Apa saja bukti-bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat praaksara telah mengenal system kepercayaan?

Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi manusia masa praaksara di Indonesia

KOMPAS.com - Agama atau sistem kepercayaan yang dianut manusia, ternyata sudah ada sejak zaman praaksara.

Berdasarkan bukti-bukti peninggalannya, manusia pada masa praaksara sudah mengenal sistem kepercayaan sejak zaman Neolithikum [Batu Baru].

Kita dapat menelusuri konsep dan karakteristik sistem kepercayaan manusia purba dari artefak zaman Neolithikum.

Pada zaman Neolithikum berkembang kebudayaan Megalithikum yang erat kaitannya dengan eksistensi sistem kepercayaan manusia purba.

Kebudayaan Megalithikum merupakan suatu tradisi dan kebudayaan manusia purba yang menghasilkan batu-batu besar untuk keperluan religius.

Hasil Kebudayaan Megalithikum seperti menhir, dolmen, arca, waruga, sarkofagus dan punden berundak dapat memberikan penjelasan kepada kita tentang sistem kepercayaan manusia purba.

Baca juga: Sangiran, Tempat Penemuan Banyak Fosil Manusia Purba Indonesia

Sistem Kepercayaan manusia purba pada masa pra-aksara bisa dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu :

Animisme

Kata animisme berasal dari bahasa Latin anima yang memiliki arti roh. Menurut buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer [2013] karya M.C Ricklefs, animisme adalah sistem kepercayaan yang memuja makhluk halus dan roh nenek moyang.

Karakteristik manusia purba yang menganut paham ini adalah mereka mereka yang selalu memohon perlindungan dan permintaan sesuatu kepada roh nenek moyang seperti kesehatan, kesuburan, keselamatan, dan lainnya.

Dinamisme

Secara harfiah, Dinamisme berasal dari bahasa Inggris dynamic yang berarti daya, kekuatan, dinamis. Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan supranatural seperti pohon besar dan batu besar.

10th-13th gradeIlmu Pengetahuan Sosial

Konten pertanyaanmohon di bantu ka lama juga gk papa kalau bisa di ketik biar lebih jelas no,5,6,7,8,10

5. kalau masa berburu dan meramu ada kapak perimbas,kapak genggam dll. kalau masa bercocok tanam alat2 nya sudah lebih halus seperti beliung persegi dan kapak lonjong dan sudah dibuat gerabah pada masa itu. dimasa perundagian sudah banyak orang2 yang memakai alat dari logam seperti pisau dapur.

6. 1. Manusia purba yang tinggal berdekatan dengan pantai mencari makanan di laut kemudian meninggalkan dapur sampah atau disebut juga Kjokenmoddinger. 2. Sudah mulai mengenal bercocok tanam [berpindah – pindah tergantung kesuburan tanah]. 3. Manusia pada masa itu hidup secara semi – sedenter [menempati suatu tempat dengan cukup lama]. Gua yang dihuni umumnya dilindungi karang pada bagian atasnya. 4. Sudah ada pembagian tugas yaitu pria bertugas berburu dan wanita bertugas bercocok tanam.

7. Bukti bukti yg menunjukan bahwa masyarakat pra aksara telah mengenal sistem kepercayaan berdasarkan peninggalan sejarah yang ditemukan di Indonesia adalah: 1.  Menhir Menhir merupakan tugu batu yang menjulang tinggi sebagai tugu pemujaan pada roh-roh nenek moyang. Menhir merupakan tugu batu yang tegak, tempat pemujaan terhadap arwah leluhur yang dikenal identik dengan animisme. Menhir ini banyak ditemukan di Sumatera, Sulawesi Tengah, serta Kalimantan. 2. Sarkofagus Sarkofagus merupakan Kubur batu bagi yang manusia pada masa pra-aksara yang sudah  meninggal. Sarkofagus adalah tempat untuk menyimpan jenazah dan umumnya terbuat dari batu. Jenazah yang sudah meninggal konon arwahnya akan tetap mendiami di sekitar tempat wilayahnya untuk menjaga generasi penerusnya. Di Sulawesi utara, sarkofagus disebut dengan Waruga yang juga dikenal dengan kubur batu. 3. Dolmen Meja batu yang dipergunakan untuk sesajen kepada roh-roh nenek moyang. Meja batu ini yang memberikan sesajen kepada roh-roh nenek moyang identik dengan kepercayaan animisme. 4. Punden Berundak Sebagai tempat pemujaan kepada roh-roh nenek moyang, yang konsepnya kemudian menjadi candi. Punden berundak-undak berbentuk menjulang ke atas, yang dimana tempat itu menjadi salah satu ritual keagamaan manusia purba pada masa pra-aksara.   5. Arca Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja roh-roh nenek moyang yang diwujudkan dalam bentuk patung, hingga masuknya masa Hindu-Buddha menjadikan arca itu sebagai bentuk raja atau para dewa-dewi Hindu. Dengan corak inilah arca biasanya memiliki media yang cukup kuat di dalam ritual penyembahan. Selain itu, ada beberapa bukti yang menjadi bukti bahwa masa pra-aksara sudah ditemukan kepercayaan yakni ditemukannya benda-benda yang mendukung upacara ritual keagamaan pada masa pra-aksara, seperti: 1. Chandrasa 2. Bejana Perunggu 3. Nekara 4, Kapak Corong

8. bukan karena manusia purba tidak perhatian lagi dengan budaya bersifat fisik, tetapi karena pola pikir manusia purba yang masih sangat sederhana dan kebanyakan hasil budaya berupa kebuadayaan lisan

9. Tradisi lisan menjadi sumber berharga untuk mendapatkan fakta sejarah karena tradisi lisan sebagai alat usaha merekam, menyusun, dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi lain. dan biasanya manusia lebih dapat mengerti sejarah apabila ia melihat dan di terangkan oleh manusia lain. dan dengan penjelasan dari manusia itu dapat terekam dalam benak manusia, dan rekaman itu akan dibagi -bagikan pada manusia lain sehingga, tradisi lisan itu sumber yang sangat berharga. karena saat tidak ada media lain untuk menerangkan sejarah, alternatifnya adalah menerangkan secara lisan, dan manusia - manusia yang dulu hidup, menceritakan kehidupannya dengan lisan karena manusia zaman dulu kebanyakan tidak dapat menulis maupun membaca, hanya melihat dan menyampaikannya secara lisan.

10. Yang harus dilakukan agar tradisi lisan terus dijaga dan dinikmati generasi generasi berikutnya: Dalam lingkungan keluarga: a.langsung [secara lisan diberitahukan mengenai tradisi dan adat istiadat yang berlaku] b.tidak langsung [dengan memberi contoh dalam hal perilaku sehari-hari]. c. disampaikan melalui cerita atau dongeng. Dalam  dongeng tersebut disisipkan pesan-pesan mengenai nilai-nilai atau sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu yang dipandang tidak boleh dilakukan.   Dalam lingkungan masyarakat: Peranan orang yang dituakan [pemimpin kelompok yang memiliki kemampuan lebih dalam menaklukkan alam] dalam masyarakat.   Contoh: Adanya keyakinan bahwa roh-roh harus dijaga, disembah, dan diberikan apa yang disukainya dalam bentuk sesaji.   Pemimpin kelompok menyampaikan secara lisan sebuah ajaran yang harus ditaati oleh anggota kelompoknya.   a.Membuat suatu peringgatan kepada semua anggota kelompok masyarakat berupa lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup serta bangunan tugu atau makam. Semuanya itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya dengan melihatnya.   Contoh: Benda-benda [kapak lonjong] dan berbagai peninggalan manusia purba dapat menggambarkan keadaan zaman masyarakat penggunanya.   b.Kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang dapat termasuk sejarah lisan sebab meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan bangunan yang mereka buat. Menhir [tugu batu], merupakan tugu peringgatan bagi generasi yang akan datang behwa di tugu tersebut terdapat arwah nenek moyang yang harus disembah.   PEMBAHASAN: Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat istiadat, menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari seseorang kepada orang lain.   Media pers, baik cetak maupun elektronik, memegang peranan dalam mensuplai nilai-nilai luhur dalam tradisi, sehingga masyarakat tidak dipaksa untuk mengikuti nilai-nilai baru yang tidak jarang berseberangan dengan tradisi serta nilai-nilai ketimuran.   Tradisi lisan diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Menurut Kuntowijoyo,tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau masyarakat manusia.   Tradisi sejarah masyarakat sebelum menggenal tulisan merupakan tradisi dalam mewariskan pengalaman masa lalu serta pengalaman hidup sehari-hari yang terkait dengan adat istiadat, kepercayaan, nilai moral pada generasi mereka sendiri dan generasi yang akan datang melalui tradisi lisan, peringatan-peringatan berupa bangunan serta alat hidup sehari-hari. Tradisi lisan mengandung kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa, lagu dan mantra, serta petuah leluhur. Tradisi lisan sudah ada semenjak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi meskipun belum mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu merekam pengalaman masa lalunya.   Contoh tradisi lisan: a.Aktivitas bercocok tanam sampai sekarang masih ada karena diwariskan secara bertahap dan turun temurun dari nenek moyang kita kepada generasi selanjutnya. b.Aktivitas membuat gerabah yang mulai dikenal pada masa bercocok tanam yang semakin berkembang.

terimakasih banyak kaka 🌈

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề