru seakan-akan memutar-mutarkan jalur perjalanan bangsa Israel, dan Alkitab kita dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak ingin bangsa Israel menyesal ketika mereka harus bertempur dan menghadapi peperangan, sehingga mereka meminta kembali ke Mesir (ay. 17b). Memang Alkitab juga mengatakan bahwa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan siap sedia berperang (ay. 18b), tetapi menurut saya kelihatan siap berperang dan memiliki mental siap berperang merupakan dua hal yang jauh berbeda, dan itulah alasan utama Tuhan akhirnya membiarkan bangsa Israel melewati jalan berputar.

Pernahkah kita naik taksi dan kemudian supir taksi tersebut mengantarkan kita melewati jalan yang tidak biasanya? Apa yang kita rasakan saat itu? Kesal karena kita terpaksa harus memutar jauh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tujuan kita? Marah karena kita harus membayar lebih mahal dari tarif yang biasanya? Takut karena barangkali supir taksi mempunyai niat jahat terhadap kita? Atau mencoba menenangkan diri dan menikmati suasana jalan yang berbeda dari apa yang sering kita lihat?

Saya tidak tahu jawaban anda apa, dan saya juga tidak tahu jawaban mana yang terbaik bagi kita, tetapi  satu hal yang saya perhatikan, bahwa seringkali dalam kehidupan kita, Tuhan membawa kita melewati jalan-jalan yang tidak biasa kita lalui. Ketika kita sudah berada dalam zona nyaman kita,  tiba-tiba Tuhan melakukan sesuatu yang tidak biasanya. Kita biasanya protes karena kita harus keluar dari zona nyaman kita, padahal jika kita mau jujur, pasti ada rencana Tuhan ketika Dia mengajak kita berjalan melewati jalan yang tidak biasa kita lewati.

Ketika keluarga Besar, ditinggalkan oleh Almarhum Bapak Eli, mereka mungkin saja masuk dalam keadaan ini. Tidak tahu arah jalan selanjutnya bagaimana dan kemana? Semua yang tadinya ada ayahanda, mereka berjalan dengan normal. Kok, tiba-tiba begini dan begitu. Mungkin anak-anak sempat bertanya, pekerjaan Ayahanda selanjutnya bagaimana, siapa yang akan meneruskan, masalah yang lain bagaimana cara penyelesaiannya? Belum lagi ada isu-isu yang mengatakan untuk proses ke pihak berwajib, dan sebagainya. Waktu kehilangan Almarhum Bapak Eli, anak-anak dan keluarga memasuki “Padang Pasir yang tidak jelas arahnya” semua kelihatan berjalan ditempat dan mandek.

Kita semua, sidang yang hadir mala mini, juga pada saat-saat tertentu TUHAN membawa kita masuk padang gurun dan merasakan bahwa ketika memikirkan persoalan seolah-olah semua hanya bentaran pasir artinya tidak ada arah yang pasti, keman kita saudara harus melangkah?

II. DI PADANG GURUN TIDAK ADA JALAN PINTAS.

Apakah ada yang tahu ada jalan pintas di padang gurun? Tidak ada jalan pintas di padang gurun. Akibat dari tidak adanya jalan pintas dipadang gurun atau dimanapun, kadang membuat kita juga pernah ngomel, karena perjalanan terlalu lama. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir menuju kanaan, mereka di kejar oleh Firaun dengan 600 kereta terpilih mengejar bangsa Israel. Mau balik tidak bisa, maju di depan hanya ada lautan. Tidak ada jalan pintas untuk melarikan diri.

Hidup memang sering sulit. Kesulitan datang silih berganti. Kesulitan memang tidak akan pernah berhenti atau habis. Selam kita hidup di dunia ini, kita akan selalu berhadapan dengan kesulitan.

Keluarga besar Almarhum yang ditinggalkan, berada dalam kesedihan karena Ayahanda tercinta harus pergi untuk selamanya dari tengah kehidupan nyata mereka. Akibatnya, semua anak-anak mengalami duka dan kesedihan yang mendalam dan mungkin ada diantara mereka yang mencoba tawar-menawar dengan Tuhan. Kenapa Tuhan tega mengambil Ayahanda mereka secepat itu? Bisakah ada jalan pintas lain agar Ayahanda mereka hidup lagi untuk beberapa saat hingga kami benar-benar siap baru silahkan Tuhan mengambilnya dari kehidupan anak-anaknya?

Ketika kehilangan Almarhum, memang barangkali bagi keluarga besar yang ditinggalkan merasa sulit menerima kenyataan. Karena ada banyak hal yang mungkin belum dipersiapkan dengan baik, belum diatur dengan baik. Pada kondisi ini tidak ada jalan pintas lain untuk mengaturnya seperti yang anak-anak dan mungkin kita sekalian inginkan. Tindak ada jalan pintas untuk berhenti bersih. Tidak ada jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan dalam keluarga. Tidak ada jalan pintas untuk langsung bisa meneruskan segala sesuatu yang ditinggalkan Almarhum dan sebagai. Pada saat-saat tertentu dan situasi tertentu, keluarga di sini dan kita semua, diijinkan dan dituntun Tuhan masuk ke padang gurun….untuk melihat bahwa tidak ada jalan pintar disana?

Bangsa Israel saja Tuhan menuntun berkeliling di padang gurun selama 40 tahun. Setelah 40 tahun itu, bangsa Israel dipimpin Tuhan masuk ke tanah Kanaan. Sebenarnya perjalanan mereka tidak harus sampai 40 tahun, kira-kira 3 bulan saja mereka sudah bisa tiba. Lalu mengapa sampai 40 tahun? Apakah Musa salah memimpin arah bangsa Israel dan keliru membaca kompas? Tentu tidak. Dalam perjalanan itu orang Israel terus mengomel kepada Musa sampai mereka memilih untuk kembali ke Mesir meskipun harus diperbudak.

Dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurung, tidak ada jalan pintas untuk mencari makanan, tidak ada jalan pintas untuk mencari air,  atau waktu perjalanan yang lama. Ada banyak potensi persoalan bisa terjadi mengganggu dan mengancam semangat mereka,

Ketika berada di padang gurun yang dituntut adalah Ketaatan dan kesetiaan kita selama melalui berbagai pencobaan menentukan kualitas iman kita kepada Tuhan. Seperti dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Roma 5:3-5: Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Atau oleh Rasul Petrus dalam 1 Petrus 1:6-7: . Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu–yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

III. DI PADANG GURUN TIDAK ADA TEMPAT UNTUK BERSEMBUNYI.

Di padang gurun tidak ada yang tersembunyi. Semua kesulitan terlihat jelas, seperti panas, badai, sunyi, lelah dan tidak ada kenyamanan. Jika kehidupan Anda saat ini serba salah, mau ke kanan salah, ke kiri salah, berdiri salah, bangun salah, itulah kehidupan di padang gurun.

Ketika Almarhum Bapak Eli masih hidup, saya yakin Anak-anak punya tempat untuk berteduh, anak-anak punya tempat curhat dalam lindungan ayahanda dalam banyak hal dan persoalan. Namun kemudian, anak-anak semua dijinkan memasuki “padang gurun” dimana tidak ada lagi tempat perlindungan lagi bagi mereka.

Sebelum  bangsa  Israel  memasuki Tanah  Perjanjian dan  menghalau  bangsa-bangsa  yang menghuni  daerah  itu,  pertama-tama  Tuhan  menghakimi  umat-Nya  di  padang  gurun.  Ini merupakan nubuatan. Jadi sebelum kita berkata kepada dunia: “Bertobatlah,“ maka Tuhan akan terlebih dahulu membersihkan gereja-Nya dari dosa-dosa yang masih melekat di tubuh gereja-Nya dan belakangan ini kita melihat Tuhan mulai membongkar kebusukan-kebusukan di tubuh gereja-Nya termasuk ketidakbenaran yang dilakukan oleh para pemimpin gereja.

Padang gurun adalah tempat kita menyucikan diri dari segala dosa dan salah. Apapun yang kita perbuat tidak ada yang tersembunyi di mata. Dosa besar atau kecil, tidak ada yang tersembunyi di mata Allah, kecuali kalau ada orang yang bisa menutup atau membutakan matanya Tuhan. Mungkin Tuhan tidak bisa melihat. Alkitab katakana, mata tuhan ada di segala tempat mengawasi orang baik maupun orang jahat (Amsal 15:3).

Penutup dan Penerapan

Lalu bagaimana agar kita mengalami kemenangan di padang gurun? Sebagaimana Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun, demikian juga Roh Kudus membawa kita ke padang gurun. “Entering  the  Next  Level“ dan  Yesus  berjanji: “Aku  akan  minta  kepada  Bapa,  dan  Ia  akan memberikan  kepadamu  seorang  Penolong yang  lain,  supaya  Ia  menyertai  kamu  selama-lamanya,“ (Yohanes 14:16). Jadi kita tidak sendirian, Roh Kudus beserta kita.

Bisa dikatakan bahwa di padang gurun inilah Tuhan mengubah mental bangsa Israel dari mental budak menjadi mental prajurit, yang siap untuk merebut tanah yang dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka.

Reaksi bangsa Israel yang tidak menghormati Allah sebenarnya adalah gambaran kita yang berespon kurang ajar kepada Allah yang sudah memberikan Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus kita.

Robert Schuller pernah mengatakan “masa sulit tidak akan bertahan, orang yang gigih akan melampauinya”.

Perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun ini justru menunjukkan bahwa Tuhan selalu menyertai bangsa yang tegar tengkuk ini. Tidak hanya itu, Tuhan juga sedang mendidik dan menghajar mereka dengan kasih-Nya yang tak berkesudahan sampai mereka masuk ke tanah Kanaan. Bukan hanya keluarga yang ditinggal saja yang ditimpa kesedihan dan munculnya masalah-masalah baru. Namun perbedaan antara mereka yang sukses dengan  mereka yang gagal adalah menyerah atau terus melangkah ke depan.

Tidak ada kesulitan atau kesedihan yang mengalahkan kita, kecuali kita membiarkannya mengalahkan kita. Semuanya ditentukan oleh keputusan kita dan bukan oleh kesedihan dan masalah-masalah lainnya itu.

Mengapa Tuhan Allah menuntun bangsa Israel lewat jalan (padang gurun) itu? Supaya mereka dan kita tidak berharap kepada siapa-siapa, kecuali kepada Tuhan.

Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Yeremia 18:1-9, Allah memproses kita dari Tanah Liat untuk menjadi alat yang berguna

Pengembangan diri diluar konteks Alkitab, bukan pengembangan diri sejati.  Hanya pengembangan diri semu.

Setiap kita tidak ingin berlama-lama mencapai “tanah Kanaan” di dalam dunia ini, yakni keberhasilan, kesuksesan, kemakmuran, kesejahteraan, kesembuhan, & keindahan lainnya. Itu yang kita pikirkan. Tetapi Tuhan mengerjakan doa & harapan kita untuk tidak saja mengaruniakan “tanah Kanaan” di dalam dunia ini kepada kita, tetapi karena KASIH SETIA-NYA Ia mengerjakan doa & harapan kita juga untuk  mempertahankan kita menembus “padang gurun” dunia menuju tanah Kanaan yang sesungguhnya, yakni “diam di dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mzm 23:6). Sungguh, orang yang memahami ini (= “orang bijaksana” – Dan 12:10) akan bersukacita karena penderitaannya, sebab dengan demikian ia telah memberi dirinya masuk ke dalam waktu Tuhan, yakni ke dalam rencana Tuhan, & telah belajar taat seperti Yesus, yang “Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya” (Ibr 5:8). Orang yang memahami ini akan berkata: “Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.” (Yes 38:17).

(1 Kor 10:13a “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.”),

Demikian juga dengan kita, di saat Tuhan sepertinya sedang membawa kita berputar-putar tanpa tujuan yang jelas, justru di situ pasti ada maksud Tuhan untuk membentuk kita. Rancangan Tuhan tidak pernah gagal. Justru kita yang sering tidak mengerti apa maksud Tuhan bagi kita, karena rancanganNya terlalu dalam untuk kita selami (Mazmur 92:6 Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu.).

Oleh karena itu, mari kita tetap percaya kepada Tuhan, ketika Tuhan membawa kita melalui jalan berputar, karena kita tahu bahwa segala sesuatu pasti mendatangkan kebaikan bagi kita, ketika kita mau taat kepada Tuhan (Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah).

 Janji Tuhan di Padang Gurun:

  1. Tuhan menyertai kita di padang gurun (Keluaran 13:21-22) 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. 13:22 Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.

 Tuhan akan melindugi kita di padang gurun (Ulangan 29:5) 29:5 Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.

  1. Tuhan akan menyediakan kebutuhan kita di padang gurun (Keluaran 16:13-15) 16:13 Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. 16:14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. 16:15 Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
  2. Tuhan akan membuat jalan di padang gurun serta sungai-sungai di padang gurun (Yesaya 43:19) 43:19 Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.

 Apa tujuan Allah ketika keluarga ditempat ditinggalkan oleh ayahanda mereka, hidup mereka bagaikan dipadang gurun, yaitu Allah mau supaya mereka kembali kepada Allah dan mengandalkanNya dalam segala hal.

Dan hal itu, Allah sudah lakukan dan nyatakan dalam kehidupan keluarga disini. Buktinya, malam hari ini kita boleh berkumpul untuk mengadakan acara syukuran 40 Hari Kematian Almarhum Ayahanda mereka. Walaupun anak-anak harus melewati padang gurun, yang tidak ada, tidak ada jalan pintas dan tidak ada tempat persembunyian. Anak-anak semua bisa melewati padang gurun ini, karena ada penyertaan Allah, ada Roh Kudus sebagai penolong bagi mereka.

 Malam ini saya percaya dan mewakili keluarga disini: menyampaikan rasa syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus Kritus, SEBAB:

  1. Tuhan sudah menyertai keluarga melewati masa dukacita
  2. Tuhan sudah dan akan terus memelihara mereka semua, malam ini dan seterusnya
  3. Tuhan pasti akan menyediakan kebutuhan mereka, saat melewati padang gurun
  4. Tuhan pasti akan membuat jalan dan sungai-sungai bagi mereka saat berada di padang gurun