Berapa jam jarak minum obat dan jamu?

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Antara Minum Obat dan Kopi?

Berikut ini fakta jarak meminum obat dengan kopi dan minuman lainnya.

1 Mar 2016



Berapa jam jarak minum obat dan jamu?

3 jam adalah jarak waktu yang harus Anda berikan setelah meminum obat sebelum Anda dapat mengonsumsi kopi atau minuman lainnya. Obat hanya bisa diminum dengan air putih, jangan diminum dengan susu, kopi, teh, jus buah, apalagi alkohol. (DV) Foto: Dok. Fotosearch.

Author

DEWI INDONESIA


ARTIKEL LAINNYA

Berapa jam jarak minum obat dan jamu?

Dalam rangka ulang tahunnya yang ke-19, Badan POM RI terus berinovasi dan membuka diri lebih dekat dengan masyarakat luas dan generasi masa kini. ...

Berapa jam jarak minum obat dan jamu?

Segala sesuatu yang baik, jika berlebihan menjadi tidak baik begitu juga kopi, simak dosis amannya....

UNS — Saat puasa seperti ini, kesehatan dan kondisi tubuh harus ekstra diperhatikan. Jika sedikit saja merasakan gejala flu atau penyakit lain di tubuh, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Hal ini supaya Anda lebih khidmat dan khusyuk menjalankan puasa.

Saat periksa ke dokter, pasien biasanya akan diberi atau diminta menebus obat. Setiap obat yang diresepkan biasanya sudah disertai dengan dosis tertentu misalkan obat A diminum 3 kali sehari, setiap minum dosisnya 1 tablet. Ada juga obat B yang hanya diresepkan diminum 2 kali sehari. Perbedaan dosis itu harus benar-benar diperhatikan.

Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS, Dr. rer. nat Saptono Hadi, S.Si., M.Si., Apt., menegaskan bahwa konsumen harus benar-benar mengetahui dosis obat dan meminumnya secara tepat.

“Cara menggunakan obat yang baik itu salah satunya tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara penggunaan. Kalau tepat waktu yang baik itu memang sesuai jam yaitu kalau 3 kali sehari ya 24 jam dibagi 3 yaitu 8 jam per minum,” jelas Dr. Saptono kepada tim uns.ac.id.

Pembagian jam tersebut maksudnya konsumen harus melihat berapa kali sehari dosis minum obatnya. Jika obatnya harus diminum dua kali sehari berarti misal minum pertama pukul 09.00, obat selanjutnya baru boleh diminum pada pukul 21.00.

Dengan penjelasan tersebut, kebiasaan yang ada di masyarakat perlu diperbaiki. Kebiasaan minum obat masyarakat Indonesia selama ini yaitu meminum obat berbarengan dengan jam makan. Jika obat diminum tiga kali sehari, masyarakat umumnya akan meminumnya saat sarapan, jam makan siang, dan jam makan malam. Padahal, jarak tiap jam makan tidak konsisten.

Kebiasaan tersebut perlu diperbaiki karena obat yang tidak tepat waktu diminum tidak akan maksimal memberikan khasiatnya.

“Efektivitas obat itu kan dari cara makannya. Kalau cara makannya nggak benar nanti obatnya nggak efektif. Secara teori, dosis yang ada dalam tubuh harus konstan misal 6 jam. Setelah 6 jam itu kadar dalam darah sudah turun, makanya harus minum obat lagi. Harus konstan gitu. Kalau jaraknya nggak sama itu kan naik turun jadinya,” tegas Dr. Saptono.

Secara lebih lanjut, Dr. Saptono juga menjelaskan mengenai cara minum obat. Pada kemasan obat yang diresepkan dokter, biasanya tertulis obat diminum sebelum atau sesudah makan. Hal itu harus juga dipatuhi, lo. Jika obat tertulis sebelum makan, kamu hendaknya meminum obat itu paling tidak 30 menit sebelum makan. Jika obat diresepkan untuk sesudah makan, bukan berarti sesudah makan langsung kamu minum obat. Kamu perlu menunggu sekitar 30-60 menit sesudah makan untuk minum obat. Hayo, jangan salah lagi dalam meminum obat, ya. Humas UNS

Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti

Ketika Anda sakit, entah itu sakit yang ringan atau tidak, tentunya Anda akan diberikan obat dari dokter untuk meredakan gejala yang dialami. Tetapi sebenarnya ketika Anda minum obat, kapan obat tersebut diserap oleh tubuh kemudian bekerja menangani sakit yang Anda alami? Apa yang mempengaruhi penyerapan obat di dalam tubuh?

Obat memiliki cara kerjanya masing-masing untuk merespon gangguan yang terjadi di dalam tubuh. selain itu, anjuran minum obat yang berbeda-beda juga akan pengaruhi efektivitas kerjanya terhadap sakit yang sedang Anda derita. Normalnya, setelah Anda minum obat, obat tersebut akan langsung masuk ke dalam pembuluh darah sekitar 30 menit sampai 6 jam, tergantung dengan jenis obatnya. Berikut adalah hal yang mempengaruhi kecepatan suatu obat diserap oleh tubuh, yaitu:

  • Sifat kelarutan, obat yang berjenis larutan atau cair lebih mudah dan cepat diserap dibandingkan dengan obat tablet.
  • Cara pemberian obat, tidak hanya diminum saja, tetapi obat dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara seperti disuntikan langsung melalui pembuluh darah, dimasukkan lewat anus, atau dengan cara dihirup.
  • Kemampuan tubuh dalam mengosongkan lambung.

Pemberian obat dengan cara dihirup – seperti yang dilakukan apabila pasien diberikan obat bius – adalah cara yang membuat obat paling cepat diserap oleh tubuh. Hal ini disebabkan karena jenis obat yang mudah masuk ke dalam tubuh. Sedangkan pemberian obat dengan cara diminum adalah cara yang paling lambat dalam proses penyerapan obat, sebab obat harus diolah dan dicerna dulu serta harus melalui proses pencernaan yang cukup panjang.

Bagaimana cara obat diserap oleh tubuh?

Sesaat setelah Anda minum obat, sebenarnya obat akan langsung diserap oleh tubuh dengan cara yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis cara penyerapan obat:

  • Difusi pasif, obat yang diserap dengan cara ini maka tidak memerlukan energi dalam proses penyerapan. Sehingga sel-sel tubuh tidak perlu berupaya untuk menghasilkan energi terlebih dahulu agar obat dapat diserap. Aspirin adalah contoh obat yang diserap dengan cara ini. Selain karena tidak memerlukan energi dalam proses penyerapannya, aspirin juga lebih cepat masuk ke dalam sistem tubuh karena bersifat asam. Sehingga saat berada di dalam lambung dan bertemu asam lambung, obat tersebut akan langsung bereaksi dan diserap.
  • Transport aktif, berbeda dengan difusi pasif yang tidak memerlukan energi, proses penyerapan obat dengan cara ini membutuhkan energi. Jenis zat yang diserap melalui cara ini yaitu ion, vitamin, gula, dan asam amino. Proses penyerapan terjadi pada usus kecil.
  • Pinositosis, sangat sedikit obat yang diserap ke dalam sistem tubuh melalui cara ini. Proses pinositosis juga memerlukan energi dan hanya dapat dilakukan apabila obat berbentuk cair.

Berapa jam selisih minum jamu dan obat?

Menurut Dr Dalimartha (yang menjabat Ketua II PDPKT), sebaiknya nimum Herbal dua jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat dokter.

Apakah boleh setelah minum jamu terus minum obat?

Entah itu ramuan dalam bentuk jamu, atau terapi aneka tumbuhan tradisional. Tapi, bolehkah konsumsi obat herbal ini dibarengi dengan obat kimia yang biasa diberikan oleh dokter? Menjawab ini, Dokter Zaidul Akbar mengatakan tidak ada larangan obat kimia dan obat herbal dikonsumsi bersamaan.

Berapa jarak minum kunyit dan obat?

Cara konsumsinya disarankan untuk disesuaikan dengan yang tertera pada kemasan dan berikan jarak minimal 1-2 jam setelah anda mengonsumsi obat dari dokter.

Apakah obat tradisional dapat diminum bersamaan dengan obat kimia?

Jakarta, Kompas - Penggunaan obat kimia modern dan obat herbal, termasuk jamu, secara bersamaan untuk mengobati penyakit tertentu harus dilakukan secara hati-hati. Penggabungan secara serampangan bisa memperburuk kesehatan.