Bagaimana jika salah satu pekerja tersebut tidak dapat bekerja dengan baik

Kementerian Keuangan sebagai pelopor reformasi birokrasi mempunyai 3 [tiga] pilar utama dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia [SDM], proses bisnis, dan penataan organisasi. Setiap pegawai Kementerian Keuangan wajib mengamalkan isi dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan yang terdiri dari : Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan. Dalam butir-butir dari nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut menyebutkan “mempunyai keahlian yang luas, bekerja dengan hati “ [profesionalisme].

Hidup bukan pemberian, tetapi amanah yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Karena itu dalam menjalani hidup harus berhati-hati. Siapapun harus mampu mempergunakan hari sesuai dengan kehendak Allah yang mengamanahkan hidup itu.  Orang tidak boleh lupa bahwa hidup itu tidak akan berjalan tanpa ada komando, komando yang paling baik itu adalah hati.  Baiknya komando hati akan membuat semua pasukannya akan baik.

Bekerja dengan hati mengingatkan akan arti pentingnya setiap orang agar bekerja secara maksimal dan tidak asal-asalan. Bekerja dengan melibatkan seluruh kemampuan yang dimiliki. Menggunakan kemampuan fisik, psikis, kecerdasan dan semua potensi yang dianugrahkan sang pencipta. Kesadaran bahwa bekerja harus secara total dan serius, bukan sekedar memenuhi tugas dan kewajiban yang dipikulkan di pundaknya. Bekerja dengan hati adalah bekerja dengan menggunakan semua fasilitas yang dimiliki. Hati sebagai penggerak kehidupan akan besar sumbangannya untuk mendorong pemiliknya bekerja lebih giat, keras, tak mudah menyerah dan cepat puas. Bekerja dalam kondisi psikologis yang mantap, hati tenang dan jiwa bersemangat dipastikan akan menghasilkan nilai lebih [value added] bagi capaian yang diharapkan. Bekerja dalam suasana hati yang jernih dan bersih dipastikan mendorong orang menjadi lebih produktif. Kenapa harus menggunakan hati? Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak, atau tidak dapat, diketahui oleh pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani [Robert K. Cooper, Ph.D].

Ketika kita bekerja dengan hati, kemauan kita akan lebih kuat. Pikiran kita akan semakin tajam, sehingga akan lebih produktif dibanding bekerja tanpa hati. Dorongan hatilah yang menggerakan pikiran, kemauan dan tindakan kita.

Bagaimana bekerja dengan hati? Mulailah dengan lima langkah berikut ini : 1. Tetapkan tujuan dalam hati Banyak tujuan yang bisa kita temukan ketika bekerja, mungkin untuk mendapatkan uang, pengalaman, posisi atau gengsi dan beberapa tujuan lainnya. Namun dalam persaingan bisnis yang ketat dan ditengah kesulitan akibat berbagai krisis, mereka yang bekerja digerakkan oleh tujuan-tujuan mulia yang lahir dari hati nurani, seringkali bertahan dan meraih sukses. 2. Temukan kepuasan dalam hati Kepuasan financial, kepuasan karir dan kepuasan-kepuasan lain yang bersifat fisik, tidak ada habisnya sehingga seringkali membuat orang lupa diri dan terjebat dalam penyimpangan-penyimpangan bisnis yang akhirnya menimbulkan persoalan besar. Pencarian kepuasan batin atau hati akan menjaga seseorang melakukan cara-cara yang benar dan aman dalam berbisnis. 3. Bekerja dengan ketetapan hati yang teguh

Halangan dalam bekerja adalah kondisi mental hati kita. Kurang antusias, kalah sebelum berperang, perasaan kurang mood dan berbagai kondisi mental yang melemahkan lainnya akan menjadi penghalang kesuksesan kita. Jika kita yakin terhadap motivasi hati yang bersih dan yakin dengan tujuan-tujuan mulia, maka apapun halangannya kan dapat kita atasi dengan ketetapan hati yang teguh.

4. Bangun tim dengan kesehatian Tidak ada orang yang bisa sukses maksimal dengan bekerja sendirian. Bekerjasama dengan tim maka kita dapat mencapai hasil lebih maksimal. Tim yang kuat, utuh solid dan kompak, hanya bisa diwujudkan melalui kesehatian satu sama lain. 5. Bekerja dengan sepenuh hati

Apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati, keseriusan, focus dan totalitas akan menghasilkan kualitas prima. Kesuksesan selalu diraih oleh mereka yang bekerja dengan segenap hatinya.

Sering kita temui kondisi dan suasana kerja di lingkungan kantor, misalnya ada rekan kerja yang kurang atau belum melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan butir nilai-nilai Kementerian Keuangan [bekerja dengan hati].

Jika kita telah menanamkan dalam hati nurani, bahwa kita bekerja dengan setulus hati dan hanya mengharapkan ridho Allah, maka dalam kondisi dan suasana kerja apapun kita tidak akan mudah terbawa arus.

Seorang yang memiliki etos kerja professional akan memiliki penilaian bahwa kerja dan pekerjaan itu adalah Rahmat Tuhan. Oleh karena itu rahmat, maka kita harus selalu mencintai pekerjaan kita, memiliki hati yang berlimpah syukur.  Dengan syukur tersebut maka kita tahu persis posisi kita, pekerjaan kita, dunia, dan Tuhan. Dengan selalu bersyukur dalam mengerjakan tugas dan memberikan pelayanan kepada pengguna jasa/stakeholder, maka kita akan selalu ikhlas, tidak ada rasa ingin dipuji oleh orang lain baik teman maupun atasan, dan kita harus yakin bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan akan ada balasannya, karena niat kita dalam melaksanakan pekerjaan semata-mata untuk mencari ridho Tuhan. 

“Bila anda mencari uang,  anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang”. [Mario Teguh]

Bekerja dengan Hati Oleh : Dessy Erisandi

Pelaksana KPKNL Padang

Referensi : 1. Madjid Nurcholish, 1995. Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Paramadia, Jakarta. 2. Saleh, Muwafik, 2005. Bekerja dengan hati nurani, Erlangga, Jakarta. 3. Susi Zulvina [Widyaiswara Madya STAN] Tulisan di Internet. 4. www.powercharacter.com Tulisan di Internet.

5. www.tarbiyahianib.ac.id Tulisan di Internet.

Setiap pekerjaan pasti memiliki tantangan, hambatan, dan kesulitannya masing-masing. Seringnya ini menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang merasa sangat lelah sehingga sebuah pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan cepat dan menguras waktu. Akibat yang ditimbulkan dari semua ini adalah stres. Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar istilah stres. Stres kerja diartikan sebagai suatu situasi yang tercipta dimana faktor terkait pekerjaan [work related factors] berinteraksi dengan faktor di dalam diri karyawan, dan merubah kondisi fisiologis dan/atau psikologis sedemikian rupa sehingga memaksa seseorang menyimpang dari fungsi normalnya [Bernadin, 1990].

Di lingkungan kerja stres karena pekerjaan sering dikenal dengan istilah burn out. Burn out adalah kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya. Burn out ditandai dengan tiga hal, pertama kelelahan fisik. Mereka yang mengalami burn out akan selalu merasa kekurangan energi dan merasa lelah sepanjang waktu. Kedua, ditandai dengan kelelahan emosional. Depresi, perasaan tidak berdaya, merasa terperangkap di dalam pekerjaannya. Ketiga, mereka yang mengalami burn out akan sering menunjukkan kelelahan sikap atau mental. Mereka akan mulai merasa sinis dan negatif terhadap orang lain maupun pekerjaannya sehingga cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, organisasi, dan kehidupan pada umumnya.


Gambar : Dimensi Burn Out [Baron & Greenberg, 1990]

Lalu, apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami burn out dalam bekerja?

Burn out atau kelelahan kerja adalah hasil dari stres, kelelahan, dan ketidakpuasaan di tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian University Zaragoza di Spanyol, ada tiga kelompok faktor yang melatarbelakangi burn out, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bekerja Terlalu Keras

Salah satu penyebab burn out adalah karyawan bekerja terlalu keras karena terobsesi dengan kesuksesan. Mereka biasanya memiliki beban kerja yang berlebih daripada yang seharusnya, sehingga seringnya rela mengorbankan kehidupan personal dan kesehatan.

2. Tidak Mendapat Apresiasi

Apresiasi terhadap hasil pekerjaan sangat penting dalam menjaga kesehatan mental dalam bekerja, dan faktor kedua yang membuat seseorang mengalami burn out dalam bekerja adalah merasa tidak cukup diapresiasi sehingga merasa frustasi dengan pekerjaan. Kondisi seperti inilah yang membuat seseorang merasa kurang tertantang dan mencoba menjauhkan diri dari tanggung jawab pekerjaan.

3. Dinamika Disfungsional di Tempat Kerja

Mendapatkan intimidasi di kantor, merasa diremehkan atau diacuhkan oleh rekan kerja dan bos dapat menjadi penyebab perasaan tak berdaya karena merasa tak memiliki peranan penting di dalam perusahaan. Kondisi ini berakibat pada penurunan motivasi kerja karena mengganggap diri mereka kurang kompeten dalam menjalankan tuntutan pekerjaan.

Selanjutnya bagaimana cara agar dapat mengatasi Burn Out ?

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengatasi kelelahan dalam bekerja atau burn out, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Usahakan Tugas dan Beban Kerja Sesuai Dengan Kontrak Awal

Coba bandingkan tugas yang anda kerjakan sehari-hari dengan uraian pekerjaan yang ada pada kontrak awal bekerja. Terkadang tugas dan tanggung jawab yang dibebankan pada Anda porsinya terlalu berlebihan dari yang seharusnya anda kerjakan sehingga mengakibatkan sering mengalami kelelahan.

2. Beri Batasan Yang Jelas Pada Diri Anda

Ketika mulai merasakan burn out, mungkin saatnya anda memutuskan untuk mengambil cuti. Merasakan liburan sejenak untuk memulihkan kesehatan fisik, maupun kesehatan mental. Ketika sedang libur, jangan pernah menelepon atau memeriksa email kantor. Fokus pada diri sendiri dan ciptakan waktu yang berkualitas untuk memanjakan diri Anda serta orang-orang terdekat Anda.

3. Kelilingi Diri Dengan Energi Positif

"Menerima energi positif dari orang lain adalah pengalaman yang menggembirakan, demikian juga dengan mengekspresikan energi positif tersebut kepada orang lain" kata Leiter. Oleh karena itu ketika sedang merasakan burn out, ciptakan energi postif disekitar Anda, bisa dengan berolahraga atau dengan berkumpul dengan orang orang terdekat. Hal ini efektif untuk saling menyebarkan dan menarik dukungan antara satu sama lain dan merupakan cara mengatasi burn out yang baik. Mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang berpikir serta bersikap positif dapat membuat Anda tetap fokus, segar kembali, dan berenergi sepanjang hari. Hal ini tentu membantu mengoptimalkan semangat dan produktivitas kerja Anda.

Kelelahan dan stres dalam bekerja atau burn out bukanlah hal yang bisa disepelekan, karena dapat mempengaruhi produktivitas dalam bekerja maupun kualitas hidup. Jika anda sedang mengalami burn out segeralah bergegas untuk mengatasinya. Sebaliknya, jika saat ini anda dalam kondisi yang baik-baik saja maka lakukan upaya pencegahan dengan mengelola waktu dengan bijak, dan menciptakan suasana kerja yang positif agar dapat tetap bersemangat dalam bekerja.

Penulis : Yenni Ratna Pratiwi

Sumber :

//www.merdeka.com/jatim/cara-mengatasi-burnout-syndrome-akibat-lelah-dan-stress-saat-bekerja-kln.html

Rosyid, F, Haryanto,1996, Penghambat Produktifitas Yang Perlu Dicermati, Buletin Psikologi , Tahun IV ,Nomor I 19-25.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề