Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat

Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat Saat Berdiskusi

Jumat, 21 Juni 2019 | 06:44 WIB

206945

Facebook

Twitter

WhatsApp

LINE

Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat
Berikut cara sederhana agar Anda tetap bisa mengatasi perbedaan pendapat ketika sedang berdiskusi. Foto: Quipper

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kehidupan dengan kemajemukan latar belakang, membuat setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda.

Hal ini tak jarang ditemui di kehidupan kampus, terutama dalam sebuah forum diskusi.

Menurunkan ego pribadi merupakan sikap toleransi yang harus kita terapkan, demi kehidupan yang rukun dan damai.

Namun, sebagian mahasiswa seringkali sulit mempraktikkan hal ini.

Misalnya ketika berdiskusi, beberapa mahasiswa tidak menghargai pendapat kawannya, bahkan sengaja mencari celah kesalahan.

Menjadi mahasiswa sukses bukan soal menang dan kalah dalam berargumen.

Apa lagi sampai tidak menghargai pendapat orang lain.

Berikut cara sederhana agar Anda tetap bisa mengatasi perbedaan pendapat ketika sedang berdiskusi.

Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat

1

2

3

  • LABEL
  • debat
  • diskusi mahasiswa
  • mahasiswa UGM

Facebook

Twitter

WhatsApp

LINE

Berita sebelumyaMudik Lebaran 2019, Kualitas Pelayanan Lebih Baik

Berita berikutnyaTips Berwisata Menggunakan Transportasi Umum

Cara mengatasi perbedaan pendapat dalam masyarakat

Bagaimana cara kamu mengatasi perbedaan pendapat? dalam kerja kelompok

Menghadapi perbedaan pendapat dalam keluarga

Perbedaan pendapat tak selalu berarti negatif. Anda justru bisa mengenal karakter setiap anggota keluarga dengan lebih baik. Agar perbedaan tidak memicu konflik, berikut adalah beberapa tips untuk menghadapinya.

1. Sepakat untuk tidak sepakat

Wajar bagi seseorang untuk mempertahankan sesuatu yang menurutnya benar. Sikap yang tidak wajar adalah memaksa orang lain untuk meyakini hal yang sama.

Situasi ini bahkan bisa bertambah buruk bila semua anggota keluarga sama-sama keras kepala.

Langkah pertama untuk menyikapi perbedaan pendapat dalam keluarga adalah menyepakati perbedaan tersebut. Sepakatlah untuk ketidaksepakatan yang ada dalam keluarga.

Semua orang harus menerima fakta bahwa orang terdekat seperti keluarga pun bisa memiliki sudut pandang berbeda.

2. Mendengarkan pendapat orang lain

Konflik dapat terjadi saat salah satu pihak tidak memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berbicara. Akhirnya, muncul kesalahpahaman, perasaan tidak dihargai, serta emosi negatif yang memantik perselisihan.

Anda dapat mencegah konflik dengan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk bicara sebelum menyampaikan sudut pandang Anda.

Dengarkanlah tanpa ada agenda apa pun. Jika Anda sudah mulai merangkai jawaban saat orang lain berbicara, artinya Anda belum mendengarkan dengan baik.

3. Berikan ruang pribadi bagi orang lain

Setiap orang membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri. Saat terpaksa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinan Anda, ruang inilah yang membuat Anda kembali tenang dan mampu berpikir jernih.

Hal yang sama berlaku pada setiap anggota keluarga. Setiap orang berhak memiliki pandangannya sendiri. Jika Anda terus memaksakan sudut pandang dan tidak menghargai ruang pribadi orang lain, perbedaan pendapat dalam keluarga cepat atau lambat akan memicu konflik.

4. Mengabaikan isu perbedaan yang tidak diperlukan

Saat Anda berselisih paham dengan anggota keluarga, pikirkan kembali apakah perdebatan tersebut memang diperlukan. Hindari memperdebatkan masalah kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus beradu pendapat dengan nada tinggi.

Waktu dan energi yang Anda habiskan untuk berdebat dapat digunakan untuk hal lain yang lebih berguna. Misalnya, melakukan kegiatan menyenangkan bersama seluruh anggota keluarga untuk mempererat ikatan emosional satu sama lain.

5. Mengakhiri pembicaraan

Jika nada bicara mulai meninggi, semua orang memaksakan kehendak, dan perbedaan pendapat dalam keluarga menimbulkan suasana negatif, ini saatnya mengakhiri pembicaraan. Anda bisa kembali ke prinsip awal, yaitu sepakat untuk tidak sepakat. Setuju bahwa ada perbedaan.

Perhatikan gestur dan nada bicara Anda saat mengakhiri pembicaraan. Jangan memotong perkataan orang lain yang dapat membuatnya tersinggung. Cobalah mengatakan, “Saya baru menyadari hal itu. Coba saya pikirkan dahulu.”

Perbedaan pendapat dan argumen dalam keluarga tak selalu berarti buruk. Malah, ini merupakan pelajaran baru yang berharga bagi setiap anggota keluarga. Terutama bagi anak-anak yang sedang giat mencontoh sikap orang dewasa.

Pada akhirnya, keluarga adalah orang-orang terdekat yang paling bisa memahami satu sama lain. Perbedaan pendapat tak semestinya memecah-belah hubungan keluarga yang telah terjalin erat.

1. Mencoba memahami pendapat yang lain dulu

Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat
Pexels.com/August De Richelieu

Jika terjadi perbedaan pendapat saat sedang berdiskusi maka cobalah untuk memahami pendapat yang lain terlebih dahulu. Coba memahami dari berbagai sudut pandang agar tidak ada yang terpojokkan, sebab berbedanya pendapat pasti ada alasan di baliknya kan.

Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat, di rumah, di sekolah, di masyarakat

Bagikan:

Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat? Manusia diciptakan Tuhan dengan akan dan pikiran, itu juga yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Berbeda pendapat adalah hal yang biasa, karena setiap orang memiliki pandangan masing-masing dalam melihat masalah atau persoalan yang dilihatnya.

Setiap manusia umumnya membandingkan masalah dengan pengalaman yang pernah mereka alami, maka dari itu pendapat selalu berbeda. Negara kita sendiri adalah negara demokrasi, dimana perbedaan pendapat diperbolehkan di negara ini.

Baca juga: Jelaskan Tata Cara Bermusyawarah Dalam Islam

Jangan Membuat Asumsi Sendiri

Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat
Vin Rana - Nita Sofiani. ©Instagram/vinrana

Pada sebuah hubungan di mana kedua belah pihak di dalamnya berasal dari kebudayaan yang berbeda, sangat umum untuk membela kebudayaan sendiri dan cenderung berasumsi tentang kebudayaan pasangan. Orang cenderung membela budayanya sendiri karena itu adalah bagian dari identitasnya. Sementara budaya pasangan merupakan sesuatu yang asing dan karenanya lebih mudah untuk berpikir negatif tentangnya.

Stereotip budaya merupakan sumber dari kesalahpahaman terbesar dalam hubungan antar budaya. Daripada menjadikannya sumber perdebatan, lebih baik kita fokus pada kepribadian, opini, dan nilai-nilai yang dipercayai pasangan secara independen.

©Instagram/vinrana

BACA JUGA:
Cara Membuat Wanita Jatuh Cinta dan Terpikat, Lakukan Hal Berikut Ini35 Kata-Kata Cinta Segitiga yang Menyakitkan, Bikin Hati Lebih Sadar

Advertisement

3 dari 9 halaman

Hargailah Perbedaan

Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat
Priyanka Chopra - Nick Jonas. ©2018 Vogue

Hidup dengan perbedaan melintang di antara Anda dan pasangan memang tak terhindarkan, namun Anda selalu punya pilihan untuk menghargai atau justru mempermasalahkan perbedaan itu.

Dalam beberapa hubungan beda bangsa, ada kalanya pasangan saling memendam pikiran negatif karena tidak setuju dengan gaya hidup atau cara pandang satu sama lain. Daripada membenci hal-hal ini, akan lebih konstruktif bagi hubungan jika Anda mencoba untuk memahami dari mana datangnya opini dan kebiasaan pasangan serta memahami kenyataan bahwa tak semua orang harus memiliki pendapat yang sama dengan Anda.

4 dari 9 halaman

Kaidah Penting Menyikapi Perbedaan Pendapat

Kesadaran saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut masih perlu diperkuat.

Bagaimanakah cara menghindari perbedaan pendapat dalam masyarakat

Republika/Yasin Habibi

Ilustrasi keberagaman dan persatuan.

Rep: Nashih Nasrullah Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberagaman ini tak jarang pula memicu gesekan-gesekan kecil. Satu dari beberapa bahkan menimbulkan konflik horizontal. Selain mungkin ada pihak ketiga yang memancing di air keruh, diakui atau tidak, memang kesadaran saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut masih perlu ditingkatkan, untuk tidak dibilang minim.

Lantas, bagaimana kaidah menyikapi sebuah perbedaan dan mengelolanya agar tak berdampak negatif?

(Baca: Pentingnya, Menghargai Perbedaan)

Prof Hani bin Abdullah al-Jabir dalam artikelnya yang berjudul “Min Adab Al Khilaf wa at-Ta’amul Ma’a al Mukhalif”, menerangkan deretan kaidah yang penting diperhatikan menyikapi perbedaan pendapat. Ini penting, mengingat kecenderungan saat ini yang muncul di dunia Islam adalah fanatisme berlebihan dari kelompok radikal dan fundamental.

Sikap apriori yang ditunjukkan kepada pihak yang berbeda, sebagiannya ber ujung pada aksi anarkisme. Seperti pembakaran tempat ibadah dan perusakan hingga penganiayaan. “Kondisi itu patut disayangkan,” katanya.

Hal pertama yang ia garisbawahi ialah bersikap proporsional. Perbedaan tidak akan berujung konfl ik selama tidak disertai dengan sentimen dan kebencian. “Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.”

Ia mengutip komentar Ibnu Taimiyah atas perintah berbuat adil dan proporsional terhadap lawan yang tertuang di Surah al-Maidah ayat 8. Sekalipun, musuh yang bersangkutan adalah orang kafi r. Menurut tokoh yang hidup di abad ke-8 Hijriah itu, jika terhadap kafi r sikap proporsional sangat ditekankan, tentunya seruan serupa juga lebih utama bagi sesama Muslim yang berbeda pendapat.

Hani mengatakan, etika menghadapi kenyataan berbeda berikutnya ialah mem pertimbangkan dan menjaga maslahat serta menghindari kerusakan. Kaidah yang berlaku di syariat ialah menghilangkan segala bentuk kekisruhan. Baik di tingkat internal ataupun eksternal masyarakat.



Dalam pandangan Ibnu Qayim al- Jauziyah, penyelesaian atas kemungkaran memang dianjurkan dengan kebaikan agar berakhir positif. Namun, jika solusi atas tindakan mungkar itu justru memancing kerusakan yang jauh lebih besar, maka lebih baik menahan diri.

Hani juga mengungkapkan adab menyikapi perbedaan lainnya, yaitu memahami bahasa dan inti pembicaraan yang dimaksud. Pendapat apa pun yang disampaikan oleh lawan, maka tak sepatut nya ditelan mentah-mentah. Penting memahami apa hakikat pandangan yang ia sampaikan.

Hal ini, kata Imam as-Subuki, perlu diperhatikan dengan baik dalam menelaah tiap pendapat seseorang. Ia melihat tak sedikit orang yang menukil pendapat tokoh, sementara ia menafsirkannya berbeda.

Padahal, tafsiran tersebut bukanlah inti dari pembicaraan sang tokoh. Sikap berhati-hati membaca pemikiran kubu lain itu dicontohkan dengan baik oleh Ibnu Taimiyah saat menyikapi pernyataan Imam al-Junaid terkait konsep tauhid.

Dalam makalahnya tersebut, ia menekankan pentingnya mengklarifi kasi dan urgensi dialog serta berkomunikasi. Tidak tergesa-gesa memberi kesimpulan, sementara tahap meminta keterangan atau kejelasan belum ditempuh. Prinsip ini sesuai dengan seruan mengklarifi kasi (tabayyun) dalam Surah al-Hujuraat ayat 6.

Anjuran itu pula hendaknya disokong dengan sikap berprasangka baik. Umar bin Khatab pernah mengingatkan, jangan terburu-buru menjustifi kasi ungkapan jelek yang keluar dari seseorang, sementara terdapat kemungkinan hal positif yang ada dalam dirinya.

Tak lupa, Hani menekankan agar ber sikap fair dan terbuka. Jika ternyata kebenaran ada di kubu lawan, maka ke napa tidak dengan lapang dada menerimanya. Imam Syafi ’i, misalnya. Ia siap menerima kebenaran dari pihak lawan.

  • tuntunan islam
  • perbedaan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Subscribe to Notifications