Bagaimana cara mengajar yang menyenangkan?

KEBUTUHAN akses dan penggunaan internet di era pandemi Covid-19 meningkat dengan sangat pesat, salah satu penyebabnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara daring. Dalam konteks ini, guna mendorong pada pengalaman belajar peserta didik yang lebih berkesan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, perlu dirancang metode atau model pembelajaran daring yang sesuai dan efisien.

Hal itu untuk mempertahankan minat belajar yang merupakan faktor sangat penting untuk keberhasilan belajar bagi siswa. Selain itu, peran guru dalam membangun cara mengajar yang menyenangkan dan memberikan motivasi juga bisa membangun minta siswa untuk belajar.

Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sri Wahyuningsih yang mengatakan, saat ini pembelajaran tatap muka secara terbatas berlangsung di sejumlah daerah. Namun, sekalipun nanti sudah normal dan dilakukan pembelajaran tatap muka secara seratus persen, manfaat teknologi digital dalam percepatan untuk akses akselerasi dan transformasi kegiatan belajar mengajar tetap harus kita gunakan.

Saat ini kita sudah berada di kemajuan Industri 4.0, tentu kita harus mengejar ketertinggalan kita khususnya terhadap kualitas layanan pendidikan, ungkap Sri dalam webinar bertajuk Pentingnya Memperhatikan Psikologis Anak selama Pembelajaran Daring yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi.

Dirjrektur Jenderal Aplikasi dan Informastika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, salah satu pilar penting dalam mendukung terwujudnya agenda transformasi digital adalah menciptakan masyarakat digital, di mana kemampuan literasi digital masyarakat memegang peranan penting di dalamnya.

Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, literasi digital merupakan kunci dan pondasi utama yang harus kita semua miliki. Pemerintah akan terus melakukan upaya meningkatkan literasi digital masyarakat lewat berbagai macam inisiatif kegiatan, kata Semuel.

Psikolog Klinis Anak dan Keluarga Ike R Sugiarto menjelaskan, belajar dari rumah tidak memberikan dampak negatif kepada psikologis siswa asalkan dibuat dengan menarik. Kesehatan mental seluruh pihak yang terlibat di dalam proses pembelajaran ini baik siswa maupun guru perlu diperhatikan dengan cara mempelajari bagaimana cara membuat belajar daring yang menarik.

Baca juga :Masker dan Vaksinasi Kunci Menuju Tatanan Hidup Bersama Covid-19

Salah satu tips yang diberikan Ike adalah: supaya siswa menyukai online learning, maka guru harus terlebih dahulu menyukai online learning.

Bagaimana kita mau membuat belajar daring yang menyenangkan kalau secara pribadi kita sudah tidak suka? tanya Ike.

Ike juga mengimbau untuk kuasai teknologi yang digunakan dan berkembang bersama teknologi tersebut.

Analis Pengembangan Peserta Didik Kemendikbudristek Enfira Yanuaristi menambahkan adanya dampak Learning Loss, yaitu situasi dimana anak kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademik akibat perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh yang menyebabkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda.

Learning Loss ini tidak semuanya berkaitan dengan pelajaran tetapi banyak juga pembelajaran yang hilang terkait dengan karakter, misalnya disiplin yang sudah ditanamkan sebelum pandemi ketika pagi-pagi harus bangun bersekolah dan aturan-aturan yang diterapkan sekolah itu mulai memudar, ungkap Enfira.

Learning Designer Kelas 3 dan 4 SD Sekolah Murid Merdeka Desri Mutiara Putri memperkenalkan Metode Belajar Blended Learning dan Project Based Learning yang diterapkannya di Sekolah Murid Merdeka. Blended Learning yaitu mengkombinasikan praktek pendidikan konvensional (luring) dengan pendidikan berbasis digital (daring), sedangkan metode belajar Project Based Learning membuat murid tidak hanya belajar secara teori, namun memahami materi yang sedang dipelajari melalui praktek.

Lebih lanjut, Desri juga menyampaikan harapan satuan pendidikan terhadap Pemerintah. Desri berharap adanya tindak lanjut bersama terutama dalam fokus pembelajaran yang berbasis kompetensi bukan berbasis konten semata.

Kami berharap tidak terlalu banyak materi-materi yang mengharuskan murid harus menghafal tetapi lebih memberikan bekal dan kemampuan dasar yang nantinya bisa membuat murid lebih merdeka berkarya di masa depan," kata Desri. (RO/OL-7)

psikologi pembelajaran jarak jauh siswa