Bagaimana kehidupan politik Kerajaan Kutai yang tercatat dalam prasasti Yupa?


Kehidupan politik kerajaan kutai - Kerajaan kutai menjadi salah satu kerajaan yang ada dan tumbuh berkembang di Indonesia. Kerajaan ini muncul di Indonesia ketika era agama hindu berkembang pesat di tanah air.

Selain berkembang, kerajaan ini bahkan menjadi salah satu kerajaan hindu - budha terbesar yang ada di Indonesia ini. Jadi, tak heran kalau pengaruh dari kerajaan ini sangat besar dari mulai kehidupan politik kerajaan kutai, sosial budaya dan lainnya.

Kemunculan dari kerajaan kutai, diperkirakan sudah mulai ada pada abad ke 4 M itu merupakan awal mulanya. Keberadaan kerajaan kutai, bisa dilihat dari peninggalan - peninggalan dari mulai prasasti.


Dalam mengembangkan sebuah kerajaan, pasti tidak akan lepas dari sistem politik yang pasti akan dianut. Biasanya, kehidupan politik sangat mempengaruhi kehidupan - kehidupan lain di dalam kerajaan tersebut.

Contohnya, seperti apa kehidupan politik yang ada di kerajaan kutai ?. Pasti di dalam politik kerajaan ini memiliki orang - orang penting. Langsung saja berikut ini penjelasan mengenai kehidupan politiknya kerajaan dari kutai.

Kehidupan politik yang ada di kerajaan kutai sendiri sudah dijelaskan secara runtut di dalam prasasti yupa-nya. Di situ menjelaskan bahwa, raja yang paling besar dan di sanjung rakyatnya adalah Mulawarman.

Sebelumnya, Mulawarman sendir merupakan putra dari raja sebelumnya yang bernama Aswawarman. Dalam kepemimpinan Aswawarman, terlihat bahwa beliau ini sudah menganut agama hindu yang dinyatakan dalam yupa.

Hal ini ditandai dengan, Aswawarman sering disebut sebagai dewa matahari dan seorang pendiri dari keluarga raja. Ada beberapa raja yang memimpin selama kerajaan kutai ini berdiri, siapa sajakah itu berikut ulasannya.

#1. Kudungga

Kundungga merupakan raja pertama dan pendiri dari kerajaan kutai itu sendiri. Pada awalnya, kudungga ini bukan raja kerajaan. Melainkan seorang ketua atau kepala dari komunitas alias suku yang ada.

Dalam memerintah komunitas, kundunggan sudah ada sekitar mulai tahun 350 M abad ke 4. Pada masa - masa kerajaan ini, belum ada sebuah sistem pemerintah yang teratur dan sistematis dalam mengatur segala kehidupan yang ada.

#2. Aswawarman

Setelah kudungga, tahta sebagai raja kerajaan diserahkan kepada anak-nya yaitu Aswawarman. Karena pada saat kudungga masih berada di komunitas, maka pada masa ini terbentuklah sebuah kerajaan yang memiliki sistem.

Karena baktinya dalam membentuk kerajaan ini, maka ia diberi gelar sebagai Wangsakerta yang memiliki arti pembentuk keluarga. Dalam kehidupan keluarga, Aswawarman memiliki 3 anak putera salah satunya menjadi penerus-nya yang bernama Mulawarman.

#3. Mulawarman

Raja selanjutnya yang bertahta adalah putri Aswawarman yang bernama Mulawarman. Penamaan kedua ayah anak ini memiliki pengaruh terhadap bahasa sanskerta hal ini bisa diamati dari penulisannya.

Pada masa - masa kerajaan Mulawarman ini, kerajaan kutai mencapai pada masa kejayaan atau masa emas pada saat itu. Ini dapat terlihat dari kehidupan rakyat yang semakin sejahtera dan makmur dari berbagai bidang.

Raja - raja selanjutnya;

#4. Marawijaya Warman#5. Gajayana Warman#6. Tungga Warman#7. Jayanaga Warman#8. Nalasinga Warman#9. Nala Parana Tungga Warman#10. Gadingga Warman Dewa#11. Indra Warman Dewa#12. Sangga Warman Dewa#13. Candrawarman#14. Sri Langka Dewa Warman#15. Guna Parana Dewa Warman#16. Wijaya Warman#17. Sri Aji Dewa Warman#18. Mulia Putera Warman#19. NalaPandita Warman#20. Indra Paruta Dewa Warman#21. Dharma Setia WarmanBagaimana kehidupan politik dar kerajaan kutai dari Kalimantan Timur ini? Ada banyak raja yang saling mempengaruhi kehidupan dari kerajaan kutai ini sendiri. Mereka berupaya supaya rakyat bisa hidup sejahtera dan makmur.

Tujuan tersebut bisa tercapai ketika kerajaan dipimpin oleh anak dari Aswawarman dan cucu dari Kudungga yaitu Mulawarman. Sekianlah artikel kali ini semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda semua.

Prasasti Yupa adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah yupa yang memuat prasasti, tetapi baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa Pra-Nagari dan dalam bahasa Sanskerta, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 400 Masehi. Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.[1]

Prasasti yupa.

Isinya menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kundungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia. Nama Kutai umumnya digunakan sebagai nama kerajaan ini meskipun tidak disebutkan dalam prasasti, sebab prasasti ditemukan di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.

Alih aksara prasasti pada yupa-yupa tersebut adalah sebagai berikut:

Prasasti Kutai I[2]
srimatah sri-narendrasya,
kundungasya mahatmanah,
putro svavarmmo vikhyatah,
vansakartta yathansuman,
tasya putra mahatmanah,
trayas traya ivagnayah,
tesan trayanam pravarah,
tapo-bala-damanvitah,
sri mulawarmma rajendro,
yastva bahusuvarnnakam,
tasya yajnasya yupo 'yam,
dvijendrais samprakalpitah.

Prasasti Kutai II[3]
srimad-viraja-kirtteh
rajnah sri-mulavarmmanah punyam
srnvantu vipramukhyah
ye canye sadhavah purusah
bahudana-jivadanam
sakalpavrksam sabhumidanan ca
tesam punyagananam
yupo 'yan stahapito vipraih

Prasasti Kutai III[3]
sri-mulavarmmano rajnah
yad dattan tilla-parvvatam
sadipa-malaya sarddham
yupo 'yam likhitas tayoh

Prasasti Kutai IV[4]
srimato nrpamukhyasya
rajnah sri-mulawarmmanah
danam punyatame ksetre
yad dattam vaprakesvare
dvijatibhyo' gnikalpebhyah.
vinsatir ggosahasrikam
tansya punyasya yupo 'yam
krto viprair ihagataih.

Terjemahan teks yupa-yupa tersebut adalah sebagai berikut:[1]

Prasasti Kutai I
Sang Maharaja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman [dewa Matahari] menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api [yang suci] tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri [selamatan yang dinamakan] emas amat banyak. Buat peringatan kenduri [selamatan] itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.

Prasasti Kutai II
Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa [yang memberi segala keinginan], dengan sedekah tanah [yang dihadiahkan]. Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana [buat peringatan].

Prasasti Kutai III
Tugu ini ditulis buat [peringatan] dua [perkara] yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak [kental], dengan lampu serta malai bunga.

Prasasti Kutai IV
Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, [bertempat] di dalam tanah yang suci [bernama] Waprakeswara. Buat [peringatan] akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat ini.

Informasi yang ada diperoleh dari Prasasti Yupa dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Yupa merupakan sebuah monumen yang terbuat dari batu berisi tulisan-tulisan mengenai Raja Mulawarman. Terdapat tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Yupa dibuat oleh para brahman atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.[5]

Ditemukannya tujuh rasasti Yupa,[6] diawali dengan penemuan empat prasasti di bukit Brubus, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur pada tahun 1879, keempat prasasti terseut terbuat dari batu andesit, ditulis dengan aksara Pallawa dan Bahasa Sanskerta dan diinvetarisasi dengan sebutan D.2a, D.2b, D.2c, dan D.2d kemudian ditempatkan di Museum Nasional [pada saat itu bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]. Kemudian pada tahun 1940, tiga prasasti lainnya ditemukan pada situs yang sama dan diinventarisasi dengan nama D.175, D.176, dan D.177 lalu disimpan di Museum Nasional.[7]

Informasi lengkap mengenai tujuh Yupa diantaranya:

Muarakaman I [D.2a]

Prasasti Yupa Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris D.2aNama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya IndonesiaPeringkatNasionalKategoriBendaNo. RegnasCB.20Lokasi
keberadaanDKI JakartaNo. SK279/M/2014Tanggal SK13 Oktober 2014Tingkat SKMenteri

Yupa Muarakaman I tertulis 12 baris, menceritakan silsilah Raja Mulawarman, Raja Mulawarman yang kuat dan peradaban amat baik, dan kuasa sekaligus cucu dari Sri Maharaja Kundungga, anak dari Aswawarman. Aswawarman [ibarat dewa Matahari] memiliki tiga orang putra yang sangat mulia seperti api suci dan Raja Mulawarman yang paling terdepan. Prasasti Yupa tertulis dengan bahasa sanskerta dengan huruf yang tergolong Early Pallawa [Pallawa dimasa awal] dengan khas box-heads [kepala aksara yang berbentu segi empat]. Kemungkinan besar aksara Pallawa merupakan aksara semi silabik dari aksara Brahmi yang berasal dari India, dalam Prasasti Yupa tidak tertulis secara pasti tahun dibuatnya namun diperkirakan dibuat pada abad ke-4 sampai 5 masehi. Alih aksara Muarakaman I diantaranya:[8][9]

srimatah srinarendrasya

kundunggasya mahatmanah

putro ‘svavarmmo vikhyatah

vansakartta yathangsuman

tasya putra mahatmanah

trayas traya ivagnayah

tesan trayanam pravarah

tapo bala damanvitah

sri mulavarmma rajendro

yastva bahusuvarnnakam

tasya yajñasya yupo ‘yam

dvijendrais samprakalpitah.[7]

Artinya:

Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarman namanya, yang seperti Angśuman [dewa Matahari] menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api [yang suci]. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri [selamatan yang dinamakan] emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri [selamatan] itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.[7]

Muarakaman II [D.2b]

Prasasti Yupa Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris D.2bNama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya IndonesiaPeringkatNasionalKategoriBendaNo. RegnasCB.21Lokasi
keberadaanDKI JakartaNo. SK279/M/2014Tanggal SK13 Oktober 2014Tingkat SKMenteri

Yupa Muarakaman II merupakan Yupa tertinggi diantara tujuh Yupa yang ditemukan, terdiri 8 baris, menceritakan tentang Sri Mulawarman sebagai raja mulia dan terkemuka yang telah menyedekahkan 20.000 ekor sapi untuk kaum Brahmana, Yupa ini dibuat oleh kaum Brahmana sebagai peringatan akan kebajikan Raja Mulawarman. Keadaan Muarakaman III masih terjaga dengan baik dan tulisannya masih terbaca, tetapi pada baris keenam dan ketujuh dan bagian belakang terdapat bercak putih. Alih aksara Muarakaman II diantaranya:[7]

srimato nrpamukhyasya

rajñah sri mulavarmmanah

danam punyatame ksetre

yad dattam vaprakesvare

dvijatibhyo ‘gnikalpebhyah

vinsatir ggosahasrikam

tasya punyasya yupo ‘yam

krto viprair=ihagataih.[7]

Artinya:

Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang tekemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa [yang memberi segala keinginan], dengan sedekah tanah [yang dihadiahkan]. Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana [buat peringatan].[10]

Muarakaman III [D.2c]

Prasasti Yupa Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris D.2cNama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya IndonesiaPeringkatNasionalKategoriBendaNo. RegnasCB.22Lokasi
keberadaanDKI JakartaNo. SK279/M/2014Tanggal SK13 Oktober 2014Tingkat SKMenteri

Yupa Muarakaman III menceritakan tentang kebesaran Raja Mulawarman, raja besar yang sangat baik budinya dan sangat mulia. Yupa ini dibuat oleh pra Brahmana sebagai peringatan akan kebaikan Raja Mulawarman. Alih aksara Muarakaman III diantaranya:[7]

sri-mulavarmmano rajnah yad dattan tilla-parvvatam sadipa-malaya sarddham yupo „yam likhitas tayoh.[10]

Artinya:

Tugu ini ditulis buat [peringatan] dua [perkara] yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak [kental], dengan lampu serta malai bunga.[10]

Muarakaman IV [D.2d]

Prasasti Yupa Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris D.2dNama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
  Cagar budaya IndonesiaPeringkatNasionalKategoriBendaNo. RegnasCB.23Lokasi
keberadaanDKI JakartaNo. SK279/M/2014Tanggal SK13 Oktober 2014Tingkat SKMenteri

Yupa Muarakaman IV terdiri atas 11 baris pahatan, namun aksaranya telah aus sehingga sulit untuk dibaca isinya.[11]

Muarakaman V

Yupa Muarakaman V tediri atas 4 baris pahatan, isi dari yupa ini mengenai peringatan sedekah

  1. ^ a b Sumantri, Yeni Kurniawati. Rangkuman Materi Perkuliahan: Sejarah Indonesia Kuno. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
  2. ^ R.M. Poerbatjaraka, Riwayat Indonesia, I, 1952, hal. 9.
  3. ^ a b R. M. Poerbatjaraka, Ibid., hal. 10.
  4. ^ R. M. Poerbatjaraka, Ibid., hal. 11.
  5. ^ "√ Sejarah Kerajaan Kutai: Berdiri, Peninggalan, Kejayaan". www.cryptowi.com. Diakses tanggal 2020-08-11. 
  6. ^ citypost.id //citypost.id/18594-berita-prasasti-yupa-bukti-keberadaan-kerajaan-kutai-mulawarman. Diakses tanggal 2020-08-16.  Tidak memiliki atau tanpa |title= [bantuan]
  7. ^ a b c d e f Kebudayaan, Direktorat Pelindungan [2019-03-14]. "Yupa, Bukti Awal Zaman Sejarah di Indonesia". Direktorat Pelindungan Kebudayaan. Diakses tanggal 2020-08-11. 
  8. ^ MNI [2019-08-21]. "Prasasti Muara Kaman". Museum Nasional [dalam bahasa Inggris]. Diakses tanggal 2020-08-11. 
  9. ^ "ASEAN Cultural Heritage Digital Archive". heritage.asean.org. Diakses tanggal 2020-08-16. 
  10. ^ a b c Sumantri, Yeni Kurniawati. "Rangkuman Materi Perkuliahan: Sejarah Indonesia Kuno" [PDF]. Diakses tanggal 11 Agustus 2020. 
  11. ^ Team, Matakota. "Prasasti Mulawarman; Prasasti Tertua di Indonesia | Matakota News". Matakota. Diakses tanggal 2020-08-14. 

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Mulawarman Inscription.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prasasti_Yupa&oldid=20763867"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề