Beberapa gerakan separatis di Indonesia yang dilatarbelakangi oleh permasalahan Ideologi diantara

Rata-rata data berat badan 3 orang siswa berikut ini: 42 kg, 44 kg, 64 kg adalah ... kg​

Sebutkan bentuk kelemahan pemerintahan Salahuddin al-ayyubi​

Pernyataan dibawah ini benar, kecuali.. A. Agama islam dikenal melalui media wayang B. Hoesein Djajadinigrat adalah tokoh yang berasal dari Irak … C. Gujarat masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi D. Para musafir memiliki andil dalam penyebaran Islam di Indonesia E. Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419 di Gresik​

. Perhatikan pernyataan dibawah ini: 1. Sunan Kalijaga tokoh penting dalam penyebaran Islam 2. Syarat masuk Islam yaitu dengan mengucap dua kalimat sy … ahadat 3. Diperbolehkan untuk tidak taat mengikuti ajaran di dalam Islam saat sudah beragama Islam 4. Nisan merupakan salah satu sumber sejarah Islam. Manakah pernyataan yang benar dan berkaitan dengan Islam yaituA. 1,2, dan 3B. 1,3 dan 4C. 1,2 dan 4D. semua benarE. semua salah​​

quizz Jum'at ★1.pengertian sholat Jum'at2.hukum sholat Jum'at3.syarat wajib sholat Jum'at4.rukun sholat Jum'atnote:ngasal reportjangan lupa foloww yh … biar ga ketinggalan quizz ntar aku follback★yg dpt jawaban tercedas yg tercepat yh ​

Tumpeng songo dalam ritual grebeg besar memiliki makna.. A. Delapan tokoh adat dan satu Tuhan B. Tradisi di dalam Grebeg Besar C. Simbol wali ya … ng berjumlah sembilan D. Tidak memiliki makna khusus E. sembilan merupakan angka keberuntungan bagi orang Demak​

P Nyari akun Opbr Minimal 30k Ada Rayhan Prime.Jan Report Pertanyaan Gw​

Perhatikan pernyataan dibawah ini: 1. Sunan Kalijaga tokoh penting dalam penyebaran Islam 2. Syarat masuk Islam yaitu dengan mengucap dua kalimat syah … adat 3. Diperbolehkan untuk tidak taat mengikuti ajaran di dalam Islam saat sudah beragama Islam 4. Nisan merupakan salah satu sumber sejarah Islam. Manakah pernyataan yang benar dan berkaitan dengan Islam yaitu A. 1,2, dan 3 B. 1,3 dan 4 C. 1,2 dan 4 D. semua benar E. semua salah​

3. Pada masa pemerintahan Sultan Malik as shaleh kerajaan pasai memiliki hubungan dengan negara Cina sebagaimana yang disebutkan dalam sumber sejarah … A. Dinasti Yuan B. Dinasti Fang C. Hikayat Raja Pasai D. Syair para raja E. Hikayat Patani​

quizzz nihhh otw sebulanan 1. siapa yang mengibarkan bendera pertama kali ? 2. dimana soekarno dan moh. hatta di culik ? 3. kapan indonesia merdeka ? … 4. apa kesan dan pesan untuk indonesia saat ini ? 5. bagaimana cara agar kita menjadi pahlawan negri ? note : no ngasal dan hrs lengkap slogan me : ~ musik adalah hidupku , tanpa musik aku hampa ~

JAKARTA - Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari pembangkangan sipil (civil disobedience) hingga kekerasan terorganisir yang bertujuan meruntuhkan sebuah pemerintahan yang berkuasa.

Di Indonesia sendiri tercatat sejumlah pemberontakan yang sempat pecah. Berikut daftarnya:

1. Pemberontakan G30S/PKI

Gerakan G30S/PKI sendiri terjadi pada tanggal 30 September 1965, tepatnya saat malam hari. Insiden G30S/PKI masih menjadi perdebatan berbagai kalangan mengenai siapa penggiatnya dan apa motif yang melatar belakanginya.

Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu dan otoritas militer menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.

Hingga pada puncaknya Pada tanggal 30 September 1965, PKI melakukan penculikan terhadap enam orang jenderal TNI AD. Tiga jenderal itu adalah MT Haryono, Ahmad Yani dan DI Panjaitan yang tewas di tempat. Sedangkan Tiga jenderal lainnya seperti Sutoyo Siswomiharjo, Soeprapto dan S. Parman dibawa oleh para pemberontak dalam kondisi hidup.

2. Pemberontakan Permesta

Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Permesta dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian timur pada 2 Maret 1957 yaitu oleh Letkol Ventje Sumual.

Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melakuakan operasi militer beberapa kali.

3. Pemberontakan PRRI

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI tercipta sebagai buah dari protes masyarakat daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan.

Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian, Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan, Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

4. Pemberontakan PKI di Madiun

Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun.

Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, tentara berhasil menumpas gerakan ini. Sang tokoh utama itu tewas sedangkan beberapa yang lain seperti Dipa Nusantara Aidit (DN. Aidit) berhasil meloloskan diri.

5. Pemberontakan DI/TII

Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII) dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Tujuan DI TII sendiri ialah mendirikan negara berbasis Islam dengan pimpinan utamanya bernama Kartosuwiryo. Kelompok ini rupanya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Aceh dan beberapa daerah lain yang bahkan menyatakan bergabung dengan organisasi tersebut.

Dalam perkembangannya, DI TII menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan dan Aceh.

6. Pemberontakan GAM

Gerakan Aceh Merdeka merupakan sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh lepas dari Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya korban hampir sekitar 15.000 jiwa.

Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan memiliki kewarganegaraan Swedia.

7. Pemberontakan OPM

Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.

8. Pemberontakan RMS

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat).

Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan harus segera ditumpas. Pulau-pulau terbesar yang menjadi basis RMS adalah Pulau Seram, Ambon, dan Buru. Di Ambon RMS dikalahkan oleh militer Indonesia pada November 1950, tetapi konflik di Pulau Seram masih berlanjut sampai Desember 1963.

(ydp)

(amr)

  • #Fakta Pemberontakan
  • #Pemberontakan
  • #G30S PKI

Published by admin on September 17, 2020

Oleh : Ayunita Harianja, Manajer Departemen Kemanusiaan dan Perdamaian PSKP

Gerakan separatis secara definitif adalah sebuah upaya untuk melepaskan diri dari suatu negara atau merdeka dengan berbagai motif. Salah satu motif yang paling umum adalah kekecewaan terhadap situasi dan perasaan tidak adil. Namun tak jarang juga terdapat motif lain yaitu adanya pihak asing yang menginginkan kawasan tertentu dicaplok, maupun kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan. Kepentingan yang kerap kali diidentikan dengan indikasi ekonomi dan politik.

Gerakan separatisme di Papua terbilang cukup banyak, dan tidak semua disebut dengan istilah umum Organisasi Papua Merdeka (OPM), seperti yang banyak dikenal. Mereka ada dibawah beberapa bendera, seperti Komite Nasional Papua Barat (KNPB), United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), dll. Namun secara umum saat ini gerakan-gerakan tersebut dikelompokkan menjadi Kelompok Separatis Papua (KSP). Jika mereka melakukan kekerasan dengan menggunakan senjata yang mematikan (lethal), mereka akan dikategorikan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Organisasi-organisasi seperti inilah yang sering kali menjadi penyebab konflik muncul di Papua. Dengan ide separatisme saja, mereka sudah bisa merangsang terjadinya tindak kekerasan, bagaimana jika mereka menggunakan senjata. Parahnya lagi, isu yang dimainkan di media massa adalah kekerasan ini adalah akibat dari aparat keamanan atau negara. Padahal, tugas negara mengamankan rakyat Papua dari tindakan dan aksi mereka.

Mari kita lihat beberapa konflik yang disebabkan oleh KSP tersebut. Sekalipun memang cukup banyak konflik, termasuk konflik bersenjata, yang terjadi di Papua, berikut adalah beberapa peristiwa yang bisa dirangkum untuk menceritakan sejarah konflik di Bumi Cenderawasih tersebut. Perlawanan bersenjata OPM pecah untuk pertama kalinya pada 26 Juli 1965 di Manokwari. Kemudian, menurut laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) berjudul “The Current Status of The Papuan Pro-Independence Movement”, kegiatan penambangan Freeport pada 1973 memicu aktivitas militer OPM di wilayah Timika      .

Pada Mei 1977, sekitar 200 gerilyawan OPM menyerang Freeport dan direspons dengan operasi militer, terutama di Desa Amungme. Tanah Freeport sendiri dulunya merupakan tanah adat suku Amungme dan Komoro yang merupakan penduduk asli di wilayah tersebut. Direktur Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Markus Haluk dalam buku “Menggugat Freeport” menyebutkan 60 orang suku Amungme menjadi korban kekerasan militer dalam insiden itu.

Kasus-kasus lain juga kerap bermunculan. Contohnya, adalah kasus Wasior pada 2001 dan kasus Wamena pada 2003 yang lagi-lagi disebabkan konflik aparat dengan warga setempat. Gerakan separatis, yang sekarang juga identik dengan istilah kelompok kriminal bersenjata, menuduh pemerintah (aparat keamanan) telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Padahal, tindakan mereka adalah makar yang melawan hukum nasional, alias melawan Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya, gelombang kekerasan yang terjadi sekitar akhir tahun 2019 mengakibatkan delapan orang sipil tewas di Deiyai dalam kerusuhan pada 28 Agustus 2019. Kemudian, kerusuhan lain terjadi pada 26 September 2019 mengakibatkan 33 orang tewas di Wamena dan empat orang tewas di Jayapura. Tragedi mengenaskan lainnya terjadi pada 2 Desember 2018 yang menewaskan 31 pekerja proyek jalan raya Trans Papua tewas ditembaki di wilayah Nduga oleh kelompok bersenjata Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Peristiwa itu dijawab dengan operasi militer di wilayah Nduga. Amnesty International Indonesia mencatat 182 warga sipil Nduga meninggal dalam pelarian diri, setelah kampung mereka didatangi aparat keamanan yang memburu kelompok Egianus. Gerakan separatis menuduh aparat keamanan yang membuat warga sipil sampai kehilangan nyawa, padahal tugas mereka adalah menangkap para pengacau keamanan tersebut. Justru tokoh pro-kemerdekaan Papua, Benny Wenda, yang sering menjadi dalang kerusuhan di Bumi Cendrawasih.

Gerakan yang dilakukan KSP seringkali merupakan gerakan bersenjata yang sporadis dan tidak terkoordinasi dengan baik. Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan kemerdekaan Papua ini juga telah berkembang dan merambah kampanye internasional sebagai media melancarkan aksinya. Hal ini karena gerakan bersenjata dianggap tidak efektif lagi dalam mewujudkan visi yang diinginkan. Alhasil, mereka adalah dalang dari semua konflik-konflik yang ada di Papua.

Oleh karena itu, mereka melakukan kampanye internasional yang aktif dan mengangkat isu-isu sensitif tentang Papua kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan juga ke berbagai negara. Sekalipun upaya marak dilakukan, namun tidak ada satu pun negara di dunia yang mengakui bahwa Papua adalah negara. Memang banyak negara mendukung kemerdekaaan Papua, namun semuanya masih mengakui Papua sampai saat ini adalah bagian dari negara Indonesia.

Fakta ini adalah bukti bahwa gerakan separatisme telah kehilangan arah. Ketika dulu mereka gagal dalam berjuang di Papua melalui upaya kekerasan, teror, dan sebagainya, kali ini mereka juga gagal mempengaruhi dunia internasional untuk mengakui mereka sebagai negara. Mendukung kemerdekaan adalah hal yang sangat berbeda dengan mengakui kedaulatan Papua sebagai sebuah negara. Berjuang di front internasional memang bisa memenangkan opini publik internasional. Namun, dalam konteks kedaulatan sebuah negara, opini publik tidak bisa dijadikan ukuran. Paramater utamanya adalah hukum internasional yang diakui oleh komunitas internasional, termasuk PBB.

Artikel ini telah dimuat di :

Separatisme: Penyebab Munculnya Konflik di Papua