ANALISIS KONSEP RISK DAN RETURN
Lita Marina Handayani
NIM. 43219010111
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kembangan, Jakarta Barat 11650
ABSTRAK
Investasi masih menjadi salah satu sumber penanaman modal yang populer di
kalangan perusahaan, oleh karena itu perlunya memprediksi risiko dan keuntungan
yang akan diperoleh. Obyek dalam artikel ini membahas Risiko [Risk], Pengembalian
[Return], Efisiensi Pasar, Diversifikasi Risiko Sistematis dan Tidak Sistematisn serta
Model Keseimbangan Pasar menggunakan metode CAPM. Dari artikel ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan individu, investor, serta perusahaan dalam
memprediksikan keuntungan dan kerugian dalam berinvestasi.
Kata Kunci : Investasi, Risiko [Risk], Return, CAPM [Capital Asset Pricing Model]
PENDAHULUAN
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi [perluasan usaha /
penggantian aktiva tetap] kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut
dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka perusahaan akan
kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya penyimpangan tersebut belum
ditentukan oleh perusahaan, lain hal jika unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka
apabila terjadi penyimpangan perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
Antara hasil dan risiko [risk and return] memiliki hubungan linear yang
berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang diperoleh.
Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil yang
diperoleh/disyaratkan.
LITERATUR TEORI
1. KONSEP RISK [RISIKO]
Risk [Risiko] dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian
atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan.
Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “High Risk
Bring about High Return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih
besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.
Menurut Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1] Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya
dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan
keputusan
2] Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3] Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan atau posisi keuangan
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi [perluasan
usaha / penggantian aktiva tetap] kita sering mengalami kegagalan setelah
proyek tersebut dilaksanakan.
Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka
perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya
penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain hal jika unsur
risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan perusahaan
akan lebih mudah menghitungnya.
Terkait dengan Risiko, di Indonesia nampaknya belum ada tingkat bunga
yang bebas risiko secara murni. Tingkat bunga SBI yang biasanya digunakan
sebagai acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya juga mengandung risiko.
Walau lebih kecil risikonya dibanding tingkat bunga deposito bank-bank di
Indonesia.
Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang
menguntungkan. Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam penilaian investasi
akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal.
Apabila perusahaan membandingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu
investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya
pada investasi tersebut mengharapkan hasil/mensyaratkan hasil [required rate of
return] yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko [risk and return] memiliki hubungan
linear yang berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang
diperoleh. Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil
yang diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat
mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi
keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat
dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi
perusahaan. Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak
dapat dikontrol oleh perusahaan.
Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1] Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa
dipengaruhi oleh proyek lain.
2] Risiko perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman
yang dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3] Risiko pasar [market risk]
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada
investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan
lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor
dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi
berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap
perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor
untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
2. KONSEP RETURN
Return [Pengembalian] adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan berupa laba
investasi, baik melalui bunga atau deviden. Return juga merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor menanggung risiko atas investasi. Return yang dilakukannya
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya.
Singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana
yang ditanamkan pada suatu investasi berupa laba investasi, baik melalui bunga
atau deviden.
Jenis-Jenis Return
Menurut Jogiyanto Hartono ada dua jenis return yaitu:
1] Realisasi [Actual Return]
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan
penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang berguna untuk
mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi atau disebut juga return
historis berguna juga untuk menentukan return ekspektasi [expected return]
dan risiko di masa yang akan datang.
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah
return total [total return], relatif return [return relative], kumulatif return
[return cumulative] dan return yang disesuaikan [adjusted return]. Sedang
rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika
[arithmetic mean] dan ratarata geometric [geometric mean]. Rata-rata
geometrik banyak digunakan untuk menghitung rata-rata return beberapa
periode, misalnya untuk menghitung return mingguan atau return bulanan
yang dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari return-return harian.
Untuk perhitungan return seperti ini, rata-rata geometrik lebih tepat
digunakan dibandingkan jika digunakn metode rata-rata aritmatika biasa.
Actual return digunakan dalam menganalisis data adalah hasil yang
diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham
individual periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan
deviden, dapat ditulis dengan rumus:
Pi,t – Pi,t-1
Ri,t = Pi,t-1
Keterangan:
Ri,t = Return Saham i pada waktu t
Pi,t = Harga Saham i pada periode t
Pit-1 = Harga Saham pada i periode t-1
Contoh :
Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika
disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5% untuk tahun yang sama, akan
memberikan return riel sebesar :
R = [[1 + 0,17]/[1+0,05]] - 1
R = 0,11429 atau11,438ki
Rata-rata geometrick rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan
kumulatif dari waktu kewaktu.
Resiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan
Resiko realisasi, metode yang banyak digunakan untuk mengukur resiko
ini adalah deviasi standar
Ketidakpastian berarti investor akan memperoleh return di masa
mendatang yang belum diketahui persis nilainya.
2] Ekpektasi [Expected Return]
Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini
lebih penting dibandingkan return historis [realisasi] karena return ini yang
diharapkan oleh semua investor di masa yang akan datang. Return
ekspetasian [expected return] dapat dihitung berdasarkan beberapa cara
sebagai berikut ini:
a] Berdasarkan nilai ekspetasian masa depan.
b] Berdasarkan nilai-nilai return historis.
c] Berdasarkan model return ekspetasian yang ada.
Adapun perhitungan Expected return menurut Brown dan Waren yaitu
E[Rit] = Rmt
Keterangan:
E[Rit] = Tingkat keuntungan saham yang diharapkan pada hari ke t
Rmt = Tingkat keuntungan pasar pada periode t
Contoh :
Kita hanya memperoleh pengamatan selama enam periode, dan tidak
dapat memperkirakan probabilitas suatu tingkat keuntungan akan diperoleh.
Periode Tingkat Keuntungan
1 0,20
2 0,25
3 0,30
4 0,20
5 0,30
6 0,20
Dalam persolan tersebut, tingkat yang diharapkan dihitung dengan
membagi jumlah tingkat keuntungan selama 6 periode dengan jumlah
periode, yaitu :
E[Ri] = [0,20 + 0,25 + 0,30 + 0,20 + 0,30 + 0,20 ]/6
= 0,242
Komponen Pengembalian Return Saham
Menurut Abdul Halim Return Saham terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
a] Gain yaitu merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari
kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar
sekunder.
b] Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima secara
periodik. Misalnya berupa deviden atau bunga.
Sedangkan menurut Tjiptono D. Dan Hendy M. Fakhrudin, pada dasrnya
berpendapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham yaitu:
a] Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
b] Capital Gain merupakan selisih antaa harga beli dan harga jual. Capital
Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder.
Mengukur return arithmetic dan geometric
Estimasi return yang diharapkan dilakukan dengan perhitungan Dua metode
yang dapat dipakai adalah :
1] Rata-rata aritmatik [arithmetic mean], Arithmetic mean lebih baik
dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat
kumulatif
2] Rata-rata geometrik [geometric mean]; Geometric mean sebaiknya
dipakai untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang
bersifat serial dan kumulatif [misalnya 5 atau 10 tahun berturut-turut].
Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menghitung suatu rangkaian
aliran return dalam suatu periode tertentu, misalnya return suatu asset selama 5
atau 10 tahun.
Return Rata-rata : Arithmetic and Geometric Mean
a] Arithmetic Mean
Statistik yang paling dikenal baik oleh kebanyakan orang adalah
arithmetic mean. Oleh karena itu, ketika seseorang menunjuk ke mean
return mereka biasanya menunjuk ke arithmetic mean. Arithmetic mean
biasanya ditetapkan dengan simbol X-bar, dengan rumus :
X = X / nƩ
b] Geometric Mean
Geometric mean return mengukur susunan tarif dari pertumbuhan [rate
of growth] sepanjang waktu. Geometric mean terkadang digunakan dalam
investasi dan keuangan untuk menggambarkan tarif pertumbuhan yang tetap
dari dana investasi sepanjang beberapa periode yang lampau. Geometric
mean ditentukan sebagai akar yang paling akhir dari produk yang dihasilkan
dari perkembangan relative return. Geometric mean dirumuskan sebagai
berikut :
G = [[1 + TR1][1 + TR2] … [1 + TRn]] – 1
Contoh Perhitungan :
Return Tahun 2009 = 20%
Return Tahun 2010 = 25%
Return Tahun 2011 = 15%
Return 2008 – 2011 = 72.5%
Maka perhitungan Annualized Return dengan cara Rata-rata Aritmatik bisa
dilakukan dengan cara:
X = 20% + 25% + 15% = 60% : 3 = 20% Per tahun
Geometric Mean atau Rata-rata Return Geometrik dengan menggunakan
data di atas dihitung dengan cara :
G = [1+20%] x [1+25%] x [1+15%]
= 1,725 [diakar 3] - 1
= 19,9305%
Bagi investor yang awam, ketika melihat harga beli 1000, harga jual
1725, periode 3 tahun, untuk menghitung rata-rata return digunakanlah
logika sebagai berikut:
langsung Total Return selama 3 tahun yaitu 72.5% dibagi dengan 3 sehingga
diperoleh 24.1667% per tahun
Karena ada 3 angka dengan hasil yang berbeda, pertanyaan tentu manakah
angka yang paling benar:
Arithmetic Mean = 20% ?
Geometric Mean = 19.9305% ?
Atau Logika = 24.2667% ?
Untuk mengetahui hal tersebut digunakanlah pembuktian dengan
menggunakan metode bunga berbunga [compounding]
Dari tabel di atas, dengan menggunakan contoh AM [Arithmetic Mean]
kita bisa melihat bahwa nilai Rp 1000 dibungakan 20% akan menjadi Rp
1200 pada tahun selanjutnya. Rp 1200 dibungakan 20% lagi akan menjadi
1440, dan kemudian dibungakan lagi 20% menjadi Rp 1728. Dari contoh
soal di atas diperoleh fakta bahwa pada akhir 2011, NAB/Up reksa dana
adalah 1725. Dengan menggunakan cara yang sama pada Geometric Mean
dan rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Logika, hasil yang sama
persis dengan angka 1725 adalah dengan Geometric Mean [Tampilan di atas
ada koma karena menggunakan pembulatan, jika digunakan semua angka
akan sama persis] yaitu 19.9305%.
Sementara perhitungan dengan cara logika sudah jelas salah karena akan
menghasilkan angka yang jauh lebih besar dari seharusnya. Bahkan tidak ada
nama ilmiah untuk cara ini.
Karena hasil Geometric Mean per tahun yang sama persis dengan Total
Return selama 3 tahun, maka Geometric Mean juga disebut sebagai
Annualized Return [Return yang Disetahunkan] atau sering juga disebut
Compounded Return [karena jika bunga ber bunga, maka hasilnya sama
dengan Total Returnnya].
3. HUBUNGAN RISIKO DAN RETURN
a] Bersifat linear atau searah.
b] Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
c] Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi
maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
4. MARKET EFFICIENCY
Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuritas
Pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang
nilai-nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intinsiknya
Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi Ekspektasi Harga
Fama [1970] mendefinisikan efisiensi pasar sebagai berikut : "Suatu pasar
sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas "mencerminkan secara
penuh" informasi yang tersedia".
Definisi Efisiensi pasar berdasarkan Distribusi informasi
Beaver [1989] memberikan definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada
distribusi informasi sebagai berikut : "Pasar dikatakan efisien terhadap suatu
sistem informasi, hanya jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap
orang mengamati sistem informasi tersebut".
Definisi Efisiensi Pasar didasarkan pada Proses Dinamik
Adalah Efisiensi Pasar yang mempertimbangakan distribusi informasi yang
tidak simetris dan menjelaskan bagaimana harga-harga akan menyesuaikan
karena informasi tidak simetris tersebut.
ALASAN-ALASAN YANG MENYEBABKAN PASAR MENJADI
EFISIEN
1. Investor adalah penerima harga [price takers],yang berarti bahwa sebagai
pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari
suatu sekuritas.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang
bersamaan dan harga untuk memeproleh informasi tersebut murah.
3. Informasi dihasilkan secara acak [random] dan tiap-tiap pengumuman
informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya.
4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan
cepat,sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya
mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.
ALASAN YANG MENYEBABKAN PASAR MENJADI TIDAK EFISIEN
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari
sekuritas
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam
antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnyaterhadap suatu informasi
yang sama.
3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian
pelaku-pelaku pasar
4. Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih
Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar
Menurut Jogiyanto [2010], bentuk-bentuk efisiensi pasar yaitu:
a] Efisiensi pasar dari sudut informasi [informationally efficient market]
1. Efisiensi pasar bentuk lemah [weak form]
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga atau nilai yang
tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan [fully reflect]
informasi masa lampau.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat [semistrong form]
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga atau nilai
yang tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan [fully
reflect] semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang
berada di laporan keuangan perusahaan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat [strong form]
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga atau nilai yang
tercantum dalam sekuritas secara penuh mencerminkan [fully reflect]
semua informasi yang bersifat privat, dan juga informasi lainnya [yang
dipublikasikan dan masa lalu.
Jadi efisiensi pasar secara informasi didasarkan pada ketersediaan informasi
harga atau nilai dari sekuritas mencerminkan semua informasi dan informasi
tersebut dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang
khusus.
b] Efisiensi pasar dari sudut keputusan [decisionally efficient market]
1. Pasar dikatakan efisien secara keputusan dapat dilihat dari kemampuan
pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan semua informasi
yang tersedia.
2. Pasar dikatakan efisien jika terdapat ketersediaan informasi dan efisien
secara informasi belum tentu efisien secara keputusan.
Teori ini sangat sesuai dengan karakteristik penelitian yang akan dilakukan
yaitu berkaitan dengan variabel dependen pada penelitian ini yaitu peringkat
obligasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia yang
akan dinilai oleh investor atau kreditor mengenai peringkat yang merupakan
sumber informasi mengenai risiko investasi yaitu apakah emiten akan
mampu membayar utang jangka panjangnya berupa obligasi atau tidak
kepada para investor atau kreditor.
5. DIVERSIFIKASI RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK
SISTEMATIS
Risiko Sistematis [Systematic Risk], yakni risiko yang berpengaruh terhadap
semua investasi dan tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan jalan
melakukan diversifikasi. Risiko ini timbul akibat pengaruh keadaan
perekonomian, politik dan sosial budaya, dimana mempunyai pengaruh secara
keseluruhan. Risiko ini juga disebut indivertible risk.
Faktor yang Mempengaruhi :
Perubahan tingkat bunga
Kurs valuta asing
Kebijakan pemerintah
Daya beli masyarakat, dll
Risiko Tidak Sistematis [Unsystematic Risk], yakni risiko yang melekat pada
investasi tertentu karena kondisi yang unik dari perusahaan. Risiko ini dapat
dikurangi dengan mengadakan diversifikasi. Risiko ini juga disebut diversifiable
risk.
Faktor yang Mempengaruhi :
Struktur modal
Struktur aset
Tingkat likuiditas
6. MODEL KESEIMBANGAN PASAR
Capital Aset Pricing Model [CAPM]
Model yang menggambarkan hubungan risiko dan pengembalian yang
diharapkan, dalam model ini pengembalian surat berharga yang diharapkan
adalah tingkat bebas risiko di tambah premium yang di dasarkan pada risiko
sistimatis surat berharga. Dalam keadaan ekuilibrium, required rate of return
investor untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut.
Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan hanyalah risiko sistimatis atau
risiko pasar. Sedangkan risiko yang tidak sistimatis dianggap tidak relevan
karena risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
a] Garis Pasar Modal [Capital Market Line/CML]
Garis yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi portofolio
efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva berisiko dan aktiva bebas risiko. Harga
pasar dari risiko menunjukkan tambahan return yang dituntut oleh pasar
karena adanya kenaikan risiko portofolio relative terhadap risiko pasar.
Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan
garis pasar modal [capital market line, CML], sementara hubungan antara
risiko dan return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar
sekuritas [security market line, SML].
Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dan
risiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang.
Contoh:
Dalam kondisi pasar yang seimbang, return harapan pada portofolio
pasar adalah 15% dengan deviasi standar sebesar 20%. Tingkat return bebas
risiko sebesar 8%. Slope CML akan sebesar:
[0,15-0,08] : 0,20 = 0,35
Dengan demikian, slope CML sebesar 0,35 ini dapat diartikan bahwa
setiap terjadi kenaikan 1% risiko portofolio, maka tambahan return yang
disyaratkan oleh pasar sebesar 0,35%.
Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari penjelasan
mengenai garis pasar modal [CML] adalah sebagai berikut :
Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan
kombinasi dari aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko. Portofolio
M, merupakan portofolio yang terdiri dari aset yang berisiko, atau
disebut dengan portofolio pasar. Sedangkan titik RF, merupakan pilihan
aset yang bebas risiko. Kombinasi atau titik-titik portofolio di sepanjang
garis RF-M ini, selanjutnya merupakan portofolio yang efisien bagi
investor.
Slope CML akan cenderung positif karena adanya asumsi bahwa investor
bersifat risk averse. Artinya, investor hanya akan mau berinvestasi pada
aset yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi berupa return harapan
yang lebih tinggi. Dengan demikian, semakin besar risiko suatu investasi
semakin besar pula return harapan.
Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return actual
dan return harapan akan bisa menyebabkan slope CML yang negative.
Slope negative ini terjadi bila tingkat return actual portofolio pasar lebih
kecil dari tingkat keuntungan bebas risiko.
Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return
harapan untuk setiap risiko portofolio yang berbeda.
b] Garis Pasar Sekuritas [Security Market Line/SML]
Garis yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu
sekuritas dengan risiko sistematis [beta]. SML dapat digunakan untuk
menilai sekuritas secara individual dalam kondisi pasar yang seimbang, yaitu
menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas individual pada
suatu tingkat risiko sistematis tertentu [beta].
Untuk menghitung risiko portofolio yang terdiri dari berbagai jenis asset,
kita bisa menggunakan deviasi standar suatu portofolio. Rumus tersebut juga
dapat digunakan untuk menghitung deviasi standar portofolio pasar.
Risiko sekuritas adalah Beta [β], beta merupakan ukuran risiko
sistematis suatu sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi. karena pada pasar seimbang portofolio yang terbentuk sudah
terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko
sistematis [beta]. Beta menujukkan sensitivitas return sekuritas terhadap
perubahan return pasar. Semakin tinggi beta maka semakin sensitive
sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran sensitivitas
return saham, beta juga dapat digunakan untuk membandingkan risiko
sistematis antara satu saham dengan saham yang lain.
Dalam model keseimbangan CAPM, nilai beta sangat mempengaruhi
tingkat return harapan pada suatu sekuritas. Semakin tinggi nilai beta dan
return saham, semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan oleh investor.
Berdasarkan hubungan tingkat return dan beta maka dapat disimpulkan
bahwa return harapan dari sekuritas I terdiri dari dua komponen utama
penyusun tingkat return yang disyaratkan investor, yaitu :
tingkat return bebas risiko dan
premi risiko.
Tingkat return yang disyaratkan adalah jumlah minimum return yang
disyaratkan investor untuk berinvestasi pada suatu sekuritas tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada kondisi pasar yang
seimbang, harga sekuritas-sekuritas seharusnya berada pada SML karena
titik-titik pada SML menunjukkan tingkat return harapan pada suatu tingkat
risiko sistematis teretentu. Tetapi terkadang bisa terjadi suatu sekuritas tidak
berada pada SML, karena sekuritas tersebut undervalued atau overvalued.
Dengan mengetahui besarnya beta suatu sekuritas, maka kita dapat
menghitung tingkat return harapan pada sekuritas tersebut. Jika tingkat
return harapan tidak berada pada SML, maka sekuritas tersebut undervalued
atau overvalued.
a] Sekuritas pada posisi undervalued, artinya tingkat return harapan
lebih besar dari tingkat return yang disyaratkan investor. Sedangkan
overvalued adalah tingkat return harapan lebih kecil dari tingkat return
yang disyaratkan oleh investor.
b] Overvalued, artinya tingkat return yang diharapkan lebih rendah dari
return yang disyaratkan investor.
Investor yang mengetahui suatu sekuritas undervalued, akan membeli
sekuritas tersebut. Investor yang mengetahui bahwa sekuritas yang
dipegangnya overvalued akan berusaha menjual sekuritas tersebut.
Untuk membentuk persamaan SML, Investor perlu mengestimasi 3
Variabel, yaitu :
1] tingkat return bebas risiko
2] tingkat return harapan oleh pasar
3] besarnya beta masing-masing sekuritas.
Umumnya estimasi return bebas risiko menggunakan data return obligasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan estimasi return pasar
umumnya menggunakan data indeks pasar.
Beta sekuritas, sebagai komponen ketiga, merupakan variabel yang
penting dalam proses estimasi CAPM. Dalam teori CAPM, beta merupakan
satu-satunya faktor risiko yang relevan untuk mengukur risiko sekuritas.
Estimasi terhadap beta perlu dilakukan untuk setiap sekuritas. Sedangkan,
untuk estimasi variabel return bebas risiko dan return pasar hanya perlu
dilakukan sekali saja dan bisa dipakai untuk mengestimasi SML setiap
sekuritas.
Aplikasi CAPM
Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang
diharapkan adalah penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko.
Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang
diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang
diharapkan dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk
matematika CAPM.
Rumus CAPM yaitu:
Ri= Rf +βi [Rm-Rf]
Keterangan:
Ri = Return saham i
Rf = Return investasi bebas risiko [Risk Free]
βi = beta saham i [indikator risiko sistematis]
Rm = Return pasar [return market]
Besarnya Risiko Perusahaan ditentukan oleh Beta [β] :
β > 1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah
dibandingkan indeks pasar atau dengan kata lain saham cenderung naik dan
turun lebih tinggi daripada pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1%
maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih besar dari 1%.
β < 1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah
berdasarkan kondisi pasar atau ini artinya saham cenderung naik dan turun
lebih rendah daripada indek pasar secara umum [general market index].
β = 1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
Contoh Perhitungan :
Beta equity industri tekstil ditaksir sebesar 1,32.
Rata-rata perbandingan antara hutang dengan modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut adalah
0,50:0,50.
Tarif pajak penghasilan sebesar 35%.
Berdasarkan informasi tersebut, bisa dihitung beta aktiva industri tekstil,
yaitu:
βiu = [1,32 : {1 + [5,5:0,5] [1-0,35]}]
= 1,32 : 1,65
= 0,80
Misalkan tingkat keuntungan rata-rata investasi di sekuritas diharapkan
untuk tahun-tahun yang akan datang sebesar 20%. Tingkat keuntungan dari
investasi bebas risiko sebesar 8%.
Bila perusahaan akan membangun pabrik tekstil, maka tingkat
keuntungan yang layak untuk menghitung NPV proyek tersebut adalah
[untuk 100% equity financing]:
Ri = 0,08 + 0,80 [0,20 – 0,08]
= 0,176 atau sebesar 17,6% [untuk menyederhanakan bisa
dibulatkan ke atas menjadi 18%]
Tingkat bunga inilah yang digunakan sebagai r
dalam perhitungan NPV.Dengan demikian bila ditaksir proyek pabrik
tekstil akan mempunyai taksiran arus kas sebagai berikut [dalam M
rupiah] :
Bagaimana jika kita tidak bisa menaksir beta dari proyek tersebut
karena proyek tersebut berada pada industri yang unik dan tidak ada
pembandingnya?
Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan:
1. Karena tidak bisa menaksir beta, maka CAPM tidak bisa
digunakan
Artinya, kita mungkin terpaksa harus menggunakan
metode lain atau menggunakan judgement sepenuhnya dalam
memperkirakan r yang layak.
Jika kita masih ingin melakukan penyesuaian terhadap r-
nya, maka judgement bisa dibantu kembali dengan menggunakan
CAPM.
2. Memperkirakan beta dari industri yang ‘dekat’ dengan
proyek yang kita analisis
Kemudian bandingkan apakah kira-kira operating
leverage dan siklikalitas proyek kita, lebih besar ataukah lebih
kecil bila dibandingkan dengan industri yang kita gunakan
sebagai proxy.
Bila “iya”, maka beta proyek kita akan lebih tinggi dari
beta industri proxy tersebut.
Berapa besar lebih tingginya memang kita tidak tahu
persis. Tapi paling tidak kita tahu bahwa seharusnya beta proyek
kita lebih tinggi dari beta industri proxy tersebut.
KESIMPULAN
Risk [Risiko] dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan
pada umumnya, terdapat suatu jargon “High Risk Bring about High Return”, artinya
jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih
besar pula. Sedangkan, Return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana
yang ditanamkan pada suatu investasi berupa laba investasi, baik melalui bunga atau
deviden.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul,
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik
mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus
diterapkan untuk tetap memperoleh return.
Dalam mencapai keseimbangan investasi pada pasar modal dapat diukur
menggunakan metode Capital Aset Pricing Model [CAPM] Model yang
menggambarkan hubungan risiko dan pengembalian yang diharapkan, dalam model ini
pengembalian surat berharga yang diharapkan adalah tingkat bebas risiko di tambah
premium yang di dasarkan pada risiko sistimatis surat berharga. CAPM terbagi lagi
menjadi 2, yaitu : Capital Market Line [CML] dan Security Market Line [SML].
Dimana dalam perhitungan CAPM sangat berpengaruh terhadap nilai Beta [β] karena
Besarnya Risiko Perusahaan ditentukan oleh Beta [β] :
β > 1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan
indeks pasar atau dengan kata lain saham cenderung naik dan turun lebih tinggi
daripada pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko,
artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami
perubahan lebih besar dari 1%.
β < 1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan
kondisi pasar atau ini artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah
daripada indek pasar secara umum [general market index].
β = 1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, K., Fardinal., [2019]. The Effect of Information Technology
Utilization, Management Support, Internal Control, and User Competence on
Accounting Information System Quality. Schollars Bulletin, 5[12], 751-758.
Gandhy, Fardinal, [2019]. Analysis of Financial Ratio to Predict
Financial Distress Conditions [Empirical Study on Manufacturing Companies
listed on the Indonesia Stock Exchange for 2014-2017]. International Journal of
Business and Management Invention [IJBMI], 8[6], 27-34.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., [2020]. The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward
Quality The Quality of MSME’s Financial Reports. The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences, 1[3]. //doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573
Putra, Y. M., [2017]. Analisis Konsep Risk dan Return. Modul Kuliah Manajemen
Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
//galuhyugounipma.blogspot.com/2017/11/bab-8-return-dan-risiko.html
[Diakses, 29 April 2020]
//galuhyugounipma.blogspot.com/2017/11/bab-9-model-model-keseimbangan-
risiko.html
[Diakses, 29 April 2020]
//repo.iain-tulungagung.ac.id/6238/5/BAB%20II.pdf
[Diakses, 29 April 2020]
//akutansi-akuntansimnj.blogspot.com/2012/10/portofolio-return.html
[Diakses, 29 April 2020]
//rudiyanto.blog.kontan.co.id/2013/01/01/mengenal-lebih-dalam-return-dan-risiko-
investasi-2/
[Diakses, 29 April 2020]
//manajemenkeuangan.net/keputusan-investasi-modal/
[Diakses, 29 April 2020]