Bagaimana cara mengolah sampah organik yang benar jelaskan

Oleh : Haidina Ali,SST,M.Kes

S A M P A H dan sampah. Jika mendengar kata ini, semua pasti akan langsung tertuju pada sebuah benda yang sangat menjijikkan. Dimana biasanya sampah itu mempunyai bau yang sangat menyengat. Bahkan anda  pasti akan menutup hidung Anda saat melewati bak sampah atau Anda yang dilewati oleh truk dengan muatan sampah. Sampah merupakan material yang dibuang dari sisa kegiatan rumah tangga.
Sebenarnya sampah dapat kita bedakan menjadi dua yaitu, sampah organik dan anorganik. Dan tahukah Anda jika ternyata ada acara mengelolah sampah tersebut? Kita akan membahasnya satu persatu dari pengenalan apakah sampah organic dan anorganik itu, sampai kita temukan cara mengolah sampah tersebut.

Sampah Organik Kita mulai bahasan kita mengenai sampah organik dan anorganik ini dimulai dari mengetahui dulu apa itu sampah organik dan tergolong sampah yang gampang busuk. Seperti apa contohnya? Contoh dari sampah ini seperti sisa makanan, dedaunan dan masih banyak lagi. Sebenarnya sampah sejenis ini masih bisa kita manfaatkan lagi. Asalkan kita tahu kegunaan dan cara mengolahnya. Jenis sampah organik bisah kita manfaatkan lagi menjadi pupuk kompos. Karena sampah organik berasal mahluk hidup seperti hewan dan juga tumbuhan, bahkan tidak menutup kemungkinan dari manusia itu sendiri.

Sampah organik basah. Yang dimaksud dengan sampah organik basah yaitu sampah yang mempunyai kadar kandungan air didalamnya. Contohnya buah dan sayuran. Bagai mana cara mengolah sampah organik dan anorganik kita bisa memulai mencoba mendaur ulang sampah.  Yaitu memanfaatkan sampah organik dijadikan alih fungsimenjadi barang lain. Atau kita bisa mengubah sampah ini menjadi pupuk kompos.

Sampah Anorganik Pengolahan sampah anorganik. Sampah anorganik termasuk jenis sampah yang memerlukan waktuyang cukup lama dalam penguraianya. Sampah anorganik kebanyakan berasal dari sumber daya alam, contohnya seperti plastik dan aluminium. Sampah anorganik yang terlihat nyata dalam rumah tangga adalah berupa botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain sebagainya. Dan banyak sekali dampak negatif bagi alam yang disebabkan oleh sampah anorganik ini, diantaranya menurut kualitas lingkungan dan juga menurunkan estetika lingkungan. Sampah yang berserakann dan bauh akan menjaikan lingkungan tidak nyaman untuk ditempati. Bagai mana cara mengolah sampah anorganik? Sampah anorganik sebaiknya kita  daur ulang kembali. Jangan membuangnya secara sembarangan, karena jenis sampah ini tidak mudah untuk hancur. Disini kita memerlukan kreatifitas tinggi untuk mengubah sampah tersebut menjadi menjadi kertas, mungkin anda tidak perlu berpikir panjang lagi. Karena anda bisa menjualnya kepada tukang loak, dan anda dapat mendapatkan uang hasil penjualan sampah anorganik tersebut. Tapi anda akan berpikir jika sampah anorganik anda adalah sisa kain. Saya sarankan anda memanfaatkanya. Mungkin bisa anda gunakan sebagai kain untuk mencuci motor, atau jika anda kreatif anda bia membuat  keset menggunakan sisa-sisa kain tersebut.

Sekarang tentunya anda sudah bisa menyikapi secara bijaksana tindakan apa yang anda lakukan, baik pada sampah organik dan anorganik yang berada dirumah anda atau sekitar anda. Jangan pernah membuang sampah pada sungai dan selokan. Karena itu akan merusak alam dan merusak ekosistem.

Penulis Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Sadarkah kamu rata-rata menghasilkan sampah sebanyak 800 gram setiap harinya, berarti dalam setahun kamu menyumbang sampah seberat 292 Kg. Itu hanya sampah yang dihasilkan oleh satu orang loh, terbayangkan berapa banyaknya sampah yang dihasilkan manusia setiap tahunnya? Nah karena itulah pentingnya melakukan pengelolaan sampah di rumah.

Tujuan pengelolaan sampah adalah membuat sampah memiliki nilai ekonomi atau merubahnya menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan. Dengan pengelolaan sampah rumah tangga yang benar, kamu dapat membantu untuk menekan dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Bagaimana sih cara pengelolaan sampah yang benar di rumah? Simak cara melakukannya di bawah ini.

1. Pisahkan Sampah Sesuai Dengan Jenisnya

Langkah pertama sistem pengelolaan sampah di rumah adalah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Secara garis besar kamu dapat memisahkan sampah menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik.

Siapkanlah dua tempat sampah yang berbeda di rumah yang dikhususkan untuk setiap jenis-jenis sampah. Kalian pasti sudah tahu, sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam. Seperti sisa makanan atau daun. Dengan kata lain semua sampah yang dapat terurai dengan mudah adalah sampah organik. Sementara sampah plastik, karet, kaca dan kaleng masuk ke dalam kategori sampah anorganik.

Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, akan memudahkan kamu untuk memudahkan kamu dalam pengelolaan sampah di rumah kamu pada langkah berikutnya.

2. Pengelolaan Sampah Organik

Cara pengelolaan sampah organik yang paling mudah adalah dengan membuatnya menjadi pupuk kompos yang dapat kamu gunakan untuk berkebun. Namun jika kamu tidak suka berkebun atau tidak suka dengan aroma yang ditimbulkan selama pembuatan pupuk kompos, kamu dapat mendonasikan sampah organik ke sahabat yang memiliki hobi berkebun atau penjual tanaman. Karena mereka pasti dengan senang hati menerimanya untuk dibuat menjadi pupuk kompos.

3. Pengelolaan Sampah Anorganik

Sebagian sampah anorganik dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, kaleng dan lainnya. Jika kamu tidak yakin apakah sebuah kemasan makanan dapat didaur ulang atau tidak, kamu dapat memeriksa logo daur ulang pada kemasan makanan tersebut. Jika terdapat logo daur ulang, maka kemasan makanan tersebut dapat didaur ulang. Bawa sampah-sampah anorganik tersebut ke pusat daur ulang sampah terdekat atau kamu juga bisa memberikannya kepada pemulung.

4. Pengelolaan Sampah Berbahaya

Pisahkan sampah-sampah berbahaya untuk dibawa ke pusat daur ulang. Petugas pusat daur ulang pasti tau cara untuk mendaur ulang sampah berbahaya agar tidak merusak lingkungan.

Untuk barang-barang elektronik yang sudah rusak alias menjadi sampah, kamu dapat mengembalikannya ke perusahaan yang memproduksinya. Beberapa perusahaan elektronik menerima barang elektronik bekas untuk mereka daur ulang kembali menjadi produk elektronik baru.

5. Reduce, Reuse and Recycle!

Budayakan gaya hidup Reduce, Reuse and Recycle atau biasa dikenal dengan 3R, dari diri kamu. Biasakan untuk mengurangi pemakaian plastik atau bahan-bahan lain yang sulit terurai. Untuk menghemat penggunaan plastik, kamu bisa baca lebih lengkap di artikel lainnya yang membahas diet sampah plastik.

Kemudian jangan lupa memanfaatkan barang bekas agar bisa digunakan kembali. Seperti memanfaatkan botol plastik bekas untuk dijadikan pot tanaman. Itu hanya salah satu contoh saja. Masih banyak lagi barang bekas yang bisa digunakan kembali dengan ide kreatifmu!

Terakhir, jangan lupa untuk selalu mendaur ulang sampah-sampah yang dapat didaur ulang kembali. Dengan membawa sampah tersebut ke pusat daur ulang, seperti yang telah dibahas mengenai pengelolaan sampah anogarnik di atas.

Nah sebagai generasi millennial, apakah kalian sudah melakukan lima langkah pengelolaan sampah di rumah kalian demi planet kita tercinta? Jangan lupa hal yang paling mendasar yang harus selalu dilakukan, yaitu selalu membuang sampah pada tempatnya!

Sampah organik merupakan jenis sampah yang juga turut menimbulkan masalah lingkungan. Pada tahun 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK] mencatat bahwa komposisi sampah didominasi oleh sampah organik yaitu sekitar 60% dari total sampah yang dihasilkan.

Jumlah tersebut tentu saja tidak sedikit. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengolah sampah organik dengan tepat. Namun sebelum membahas terkait cara pengolahan sampah organik, tak ada salahnya jika kita memahami terlebih dahulu pengertian dan jenis-jenis sampah organik.

Pengertian Sampah Organik

Menurut penjelsan di dlh.kulonprogo.go.id, sampah organik adalah sampah dari bahan-bahan hayati yang bisa didegradasi oleh miroba atau bersifat biodegradable. Artinya, sampah jenis ini mudah diurai dengan proses alami

Sementara itu, dalam Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan 4[1], sampah organik diartikan sebagai limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup baik hewan, manusia, atau tumbuhan. Limbah tersebut nantinya akan mengalami pembusukan atau pelapukan.

Sampah organik sebenarnya tergolong limbah yang ramah lingkungan sebab bisa diurai secara alami oleh mikroba, namun penguraian secara alami membutuhkan waktu. Sehingga saat sampah organik tidak diolah dengan cepat dan menumpuk, bisa menyebabkan aroma yang tidak sedap.

Advertising

Advertising

Misalnya saja, di pembuangan sampah terdapat buah dan sayur busuk dalam jumlah yang sangat banyak. Tanpa diolah, buah dan sayur tersebut mungkin akan terurai, namun membutuhkan waktu. Dalam proses penguraian alami tersebut biasanya menyebabkan aroma busuk.

Dengan adanya campur tangan manusia, maka proses penguraian menjadi lebih cepat. Dan tanpa disadari, sampah organik yang diolah dengan benar justru bisa bernilai ekonomis.

Baca Juga

Mengutip dari laman DLH Kabupaten Buleleng, sampah organik ternyata dibagi menjadi dua kelompok yaitu organik basah dan kering. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Sampah Organik Basah

Sampah organik bahasa merupakan sampah organik yang memiliki kandungan air cukup tinggi. Contoh sampah organik jenis ini yaitu sayur-sayuran, kulit buah, buah busuk, dan sejenisnya. Tingginya kandungan air yang ada dalam sampah inilah yang menyebabkan sampah cepat membusuk.

2. Sampah Organik Kering

Jenis sampah ini merupakan sampah organik yang kandungan airnya sedikit. Contohnya kayu, ranting potongan, daun kering, dan sejenisnya.

Cara Mengolah Sampah Organik

Pentingnya Mengelola Sampah Organik [Katadata]

Jumlah sampah organik yang terus bertambah, menjadi masalah tersendiri. Maka dari itu perlu adanya upaya untuk mengolah sampah tersebut agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.

Sampah organik merupakan jenis sampah yang cukup mudah diolah. Sampah organik dapat diolah menjadi berbagai produk yang fungsional dan memiliki nilai ekonomis. Adapun cara mengolah sampah organik sebagai berikut.

1. Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik yang berasal dari penguraian sampah organik seperti daun kering. Pembuatan kompos ini bisa dilakukan secara alami.

Namun saat ada tindakan dari manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat. Cara membuat kompos sangat mudah dan kandungan haranya juga cukup lengkap sehingga sangat berguna untuk budidaya tanaman.

Berdasarkan penjelasan di Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat [SNPP2M], berikut ini langkah-langkah membuat kompos dari sampah organik.

  1. Siapkan bahan kompos seperti sampah dari daun-daunan, kotoran ayam, arang sekam, EM4, gula pasir, dan air.
  2. Kemudian buat starter dengan cara melarutkan gula dengan air.
  3. Selanjutnya tambahkan EM4 dalam starter dengan takaran yang telah ditentukan.
  4. Tahap selanjutnya diamkan starter selama 24 jam.
  5. Lalu campurkan seluruh bahan untuk membuat kompos seperti daun, kotoran ayam, dan arang sekam.
  6. Siram bahan dengan starter yang sudah dibuat kemudian aduk sampai merata.
  7. Diamkan kompos tersebut selama kurang lebih 17 hari.
  8. Apabila bahan tersebut sudah berwarna kehitaman, maka kompos telah siap digunakan.

Baca Juga

Selain kompos, sampah organik juga bisa diolah menjadi biogas. Menurut penjelasan di modul “Pengolahan Limbah Organik/Cair menjadi Biogas, Pupuk Padat, dan Cair”, biogas adalah gas dari aktivitas anaerobik atau fementasi bahan organik.

Biogas yang dihasilkan memiliki kandungan seperti metana, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen, hidrogen sulfida, dan oksigen. Biogas diperoleh oleh bakteri dari bahan organik dalam kondisi kedap udara.

Biogas yang berasal dari kotoran tenak memiliki kandungan 60% gas metan. Produksi gas bisa dipengaruhi dengan jumlah bahan organik yang digunakan. Semakin tinggi bahan organik yang digunakan maka gas yang dihasilkan juga semakin banyak.

Kecepatan produksi gas juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan temperatur.  Bahan kering dan berserabut umumnya lebih lama dibandingkan dengan bahan yang basah dan halus. Sementara itu, temperatur yang optimal yaitu 32 – 37 oC.

Jumlah bakteri juga bisa mempengaruhi proses pembuatan biogas. Kelompok bakteri yang diperlukan untuk mempercepat fementasi.

Baca Juga

Selain diolah menjadi kompos dan biogas, sampah organik juga bisa diolah menjadi pupuk organik cair. Mengutip dari modul “Pembuatan Pupuk Padat dan Cair dari Sampah Organik”, berikut cara membuat pupuk organik cair.

Bahan dan Alat Pembuatan POC

  1. Drum 200 liter beserta tutupnya.
  2. Stop kran diameter 1 – 1,5 inchi.
  3. Sock berderat pipa pralon PVC, ukurannya disesuaikan dengan stop kran.
  4. Sealent, seal karet ban dalam.
  5. Plastik yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran drum.
  6. Sampah organik seperti sisa sayur dan buah.
  7. EM-4.

Baca Juga

  1. Pasang pelat plastik yang telah dilubangi ke dalam drum.
  2. Pasang penahan dibawah pelat plastik untuk menahan sampah yang akan dijadikan pupuk organik cair.
  3. Buat lubang di samping drum untuk tempat stop kran.
  4. Pasang stop kran di lubang tersebut lalu lapisi dengan karet seal pada bagian luar dan dalam.
  5. Pada bagian dalam pasang sock pipa plastik dengan stop kran. Lalu kencangkan agar stop kran tidak bocor.
  6. Setelah alat pembuatan selesai, lanjutkan dengan memasukan seluruh sampah organik yang sudah dicincang ke dalam wadah tersebut.
  7. Masukkan juga EM-4 sebagai starter.
  8. Tutup drum dengan rapat.
  9. Setelah fermentasi selesai, tampung pupuk cair dalam wadah lalu lakukan aerasi agar aroma fementasi hilang.
  10. Terakhir, kemas POC dalam wadah tertutup lalu aplikasikan ke tanaman.

Perlu diketahui bahwa proses pembuatan POC membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu. Anda bisa melakukan pengecekan secara berkala. Jika aroma fermentasi sudah harus atau menyerupai aroma tape, maka POC telah selesai dibuat dan proses fermentasi bisa dihentikan.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề