Bagaimana cara memperbaiki gizi bagi orang kekurangan gizi dan cara mencegahnya?
INDOZONE.ID - Gizi buruk masih menjadi masalah besar di seluruh dunia, terutama bagi masyarakat di kawasan negara berkembang. Show Kendati banyak terjadi di negara berkembang hingga negara miskin, tak menutup kemungkinan pula terjadi di negara maju. Kasus gizi buruk umumnya menyerang anak-anak dan balita. Dalam dunia medis, gizi buruk dikenal dengan istilah kwashiorkor (salah satu bentuk malnutrisi). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), risiko kematian anak yang menderita gizi buruk sekitar 13 kali lebih besar dibandingkan anak normal. Kondisi kurang gizi sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yang cenderung lebih lambat dibanding anak normal seusianya. Beberapa gangguan lain juga dialami si anak, seperti kesulitan belajar, fisik rentan terserang penyakit, hingga berujung fatal pada kematian anak. Gejala Gizi Buruk pada AnakIlustrasi gizi buruk pada anak (unicef.org)Sekilas, kondisi gizi buruk pada anak mungkin tidak langsung terlihat. Namun seiring waktu, gejala gizi buruk akan tampak, di antaranya:
Nah, jika anak mengalami tanda-tanda awal gizi buruk seperti uraian di atas, segeralah periksakan ke dokter. Sebelum mendiagnosis apakah anak mengalami gizi buruk atau tidak, dokter akan menghitung indeks massa tubuh (IMT) anak. Lalu, memeriksa komponen pendukung lainnya, seperti nutrisi dari asupan makanan yang selama ini dikonsumsi anak. Apabila hasil menunjukkan bahwa anak memang kekurangan gizi, dokter akan menelusuri penyebabnya dan memberi penanganan khusus secara menyeluruh. Penyebab Gizi Buruk pada AnakIlustrasi gizi buruk pada anak (blog.savethechildren.org)Gizi buruk pada anak berlangsung secara bertahap. Penyebab utamanya karena kebutuhan zat gizi harian anak tidak tercukupi, terutama kandungan protein. Hal itu kerap dikaitkan dengan tingkat ekonomi masyarakat dan kurangnya pengetahuan orang tua tentang nutrisi tumbuh kembang anak. Secara umum, terdapat beberapa faktor penyebab gizi buruk pada anak, antara lain: 1. Kondisi sosial ekonomi keluargaIlustrasi anak kekurangan gizi (alima-ngo.org)Seperti yang sudah disebutkan di awal, gizi buruk pada anak banyak terjadi di negara berkembang hingga negara miskin. Dalam hal ini, termasuk juga masyarakat yang berada di wilayah konflik dan hidup di bawah standar hingga menyebabkan kelaparan akut. Kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang baik seperti ini tentu berpotensi besar menjadi penyebab anak kurang gizi. 2. Kurangnya pengetahuan tentang giziIlustrasi orang tua dan anak (Unsplash/@derekthomson)Perlu diketahui, asupan nutrisi yang diberikan pada anak tidak boleh sembarangan. Jenis dan jumlah nutrisi harus diperhatikan. Namun, masih banyak orang tua yang kurang paham tentang pola makan sehat dan gizi seimbang untuk anak. Maka dari itu, penting sekali bagi orang tua untuk mencari tahu makanan apa saja yang dapat membantu tumbuh kembang anak. 3. Pengaruh kondisi medis tertentuIlustrasi anak gizi buruk (diplomatartist.com)Selain faktor asupan makanan, gizi buruk anak bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, terutama penyakit saluran pencernaan. Misalnya, penyakit Celiac, Crohn, dan radang usus, yang cenderung membuat anak sulit mencerna atau menyerap makanan. Penyakit bawaan dan infeksi juga menjadi penyebab gizi buruk pada anak, seperti TB paru. Solusi dan Penanganan Anak Gizi BurukIlustrasi anak kecil sedang makan (Unsplash/@halgatewood)Masalah gizi buruk ini tidak bisa disepelekan. Jika dibiarkan lama, akan meningkatkan risiko kematian dini pada anak. Oleh karena itu, butuh penanganan tepat untuk mengatasi kondisi gizi buruk pada anak. Solusi paling utama adalah pemberian nutrisi berupa kalori dan protein yang cukup untuk anak. Ini harus dilakukan secara bertahap. Apabila kebutuhan kalori anak sudah tercukupi dengan baik, barulah asupan protein lain dapat diberikan dari kadar yang rendah terlebih dahulu. Di sisi lain, orang tua harus bijak memilih sumber makanan bergizi lengkap untuk anak. Bahkan kalau perlu, sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dengan catatan, sumber makanan ini tidak melulu harus mahal, yang terpenting adalah kebersihan makanan itu tetap terjaga. Pencegahan Gizi BurukIlustrasi orang tua memberi makan anak (Unsplash/@daen_2chinda)Slogan 'lebih baik mencegah daripada mengobati' mungkin tepat dalam menyikapi masalah gizi buruk yang marak terjadi di sekitar kita saat ini. Pencegahan gizi buruk harus dilakukan sedari dini. Dalam hal ini, keluarga merupakan pondasi kuat agar gizi buruk tidak dialami oleh generasi berikutnya. Untuk pencegahan gizi buruk tersebut dapat dimulai dengan cara-cara berikut ini:
Itulah tadi ulasan seputar gizi buruk pada anak, mulai dari gejala, penyebab, penanganan, hingga pencegahan yang dapat dilakukan. Nah, dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2020 ini, harapannya kita semua semakin peduli dengan apa yang selama ini kita konsumsi. Sehingga, kasus gizi buruk yang saat ini masih terus menjadi perbincangan, tidak dialami oleh kita maupun keluarga di rumah. Artikel Menarik Lainnya:
|