Berikut adalah contoh perilaku adil kepada diri sendiri kecuali
Jakarta - Surat Al Maidah adalah surat yang ke-5 dalam susunan mushaf Al Quran dan tergolong dalam surat Madaniyah. Pasalnya, buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 1 dari Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy menyebutkan, semua ayat yang diturunkan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dianggap sebagai surat Madaniyah, meskipun lokasi turunnya di Mekah. Menurut hitungan ulama Kuffah, surat Al Maidah terdiri dari 120 ayat. Salah satu ayatnyam yakni surah Al Maidah ayat 8 berisi tentang perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman untuk berlaku adil. Berikut bacaan lengkap surat Al Maidah ayat 8 beserta latin dan artinya, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Bacaan latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin 'alā allā ta'dilụ, i'dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Berdasarkan penjelasan dari tafsir Al Quran Kementerian Agama (Kemenag), ayat di atas merupakan perintah Allah SWT kepada orang mukmin agar melaksanakan segala urusan dengan cermat, jujur, dan ikhlas. Baik untuk urusan duniawi maupun urusan agama. Terdapat tiga poin utama yang menjadikan umat muslim harus berlaku adil dalam surat Al Maidah ayat 8 ini. Rangkuman poin-poinnya adalah sebagai berikut,
Konsep berlaku adil secara konkrit juga telah diungkapkan dalam ayat ini. Terutama konsep berlaku adil dalam memberikan persaksian. Dijelaskan bahwa kebencian pada suatu kelompok atau seseorang tidak boleh menjadi landasan untuk memberi kesaksian yang tidak adil dan tidak jujur. "Dalam persaksian, mereka harus adil menerangkan apa yang sebenarnya, tanpa memandang siapa orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat dan kerabat," tulis Kemenag. Konsep berlaku adil dalam persaksian juga dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 135 yang berbunyi, ۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا Bacaan latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna bil-qisṭi syuhadā`a lillāhi walau 'alā anfusikum awil-wālidaini wal-aqrabīn, iy yakun ganiyyan au faqīran fallāhu aulā bihimā, fa lā tattabi'ul-hawā an ta'dilụ, wa in talwū au tu'riḍụ fa innallāha kāna bimā ta'malụna khabīrā Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan." Keduanya sama-sama menerangkan tentang seseorang yang berlaku adil dan jujur dalam persaksian. Namun, yang membedakan, surat An Nisa ini lebih cenderung menjelaskan kewajiban berlaku adil dan jujur kepada kerabat terdekat. Meskipun harus merugikan diri sendiri, ibu, bapak dan kerabat. Berbeda dengan surat Al Maidah ayat 8 yang berisi tentang perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman untuk berlaku adil sekalipun kepada lawan atau musuh. Simak Video "Innalillahi, Ustazah di Tebet Meninggal Saat Baca Al-Quran" (rah/row) Sebutkan 10 contoh bersikap adil kepada teman ! Jawaban Kita diharuskan bersikap adil di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kita juga harus berlaku adil terhadap diri sendiri, teman, saudara, orang tua. Berikut ini contoh bersikap adil kepada teman, antara lain:
PEMBAHASAN Perilaku adil merupakan perilaku yang dibutuhkan oleh manusia. Tanpa adanya keadilan, manusia tidak akan mendapatkan kehidupan yang tentram dan harmonis. Perilaku adil berarti menempatkan manusia sebagai manusia seutuhnya, tidak diskriminasi karena perbedaan. Sebaliknya, untuk mendapatkan keadilan, kita pun harus menunaikan kewajiban kita. Misalnya seorang guru harus adil dalam mengajarkan pelajaran di sekolah. Namun sebagai siswa, kita pun memiliki kewajiban untuk mendengarkan penjelasan dari guru, menyimak, dan memperhatikan dengan seksama. Apabila seseorang tidak menunaikan kewajibannya, maka bisa jadi dia diperlakukan berbeda dari yang lain. Hal tersebut merupakan contoh dari sikap adil yang harus diterapkan.
“sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran den permusushan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q. S. An Nahl ayat 90) Dari ayat diatas, telah jelas sekali bahwa Allah memerintahkan kita secara langsung dan gamblang dalam berbuat adil. Setelah berbuat adil, kita hendaknya berbuat kebajikan. Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya, sesuai kadar dan ukurannya. Misalnya masalah uang saku anak-anak kita. Anak kita yang sudah berkuliah tidak mungkin uang sakunya disamakan dengan anak kita yang masih SD. Kadar kebutuhan mereka berbeda. Begitupun kadar lingkungan mereka. Itu adalah contoh adil yang paling mudah kita fahami. Pembagian adil Adil sendiri dibagi lagi menjadi empat yaitu :
Keutamaan-keutamaan adil juga sangat banyak sehingga dapat membuat kita hidup dengan baik. Nah, karena pembahasan kita adalah keutamaan adil terhadap diri sendiri, maka berikut adalah rincian keutamaan adil terhadap diri sendiri :
Jika kita adil terhadap diri sendiri, maka kita akan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah, karena apa yang diajarkan Allah dan Rasulnya adalah sesuatu yang akan kita rasakan manfaatnya baik di dunia maupun di akhirat. Karena “derajat manusia dihadapan Tuhannya adalah sama kecuali ketakwaannya.”
Adil juga menuntun kita untuk melakukan dan memenuhi hak dan kewajiban kita terhadap diri sendiri. Sehingga kita akan merasa aman karena telah melaksanakan kewajiban dan merupakan cara agar hati tenang.
Hal ini termasuk menempatkan diri kita pada tempat yang seharusnya. Misalnya kita berbakat di bidang politik, maka jika berlaku adil pada diri kita, maka kita akan meletakkan diri kita pada bidang politik. Begitupun jika kita mempunyai bakat dan minat pada melukis, maka jika kita adil, kita akan mengembangkan bakat dan minat kita pada melukis itu sendiri. Sehingga membuat kita terarah (tau tujuan) dan membuat kita lebih baik. Jika kita adil terhadap diri kita sendiri, maka kita akan bekerja pada waktunya bekerja, kita akan memenuhi kebutuhan yang diri kita butuhkan sehingga adil ini dapat membantu kita membuka pintu rizki dengan berusaha.
Jika kita adil, maka kita tidak akan menganiaya diri kita sendiri. Sehingga sangat mudah sekali untuk kita menjadi bahagia dan tidak menjadi timbulnya penyebab hati gelisah . Jika kita telah adil, maka kita akan tau kesalahan kita dan kita dapat membenarkan diri kita dan meletakkan pada tempatnya dengan segera. Kita tidak akan menyangkal kesalahan kita pula sehingga kita benar-benar berani mengakui kesalahan dan membenari diri kembali. Adil itu menimbulkan sifat yang jujur dalam diri kita. Kalau kita adil, maka kita akan terbiasa jujur terhadap apapun karena kita menempatkan diri pada tempatnya. Demikian beberapa keutamaan adil terhadap diri sendiri yang dapat kita serap menggunakan logika. Adil sendiri adalah perbuatan yang pertama disebutkan pada ayat diatas. Makanya, kita harus berbuat adil dulu sehingga kita akan memiliki kebaikan-kebaikan itu sendiri. Dan kita sadar, segalanya yang baik dalam hidup kita dimulai dari diri sendiri. kemudian dari diri kita ke segalanya yang ada disekitar kita. Seperti dalam Al Quran Suran Ar Ra’du ayat 11: “Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali mereka merubah dirinya sendiri.” Baca juga artikel lainnya yang berhubungan dengan islam |