Berapa lama proses pembuatan jembatan suramadu

Jembatan Suramadu merupakan jembatan nasional Indonesia yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura. Dinamakan Suramadu karena titik penghubungnya adalah dari Surabaya [Sura] dan Bangkalan yang terdapat di Pulau Madura [Madu]. Sebuah akronim yang unik ya untuk menamai jembatan.

Sejarah Jembatan Suramadu

Diresmikan pada 11 Juni 2009, Jembatan Suramadu dimaksudkan oleh pemerintah Indonesia sebagai sarana untuk memudahkan akses pembangunan di Madura. Hal itu dikarenakan Madura termasuk wilayah yang perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya masih sedikit tertinggal dibanding wilayah lain di Provinsi Jawa Timur sebab akses penyaluran logistik masih susah dilakukan karena terpisah oleh Selat Madura. Selain itu, pembangunan jembatan ini juga dimaksudkan untuk menekan angka urbanisasi masyarakat di Surabaya yang penduduknya semakin padat.

Jembatan yang melintasi Selat Madura ini memang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, Sahabat tahu enggak sih ternyata ide pembangunan jembatan ini sudah dicetuskan sejak masa Presiden Soekarno tahun 1960-an? Saat itu pencetus ide adalah Prof. Dr. Sedyatmo, salah satu tokoh insinyur sipil. Beliau juga yang menciptakan konstruksi cakar ayam loh, Sahabat. Ide awal tersebut adalah pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Sumatra dan Jawa.

Ide yang tercetus tersebut diseriusi oleh Prof. Sedyatmo. Beliau merancang desain uji cobanya. Beberapa belas tahun kemudian ide tersebut disampaikan kepada Presiden Soeharto dan mendapat persetujuan. Tidak hanya mengenai konsep pembangunan besar yang digarap oleh Indonesia secara tunggal. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kemudian menggaet delegasi Jepang untuk melakukan kerja sama pembangunan dan ide mengenai jembatan nasional tersebut disambut dengan baik oleh mereka.

Lancar sekali kan, Sahabat, rencana tersebut untuk terealisasi? Namun, sang pencetus ide mangkat ketika pembangunan belum terlaksana pada 1984. Dua tahun kemudian, Presiden Soeharto menunjuk BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi untuk meneruskan ide pembangunan jembatan tersebut. Riset dilakukan dalam berbagai aspek, mulai dari sisi ekonomi hingga dampaknya langsung bagi masyarakatnya.

Akan tetapi, pembangunan tidak mulus terlaksana. Krisis moneter tahun 1997-1998 membuat pembangunan tersendat padahal tim proyek pembangunan sudah terbentuk. Awal tahun 2000, pemerintah Provinsi Jawa Timur bersikeras supaya pembangunan jembatan tersebut berjalan kembali. Menyurati pemerintah pusat, akhirnya pada 2003 terbit keputusan presiden yang menyatakan bahwa pembangunan jembatan dapat dilanjutkan kembali. Awal pembangunan kembali jembatan Suramadu diresmikan oleh Presiden Megawati dalam acara Start Up Ceremony Main Span Project of Suramadu Bridge.

Tidak hanya ukuran jembatannya yang panjang, sejarahnya juga panjang ya, Sahabat. Jembatan Suramadu yang membujur sepanjang Selat Madura itu memiliki panjang 5.348 meter sehingga didapuk sebagai jembatan terpanjang di Indonesia loh sehingga berhasil mencatat rekor di Museum Rekor Indonesia [MURI].

Arsitek Jembatan Suramadu

Arsitek jembatan Suramadu adalah Prof. Sedyatmo. Awal terpikirkan ide membangun jembatan sepanjang itu memang dimaksudkan supaya laju transportasi antarpulau menjadi lancar. Terbukti, sebelum adanya Jembatan Suramadu, menyeberangi Selat Madura harus menggunakan kapal Feri dan membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Namun, sejak adanya Jembatan Suramadu, perjalanan dari Surabaya ke Madura menjadi lebih efektif karena hanya membutuhkan waktu selamat sepuluh menit menggunakan transportasi darat.

Pembangunan Jembatan Suramadu ini memang berguna sekali untuk masyarakat Indonesia, terutama masyarakat sekitar jembatan. Terlebih, sejarah pembangunan jembatan ini tidak main-main sehingga desain arsitek diranjang sebagus mungkin demi kelancaran akses yang panjang umur. Diperkirakan nih, Sahabat, konstruksi Jembatan Suramadu akan bertahan hinggal seratus tahun lamanya, loh. Hal tersebut karena memang dirancang dengan sistem khusus dan sudah disesuaikan dengan kondisi lokasi jembatan, bahkan informasi mengenai kepadatan lalu lintas, curah hujan, hingga tiupan angin di lokasi juga sudah dihitung sedemikian rupa ketika perancangan kontruksi jembatan.

Pada awal peresmian, Jembatan Suramadu memang dikhususkan untuk laju kendaraan minimal roda empat karena jalan di jembatan tersebut berkonsep jalan tol sehingga tidak bisa dilalui kendaraan bermotor roda dua. Namun, pemerintah kemudian merevisi peraturan sehingga kendaraan bermotor roda dua bisa melintasinya dengan tarif tol yang berbeda tentu saja, yaitu hanya sebesar Rp3.000. Untuk tarif kendaraan roda empat variatif tergantu golongan, yaitu mulai dari Rp30.000 hingga Rp90.000. Akan tetapi, karena dinilai terlalu mahal, aturan penetapan tarif diubah dan mendapat keringanan hingga 50% pada 2016 serta pembebasan tarif untuk kendaraan roda dua.

Fungsi Jembatan Suramadu

Menghubungkan dua pulau dengan keefektivitasan waktu tempuh yang jauh lebih singkat, tentu saja membuat Jembatan Suramadu menjadi jembatan penyeberangan yang aktivitas lalu lintasnya bakal padat. Namun, hal tersebut sudah diprediksi oleh perancang bangunan sehingga jembatan dibangun dengan membagi tiga bagian, yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama. Tiga bagian itu memperkuat kondisi jembatan dan membuat arus lalu lintas menjadi terkendali.

Meskipun awalnya pembangunan Jembatan Suramadu untuk mempermudah arus lalu lintas menuju Madura supaya pengantaran logistik menjadi tidak terhambat, tetapi jembatan tersebut kemudian memiliki satu fungsi tambahan yang unik loh, Sahabat. Ya apalagi kalau bukan tempat untuk berswafoto.

Sejak diresmikan sebelas tahun lalu, Jembatan Suramadu secara otomatis menjadi ikon untuk dua wilayah yang dihubungkannya, yaitu Surabaya dan Madura. Sejak saat itu pula banyak masyarakat yang mampir ke sana hanya untuk berswafoto lalu diunggah ke media sosial. Secara mendadak, jembatan penyeberangan menjadi lokasi wisata yang murah meriah. Namun, jangan sampai berfoto di wilayah jembatan dengan turun dari kendaraan ya, Sahabat, sebab akan dianggap sebagai pelanggar tata lalu lintas. Jadi, cari sudut foto yang aestetik saja yang bisa merekam sebagian atau keseluruhan jembatan dari jarak jauh. Dan, hati-hati dengan banyaknya kendaraan yang melintas, ya!

Jembatan Suramadu jadi Ikon Wisata

Nah, karena masyarakat banyak yang tertarik untuk mengabadikan momen di Jembatan Suramadu, per  Mei 2017, dilaksanakan festival untuk pertama kalinya di sekitar wilayah Jembatan Suramadu loh, Sahabat. Acaranya beragam di festival tersebut, mulai dari acara olahraga seperti lari maraton, seni, budaya, hingga kuliner sehingga menarik banyak minat masyarakat dari sekitar jembatan hingga luar kota. Pengadaan festival di wilayah Jembatan Suramadu tersebut diharapkan oleh pemerintah akan menjadi penggerak ekonomi Madura di sektor pariwisata sehingga Surabaya dan Madura semakin dikenal oleh masyarakat lokal bahkan internasional.

Tahu bahwa sejarah pembangunan Jembatan Suramadu begitu rumit dan banyak kendala, diharapkan masyarakat bisa ikut andil dalam menjaga kondisi jembatan ya, Sahabat. Bersama-sama kita semua ikut menjaga sarana yang disediakan oleh pemerintah demi kemudahan berlalu lintas. Mungkin saja, ketika semua elemen masyarakat bersedia merawat, Jembatan Suramadu tidak hanya bertahan seratus tahun, tetapi lebih tanpa bongkar ulang.

Jadi, kalian yang luar kota penasaran dan ingin mengabadikan momen di sekitar Jembatan Suramadu? Mungkin, bisa coba ke sana ketika Festival Suramadu tahun depan ya. Semoga saja pandemi sudah hilang sebelum bulan Mei 2021 ya, Sahabat!

Penulis: Nisa Maulan Shofa

Suara.com - Jembatan Suramadu merupakan salah satu icon terkenal di Provinsi Jawa Timur. Suara.com telah merangkum beberapa fakta Jembatan Suramadu yang menarik dan perlu kalian ketahui.

Sesuai dengan namanya, jembatan terpanjang di Indonesia ini berfungsi sebagai penghubung Surabaya dan Madura yang membelah perairan Selat Madura. Keberadaannya penting sebagai sarana mobilitas masyarakat antar pulau.

Bahkan karena kepopulerannya, Jembatan Suramadu dijadikan sebagai spot wisata menarik. Mari simak fakta Jembatan Suramadu yang perlu diketahui berikut ini.

1.       Pembangunan Jembatan Suramadu Sempat Tersendat

Baca Juga: Pos Penyekatan dan Tes Swab di Suramadu Dihapus, Gantinya Wajib Punya SIKM

Usulan pembangunan jembatan antar pulau ini pertama diseriusi oleh BJ Habibie sebagai Menteri Riset dan Teknologi pada tahun 1986. Namun pada tahun 1997 pembangunan Jembatan Suramadu mangkrak karena terjadi krisis moneter yang melanda negeri.

Pada 2001, Pemprov Jawa Timur mulai melirik pembangunan jembatan dan disetujui oleh pemerintah pusat melalui Keppres Nomor 79 Tahun 2003. Proses pembangunan jembatan megah ini memakan waktu hampir 7 tahun dan menelan biaya senilai Rp 5,5 triliun.

2.       Peresmian oleh Dua Presiden

Proses awal pembangunan Jembatan Suramadu hingga rampung dan dapat dioperasikan melibatkan dua presiden yang kala itu menjabat. Pada 2003, Presiden Megawati meresmikan pembangunan awal Jembatan Suramadu. Hingga pada tahun 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Jembatan Suramadu yang selesai dibangun dan dapat diakses umum.

3.       Jembatan Terpanjang di Indonesia

Baca Juga: Prihatin Penyerangan Petugas Pos Penyekatan Suramadu, Warganet: Nduableg Pol!

Ilustrasi Jembatan Suramadu [Surabaya-Madura] jelang Tahun Baru 2021 [Foto: Beritajatim.com]

Jembatan Suramadu membentang sepanjang 5.348 meter menghubungkan Pulau Jawa dan Madura di atas Selat Madura. Panjang jembatan inilah yang menjadikan Suramadu sebagai jembatan terpanjang di Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia [MURI].

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề