Bagaimanakah sikap patriotisme dan nasionalisme yang dapat dilakukan oleh generasi muda

Oleh: R Rahaditya, SH, MH

PERANG melawan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Tanah Air belum selesai. Namun, era kenormalan baru atau tatanan kehidupan baru masyarakat [new normal life] sudah dimulai setelah masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar [PSBB] dilonggarkan.

Hal ini ditandai dengan Instruksi Presiden Joko Widodo kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB] Letjen TNI Doni Monardo untuk memberikan kewenangan kepada 102 pemerintah kabupaten/kota yang saat ini berada dalam zona hijau [green zone] untuk melaksanakan kegiatan masyarakat produktif dan aman Covid-19.

Tentu hal tersebut dapat kita ketahui dilakukan untuk melaksanakan pemulihan ekonomi dengan melalui tahapan protokol kesehatan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa sebelumnya hampir sebagian besar provinsi di Indonesia telah menerapkan kebijakan pembatasan sosial atau jarak sosial [social distancing] dan menjaga jarak fisik satu sama lain [physical distancing] atau melakukan karantina diri yang intinya kita diharapkan terpisah, baik secara sosial dan secara fisik dan tetap tinggal di rumah [stay at home].

Video Rekomendasi

Dengan telah adanya transformasi digital dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat banyak diantara kita yang melaksanakan kerja dari rumah [work from home], untuk mahasiswa dan pelajar belajar di rumah [study at home] lalu banyak pula yang melakukan transaksi belanja secara online.

Upaya itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 bahkan sampai terjadinya karantina wilayah [lockdown].

Semua itu terjadi karena Presiden Joko Widodo mewajibkan penerapan pembatasan sosial berskala besar [PSBB] sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Penanganan Corona Virus Disease [Covid-19] yang ditetapkan pada 31 Maret 2020. Juga, berdasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan yang juga telah disahkan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 Agustus 2018.

Selanjutnya terkait dengan adanya era new normal life, ada baiknya kita memahami tentang makna [meaning] dari nasionalisme dan patriotisme yang mungkin istilah tersebut seringkali kita dengar.

Nasionalisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [Depdikbud, 1997], nasionalisme didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan.

Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara atau paham [ajaran] untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.

Karena nasionalisme merupakan suatu pengertian yang luas, maka dalam konteks ini tentang nasionalisme dapat diartikan sebagai jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada.

Adapun ciri-ciri nasionalisme antara lain cinta pada Tanah Air, bahasa atau sejarah budaya bersama serta suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.

Nasionalisme di era saat ini harus dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi dalam berbagai perubahan situasi yang tentunya nilai-nilai baru tidak boleh mengguncangkan nasionalisme selama bangsa Indonesia tetap memiliki sense of belonging atau rasa memiliki negara Indonesia.

Beberapa faktor yang mendukung terwujudnya paham nasionalisme dapat kita ketahui dari sejarah ketika masa perang merebut kemerdekaan di masa lalu, antara lain:

Sedih rasanya jika mendengar para generasi muda tidak menghargai upacara bendera. Waktu yang seharusnya digunakan untuk merenungi perjuangan pahlawan  untuk memberikan kebahagiaan pada negeri ini seperti tidak ada artinya.

Pancasila, lagu-lagu nasional, dan pelajaran moral, menjadi sebuah hal yang membosankan di mata generasi muda. Padahal jika para generasi muda bisa memahami makna nasionalisme dengan baik maka hal ini akan memotivasi para generasi muda untuk turut serta membangun negeri.

Dibutuhkan tindakan  dimana jiwa nasionalisme pada generasi muda bisa tertanam di hati sehingga nilai-nilai kebangsaan menjadi salah satu pedoman bagi kehidupan sehari-hari.

Lantas bagaimana cara menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda dengan cara yang nyaman untuk mereka?  Cara dimana generasi muda merasa asyik untuk melakukannya. Metode yang bisa menarik minat generasi muda mempunyai jiwa kebangsaan serta tidak membosankan.

Mari kita coba perhatikan cara-cara ini.

1. Napak tilas sejarah yang mengasyikkan.

Salah satu cara untuk menumbuhkan  jiwa nasionalisme para generasi muda adalah dengan melakukan napak tilas sejarah. Mengunjungi  tempat-tempat bersejarah yang menjadi simbol perjuangan bangsa adalah salah satu cara yang bisa dilakukan.. Sayangnya, tempat-tempat bersejarah seperti museum, benteng pertahanan, serta tempat napak tilas lainnya,  berkesan suram dan menyeramkan. Sudah waktunya museum-museum perjuangan mempercantik penampilannya sehingga terlihat nyaman dan ‘welcome’ bagi para pengunjungnya. 

2. Memperkenalkan keberagaman budaya dengan  study tour.

Study tour, bukan hanya acara berkunjung ke sebuah daerah yang disana kita menguggah foto kita dan menghambur-hamburkan uang untuk berbelanja produk khas daerah tersebut. Lebih dari itu study tour dimaksudkan untuk mengenal budaya dan ciri khas daerah tersebut. 

Memperkenalkan keragaman budaya serta kekayaan bangsa lain akan membuat para generasi muda merasa beruntung tinggal di Indonesia. Jika para generasi muda merasa nyaman tinggal di Indonesia, diharapkan akan muncul rasa ingin menjaga keutuhan negara ini. 

3. Pelajaran Pendidikan Kewarganeraan yang menggairahkan.

Pendidikan Kewarganeraan ditujukan agar para generasi muda bisa menjadi warga negara yang baik, taat kepada aturan negara dan juga untuk menumbuhkan semangat nasionalisme. 

Membuat pelajaran Pendidikan Kewarganeraan menjadi salah satu pelajaran yang mengasyikan memang menjadi tantangan di sekolah. Karena dengan penyampaian pelajaran yang menyenangkan, pesan dapat dengan mudah diterima oleh anak didik.

4. Dengan memperbanyak film dan musik yang bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme.


Melihat film dan mendengarkan musik adalah salah satu hal yang disenangi para generasi muda. Kedua sarana hiburan ini bisa efektif untuk mempengaruhi para generasi muda. Oleh karena itu film dan musik bisa dijadikan sarana menumbuhkan semangat nasionalisme para pemuda.

5. Menggunakan produk-produk dalam negeri.

Produk-produk yang dibuat oleh anak negeri  saat ini tidak kalah dengan produk-produk buatan luar negeri. Bahkan kualitas dari produk-produk dalam negeri bisa lebih bagus daripada produk luar negeri. 

Generasi muda bisa menjadi sasaran yang tepat dalam kampanye menggunakan produk-produk dalam negeri. Jika produk dalam negeri yang dipasarkan sangat bagus kualitasnya, para generasi muda bisa akan berpikir untuk membeli barang buatan luar negeri yang sudah pasti mahal.

Di atas adalah beberapa cara yang mengasyikan agar generasi muda lebih mencintai Indonesia. Karena generasi muda adalah harapan bangsa. Sudah sepatutnya kita berpikir untuk bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pemuda dengan cara dan kesukaan mereka. [AH]

Ilustrasi bendera Indonesia, semangat patriotisme. [Photo by crysia . on Unsplash]

Bola.com, Jakarta - Patriotisme adalah semangat cinta Tanah Air yang dimiliki seseorang yang rela berkorban serta pantang menyerah demi kejayaan dan kemakmuran bangsa dan negaranya.

Patriotisme merupakan jiwa dan semangat cinta Tanah Air yang melengkapi eksistensi nasionalisme.

Patriotisme berasal dari kata 'patriot' dan 'isme' yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa serta raga seseorang.

Penting sebagai warga negara Indonesia memiliki kesadaran akan patriostisme. Tidak hanya diucapkan sebatas lisan saja, tetapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah sedikit ulasan mengenai sikap patriotisme. Untuk lebih jelasnya, bisa membaca contoh sikap patriotisme yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat.

Berikut ini contoh-contoh sikap patriotisme, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dilansir laman Yuksinau dan Faktasantuy, Jumat [20/8/2021].

1. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Ekonomi

  • Mencintai dan memakai produk dalam negeri.
  • Mengembangkan kegiatan usaha produktif.
  • Menambah performa kepemimpinan dan manajemen.
  • Mengembangkan koperasi menjadi usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan demi kesejahteraan bersama.
  • Tidak melaksanakan politik monopoli dan menumpuk barang untuk keuntungan pribadi serta memenyesalkan orang lain.

2. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Hukum

  • Berusaha menaati hukum dan norma yang berlaku di masyarakat.
  • Menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.
  • Tidak main hakim sendiri.
  • Saling menyadarkan saat ada yang melakukan perlanggaran hukum.
  • Berani mengabarkan terhadap pihak yang berwajib apabila ada yang bersalah.
  • Berani dan wajib menjadi saksi di pengadilan demi menjunjung tinggi kejujuran.
  • Menghormati dan menjunjung tinggi supremasi hukum.

3. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Sosial Budaya

  • Menjaga kelestarian adat daerah.
  • Saling tolong-menolong orang yang terkena musibah.
  • Menjaga kebersihan dan keindahan sarana umum.
  • Menambah pelayanan umum yang adil dan merata.
  • Mampu menyeleksi adat asing yang masuk.
  • Menerima pengaruh adat asing yang dapat memajukan dan mengembangkan kebudayaan bangsa.
  • Menolak pengaruh adat asing yang masuk jika tidak sesuai kepribadian bangsa.

4. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan

  • Menjaga keamanan lingkungan.
  • Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
  • Menolong aparat dalam tugasnya menjaga keamanan.
  • Mengabarkan hal yang dapat membahayakan masyarakat terhadap polisi.
  • Menolak paham komunisme dan atheisme.

5. Contoh Sikap Patriotisme di Lingkungan Keluarga

  • Mengibarkan bendera merah putih di lingkungan rumah saat Hari Kemerdekaan RI.
  • Membaca buku bertema perjuangan.
  • Menolong pekerjaan orang tua.
  • Memberi teladan dalam hal kegiatan keagamaan.
  • Menjaga nama baik keluarga dalam perilaku.

6. Contoh Sikap Patriotisme di Lingkungan Sekolah

  • Mengikuti upacara di sekolah dengan khidmat.
  • Menghayati serta memahami makna dari lagu-lagu perjuangan.
  • Menghubungkan setiap materi pembelajaran dengan kualitas kepahlawanan.
  • Rajin belajar.
  • Menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mengikuti kegiatan contohnya pramuka dan PMR.

Sumber: Yuksinau.id, Faktasantuy.com

Berita Video Cerita Haru dan Inspiratif di Balik Medali Emas Greysia Polii / Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề