Berapa lama obat vaksin bertahan di tubuh manusia

Berapa lama obat vaksin bertahan di tubuh manusia

Berapa lama obat vaksin bertahan di tubuh manusia
Lihat Foto

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA

Ilustrasi vaksin.

KOMPAS.com - Kabar mengenai keberhasilan uji coba vaksin Covid-19 disambut baik masyarakat di seluruh dunia.

Banyak orang merasa optimis jika vaksin Covid-19 bisa benar-benar membunuh virus serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Namun, masih ada teka-teki seputar berapa lama vaksin dapat memberikan kekebalan terhadap virus corona.

Sebuah laporan menyatakan, vaksin Covid-19 bisa melindungi tubuh dari virus selama kurang lebih 119 hari, atau sekitar tiga bulan.

Studi itu dimuat ke dalam surat di New England Journal of Medicine.

Para dokter memantau 34 pasien pertama yang menerima vaksin Covid-19 Moderna.

Mereka menemukan, pada awalnya tubuh membentuk antibodi, namun antibodi itu akan menurun dalam beberapa minggu setelah vaksin diberikan.

Namun, antibodi itu masih tetap ada di tubuh pasien selama tiga bulan setelah kedua dosis diberikan, dan dalam tingkat lebih tinggi ketimbang pasien yang benar-benar baru pulih dari infeksi Covid-19, menurut The Washington Post.

"Memang jumlahnya kecil, tapi ini kabar baik," kata Kathleen Neuzil, direktur University of Maryland School of Medicine's Center for Vaccine Development and Global Health.

Temuan tersebut bukan berarti kekebalan terhadap virus corona setelah disuntik vaksin hanya bertahan tiga bulan, melainkan durasi yang ditemukan para peneliti sejauh ini.

Para peneliti berencana melakukan lebih banyak penelitian untuk melihat berapa lama vaksin Covid-19 dapat bertahan.

Mereka juga berharap dapat mengembangkan tes darah yang membantu mengukur tingkat perlindungan seseorang.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Bukan Tanda Berakhirnya Pandemi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya

Suara.com - Suntikan booster vaksin Covid-19 adalah dosis tambahan yang diberikan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dari virus corona Covid-19.

Karena, kekebalan dari dua dosis vaksin Covid-19 sebelumnya akan berkurang seiring waktu. Sehingga, suntikan booster pun diperlukan.

Suntikan booster vaksin Covid-19 ini berfungsi memperluas perlindungan dan menjaga tubuh tetap aman dari virus corona Covid-19 serta variannya.

Setiap orang di atas usia 18 tahun bisa mendapatkan suntikan booster. Khususnya lansia dan orang dengan penyakit penyerta pun harus mendapatkan suntikan booster.

Baca Juga: Benarkah Prediksi Pemerintah Puncak Omicron Melandai Awal Maret? Ini Kata Ahli

Suntikan booster vaksin Covid-19 ini membantu sistem kekebalan mempertahankan memori patogen dan membuat siap melawan segajala jenis serangan penyakit.

Berapa lama obat vaksin bertahan di tubuh manusia
Ilustrasi vaksin covid-19 (Pexels)

Suntikan booster vaksin Covid-19 ini pun sangat penting ketika efektivitas dua dosis vaksin Covid-19 sebelumnya mulai berkurang.

Di tengah munculnya sejumlah varian virus corona, suntikan booster pun semakin dibutuhkan. Suntikan booster vaksin Covid-19 ini akan melindungi tubuh dari varian virus corona yang akan datang.

Efektivitas vaksinasi dan suntikan booster terlihat selama gelombang ketiga pandemi virus corona Covid-10.

Selama gelombang ketiga ini, lebih sedikit kasus rawat inap dan infeksi parah virus corona Covid-19.

Baca Juga: 4 Cara Cepat Sembuh dari Omicron: Berjemur, Olahraga Ringan hingga Makan Makanan Bernutrisi

Meskipun banyak ilmuwan mengatakan varian Omicron yang memicu gejala ringan, banyak ahli percaya bahwa ini juga dipengaruhi oleh vaksinasi.

Tapi dilansir dari Times of India, efek suntikan booster vaksin Covid-19 akan berkurang setelah 10 minggu. Meski begitu, perlindungan suntikan booster terhadap infeksi parah tetap lebih tinggi.

"Dalam analisis data populasi yang diperbarui, perlindungan vaksin Covid-19 terhadap inefski ringan telah menghilang dalam 20 minggu setelah pemberian 2 dosis vaksin Covid-19," kata para ahli.

Setelah pemberikan suntikan booster, tingkat perlindungan tubuh akan meningkat menjadi 65 hingga 70 persen. Tetapi, ini akan menurun 45 hingga 50 persen setelah 10 minggu.

Suntikan booster efektif mencegah rawatinap sekitar 92 persen dan akan tetap tinggi sekitar 83 persen setelah 10 minggu.

Oleh:

REUTERS/Antara Seorang pasien menerima suntikan pertama dari dua suntikan vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech di ruang operasi di Wolverhampton, Inggris, Senin (14/12/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 63 juta orang telah mendapat suntikan vaksinasi Covid-19. Vaksinasi merupakan langkah untuk mengakhiri pandemi, setelah lebih dari satu tahun lockdown dan memakai masker.

Baru-baru ini, Amerika Serikat mencatata rekor baru dengan memberikan lebih dari 4 juta dosis dalam 24 jam. Presiden Joe Biden juga mengonfirmasi mayoritas orang dewasa AS akan memenuhi syarat untuk vaksin pada 19 April 2021, jauh sebelum batas waktu awal 1 Mei 2021.

Uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin virus Corona resmi aman dan sangat efektif dalam mencegah infeksi parah Covid-19. Namun, masih ada satu pertanyaan yang sedang dijawab para peneliti: Berapa lama perlindungan atau antibodi vaksin Covid-19 sebenarnya bertahan di tubuh?

Baca Juga : Waspada! Ini 3 Gejala Virus Corona Terbaru

Pada 1 April 2021, Pfizer mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 menawarkan perlindungan kuat hingga enam bulan terhadap gejala virus Corona. Secara khusus, data dari studi fase 3 menunjukkan bahwa vaksin itu 91,3 persen efektif mencegah Covid-19 hingga enam bulan setelah dosis kedua dan 100 persen efektif melawan penyakit parah seperti yang didefinisikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

"Enam bulan adalah kerangka waktu untuk mendapatkan informasi yang aman," jelas William Schaffner, M.D., seorang spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine seperti dikutip dari prevention.com, Rabu (7/4/2021).

Namun, bukan berarti vaksin tersebut hanya berlaku selama enam bulan. Pakar penyakit menular dan peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security Amesh A. Adalja, M.D. mengatakan kemungkinan bahwa vaksin Pfizer dan yang lainnya akan memberikan kekebalan lebih lama dari itu.

Baca Juga : Hari Kesehatan Sedunia: Ini Pesan WHO Soal Pandemi Covid-19

Sedangkan untuk masing-masing vaksin Moderna dan Johnson & Johnson diberi otorisasi oleh Food and Drug Administration setelah vaksin Pfizer. Imbasnya. lebih sedikit data tentang kemanjuran jangka panjangnya.

Di sisi lain, Richard Watkins, M.D., seorang spesialis penyakit menular dan profesor penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University mengatakan vaksin Moderna akan memberikan perlindungan untuk jangka waktu yang sama dengan vaksin Pfizer,

"[Moderna dan Pfizer] karena memiliki mekanisme tindakan yang sama [mRNA teknologi]," ucap Richard Watkins.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : pfizer, Vaksin Covid-19, Adaptasi Kebiasaan Baru, moderna

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Feni Freycinetia Fitriani

CNN Indonesia

Senin, 08 Mar 2021 07:59 WIB

Berapa lama obat vaksin bertahan di tubuh manusia

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada atlet, pelatih dan tenaga pendukung di Istora Senayan. Jakarta, Jumat, 26 Februari 2021. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Cara kerja Vaksin CoronaVac buatan Sinovac yang digunakan dalam vaksinasi di Indonesia yakni mengajari sistem imun tubuh membuat antibodi guna melawan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Antibodi itu bisa memberikan perlindungan, namun sejauh ini tak ada yang bisa menjamin bakal bertahan berapa lama.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah mengungkap prediksi antibodi dari vaksin Sinovac hanya mampu bertahan hingga 12 bulan.

New York Times menjelaskan tingkat antibodi karena vaksin Sinovac kemungkinan turun dalam tempo berbulan-bulan setelah seseorang divaksinasi/ Meski demikian ada kemungkinan sistem kekebalan mengandung sel khusus yang disebut sel B memori, yang mungkin menyimpan informasi tentang virus corona selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.

Sama halnya seperti Sinovac, antibodi yang dihasilkan vaksin lain, misalnya buatan Pfizer-BioNTech, Moderna, atau AstraZeneca-Universitas Oxford juga belum dapat diketahui berapa lama akan bertahan.

Melansir Quartz, Pfizer-BioNTech masih melakukan penelitian mengenai hal itu meski telah merilis data keamanan dan kemanjuran dalam uji klinis fase 3.

Pada kasus tertentu ada yang menunjukkan kemungkinan seseorang mengembangkan antibodi Covid-19 lebih dari satu kali. Namun, para ilmuwan mengaku belum dapat memastikan mengapa hal itu terjadi.

Dugaan awal mengatakan Covid-19 semacam virus musiman, seperti pilek atau flu, yang kekebalan jangka panjangnya tidak dimiliki manusia. Hal ini membuat setiap orang membutuhkan vaksinasi ulang.

Seperti SARS-CoV-2, virus flu juga bermutasi secara substansial dari tahun ke tahun, itulah sebabnya seseorang membutuhkan vaksin flu setiap tahun. Tidak ada vaksin yang benar-benar ampuh mengalahkan virus penyebab flu biasa.

Atas alasan itu produsen vaksin harus terus mendesain ulang vaksin Covid-19 sebelum menyuntikannya lagi. Namun sejauh ini, tampaknya SARS-CoV-2 menyebar lebih cepat daripada mutasinya, yang berarti kemungkinan besar seseorang tidak memerlukan vaksin baru setiap tahun.

Ada juga kemungkinan infeksi ulang hanya terjadi ketika individu tidak optimal mengembangkan respons antibodi yang kuat terhadap virus. Jika itu masalahnya, ada kemungkinan vaksin dapat menghasilkan respons kekebalan lebih kuat atau melindungi orang selama beberapa tahun.

Studi awal vaksin mRNA pada tikus yang terinfeksi SARS-CoV-2 memberi informasi bahwa kekebalan mampu bertahan selama 13 minggu setelah menerima dua dosis. Bukti itu dapat diterjemahkan menjadi waktu bertahun-tahun pada manusia.

Namun, kembali dikatakan bahwa tidak ada yang benar-benar mengetahui jawaban berapa lama antibodi pada vaksin yang beredar saat ini bisa bertahan. Para ilmuwan masih terus mengumpulkan informasi dari uji coba vaksin lanjutan untuk mengetahuinya dengan pasti.

Studi baru oleh New England Journal of Medicine (NEJM) menunjukkan antibodi penetral yang dihasilkan vaksin Moderna berkurang dalam tiga bulan.

Melansir Forbes, mereka yang berusia 18-55 tahun, mayoritas hanya menunjukkan sedikit penurunan pada antibodi penetral dalam tiga bulan setelah dosis vaksin kedua.

Tapi, dua dari 34 pasien dalam kelompok usia itu mengalami penurunan signifikan dalam hal antibodi penetral.

Sedangkan untuk kelompok usia 56-70 dan 71 ke atas, antibodi penetral turun antara 50 dan 75 persen.

Antibodi penetral mengikat patogen yang menyerang, seperti semua antibodi, tetapi mereka mengikat untuk menghentikan infeksi. Itulah mengapa perusahaan farmasi menghitung antibodi penetral sebagai ukuran penting untuk keberhasilan vaksin mereka.

(jps/fea)

Saksikan Video di Bawah Ini: