Berikan contoh persilangan TRIHIBRID beserta hasil persilangannya

Persilangan dihibrida adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tumbuhan ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan tumbuhan ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak.[1]

Percobaan Mendel atas persilangan dihibrida menyimpulkan bahwa dalam proses pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi dan akan berpadu secara bebas dengan alel dari lokus lainnya. Hukum perpaduan bebas ini dirumuskan dari hasil observasi terhadap penyebaran fenotip F2 persilangan dihibrida. Mendel memperoleh perbandingan fenotip F2 9 : 3 : 3 : 1,[2] misalnya persilangan dengan dua sifat beda antara biji bundar kuning dengan keriput hijau, kemudian F1 yang diperoleh biji bundar kuning. Hal ini terjadi karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas. Artinya, biji bundar dominan terhadap keriput, dan kuning dominan terhadap hijau. Persilangan antara F1 menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan fenotip antara bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.[3]

Metode Punnett kuadrat menentukan rasio fenotipe dan genotipenya, metode ini pada dasarnya sama dengan persilangan monohibrida. Perbedaan utamanya ialah masing-masing gamet sekarang memiliki 1 alel dengan 1 atau 2 gen yang berbeda. Arti hibrida semacam itu juga dikemukakan oleh Gardner, hibrida dapat dibedakan menjadi monohibrida, dihibrida, trihibrida dan bahkan polihibrida tergantung pada jumlah sifat yang diperhatikan pada persilangan itu.[1]

Bagian ini perlu dirapikan

Lihat pula: Hukum Pewarisan Mendel

Mendel memperoleh hasil yang tetap sama dan tidak berubah-ubah pada pengulangan dengan kombinasi sifat yang berbeda. Prinsip segregasi berlaku untuk kromosom homolog, pasangan-pasangan kromosom homolog yang berbeda mengatur sendiri pada khatulistiwa metafase I dengan cara bebas dan tetap bebas selama meiosis. Sebagai akibatnya, gen-gen yang terletak pada kromosom nonhomolog dengan kata lain gen-gen yang tidak terpaut mengalami pemilihan bebas secara meiosis. Pengamatan ini menghasilkan formulasi hukum genetika Mendel kedua, yaitu hukum pilihan acak yang menyatakan bahwa gen-gen yang menentukan sifat-sifat berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain, oleh sebab itu akan timbul lagi pilihan acak pada keturunannya. Individu-individu demikian disebut dihibrida atau hibrida dengan 2 sifat beda. Ciri khas karya Mendel yang cermat ialah bahwa ia lalu menanam semua ercis dan membuktikan adanya genotipe terpisah di antara setiap ercis dengan kombinasi baru pada ciri-cirinya.[1]

Persilangan bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter tersebut, untuk itu tumbuhan kapri/ercis [Pisum sativum] yang memiliki biji bulat warna kuning [BBKK] disilangkan dengan kapri berbiji keriput warna hijau [bbkk]. Keturunan F1 dari persilangan antara dua induk/tetua yang homozigot tersebut menghasilkan hibrida [heterozigot] bagi kedua pasangan gen tersebut. Keturunan F1-nya [BbKk] adalah hibrida dan persilangan antara BBKK x bbkk adalah persilangan dihibrida[3]

Contoh lain persilangan dihibrida yaitu persilangan antara biji kacang ercis berbentuk bulat dan berwarna kuning dengan biji yang yang berbentuk kisut dan berwarna hijau. Ternyata hasil keturunan silangan F1 100% berbiji bulat kuning. Jika tumbuhan hasil silangan ini dikawinkan sesamanya maka terjadilah hasil perkawinan sebagai berikut:

  1. 9/16 bagian = bulat kuning
  2. 3/16 bagian = bulat hijau
  3. 3/16 bagian = kisut kuning
  4. 1/16 bagian = kisut hijau

Hukum mendel II merupakan hukum pengelompokkan gen secara bebas. Berdasarkan percobaan, anggota dari sepasang gen memisah secara bebas [tidak saling mempengaruhi], ketika berlangsung meiosis selama pembentukkan gamet-gamet [2]

Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Percobaan yang dilakukan persilangan dihibrida dapat dipraktikan dengan menggunakan kancing genetika berwarna merah, putih, hijau, dan hitam.[2]

  1. ^ a b c Wildan, Yatim [2003]. Genetika. Bandung: Tarsito.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  2. ^ a b c Genetika. Yogyakarta: UGM Press. 2005.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]; Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list [bantuan]
  3. ^ a b Walker, R [2003]. Seri Pengetahuan Gen dan DNA. Jakarta: Erlangga.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Persilangan_dihibrida&oldid=19744895"

Pewarisan sifat menjawab pertanyaan bagaimana keturunan mempunyai kemiripan dengan induknya. Di mana dalam pewarisan sifat menjelaskan bagaimana penurunan sifat dari induk [orangtua] kepada keturunannya [anak]. Cabang ilmu biologi yang membahas tentang pewarisan sifat adalah genetika dan hereditas.

Tokoh yang pertama kali memperkenalkan ilmu tentang pewarisan sifat adalah Gregor John Mendel. Berkat penemuannya, Mendel diberi sebutan sebagai Bapak Genetika. Percobaan yang dilakukan oleh Gregor Johann Mendel menggunakan kacang ercis. Kacang ercis dipilih sebagai objek percobaan karena mudah dikembangbiakkan dan disilangkan, mempunyai jenis keturunan yang cukup beragam, dan mempunyai daur hidup yang pendek.

Bagaimana proses terjadinya pewarisan sifat? Apa itu persilangan monohibrid, intermediet, dan dihibrid? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.

Table of Contents

Istilah Penting pada Pewarisan Sifat

Dalam mempelajari pewarisan sifat, terdapat istilah-istilah penting yang akan sering disebut dalam pembahasan. Contoh istilah yang sering digunakan adalah dominan, resesif, hibrid, dan lain sebagainya. Daftar istilah pada pewarisan sifat secara lengkapnya dapat dipelajari di bawah.

  1. Dominan: sifat induk yang menutupi sifat yang lain
  2. Resesif: sifat yang tidak muncul atau ditutupi oleh sifat dominan
  3. Hibrid: hasil persilangan antara dua individu yang berbeda sifat
  4. Parental [P]: induk yang akan dilakukan proses persilangan
  5. Filial [F]: keturunan/ individu hasil persilangan
  6. Intermediet: sifat campuran antara kedua induk yang muncul pada keturunan
  7. Genotipe: susunan gen yang menentukan sifat-sifat pada individu [dituliskan dalam simbol huruf berpasangan].
    Contoh: BB untuk besar dan bb untuk kecil
  8. Fenotipe: sifat yang tampak dari luar, contoh: warna merah, rambut lurus
  9. Homozigot: pasangan gen dengan alel yang sama [misal: dominan→ MM atau resesif→mm]
  10. Heterozigot: pasangan gen dengan alel tidak sama [Aa, Bb, Kk, dan sebagainya]

Baca Juga: Perbedaan Homozigot dan Heterozigot

Hukum Mendel

Ada dua hukum yang berlaku terkait ilmu pewarisan sifat yang disampikan oleh Gregor Johann Mendel, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Bunyi dari kedua hukum mendel tersebut adalah sebagai berikut

Hukum Mendel I/ Hukum Pemisahan [Segregation]:
pada pembentukan gamet [sel kelamin], kedua gen induk [parent] yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.

Hukum Mendel II/ Hukum Berpasangan Secara Bebas [Independent Assortment]:
apabila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

Berdasarkan kedua hukum tentang pewarisan sifat di atas, semua kemungkinan sifat dari suatu individu dapat diperkirakan.

Persilangan pada pewarisan sifat yang dilakukan oleh John Mendel menggunakan kacang ercis [Pisum sativum]. Sifat yang diamati ada 7 [tujuh] yaitu bentuk biji, kotiledon biji, warna bunga, bentuk kulit, warna kulit, tempat batang, dan ukuran batang. Sifat yang diamati tersebut dapat dilihat secara lebih detail pada gambar di bawah.

Gen dan kromosom adalah unsur yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat dari induk ke keturunannya. Kromosom adalah materi genetis berbentuk benang-benang halus yang biasa disebut dengan kromatin. Kromatin inilah yang membawa informasi genetis kepada keturunannya. Sedangkan gen adalah bahan kimia yang terdapat pada kromosom. Fungsi dari gen adalah mempengaruhi sifat atau karakteristik setiap makhluk hidup.

Baca Juga: Jumlah Kromosom Manusia Normal

Persilangan Monohibrid

Karakteristik persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda, sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, dan sifat yang lemah disebut sifat resesif.

Proses persilangan monohibrid akan diberikan melalui sebuah contoh persilangan mawar merah dominan dan mawar putih resesif. Selengkapnya, perhatikan contoh proses persilangan di bawah.

Contoh persilangan monohibrid:
persilangan pada Mawar Merah dominan [MM] dan Mawar Putih resesif [mm]

Hasil yang kita dapat di atas dapat dibuat dua kesimpulan, yaitu rasio genotipe dan rasio fenotipe.

Rasio Genotipe:
menunjukkan sifat yang tidak tampak, individu dengan gen dominan dan membawa sifat dihitung berbeda. Jadi, rasio genotip keturunan yang terbentuk F2 sesuai hasil persilangan di atas adalah

MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

rasio genotipe persilangan monohibrid

Rasio Fenotipe:
menujukkan sifat yang nampak, individu dengan gen dominan dan membawa sifat dihitung satu dengan gen dominan yang bukan pembawa sifat. Sehingga, rasio fenotipe keturunan yang terbentuk

sesuai hasil persilagan di atas adalah

Merah : Putih = 3 : 1

rasio fenotipe pada persilangan monohibrid

Baca Juga: Penyakit Keturunan/Kelainan yang Terpaut Autosom

Persilangan Intermediete

Persilangan intermediet termasuk persilangan monohibrid. Hal ini dikarenakan proses persilangan intermediete sama dengan proses persilangan monohibrid yang telah bahas pada pembahasan sebelumnya. Perbedaannya terletak pada hasil akhirnya. Pada persilangan monohibrid, tidak ada fenotipe yang terlihat berbeda dengan induknya. Sedangkan pada persilangan intermediete, terdapat fenotipe yang terlihat berbeda dengan induknya.

Misalnya, pada persilangan bunga Mawar Merah [MM] dengan Mawar Putih [mm]. Hasil persilangan monohibrid hanya akan menghasilkan bunga mawar merah dan marah putih. Sedangkan pada persilangan intermediete, hasilnya dapat berupa bunga mawar merah, mawar merah muda, dan merah putih. Kesimpulannya, bila gen M bertemu dengan m dihasilkan keturunan dengan warna gabungan yaitu merah muda.

Karakteristik Persilangan Intermediete:

  1. Termasuk persilangan monohibrid
  2. Bersifat intermediet [sifat yang sama kuat]
  3. Tidak ada sifat dominan atau sifat resesif

Untuk menambah pemahaman sobat idschool tentang persilangan intermediete, akan diberikan contoh proses persilangan intermediete. Selanjutnya, perhatikan persilangan intermediete antara bunga miriabilis jalapa merah dan miriabilis jalapa putih di bawah.

Contoh persilangan Intermediete:
Persilangan Antara Bunga Mirabilis jalapa warna merah dan Mirabilis jalapa warna putih

Rasio Genotipe:
menunjukkan pewarisan sifat yang tidak tampak, individu dengan gen dominan dan membawa sifat dihitung berbeda. Jadi, rasio genotip keturunan yang terbentuk F2 sesuai hasil persilangan di atas adalah

MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

Rasio Fenotipe:
menunjukkan sifat yang nampak, individu dengan gen dominan dan membawa sifat dihitung satu dengan gen dominan yang bukan pembawa sifat. Sehingga, rasio fenotipe keturunan yang terbentuk F2 sesuai hasil persilangan di atas adalah

Merah : Merah Muda: Putih = 1 : 2 : 1

Baca Juga: Bentuk Interaksi Makhluk Hidup

Persilangan Dihibrid

Jika persilangan monohibrid dan intermediet menyilangkan satu sifat berbeda maka persilangan dihibrid dilakukan pada dua sifat berbeda. Contohnya persilangan dihibrid antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning homozigot, disimbolkan BBKK, dengan kacang ercis berbiji keriput berwarna hijau homozigot, disimbolkan bbkk. Semua keturunan F1 kacang ercis dengan dua sifat beda tersebut adalah kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning, BbKk.

Apabila kacang ercis pada keturunan F1 disilangkan dengan sesamanya maka kacang ercis ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan maupun betina. Kombinasi empat gamet yang dihasilkan adalah BK, Bk, bK, dan bk. Selanjutnya, kita akan mengulas proses persilangan dihibrid, yang memiliki kombinasi empat gamet BK, Bk, bK, dan bk.

Sebelum membahas proses persilangan dihibris, akan disimpulkan karakteristik persilangan dihibrid. Perhatikan kesimpulan karakteristrik persilangan dihibrid yang akan diberikan di bawah.

Karakteristik Persilangan Dihibrid

  1. Persilangan dengan dua sifat beda.
  2. Sifat yang kuat disebut sifat dominan.
  3. Sifat yang lemah disebut sifat resesif.

Pada contoh pewarisan sifat yang akan diberikan di bawah, sobat idschool dapat melihat persilangan dihibrid antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning [dominan] dengan kacang ercis berbiji kisut berwarna hijau [resesif].

Contoh Persilangan Dihibrid:
Persilangan antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning [dominan] dengan kacang ercis berbiji kisut berwarna hijau [resesif].

Hasil yang diperoleh pada hasil akhir persilangan di atas adalah bulat kuning sebanyak 9, bulat hijau sebanyak 3, kisut kuning ada 3, dan kisut hijau sebanyak 1.

Kesimpulannya, rasio fenotipe F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1

Baca Juga: Macam – Macam Penyerbukan

Contoh Soal dan Pembahasan

Kelinci berbulu kasar tebal [hhTT] disilangkan dengan kelinci berbulu halus tipis [HHtt] menghasilkan F1 kelinci berbulu halus tebal. Bila F1 disilangkan sesamanya, keturunan yang dapat digunakan untuk bibt unggul [kelinci berbulu halus tebal] memiliki genotipe ….A.     HHTTB.     HHTtC.     HhTT

D.     HhTt

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề