Berapa lama belajar piano sampai bisa

Berapa lama belajar piano sampai bisa
Sebenarnya butuh berapa lama sih belajar musik itu? Setahun, dua tahun, tiga tahun atau berapa?

Itu dia pertanyaan yang sering saya dengar dari orang-orang yang ingin belajar musik. Juga dari orang tua yang ingin anaknya bisa bermain musik. Lalu, apakah ada ukuran waktu untuk belajar musik? Padahal sampai saat ini pun saya masih terus belajar dan mengakui kalau sebenarnya masih banyak yang belum saya ketahui tentang musik.

Tapi mari, saya coba mengajak Anda untuk mengukur waktu belajar musik berdasar pada jam belajar yang diterapkan sekolah formal atau tempat kursus musik. Rata-rata sekolah musik menerapkan satu jam pelajaran temu muka dengan instruktur dalam satu minggu. Atau empat jam dalam sebulan. Sedangkan satu tingkatan kursus biasanya harus dijalani selama enam bulan. Jadi kalau dihitung-hitung, dibutuhkan 24 jam untuk menyelesaikan satu tingkat (grade). Di mana tiap satu tingkat itu biasanya punya buku pelajaran sendiri.

Jadi, bisa dibayangkan mempelajari 1 buku pelajaran musik hanya dalam waktu 24 jam!

Itu hitung-hitungan kasarnya. Karena pada kenyataannya, tidak ada seorangpun yang bisa melahap buku pelajaran itu sehari semalam dan langsung bisa memainkan alat musik dengan sempurna. Seberbakat apapun dia, apa lagi yang tidak berbakat. Waktu satu jam tatap muka yang diterapkan sekolah musik hanyalah untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan latihan yang diberikan. Selain itu, penambahan materi latihan baru yang kemudian akan dievaluasi lagi minggu berikutnya. Begitu seterusnya, sampai masa 24 minggu selesai dan harus ikut ujian. Kalau tidak lulus, ya mengulang lagi dari awal!

Lalu, kapan mahirnya kalau belajarnya cuma satu jam seminggu?

Pada umumnya instruktur akan menganjurkan untuk memperlancar materi yang diberikan di luar jam belajar. Minimal satu jam sehari! Jadi kalau dihitung-hitung ada tujuh jam seminggu atau 168 jam untuk menguasai isi buku pelajaran musik.

Apakah kalau sudah lulus satu buku sudah bisa mahir?

Belum tentu! Karena isi buku pada tingkat pertama pelajaran musik sering kali hanya didominasi oleh materi pelajaran dasar-dasar membaca not balok. Setidaknya jika sudah melewati buku pertama, kita sudah pandai membaca not balok. Itu yang paling dasar dan menjadi bekal untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Ke buku jilid dua.

Jadi untuk mahir harus berapa buku yang dikuasai?

Setahu saya, ada sekitar 10 sampai 12 buku yang harus diselesaikan di sekolah musik tertentu. Tapi saya tidak tahu, apakah instrukturnya sendiri sudah menyelesaikan ke 12 buku itu atau belum. Artinya butuh sekitar enam tahun untuk menyelesaikan pendidikan formal musik, itupun kalau tidak tinggal kelas.

Lalu, kapan kita bisa mengiringi orang menyanyi?

Tergantung. Jika Anda punya talenta musik yang kuat, pada level awal pun Anda akan bisa mengiringi lagu. Dengan catatan, Anda menguasai cukup banyak akord pada jemari tangan kiri Anda dan menguasai cukup banyak scale nada di jemari tangan kanan. Anda bisa memainkan musik hanya dengan mendengarkan lagu dari rekaman kaset atau CD saja. Tanpa perlu mencari notasinya terlebih dulu. Tapi jika Anda kurang berbakat, sampai selesai 12 buku pun mungkin akan kesulitan memainkan lagu sendiri. Yang terjadi, Anda bisa memainkan score atau partitur sebuah lagu dengan lancar dan kemudian menghapalnya. Tapi jika tidak ada score atau partiturnya, Anda akan kesulitan.

Saya pernah melihat seorang pianis Orkes Telerama di televisi berpuluh tahun  lalu (lupa tahun berapa, soalnya sudah lama sekali). Kalau tidak salah ingat waktu itu dia bermain bersama Jimmy Manoppo (drum) mengiringi Festival Bintang Radio dan Televisi. Ketika mengiringi peserta dalam lomba, permainan keyboard dan pianonya manis sekali. Namun ketika jeda penghitungan nilai oleh juri dan ada peserta yang spontan menyumbangkan suaranya, permainannya seperti orang yang baru belajar. Tidak ada harmonisasi dengan pemain lainnya. Pasalnya, dia tidak punya partiturnya dan tidak tahu lagunya!

Bisa kita simpulkan bahwa talenta atau bakat juga punya peranan amat besar dalam hal belajar musik. Tanpa talenta bukan berarti Anda tidak bisa belajar musik, tapi butuh waktu dan kesungguhan untuk melatih skill Anda. Karena bermain musik adalah ketrampilan yang setiap saat harus dilatih. Seniman besar Paul Cezanne pernah bilang, “bagi saya cukup satu persen bakat, 99 persen kesungguhan dan latihan!” Bahkan musisi sekelas Purwa Caraka pun mengakui jika tidak memainkan piano atau keyboard sehari saja, jari jemarinya akan kaku…!

"BELAJAR PIANO OTODIDAK"
(Part I)

by: Jelia Megawati Heru

Berapa lama belajar piano sampai bisa


DEFINISI BELAJAR OTODIDAK

AUTODIDACT atau OTODIDAK (self-taught) adalah suatu kegiatan belajar/memperoleh pengetahuan atau kemampuan lewat usaha sendiri tanpa mengenyam pendidikan secara formal dan tanpa guru, misalnya: melalui buku. Umumnya keinginan/motivasi belajar ini berasal dari diri sendiri (internal).

Berapa lama belajar piano sampai bisa

MENGAPA BELAJAR PIANO SECARA OTODIDAK?


1. Keterbatasan dana

Banyak hal yang menyebabkan orang belajar piano secara otodidak. Mayoritas memilih untuk belajar otodidak, karena keterbatasan dana. Faktanya mempelajari piano tidaklah murah. Piano yang sering dijuluki sebagai “the king of instrument” merupakan instrumen kedua yang paling sering dimainkan, setelah gitar. Harganya pun tergolong mahal, oleh karena itu hanya segelintir orang saja yang mampu memiliki grand piano dan mengenyam pendidikan musik dengan guru piano profesional yang benar-benar mumpuni dan berkualitas.

Berapa lama belajar piano sampai bisa

2. Anggapan bahwa belajar piano itu mudah

Alasan lain orang belajar piano secara otodidak adalah karena adanya anggapan bahwa belajar piano itu mudah, bakat saja cukup (menggampangkan). Tidak perlu belajar membaca notasi balok pun orang tetap bisa bermain piano. Opini ini tidak sepenuhnya betul, namun berkembang karena ketidaktahuan publik. Di banyak toko buku beredar buku mengenai belajar piano otodidak dalam waktu 24 jam atau mahir bermain piano klasik dalam waktu singkat. Bukannya semakin cepat, malah justru semakin ribet dan lama dari yang seharusnya. Karena orang mempelajari dasar yang salah.  

3. Keterbatasan waktu dan fasilitas

Alasan belajar piano secara otodidak berikutnya adalah karena keterbatasan waktu dan fasilitas. Dalam kelas piano di sekolah musik, ada suatu sistem dan jadwal rutin yang harus ditaati oleh setiap murid. Minimal seminggu sekali, sebulan empat kali. Kemungkinan besar murid juga harus mengikuti resital dan ujian internal di sekolah musik ybs. Selain keterbatasan waktu berlatih, keterbatasan fasilitas berupa instrumen piano juga menjadi kendala bagi publik untuk mempelajari piano secara formal. Belajar piano secara otodidak menghilangkan semua keterbatasan tsb. Lewat buku, internet, video youtube, orang bisa belajar dimana saja dan kapan saja.

4. Faktor lain

Faktor lain yang menyebabkan orang belajar piano secara otodidak bisa timbul karena tendensi mentalitas malas, budaya instan (ingin cepat bisa), dan tidak adanya dukungan dari orang tua/keluarga. Pada umumnya orang tidak mau repot-repot belajar lagu yang tidak mereka kenal dan hanya ingin menguasai lagu tertentu saja. Belum lagi mentalitas publik yang mengatakan untuk apa belajar musik? Tidak ada gunanya dan buang-buang uang saja! Tidak ada dukungan dari orang tua, anak terpaksa belajar musik secara otodidak. Belum lagi banyak orang suka salah kaprah antara belajar piano dan belajar keyboard (elektronik).


Berapa lama belajar piano sampai bisa

BISAKAH ORANG BELAJAR PIANO OTODIDAK?

Ya. Tentu saja orang bisa belajar piano secara otodidak. Namun seberapa jauh kita bisa belajar secara otodidak dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target yang diinginkan? Kalau Anda hanya ingin memainkan “Twinkle-Twinkle Little Star” dengan satu jari, ya tentu saja Anda bisa! Ingin menyanyikan satu lagu dengan iringan piano tiga akor sederhana saja (power chords)? Sure, you could do it. Tetapi memainkan WA.Mozart “Rondo Alla Turca”? Hmm, nanti dulu! Mungkin bisa dengan 200 jam latihan via video instruksional? Belum tentu!

Tentunya disini kita perlu memisahkan pianis amatir dan profesional. Karena untuk menjadi pianis profesional dibutuhkan pendidikan formal setaraf universitas. Untuk itu Anda jelas membutuhkan guru profesional dan sertifikat internasional, terutama untuk Musik Klasik.


Berapa lama belajar piano sampai bisa

BELAJAR OTODIDAK VS BELAJAR DENGAN GURU PROFESIONAL

Belajar piano secara otodidak mempunyai banyak kelebihan, namun kendalanya pun juga banyak. Di satu sisi belajar secara otodidak bisa dilakukan tanpa terbatas ruang maupun waktu. You’re your own teacher. Namun di sisi yang lain, Anda akan mempunyai segudang pertanyaan yang tidak terjawab. Mengapa Anda tidak mengalami kemajuan, kenapa jari Anda sakit, apakah postur bermain piano Anda sudah betul, apakah berlatih 6 jam per hari sudah cukup, berapa kali harus mengulang kalau latihan, tangganada itu perlu ngga sih, dan bagaimana bisa bermain dalam tempo cepat tapi tetap on tempo? Untungnya pianis tidak perlu menyetem instrumennya sendiri, whew!

Pertanyaan-pertanyaan tsb mungkin bisa terjawab dengan mencari informasi dari berbagai sumber – mulai dari buku, metode, video, internet, sumber online, hingga bertanya kesana-kemari kepada teman yang mempelajari piano juga, dsb. Ketika pertanyaan tetap tidak terjawab dan Anda tidak mengalami kemajuan, mungkin sudah saatnya Anda mempertimbangkan untuk mengambil kelas piano secara rutin dengan guru piano profesional.


Berapa lama belajar piano sampai bisa

Beberapa kelebihan kelas piano rutin dengan guru profesional dibandingkan dengan belajar secara otodidak, a.l.

1. Konsisten dan disiplin

Murid dengan guru piano profesional mempunyai tanggung jawab untuk datang ke kelas tepat waktu, membawa buku piano nya, dan disiplin berlatih secara rutin dengan pengulangan frase yang lebih jelas dan konsisten (clear goal) dari minggu ke minggu. Murid juga mengetahui bagaimana dia harus melatih bagian yang sulit.

Berapa lama belajar piano sampai bisa

2. Kemajuan signifikan

Murid dengan guru piano profesional mempunyai waktu berlatih yang lebih efisien, karena mereka mendapatkan tips berlatih yang efektif dengan meminimalisir kesalahan yang tidak perlu. Sehingga mereka tidak akan mengulang bagian yang sama berjam-jam dengan banyak kesalahan. Selain itu paling tidak kebiasaan bermain yang buruk juga akan segera diperbaiki, misalnya postur bermain piano yang baik, posisi fingering dan tangan yang optimal dalam melakukan gerakan dan tidak menyebabkan rasa nyeri. Dengan demikian mereka akan mengalami kemajuan yang lebih pesat daripada orang yang belajar secara otodidak.

3. Tujuan dan arah pembelajaran yang jelas

Murid dengan guru piano profesional mempunyai struktur, kurikulum, tujuan, dan metode pembelajaran yang jelas. Sehingga memudahkan murid untuk belajar dengan efisien dan sistematis. Mengetahui seberapa jauh tingkat keterampilan dan pengetahuan musiknya. Ada dasar (basic,) berupa standard teknik dan teori musik yang harus dipelajari terlebih dahulu. Tidak sekonyong-konyong dari Twinkle-Twinkle Little Star, lalu minggu depannya memainkan Chopin’s Revolutionary Etude – entah seberapa berbakatnya Anda.

MENYIKAPI BELAJAR PIANO OTODIDAK

Belajar piano secara otodidak menjawab tantangan keterbatasan bermain piano pada semua umur, waktu, tempat, dan berbagai sikon. Namun belajar piano otodidak juga mempunyai kendala yang saking banyaknya, bisa membuat orang berpikir seribu kali untuk mempertimbangkan kelas piano dengan guru profesional. Lain halnya dengan menyanyi dan bermain gitar dalam ranah Musik Pop – tentunya tanpa mengecilkan vokalis dan gitaris, bermain piano memang sulit dilakukan secara otodidak. Apabila tujuan akhir (goal) Anda hanya for fun dan sebatas bermain untuk diri sendiri, mungkin Anda akan beranggapan bahwa mengambil kelas piano tidaklah krusial. Bisa, tapi sangat sulit. Anda butuh lebih dari sekedar motivasi, disiplin, kesabaran luar biasa, karakter pantang menyerah, dan ratusan jam untuk berlatih.


Berapa lama belajar piano sampai bisa

Pertanyaannya adalah apakah dengan belajar piano otodidak, 200 jam latihan via video instruksional berarti Anda sudah berarti bisa memainkan musik? Musik sayangnya bukan hanya sekedar menekan tuts piano. Musik bukan juga matematika dan show semata. Aspek musik sangatlah luas untuk bisa dipelajari secara otodidak saja.

Hakikat bermain musik yang sesungguhnya bukanlah bermain untuk diri sendiri saja, tetapi adanya bentuk komunikasi artistik antar sesama manusia. Selalu ada kedalaman seni dan pesan yang disampaikan lewat musik itu sendiri. Dan manusia adalah individu sosial yang mempunyai kebutuhan untuk berbagi rasa, dihargai, dan diapresiasi – setidaknya oleh orang-orang terdekat Anda. Entah lewat konser, bermain musik di komunitas tertentu, hingga merekam video permainan Anda. Aspek yang satu itu tidak akan tercapai, jika Anda hanya belajar secara otodidak dan bermain untuk diri sendiri saja.