Berikut bukan sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang manajer
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
Dengan demikian, jawaban yang paling tepat adalah C. KONSEP DASAR MANAJEMEN Istilah manajemen telah di artikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka, meskipun pada kenyataanya bahwa istilah tersebut memiliki perbedaan makna. Sebagai bahan perbandingan studi lebih lanjut, berikut ini di sajikan pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yang amat berbeda.
i) Perencanaan yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan ii) Pengorganisasian yaitu mengoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainya yang dibutuhkan iii) Kepemimpinan yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin iv) Pengendalian yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tercapai dilakukan tindankan perbaikan.
Maka secara keseluruhana manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Definisi manajemen di atas mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Elemen Sifat
2. Elemen Fungsi
3.Elemen sasaran
4. Elemen Tujuan yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam arti lus tujuan mengandung hal seperti Objektif, purpose, Mission, deadline, standarlard, target, dan quata. Tujuan merupakan rangkaian dalam proses perencanan, dan juga merupakan elemen penting dalam proses pengendalian. Pengertian filsafat secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Moekijat mengemukakan bahwa filsafat adalah suatu system pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu. Filsafat manajenem adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajeral. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaiakn pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desaian sehingga seorang manajer dapat mulai berfikir. Filsafat menejemen amat berguna karena dapat digunakan untuk memperoleh bantuan dan pengikut. Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat factor-faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan. Factor-faktor tersebut meliputi hal-hal berikut. 1) Kepentingan Umum yang artinya dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kpentingan masyarakat lingkungan. 2) Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikatagorikan dalam tiga bentuk yaitu tujuan utama, tujuan kedua, dan tujuan tambahan. 3) Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberi kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunnakan otoritas yang telah diberikan arah kemana organisasi tersebut akan dikemudiakan. 4) Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah kemana organisasi tersebut akan dikemudikan. 5) Fungsi adalah aktifitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi sebagai mana halnya individu pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai 6) Factor dasar adalah factor-faktor produksi asli atau turunan baik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi. C ILMU DAN SENI MANAJEMEN Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang di sistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi. Batasan di atas sebenarnya terlalu luas dan baru akan menjadi jelas apabila dapat ditegaskan lebih lanut arti yang detail mengenai pengetahuan, dan arti tentang sistematis dan organisasi yang digunakan dalam definisi itu. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terkait oleh factor ruiang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh indra manusia. Manajemen sebagai suatu ilmu, titik beratnya terletak pada metode keilmuan. Memang yang mengikat semua ilmu adalah metode ilmu yang digunakan untuk mensistematisasikan seluruh pengetahuan yang sifatnya masih pragmatis. Batasan lain tentang ilmu yang dikemukakan oleh goode dan hatt bahwa ilmu merupakan suatu cara menganalisis yang mengizinkan para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk kausalitas yaitu Apabila……..maka…..dalam hubungan ini diketengahkan bahwa bagaimana sekumpuilan pengetahuan harus disistematisasikan. Akan tetapi apabila proposisi itu dimulai dengan kebenaran apriori maka proposisi itu kehilangan sifat ilmiahnya. Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan diatas kalau kita bandingkan, kita akan memperoleh karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu itu yaitu bersifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif. 1. Bersifat rasional Rasionala adalah suatu sifat aktifitas berfikir yang ditundikan pada logika formal dalam mengikuti urutan berfikir silogisme. 2. Bersifat empiris Dikatakan bersifat empiris karena kesimpulan yang diambil harus dapat ditundukan pada pemeriksaan atau pada verivikasi indra manusia. 3. bersifat umum Bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasikan oleh penijau ilmiah. Objek maupun metodenya dapat dipelajari dan diikuti secara umum dan dapat diajarkan secara bersama. 4. bersifat akumulatif Bersifat akumulatif adalah apa yang dipelajari merupakan kelanjutan dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya. Selain itu juga merupakan kumpulan pengetahuan, baik ilmu teoritis maupun ilmu praktis yang terorganisasi dan bertujuan untuk mencari kemaslhatan. Manajemen merupakan suatu ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti halnya karakteristik pokok ilmu yang telah didiskripsikan di atas. Demikian juga, manajemen merupakan suatu ilmu karena dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu. Langkah-langkah metode ilmiah yang diaplikasikan dalam manajemen tersebut adalah 1. observasi 2. rumusan permasalahan 3. akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru 4. generalisasi 5. rumusan hipotesis 6. testing dan verivikasi Manajemen dikatakan sebagai ilmu sehingga seorang manajemen juga harus memiliki sikap ilmiah seperti halnya sikap ilmiah yang harus dimiliki para ilmuan. Sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang manajer adalah sebagai berikut : 1. Objektivitas Yang dimaksud dengan objektifitas adalah bahwa dalam suatu peninjauan yang dipentingkan adalah obyeknya 2. Serba Relatif Serang manajer sebagai ilmuan harus menerima realitas perubahan yang terjadi dan memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka miliki. Berlakunya teori yang mereka miliki tidaklah mutlak kebenaranya. 3. Skeptif Yang dimaksud skeptif adalah sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan yang belum cukup kuat dasar pembuktianya. Bahwa manajer sebagai ilmuan harus selalu hati-hati, harus teliti dalam memberikan penilaian dan pernyataan ilmiah. 4. Kesebaran intlektual Mampu menahan diri dan kuat tidak menyerah kepda tekanan dalam menyatakan suatu pendirian ilmiah kerena memang belum selesai dan belum lengkap hasil yang dicapai 5. kesederhanaan Kesederhanaan dalam dalam sikap ilmiah adalah kesedrhanaan dalam cara berfikir, cara menyatakan, dan cara pembuktian. 6. tidak memihak kepada etik Sikap tidak memihak kepada etik adalah bahwa ilmu tidak emiliki tujuan dan tugas untuk membuat penilaian tentang hal yang baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu meiliki tugas untuk mengemukakan hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara nisbi. Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam arti formal yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, darama, patung dan sebagainya. Dengan demikian bukan berarti bahwa untuk menjdi pemimpin yang baik harus menjadi seorang seniman, atau seorang pemimpin minimal harus menguasai salah satu cabang kesenian seperti menari, menyanyi dan melukis. Yang dimaksud seni di sini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, meampuan, serta ketrampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan. Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas jelaslah bahwa seni dan ilmu terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh ilmu dengan lapisan seni yang baik, atau sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik. Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni. GR. Terry mengatakan secara esensial seorang manajer adalah seorang ilmuan dan seorang seniman. Ia memerlukan suatu pengetahuan yang disusun menurut system yang memberikan kebenaran-kebenaran pokok yang dapat dapat digunakan dalam mengoprasikan pekerjaannya. Pada waktu yang sama manajer harus memberi ilham, membujuk, bermulut manis, mangajar, dan memikat orang lain berbobot maupun tidak berbobot untuk memberi pelayanan yang selaras dan menyumbangkan aktivitas individu dan aktifitas spesifik mereka kearah tujuan tertentu. Jenis aktivitas tersebut tidak dapat dibuat formulirnya atau dinyatakan sebagai suatu statistic dalam suatu daftar realisasi. Hal ini didasarkan atas perasaan, naluri, dan dugaan, mengenai aktifitas yang hendak dilakukan.
Menyelesaiakan tugas secara efesien dan efektif adalah penting. Akan tetapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentan g hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan banhwa tugas yang diselesaiakn bergerak kearah tujuan. Apa yang harus dicapai seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen. Tujuan adalah suatu yang ingin direalisasikan oleh sesorang; tujuan merupakan objek atau atas suatu tindakan. Misalnya, berusaha meningkatkan moral / semangat dan kegairahan kerja bawahan, mengurangi kemangkiran pada depertemen tertentu, menghasilkan 10 juta unit produk, memperoleh keuntungan 25% dari produk yang di pasarkan. ;semuanya adalah tujuan. Edwin A Locke (1968: 157) berpendapat bahwa Fredrik W. Taylor menggunakan tujuan yang ditentukan sebagai salah satu teknik utamanya dari manajemen ilmiah (Scientifeic management). Masing-masing bawahan diberikan suatu tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai, berdasarkan hasil studi gerak dan waktu (time and motion studi). Meode yang digunakan oleh orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (misalnya alat yang digunakan, prosedur kerja yang harus dilalui, tahapan dan langkah yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan) didekrepsikan secara detail. Locke juga mendiskriipsikan secara hati-hati mengenai sifat dari proses mental atas penetapan tujuan. Sifat yang secara spesifik dijelaskanya adalah sepesifikasi tujuan (Goal Spesificity), kesukaran tujuan (Goal difficulity), dan intensitas tujuan (Goal Intensity). Spesifikasi tujuan adalah kejelasan dan keteletian diskripsi kuantitatif dari tujuan. Sukarnya tujan adalah tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang dicari. Intensitas tujuan menyinggung proses penetapan tujuan atau proses penntuan cara mencapainya. Tujuan manajemen adalah suatu tujuan yang ingin direalisasikan yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha kepada manajer. Berdasarkan pengertian di atas, minimum dapat diambil empat elemen pokok, yaitu ; 1. sesuatu yang ingin direalisasikan (Goal) 2. Cakupan (Scope) 3. ketepatan (definiteness) dan 4. pengarahan (direction) Secara empiris suatu yang direalisasikan termasuk dalam pengertian tujuan manajemen. Batas yang diilustrasikan untuk suatu organisasi tertentu dapat mengandung lebih dari satu pernyataan seperti sesuatu yang direalisasikan. Tujuan manajemen juga mengandung arti ketetapan (definiteness). Gagasan yang dinyatakan dengan istilah dengan samara-samar, dan arti kembar memiliki nilai manajemen yang minimum. Untuk mengilustrasikan hal yang demikian, sesuatu yang ingin direalisasikan, seperti hasilkan sebanyak-banyaknya, menangkan sebanyak-banyaknya, selesaikan secepat mungkin, merupakan pokok pada interpretasi yang heterogen dan sering memberikan dampak adanya kekacauan. Akhirnya, pengarahan (direction) ditujuan oleh tujuan. Hal itu karena pada umumnya menujukan hasil yang harus direalisaskan dan memisahkan hasilnya dari berbagai hal yang ingin direalisasikan yang mungkin ada. Pada umumnya tujuan dapat digolangkan menjadi tiga macam yaitu ; 1.tujuan organisasi secara makro 2. tujuan manajer pada seluruh hierege organisasi, dan 3. tujuan individu G.R Terry (1975 : 40) mengklasifikasikan tujuan menurut tingkatan yanga ada dalam suatu organisasi sebagai berikut. Pada hierege organisasi punjak dan pemberian tujuan untuk seluruh aktifitas merupakan tujuan yang pokok. Dibawahnya, tetapi erat hubungan dengan tujuan yang pokok adalah tujuan yang diskripsiakn tujuan kelompok dibawahnya yang dengan cara sama didiskripsikan dlam tujuan kesatuan dan akhirnya dalam tujuan individu. E MANAJEMEN, MANAJER DAN KEPEMIMPIANAN Batasan manajemen yang telah dideskripsikan dan dijadikan pegangan dala setudi, selanjunya adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, organisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Berdasarkan definisi tersebut berarti manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, organisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan adalah sikap dan prilaku untuk mempengaruhu para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara efesien dan efektif. Secara singkat, kepemimipinan adalah sikap yang harus dimilki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan poengendali untuk mempengaruhi orang dan mekanisme kerja guna mencapai tujuan. James A. F Stoner dan carles Wangkel (1986 : 6-8) mengsepesifikan secara lengkap tentang manajer sebagai berikut : 1. manajer bekerja dengan dan melalui orang lain (manajer work with and through oyher people) Yang dimaksud oeang disini adalah orang bawahan, para penyelia, dan manajer dalam hierakhi yang sama maupun hierakhi lain dalam organisasi. Orang juga menyangkut pihak ekstern, orang yang berhubungan langsung dengan organisasi : pemegang saham (stock holder), pembeli (buyer), pelanggan (custumer), kreditur (creditor), bank, pemasuk (supplaer) dan sejenisnya. 2. menejer bertanggung jawab dan bertanggung gugat (managers are responsible and acuntable) Manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan tertentu dengan berhasil. Selain itu menajer biasanya dinilai atas dasar sejauh mana ia mengartur tugas atas pekerjaan tersebut untuk dilaksanakan. Manajer juga bertanggung jawab atas aktifitas dan tindakan para bawahan. Berhasil atau tidak para bawahan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan secara langsung mencerminkan keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan. Seluruh anggota organisasi, termasuk dari pihak yang bukan para manajer bertanggung jawab atas tugas dan pekerjaanya. Manajer lebih dari itu, selaian harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat (mempertanggung jawabkan) atas tugas dan pekerjaan mereka sendiri, ia juga bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas tugas dan pekerjaan yang dilakukan orang lain (bawahannya). Tanggung jawab dalam pengadaan ini adalah kewajiban untuk melaksanakan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kemampuanya sedangkan tanggung gugat adalah kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab dan otoritas menurut setandar pelaksanaan pekerjaan yang telah dikerjakan. 3. manajer menyeimbangkan persaingan tujuan dan menetapkan perioritas (manager balance competing goals and set prioritas) Setiap waktu manajer dihadapkan dengan sejumlah tujuan permasalahan, dan kebutuhan organisasi yang seluruhnya berkompetisi di dapatkan suumber daya dan waktu menejer. Mengingat sumber daya yang selalu terbatas, setiap manajer harus mencari kesimbangan diantara berbagai macam tujuan dan kebutuhan. 4. manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual (manger mast think analyti celly) Agar menjadi pemikir yang analitis, manajer harus mampu memisahkan suatu permasalahan menjadi komponen, menganalisis komponen tersebut, kemudian muncul dengan suatu penyelesaian yang mungkin. Selain itu, manajaer harus menjadi seorang pemikir yang konseptual, maupun melihat tugas dan pekerjaan keseluruhan secara langsung dan abstrak dan mengaitkanya dangan pekerjaan yang lain. 5. manajer adalah penengah (manger are mediators) Organisasi terdiri atas sekelompok sesorang dan sekelompok orang mungkin saja tidak akur atau bertekar. Perselisihan yang terjadi pada suatu organisasi dapat melemahkan moral dan produktifitas. Akhirnya mereka bisa menjadi tidak senang atau mengacau. Dengan demikian, bawahan yang benar-benar mampu akan mengambil keputusan untuk meninggalkan organisasi. Manakala terjadi perselisihan diantara para bawahan, manajerlah yang menjadi penengah atas perselisihan sehingga koontinewitas organisasi tidak mengalami gangguan. 6. manajer adalah politikus (manger are polition) Manajer harus membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh politikus untuk menjalankan programnya. 7. manajer adalah diplomat (manager are diplomats) Manajer dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unit kerja atau rapat-rapat organisasi. Manajer dapat mewakili organisasi secara keseluruhan, juga mewakili suatu unitr tertentu dalam perurusan dengan kreditur, pelangan, pemasok, kontaraktor, penjabat pemerintah dan individu organisasi lain. 8. manajer adalah lambang (manger are syombol) Manajer menjelmakan atau melambangkan kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi, baik dihadapan para organisasi sendiri maupun dihadapan pengamat luar. 9. manajer mengambil keputusan yang sulit ( manger make difficult desition) Hamper setiap organisasi tidak bisa lepas dari permasalahan dari kehidupanya, misalnya masalah ketenaga kerjaan, financial, produksi, pemasaran dan sebagainya. Manajer adalah orang yan dihadapan akan hadir dengaan sebagaian menyelseikan permasalahan yang sulit dan pantang menyerah dalam lingkungan keputusan meskipun dengan berbuat demikian, ia menjadi kuran g disukai. G.R Terry (1976:56-57) mendiskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut 1. Perencanaan (Plaining) Dalam fungsi perencanaan manajer memiliki pekerjaan sebagai berikut L:
2. Pengorganisasian (Organizing) Dalam fungsi keorganisasian manajer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut · Mendiskripsikan pekerjaan dalam tugas pelaksanaan · Mengklasifikasikan tugas pelaksanaan dalam pekerjaan oprasional · Mengumpulkan pekerjaan operasional dalam kesatuan yang berhubungan dan dapat dikelola · Menetapkan syarat pekerjaan · Mengakaji dan menetapkan individu pada pekerjaan yang tepat · Mendelegasuikan otoritas yang tepat kepada masing-masing manajemen · Memberikan fasilitas ketenagakerjaan dan sumber daya lainya · Menyesuaiakn organisasi ditinjau dari sudut hasil pnilaian 3. penggerakan (Actuating) Dalam fungsi penggerakan, manajer memilki diskripsi pekerjaan sebagai berikut
4. Pengendalian (Controling) Dalam fungsi pengendalian, manajer meimilki pekerjaan sebagai berikut : · Membandingkan hasil pada rencana pada umumnya · Menilai hasil dengan standar pelaksanaan · Menciptakan alat yang efektif untuk mengukur pelaksanaan · Memberitahukan alat pengukur · Memudahkan data yang detail F. KETRAMPILAN DAN PERAN MANAJER Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980: 67) mengemukakan bahwa terdapat tiga bidang ketrampilan yang penting untuk melaksankaan proses manajemen bagi seorang manjer. Bidang ktrampilan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. kterampilan teknis (Tecnikal skill) Yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, prosedur, teknik, dan akal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas spesifik yang diperoleh lewat pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer membutuhkan ktrampilan teknis yang cukup untuk menjalankan alat dari suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Ketrampilan manusiawi (human skill) Yaitu kemampuan dan pertimbangan yank diusahakan bersama orang lain, termasuk pemahaman mengenai motivasi dan aplikasi tentang kepemimpinan yang efektif. Manajer cukup memiliki ketrampilan hubungan mamnusiawi agar dapat bekerja dengan para bawahan dalam organisasi dan mengelola kelompoknya sendiri 3. Ketrampilan konseptual (conceptual skill) Yaitu kemampuan memahami kompleksitas keseluruhan organisasi tempat seseorang beradaptasi dalam oprasi. Pengetahuan tersebut membenarkan sesorang untuk bertindak sesuai dengan tujuan keseluruhan organisasi, dari pada hanya dijadikan dasar tujuan umum dan kebutuhan kelompok yang mendesak. Dalam suatu organisasi manajer harus mampu melaksanakan peran diantaranya yaitu : 1. Peran antar pribadi manajer (The Manger’s interpersonal roles) Dalam peran antar pribadi, manajer harus bertindak sebagai tokoh, sebagai pemimpin dan sebagai penghubung agar organisasi yang dikelolanya berjalan denga lancer. Sebagai tokoh manajer sering kali berperan sebagai seorang tokih dengan melakukan tugas seriminial, seperti menyambut tamu, menghadiri pesta perkawinan bawahan, meghindari undangan dan sebagainya. 2. Peran informasional manajer (the manager informational roles) Delam perang sebagai informasional dalam suatu organisasi manajer bertindak sebagai pengumpul dan penyebar informasi. Dalam hal ini manajer harus memainkan tiga peran yaitu peran pemantau, peran penyebar, dan juru bicara. 3. Peran mengambil keputusan manajer (the manager decisional roles) Dalam peran ini manajer harus bertindak dalam empat peran yang bertalian dengan pengambilan keputusan yang dapat di ambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksudkan adalah peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalikasian sumber daya dan peran perunding. 3.1 KEPEMIMPINAN Banyak ilmuan dan ahli penelitian perilaku telah memberikan batasan mengenai kepemimpinan. Salah satu ilmuan dan ahli penelitian perilaku yang telah memberikan batasan mengenai kepmimpianan yaitu Ralph M. Stogdill (1971). Batasan yang diajukan adalah managerial leadership as the proses of directing and infliucing the task related activites of group members. Kepemimpinan manajeral sebagai proses pengarahan dan emmpengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok. Berdasarkan batasan diatas, terdapat tiga implikasi penting yang perlu mendapat perhatian. 1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain atau bawahan. Karena kesanggupan mereka untuk emnerima arahan dari manajer, para bawahan membantu menegaskan eksistensi manajer dan memungkinkan proses kepemimpinan. 2. Kepemimpinan mencakup distribusi otoritas yang tidak mungkin seimbang diantara manajer dan bawahan. Manajer memiliki otoritas untuk mengarahjkan beberapa aktifitas bawahan yang tidka mungkin dengan cara yang sama mengarahkan aktifitas manajer. 3. Disamping secara legal mampu memberikan para bawahan berupa perintah atau pengarahan, manajer juga dapat mmepengaruhi bawahan dengan berbagai sifat kepemimpinanya. B KUALIFIKASI SEORANG PEMIMPIN Seseorang yang memiliki posisi manajer, seperti yang telah dideskripsikan pada terdahulu tidak selalu sekaligus menjadi pemimpin. Kualitas yang harus dimilki oleh manajer dalam setiap system sering kali berbeda dengan system lain. Oleh Karena itu, sangat sulit untuk menetapakan kualifikasi seorang pemimpin yang berlaku dalam segala zaman dan keadaan. Chaster I. Bernad (1968) berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki dua aspek. Pertama adalah kelebihan individual teknik kepemimpinan. Seorang yang memilki kondisi fisik yang baik, memilki ketrampilan yang tinggi menguasai teknologi, memilki persepsi yang tepat, memilki pengetahuan yang luas, memiliki ingatan yang baik, serta imajenasi yang meyakinkan akan mampu memimpin bawahan. Kedua adalah keunggulan pribadi dalam hal ketegasan, keuletan, kesadaran, dan keberhasilan. Berbeda dengan Benard, Hersey dan Blancard mengklasifikasikan keahlian yang diperlukan bagi seorang manajer manjadi tiga tingkat berikut ini : 1. mengerti prilaku masa lampau (Understanding Past Behavior) Yang utama manajer harrus mengerti mengapa orang berprilaku sebagaimana yang mereka lakukan. 2. memprediksi prilaku masa depan (Prediciting Future Behavior) yang pada dasarnya memahami prilaku masa lampau saja tidak cukup. Mungkin lebih penting adalah mampu memprediksi apakah yang akan mereka lakukan sekarang, besok, minggu depan, dan seterusnya pada kondisi lingkungan yang dinamis. 3. Pengarahan, Perubahan, dan Pengendalian Prilaku (Direction, Changing, and Controling Behavior). Terlepas dari dua pendapat di atas pada esensinya kualifikasi kepemimpinan yang memungkinkan seorang manajer maminkan peranya dalam menopang kondisi yang ada meliputi hal-hal berikut 1. watak dan kpribadian yang terpuji Agar para bawahan maupun orang yang berada di luar organisasi mempercayainya, sesorang manajer harus memilki watak dan kpribadian yang terpuj, manajer adalah cermin bawahan. 2.Prakarsa yang Tinggi Seorang pmimpin hendaknya seorang self starte memiliki inisiatif sendiri. Ia mengajukan gagasan dan bersedia menanggung resiko kegagalan bersamaan dengan adanya kesempatan untuk memperoleh keberhasilan. 3. Hasrat melayani bawahan Seorang harus percaya bawahan, mendengarkan pendapat mereka, berkeinginan membantu, serta menimbulkan dan menggabungkan ketrampilan agar karier mereka meningkat. 4. Sadar dan paham kondisi lingkungan Seorang manajer tidak hanya menyadari mengenai apa yang sedang terjadi di sekitarnya, tetapi juga harus memiliki penmgertian yang memadai sehingga dapat mengevaluasi perbedaan kondisi lingkungan tersebut untuk kepentingan organisasi dan para bawahanya. 5. Intelgensi yang tinggi Seorang manajer harus memilki kemampuan berpikir pada taraf yang tinggi ia dituntut untuk mampu menganalisis permasalahan dengan efektif, belajar dengan capat, dan memiliki minat yang tinggi untuk mendiami dan menggali suatu ilmu pengetahuan. 6. Berorentasi ke masa depan Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan memprediksi, dan visi MENEJEMEN KEPIMIMPINAN Pengertian kepimimpinan Menurut Stoner kepimimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tegas. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI Teori Kemunculan Pemimpinan Di dalam menjelaskan asal kemunculan jadi seorang pemimpin terdapat tiga teori yaitu teori genesis, teori social, teori ekologis. Di dalam teori Ganesis dinyatakn bahwa pemimpin itu tidak disebut akan tetapi sejak lahir mempunyai bakat-bakat untik menjadi pemimpin walaupun dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga. Secara filosofis teori ini menganut pandangan diterminasi. Pada teori social yang merupakan lawan dari teori genesis menyebutkan bahwa pemimpin itu harus disispakan dididik dan dibentuk, tidak terlahirkan begiu saja. setiap orang dapat menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Sedangkan teori ekologis / sintesis menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pimpinan, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya. Sifat dan Ciri Kepemimpinan Penyelidikan mengenai kepemimpinan di tahun-tahun 30 dan 40-an di arahkan pada cirri fisik, missal : tinggi badan, wajah, stamina, kepribadianya, moral, harga diri, kekuasaan, prakarsa dan lain-lain. Hasil dari penyelidikan tersbut belum dapat menjawab pertanyaan keefektivitas seorang pemimpin tidak di tentukan oleh ciri-ciri dan sifat yang di miliki. Dalam penelitian selanjutnya ditemukan suatu bukti bahwa kepemimpinan yang efektif cenderung mempunyai kelebihan dibidang kecerdasan, kelancaran berbahasa, rasa percaya diri sendir, prakarsa, dorongan prestasi dan ambisi kekuasaan. Bagaimanapun juga hubungan antara cirri-ciri tersebut keefektivitasan pengelolaan masih kabur. Keith Davis menggolongkan 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi : 1. Kecerdasan (Intelegensi) Penelitian menujukan bahwa seorang pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada karyawannya, tetapi tidak sangat berbeda. 2. Kedewasaan Sosial dan Hubungan Sosial yang Lias Pemimpinan cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan-kegiatan dan perhatian yang luas. 3.Motivasi diri dan dorongan berprestasi Pemimpin secara relative mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi, merka berkeja keras lebih untuk nilai intrinsic daripada ektrinsik. 4. Sikap-sikap hubungan manusia Seorang pemimpin yang sukses dan mengakui harga diri dan martabat bawahanya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorentasi kepada karyawan. Prilaku Pemimpin Pemimpin efektif mempunyai sifat peka terhadap bermacam-macam iklim psikis dari bawahanya. Selain itu seorang yang menyadari kelemahan dan kekuiarangan yang ada pada dirinya dan tidak mencoba untuk menyembunyikan kelemahan tersebuit. Namun demekian dia mempunyai kecerdasan dan ketangkasan di dalam menangkap aspek-aspek teknis dan tugasnya dan mau menempatkan orang lain yang cangkap untuk mengisi kelemahannya. Seorang pemimpin yang efesien mampu menghadapi setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka dan tidak di penuhi dengan ide-ide yang sempit. Ada yang mempunyai pendapat, bahwa seorang pemimpin yang baik pada saatnya harus dapat menampilkan sikap rendah hati, tidak sombong dan bersedia mendengarkan suara serta keinginan dari pengikutnya secara peka. Pemimpin yang baik juga harus bersikap adil dan bijaksana agar bawahan rela berpartisipasi dalam setiap kegiatan dalam iklim pesikologis yang menyenangkan. Selain itu dia harus dapat menjadi pusat komunikasi, untuk menyampaikan pikiran dan keinginanya, dangan tidak mengesampingkan informasi-informasi dari lingkunganya. Dan yang terahir adalah bahwa dia harus dapat berjasa sebagai pencari ide,. Artinya bahwa semua ide konstruksi yang di terimanya patut di tanggapi dengan baik. Kemudian di renungkan dan dipertimbangkan denghan bijaksana yang kemudian di implementasikan dalam tindakan-tindakan nyata. Pendekatan kedua ini mengenai prilaku kepimimpinan yang memusatkan perhatianya pada GAYA yang di gunakan seseorang dalam menghadapi bawahanya. Para peneliti mengidentifikasikan dua gaya kepimimpinan yaitu : gaya berorentasi pada tugas dan gaya yang berorentasi pada karyawan. Pimpinan yang berorentasi pada tuagas akan selalu memberi pengarahan dan melakukan pengawasan secara ketat kepada bawahan agar tugas yang di laksanakan bawahan berhasil dengan baik. Jadi gaya kepimimpinan seperti ini lebih mementingkan terlaksananya tugasdari pada perkembangan dan pertumbuhan bawahan. Pimpinan mengawasi bawahan. Disini seorang pemimpin lebih pada membina hubungan yang akrap penuh kepercayaan dengan anggota kelompok. DAFTAR PUSTAKA Cahyono Tri bambang, 1996. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta : Page 2 |