OLEH AHMAD HANIF
"Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." [HR Tirmidzi].
Agama memberi iming-iming pahala yang begitu besar bagi setiap perbuatan baik. Semakin sulit perbuatan baik tersebut, semakin besar imbalannya. Termasuk dalam hal ini, berbuat baik kepada keluarga.
Setiap materi yang diberikan, kalimat baik yang diucapkan, sikap baik yang ditunjukkan, semua bernilai sedekah. Jika ada dua orang sama-sama miskin, yang lebih dulu diberi adalah yang paling dekat kekerabatannya dengan kita.
Jika ada dua orang yang sama-sama butuh diajarkan, yang paling di depan juga yang terdekat dengan kita. Jika ada orang yang sama-sama butuh ditolong, yang diprioritaskan adalah yang hubungan kerabatnya lebih dekat dengan kita.
Mendapatkan pahala dari berbuat baik kepada keluarga tampaknya menjadi sangat mudah, tapi sesungguhnya juga bisa sangat sulit. Mudah, karena kecil sekali kemungkinan niat akan tercemar. Sulit, karena tidak ada pamrih lahir yang ingin diraih.
Sebagai makhluk jasadi, pertimbangan-pertimbangan lahir, lebih sering mendasari sikap diri terhadap orang lain. Karena lebih mudah diindera, manis dan pahitnya juga langsung terasa. Berbeda dengan imbalan batin, nikmatnya tak langsung terasa lezat, ruginya tak langsung tampak di depan mata.
Untuk dinilai baik oleh orang lain, hanya diperlukan beberapa kali perbuatan baik, hingga kita sampai pada penilaian itu. Sedangkan kepada keluarga, itu belum cukup.
Namun, mesti dilakukan secara persisten. Karena merekalah orang-orang terdekat dalam lingkaran hidup kita. Kebaikan perlakuan kita mereka yang pertama menerimanya, begitu pun buruknya sikap kita mereka juga yang pertama menderita.
Mereka juga manusia yang terdekat dengan kita. Sehingga, potensi konflik pun semakin tinggi. Berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, itu wajar. Berbuat baik kepada orang yang tidak menyakiti kita, itu baik. Berbuat baik kepada orang yang menyakiti kita, itu baru luar biasa. Dan itu biasanya terjadi di dalam dan terhadap keluarga kita sebelum kepada orang lain.
Maka, upayakan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan di luar rumah, kepada atasan kita, kepada teman sejawat, bisa kita lakukan juga di rumah. Jika kita mudah tersenyum, ringan tangan membantu orang lain, pastikan ayah, ibu, suami, istri, dan anak-anak anda mendapatkan hal serupa.
Jika kita mudah sekali bersikap ramah terhadap orang lain, pastikan juga seperti itu pula yang anda lakukan di rumah. Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan terhadap orang lain, pastikan pula keluarga kita sudah merasakannya.
Berbuat baik kepada keluarga adalah bentuk ketulusan yang paling murni, dan keikhlasan yang sejati. Di hadapan keluarga, tidak ada citra yang mesti dijaga, tidak ada pamrih yang ditagih, tidak ada imbalan yang dinantikan. Maka, kebaikan kepada ayah, ibu, suami, istri, dan anak-anak, itu semata karena ingin berbuat baik kepada mereka, sembari mengharap pahala dari Sang Pencipta.
Dari Uqbah bin Abi Mu'ith, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah kepada muslim adalah sedekah, sedangkan kepada kerabat [keluarga] adalah sedekah dan silaturahim." [HR Tirmizi dan Nasai]. Wallahu a'lam.
KOMPAS.com/Arum Sutrisni Putri
Tangkapan layar program Belajar dari Rumah TVRI 8 Mei 2020 Kelas 1-3 SD, Sahabat Pelangi: Episode Kabar Kabur [Hati-hati Terima Informasi].
KOMPAS.com - Perkembangan teknologi semakin berkembang seiring berjalannya zaman. Hal itu membuat berbagai informasi mudah untuk didapat.
Namun, kemudahan mendapatkan informasi juga memberikan dampak negatif. Pasalnya, banyak yang memanfaatkan untuk memberikan informasi yang belum jelas atau hoax.
Berita menjadi salah satu informasi yang sering dicari oleh banyak orang. Berita menjadi sebuah informasi ketika orang-orang membahas tentang peristiwa yang sedang terjadi.
Salah satu sumber berita yang dapat dipercaya diperoleh dari koran, televisi, majalah, radio, dan situs berita di internet.
Berita disampaikan oleh jurnalis atau reporter, yaitu orang yang melaporkan berita dengan melakukan wawancara dan menuliskan hasilnya menjadi berita.
Baca juga: 8 Syarat Umum Kelengkapan Berita
Orang yang menyampaikan berita seperti jurnalis dan reporter harus menyampaikan informasi yang benar.
Apabila tidak menyampaikan berita benar maka reporter atau jurnalis bisa mendapatkan sanksi.
Sebagai masyarakat yang melek teknologi, harus pintar-pintar dalam mencari berita atau informasi. Kita perlu berhati-hati ketika menerima informasi yang bukan dari sumber terpercaya.
Karena ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan informasi tidak benar dengan tujuan buruk.
Berita, informasi, kabar, dan berita yang tidak benar disebut hoaks.
Baca juga: 10 Pengertian Berita Menurut Para Ahli
Sikap atau tindakan
Berikut sikap atau tindakan untuk menghindari informasi atau berita yang belum jelas kebenarannya:
- Tidak boleh langsung percaya.
- Mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.
- Mencari sumber berita, apakah sumber berita itu dapat dipercaya atau tidak.
- Tidak menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, apalagi terkait dengan masalah pribadi yang dapat merugikan orang lain.
Baca berikutnya
Soal1. upacara adat untuk memperingati usia 8 bulan bayi pada masyarakat Betawi disebut...a.Nginjek Tanahb.Nginjek Sintenc.Nginjek Tanehd.Nginjek Tang …
Tolong bantuin ya kak
sebutkan dan jelaskan ciri2 kehidupan zaman pra aksara berdasarkan perkembangan bumi!
Siapakah adik Silvanna dalam Mobile Legends?Kenapa Silvanna mencari adiknya? Jelaskan!!
Tulislah dalil tentang ancaman Allah SWT kepada orang yang mempunyai gaya hidup materialistis!
Jelaskan apakah bangsa dravida dan bangsa arya perang ketika bermukim di sungai indus! jika ya, apa alasannya! Lalu apakah ketika bermukin di sungai g …
Buatlah puisi tentang sejarah islam
Buatlah puisi tentang sejarah islam
bantuin kak .................jangan ngasal ya
Perang melawan penjajah disebut ...?