Bagian mesin bor pistol yang rawan rusak adalah bagian

M. Utsman (12050524058) 10 00 00 A. DEFINISI MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR. B. JENIS-JENIS MESIN BOR 1. Mesin Bor Meja Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran. 2. Mesin bor tangan (pistol) Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam. Khusus Mesin bor ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga fungsinya masing-masing. 3. Mesin bor Radial Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.. Pada mesin ini benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda kerja, poros utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui perputaran batang. 4. Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine) Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat diputar 3600 , mejanya diikat bersama sumbu berulir pada batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan menggerakkan engkol. 5. Mesin bor koordinat Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor yang lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm. 6. Mesin bor lantai Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. 7. Mesin bor berporos (mesin bor gang) Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja dengan empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi sekaligus, sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan sebuah kepala penggerak. C. BAGIAN – BAGIAN UTAMA MESIN BOR 1. Base (Dudukan ) Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi. 2. Column (Tiang) Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja. 3. Table (Meja) Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar 3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja. 4. Drill (Mata Bor) Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang– bidang potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor. 4. Spindle Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang / mencekam mata bor. 5. Spindle head Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya. 6. Drill Feed Handle Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja ( memakankan). 7. Kelistrikan Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya mulai dari kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indicator, saklar on / off dan saklar pengatur kecepatan. D.PENGERJAAN PENGEBORAN Jenis cutting tool (mata bor) yang digunakan dalam proses pengeboran antara lain: 1. Drilling Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja yang solid. 2. Step drill Proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter bertingkat. 3. Reaming Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada sebelumnya. 4. Boring Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik pahat. Boring lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau keselarasan dan dapat menghasilkan lubang yang halus. 5. Counter Bore Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan. Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut. 6. Countersink (bor benam) Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang untuk mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120 °. 7. Tapping Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik oleh tangan atau oleh mesin. Untuk Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran adalah sebagai berikut ; a) Pemasangan Benda Kerja  Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar dengan ukuran benda tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi mulut ragum, dibagian bawah benda kerja ditahan denagan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum tidak turut bergerak, ragum diikat denagan menggunakan mur baut pada meja bor.  Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja bor dengan menggunakan dua buah mur baut, dua buah penjepit bentuk U dengan dua balok penahan yang sesuai.  Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja diletakan pada sebuah balok V dan dijepit dengan batang pengikat khusus, kemudian ditahan dengan menggunakan balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja mesin bor.  Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit dengan menggunakan batang, penjepit khusus, balok penahan yang sesuai tingginya dan diikat dengan mur baut pengikat agar tidak merusak ragum. b) Pemasangan Mata Bor pada chuck  Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada lubang sumbu mesin bor, tidak boleh menggunakn pemegang bor. Dengan demikian, lubang alur menerima ujung taper dan lubang taper diimbangi oleh selubang yang distandarisasi (dinormalisasikan). Ujung taper tidak digunakan untuk memegang tapi untuk mempermudah dilepas dari selumbung dengan menggunakan soket. Sebelum melepas bor, sepotong kayu harus diletakan dibawahnya, sehingga mata bor tidak akan rusak pada saat jatuh.  Bor dengan tangkai selinder diguanakan “ Pemegang bor berkonsentrasi sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor harus dimasukan sedalam mungkin sehinggan tidak selip pada saat berputar. Permukaan bagiaan dalam pemegang berhubungan dengan tangakai mata bor, sehingga menghasilkan putaran bor.  Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang/ penjepit bor otomatis (universal), dimana bila diputar kuncinya, maka mulutnya akan membuka atau menjepit dengan sendirinya (otomatis).  Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung pangurang yang dibuat sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, sehingga terdapat bermacam-macam ukuran.  Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor dengan baik dan akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang keluar melalui kedua belah alur spiral bor. Untuk bahan memerlukan pendinginan, dipergunakan cerek khusus tempat bahan pendingin. c) Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah vertical cukup memutar handle, untuk gerak putar mejanya cukup membuka pengunci di bawah meja dan di sesuaikan, setelah itu jangan lupa mengunci semua pengunci. d) Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian tekan sakelar on (pada saat ini spindle sudah berputar). Atur kecepatan yang sesuai dengan benda kerja. e) Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga mata bor turun dan memakan benda kerja. f) Gunakan cairan pendingin bila perlu g) Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin h) Untuk Mesin bor tangan / pistol sakelar khusus untuk pilhan putaran ke kanan dan ke kiri. 9.1 Konstruksi mesin bor Pengeboran adalah salah satu hal yang sangat penting dalam pengerjaan permesinan. Mesin bor dapat digunakan untuk berbagai pengerjaan, diantaranya adalah reaming, counterboring, boring, pemotongan ulir, dan beberapa pekerjaan lainnnya. Macammacam mesin bor secara umum dapat digolongkan sebagai berikut : Mesin bor meja, mesin bor tiang, dan mesin bor radial. Gambar 9.1.1 Adalah mesin bor meja yaitu mesin bor dengan konstruksi paling sederhana, ditempatkan di atas bangku atau dudukan khusus. Poros bor langsung digerakkan oleh motor dengan bantuan belt V. Pengaturan kecepatan mesin bor ini dengan memindah posisi belt V. Bor meja digunakan untuk pengeboran lubang sampai Ø 16mm. Gambar 9.1.1 Bagian mesin bor meja 9.2 Prinsip kerja mesin bor Prinsip kerja mesin bor ini adalah dengan memanfaatkan putaran dari motor yang memutar poros dengan sabuk pemutar (belt). Poros tersebut berputar di dalam rumah pipa (drill sleeve) yang dapat bergerak keatas dan kebawah. Untuk mengatur kecepatan dilakukan dengan memindah posis belt, tetapi ada mesin bor tertentu yang sudah dilengkapi dengan perubahan angka putaran dengan menarik tuas atau engkol (Gambar 9.2.1). Gambar 9.2.1 Prinsip kerja mesin bor Gerakan naik turun dari spindel diperoleh dari rack yang terpasang pada selongsong (sleeve) yang terhubung dengan roda gigi dan pengungkit (Gambar 9.2.2). Agar spindel dapat mengikuti gerakan maka pada bagian atas dipasang penahan. Komponen tersebut dilengkapi dengan ball bearing agar spindle dapat berputar dengan mudah. Gambar 9.2.2 Konstruksi gerakan naikturun spindel 9.3 Prosedur pengoperasian mesin bor 9.3.1 Pengecekan Dalam proses pengerjaan dengan mesin bor, pengecekan kondisi mesin sangat diperlukan agar mesin dapat bekerja dengan baik. Pada mesin ini hal-hal yang perlu diperiksa sebelum mesin digunakan adalah kondisi dari belt, pengecekan kondisi mata bor dan pemasangannya, serta pengecekan pada ragum penjepit benda kerja. Kekencangan dari belt/ sabuk berpengaruh terhadap perpindahan putaran dari motor ke spindel. Untuk mengecek kekencangan belt dilakukan dengan menekan sabuk menggunakan jari atau alat lainnya pada kondisi mesin mati (Gambar 9.3.1.1) Sabuk yang kendor dapat disetel ulang tetapi jika sudah rusak, misalnya retak, terkelupas dan aus maka harus diganti. Gambar 9.3.1.1 Pengecekan kekencangan belt Pengecekan pada mata bor dilakukan dengan melihat dari sudut pada ujung mata bor (Gambar 9.3.1.2). Sudut mata bor yang salah akan mengakibatkan mata bor tidak tajam, pemakanan yang kasar dan timbul bunyi akibat gesekan dengan benda kerja. Gambar 9.3.1.2 Pengecekan sudut ujung mata bor Setelah diperiksa kondisi ujung dari mata bor, maka langkah selanjutnya adalah memeriksa pemasangan mata bor. Pemasangan mata bor yang oleng/miring, mengakibatkan pemakanan yang sulit, diameter pengeboran tidak sesuai ukuran mata bor dan timbul suara dan getaran sehingga pemasangan mata bor harus lurus dan arbor bersih dari kotoran. Kemudian kedalaman pemasangan mata bor juga diperhatikan Karena bor yang terpasang terlalu dangkal akan mudah patah (Gambar 9.3.1.3) Gambar 9.3.1.3 Pemasangan mata bor pada chuck Pemeriksaan kondisi ragum penjepit mesin bor perlu dilakukan agar benda kerja dapat terpasang dengan baik. Kekencangan baut atau klem pengikat ragum pada meja mesin juga perlu diperiksa agar benda kerja tidak bergeser pada saat pengeboran dilakukan. (Gambar 9.3.1.4) Gambar 9.3.1.4 Pemeriksaan kondisi ragum mesin bor 9.3.2 Penyetelan Setelah dilakukan pengecekan kondisi mesin, langkah selanjutnya adalah melakukan penyetelan mesin sesuai dengan profil dan jenis benda kerja yang akan dikerjakan. Besarnya diameter pengeboran dan bahan dari benda kerja berpengaruh pada kecepatan putar dari spindel bor. Semakin besar diameter bor maka kecepatan yang digunakan semakin lambat, demikian pula sebaliknya. Untuk mengatur kecepatan ini, pada kostruksi mesin bor dlakukan dengan memindahkan posisi belt dan puli pada kecepatan yang sesuai. Untuk mesin bor meja, posisi belt dan puli dapat dilihat pada Gambar 9.3.2.1. posisi puli pada mesin bor ini seperti pada Gambar, diameter puli pada spindel semakin keatas semakin kecil. Ini dapat menunjukkan posisi belt yang diatas kecepatan putarnya lebih tinggi. Puli mesin bor ini terdiri dari empat kecepatan putar yang berbeda. Gambar 9.3.2.1 Posisi belt dan puli pada mesin bor meja Untuk mengendorkan kekencangan belt langkah awal yang dilakukan adalah mengendorkan baut pengunci yang menahan puli yang terpasang pada motor tidak bergeser (Gambar 9.3.2.2). Pada mesin bor tertentu ada yang langsung dengan menarik tuas penggeser kedudukan dari puli yang terdapat pada motor. Gambar 9.3.2.2 Mengendorkan pengunci puli motor Setelah pengunci dikendur-kan, langkah selanjutnya adalah menarik tuas yang berfungsi menggeser puli yang terpasang pada motor sehingga memperpendek jarak antar puli, dan belt akan mengendur. Langkah ini dapat dilihat pada Gambar 9.3.2.3 Gambar 9.3.2.3 menarik tuas penggeser puli motor Sabuk yang kendor dipindahkan posisinya ke pasangan puli yang disesuaikan dengan kece patan yang dibutuhkan (Gambar 9.3.2.4). Setelah belt terpasang dengan baik kemudian dikencangkan kembali seperti semula dan ditutup kembali. Gambar 9.3.2.4 Memindahkan posisi belt pada puli Peralatan peralatan yang dibutuhkan untuk mema-sang bor diantaranya adalah chuck dan per-lengkapannya (Gambar 9.3.2.5). Pemasangan mata bor pada chuck menggunakan kunci khusus chuck. Penyetelan yang perlu dilakukan adalah pema -sangan taper pada chuck tidak boleh oleng karena akan mengakibatkan bor mudah patah. Gambar 9.3.2.5 chuck dan peralatannya 9.3.3 Pengoperasian Gambar 9.3.3.1 menunjukkan cara untuk memasang mata bor, yaitu dengan membuka chuck dengan kunci chuck yang dipasangkan pada lubang dan gigi yang terdapat pada chuck. Sedang untuk mengendurkannya kunci chuck diputar hingga rahang penjepit mata bor membuka, dan demikian sebaliknya. Gambar 9.3.3.1 Memasang mata bor pada chuck Mata bor yang dipasang harus benarbenar kuat dan kencang, agar dalam pengoperasian mata bor tidak selip. Posisi mata bor tidak boleh terlalu panjang ataupun terlalu pendek keluar dari chuck. Selain itu posisi mata bor harus benarbenar senter dan tidak oleng. Dapat dilihat pada Gambar 9.3.3.2 Gambar 9.3.3.2 Mata bor yang sudah terpasang pada chuck Gambar 9.3.3.3 disamping menunjukkan pengoperasian mesin bor untuk mengebor benda kerja. Handle penurun bor di- pegang dengan tangan satu sedangkan tangan lain memegangi ragum yang dijepit klem agar ragum tidak bergeser akibat putaran dari mesin bor. Gambar 9.3.3.3 Melakukan pengeboran 9.4 Pemeliharaan mesin bor 9.4.1 Preventive maintenance Poros spindel bor merupakan bagian yang dinaik-turunkan pada saat proses pengeboran, sehingga pada bagian ini terjadi gesekan dan adanya kotoran atau karat akan membuat gerakan naik turun spindel bor menjadi berat. Untuk itu bagian ini harus selau dibersihkan dan diberi pelumas secara berkala (Gambar 9.4.1.1). Gambar 9.4.1.1 Pelumasan pada poros spindel bor Proses naik turunnya meja mesin bor melalui rack yang berhubungan dengan roda gigi dan tuas kemudi. Adanya nipel pada bagian ini menunjukan perlunya pelumasan, Karena bagian ini adalah bagian yang berputar dan proses menaik turunkan meja dengan tuas akan menjadi ringan. Gambar 9.4.1.2 Pelumasan pada gigi dan rek tiang bor Pada mesin bor radial, bagian atas mesin terdapat nipel-nipel yang merupakan jalur pelumasan agar spindel dapat berputar dengan baik pada bearing. Gambar 9.4.1.3 Pelumasan pada mesin bor radial Alur pada lengan sebagai jalur gerakan dari spindel mesin bor radial harus terjaga kebersihannya dari dari kotoran yang dapat menyebabkan korosi kare-na dapat menghambat pergeseran dari spindel bor. Untuk membersihkan bagi- an ini dapat menggunakan kuas dan kemudian dilu- masi dengan oli (Gambar 9.4.1.4). Gambar 9.4.1.4 membersihkan jalur Meja pada mesin bor harus terjaga kebersi- hannya dari kotoran beram sisa pengerja- an dan juga dari uap air karena dapat men- jadikan korosi. Agar meja terlindung dari uap air maka juga perlu diberi pelumasan dengan menggunakan oli dan kuas (Gambar 9.4.1.5) Gambar 9.4.1.5 membersihkan dan melumasi meja mesin Kotoran dan beram bekas pengerjaan pengeboran biasanya masuk pada alur-alur meja mesin. Apabila kotoran ini tidak dibersihkan maka akan mengendap dan terja- di korosi. Untuk itu, alur pada meja mesin harus dibersihkan seti-ap selesai digunakan dan diberi pelumasan (Gambar 9.4.1.6). Gambar 9.4.1.6 Mebersihkan alur meja mesin Pada mesin bor radial, pelumasan pada spindel bor dapat dilakukan melalui nipel yang dipasangkan pada samping dudukan spin-del (Gambar 9.4.1.7). Pelumasan pada bagian ini perlu dilakukan secara berkala agar spindel dapat selalu berputar dengan baik. Gambar 9.4.1.7 Pelumasan pada spindel bor Rack pada lengan bor berpasangan dengan roda gigi pada kepala spindel bor yang berfungsi untuk menggeser kepala poros bor. Agar pergeseran dapat lancar maka bagian ini perlu dilakukan pelumasan secara berkala (Gambar 9.4.1.8). Gambar 9.4.1.8 Pelumasan rack penggerak spindel bor Tiang pada mesin bor radial merupakan dudukan dari lengan bor yang dapat diputar dan dinaikturunkan sehingga adanya kotoran atau karat dapat mengganggu gerakan dari lengan bor. Untuk mence- gah karat atau kotoran, maka tiang bor perlu dilakukan pelumasan seca ra berkala dan dibersihkan dari kotoran (Gambar 9.4.1.9) Gambar 9.4.1.9 Pelumasan tiang mesin bor Kegiatan preventive maintenance, selain menjaga kebersihan mesin sebelum dan sesudah digunakan serta melakukan pelumasan, juga melakukan pengecekan terhadap baut dan mur yang longgar. Pada mesin bor ini, pengecekan baut yang longgar meliputi baut pengikat atau klem pada ragum benda kerja dan kekencangan mata bor yang terpasang pada chuck. Suku cadang untuk mesin bor yang harus tersedia agar jika terjadi kerusakan pada bagian yang rawan rusak, mesin bias segera ditangani diantaranya adalah komponen mata bor dan belt. 9.4.2 Komponen yang mudah rusak Mata bor merupakan bagain dari mesin bor yang mudah aus akibat penggunaan (Gambar 9.4.2.1). Mata bor yang sudah aus dapat ditajamkan lagi dengan diasah pada gerinda asah, tetapi pengasahan ini harus memperhatikan besar sudut ujung mata bor. Gambar 9.4.2.1 mata bor Gigi chuck (Gambar 9.4.2.2) juga rawan terhadap aus. Untuk menjaga kondisi gigi chuck tetap baik maka untuk mengencangkan dan mengendorkan menggunakan kunci khusus chuck. Chuck yang giginya sudah aus sebaiknya diganti dengan yang baru karena biaya perbaikan komponen ini mahal. Gambar 9.4.2.2 Gigi-gigi chuck Belt pada mesin bor memiliki batas waktu penggunaan (Gambar 9.4.2.3). Jika belt sudah kendor dan tidak dapat disetel kekencangannnya, maka harus diganti dengan yang baru. Penggantian belt disesuaikan dengan kode yang tercantum pada belt. Gambar 9.4.2.3 Puli dan belt mesin bor 9.4.3 Cara membongkar dan memasang Terdapat dua macam cara pemasangan mata bor pada spindel bor. Untuk mata bor dengan diameter yang besar sudah langsung terdapat dudukan untuk dipasangkan pada spindel, sedangkan mata bor dengan diameter kecil menggunakan bantuan chuck. Untuk melepas mata bor dari chuck menggunakan kunci chuck yang diputar berlawanan arah jarum jam (Gambar 9.4.3.1). Gambar 9.4.3.1 Melepas bor dari chuck. Untuk bor berdiameter besar yang sudah terdapat dudukan langsung pada spindel, pelepasannya sama dengan melepas chuck bor. Langkahnya adalah dengan menurunkan spindel hingga terlihat lubang alur pada spindel, kemudian pasak dimasukan dan dipukul perlahan hingga terlepas (Gambar 9.4.3.2). Untuk memasang kembali, gagang kerucut dimasukan ke spindel bor dengan cara dihentakkan.

Gambar 9.4.3.2 Melepas gagang kerucut mata bor