Berikut ini adalah pilar pilar yang menentukan sistem pertanian berkelanjutan kecuali

SariAgri -  Indonesia dikenal sebagai negara agraris, sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Tak salah, pertanian memegang peranan sangat penting dalam menopang roda perekonomian.

Sektor pertanian menjadi sumber penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Ia memiliki peluang besar terciptanya ketahanan pangan serta kemudahan tersedianya hasil komoditas pertanian lainnya.

Jadi sebagai negara agraris, pemenuhan konsumsi pangan maupun komoditas pertanian lainnya relatif tidak bergantung impor. Hanya saja pada kondisi tertentu dilakukan impor.

Secara global, peran pertanian menjadi krusial sehingga masuk dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau SDGs. TPB berisi 17 Tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada 2030.

Adapun salah satu tujuan TPB yang terkait sektor pertanian adalah tanpa kelaparan. Adalah menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.

Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.

Maksud dalam Pertanian berkelanjutan yang sebenarnya adalah berkelanjutan secara ekonomi yang dicapai dengan penggunaan energi yang lebih sedikit, minimalnya jejak ekologi, lebih sedikit barang berkemasan, pembelian lokal yang meluas dengan rantai pasokan pangan singkat, lebih sedikit bahan pangan terproses, kebun komunitas dan kebun rumah yang lebih banyak, dan lain sebagainya.

Pertanian berkelanjutan sangat bergantung pada pengembalian nutrisi ke tanah dengan meminimalisasi penggunaan sumber daya alam non-terbarukan seperti gas alam (yang digunakan sebagai bahan baku pupuk) dan mineral (seperti fosfat).

Faktor yang paling penting dalam pendayagunaan sumber daya alam di suatu lahan adalah tanah, cahaya matahari, udara, dan air. Karena itu pertanian berkelanjutan merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan pada sektor pertanian.

Konsep pertanian berkelanjutan, ialah yang bertumpu pada tiga pilar: ekonomi, sosial, dan ekologi. konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, ialah:

Berikut 3 Pilar Konsep Pertanian Berkelanjutan seperti dikutip dari Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng:

1. Manusia

Kehidupan sosial manusia, keberlanjutan ekologi alam, atau pilar triple-p. Segitiga pilar pembangunan (pertanian berkelanjutan) dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan aset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut.

Yang menjadi indikator utama dalam dimensi ekonomi ini ialah tingkat efisiensi ekonomi, dan daya saing juga besaran dan pertumbuhan nilai tambah termasuk dalam hal laba, serta stabilitas ekonomi.

2. Dimensi Sosial

Dimensi sosial merupakan orientasi kerakyatan, ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis yaitu tercegahnya terjadinya konflik sosial, preservasi keragaman budaya serta modal sosio-kebudayaan, termasuk dalam hal perlindungan terhadap suku minoritas.

3. Dimensi Lingkungan

Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Dalam hal ini mencakup terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis atau sumberdaya genetik, sumber air dan agroklimat, sumberdaya tanah, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan.

Berikut ini adalah pilar pilar yang menentukan sistem pertanian berkelanjutan kecuali

Tiga dimensi masyarakat berkelanjutan dapat diilustra­sikan dalam tiga lingkaran.Bagian paling luar, lingkaran ekologis berhubungan dengan ekosistem yang terjaga serta berfungsi dengan baik dengan keanekaragaman hayati yang banyak jum­lahnya – sebuah landasan ekologis yang membentuk da­sar dari segalanya. Adalah sangat penting untuk meles­tarikan proses ekologis alam dalam jangka panjang yang pada akhirnya menciptakan jaminan masa depan umat manusia. Alam memberikan kita serangkaian layanan gratis, seperti pemurnian air secara alami, menyaring radiasi sinar ultra violet, dan penyerbukan oleh serang­ga. Segala sesuatu yang ada di alam dapat dibenarkan. Aspek ekologis membentuk kerangka kerja bagian pa­ling luar untuk seluruh kegiatan umat manusia.

Lingkaran sosial berhubungan dengan dimensi ma­nusia – bahwa kita hidup dalam lingkaran masyarakat lokal dan global dalam hubungan yang saling bergan­tung satu sama lain dan berbagi secara sama dan adil atas beragam sumber daya alam dengan cara yang demok­tratis. Pendeknya, membangun sebuah masyarakat dima­na keperluan dasar kita terpenuhi dan hak asasi manusia dihormati. Aspek sosial adalah mempertahankan secara konstan serta menciptakan sebuah kehidupan yang baik. Keperluan manusia manakah yang harus lebih dipriori­taskan? Bagaimana mungkinkah kita menciptakan sebuah masyarakat yang bahagia dan berkecukupan dengan kata kunci seperti keamanan, partisipasi, integrasi dan budaya?

Lingkaran ekonomi menjelaskan aspek penting pera­watan – berhati-hati dengan beragam sumber daya yang kita miliki, manusia dan materi. Sebuah ekonomi yang menggunakan hasil bunga bank daripada modal. Sebuah pembangunan ekonomi yang berarti keuntungan-keun­tungan ekonomi untuk masyarakat secara keseluruhan dan tidak mengandung ancaman terhadap modal buatan dan alami. Ekonomi yang tidak adil secara sosial atau tidak berhu­bungan dengan kerangka ekologis adalah tidak berke-lanjutan. Dengan kata lain, bertindak secara berkelanjutan membuat ekonomi memiliki arti. WWF dalam melakukan kegiatannya berdasarkan pada beragam isu ekologi dan melibatkan dimensi sosial dan ekonomi dalam setiap upaya konservasi alam yang dilaku­kannya. (Sumber: Menyongsong akhir Decade of ESD (2005 – 2014) Perjalanan Education for Sustainable Development di Indonesia dalam Perspektif LSM)

  • 11 March 2016
  • |
  • Pengetahuan

Kota Hijau merupakan metafora dari kota berkelanjutan sehingga erat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan pembangunan berbasis green growth.

Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan kegiatan secara besar-besaran dalam aspek sosial dan ekonomi serta meningkatnya produksi, konsumsi dan gaya hidup manusia. Peningkatan ini menyebabkan efek negatif terhadap kelestarian lingkungan seperti pencemaran dan menurunnya jumlah sumber daya yang tidak dapat diperbarui secara drastis. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan adalah pendekatan ekologi.

Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

  1. Economically viable: pembangunan ekonomi yang dinamis.
  2. Socially-politically acceptable and culturally sensitive: pembangunan yang secara sosial politik dapat diterima serta peka terhadap aspek-aspek budaya.
  3. Environmental friendly: ramah lingkungan.

Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk mencegah atau mengurangi dampak pemekaran kota yang tidak terstruktur (urban sprawl) sehingga kota menjadi tidak efisien dan efektif dalam melayani kehidupan di dalamnya.

Berikut ini adalah pilar pilar yang menentukan sistem pertanian berkelanjutan kecuali

Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yang saling berkesinambungan, diantaranya:

  1. Pertumbuhan ekonomi, yakni menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan merestrukturisasi sistem produktif untuk menghemat sumber daya dan energi.
  2. Keberlanjutan sosial, yakni menjamin keadilan sosial dalam distribusi kekayaan dan pelayanan sosial.
  3. Keberlanjutan lingkungan, yakni dengan menjaga lingkungan tempat tinggal agar nyaman dan aman melalui zero emission.

Keberhasilan dari pembangunan berkelanjutan tidak hanya di bergantung pada sektor ekonomi melainkan perlu adanya campur tangan dari pemegang kekuasaan, dalam hal ini pemerintah, guna mengimplementasinya pembangunan berkelanjutan sehingga tercapai pemerataan kesejahteraan. Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan berorientasi pada pengembangan Kota Hijau yang memiliki kualitas hidup baik dan kondisi lingkungan yang kondusif.

Nelayan merupakan salah satu pekerjaan yang tercipta karena terjadinya interaksi manusia dengan lingkungannya. Kehidupan nelayan di Pantai Pangandaran … dapat dikaji dalam geografi melalui salah satu objek studi materialnya. Bagaimana kamu dapat menjelaskan pernyataan tersebut?​

14. IBM mengembangkan elektromekanis/elektrik MT/ST pada akhir tahun.... [HOTS a. 1950-an b. 1960-an mesin ketik yang disebut IBM c. 1970-an d. 1980-a … n​

Apa dampak positif dan dampak negatif dari teori tempat sentral yang dikemukakan oleh Walter Christaller?.

cari alat yang di gunakan dalam sistem informasi geografi dan sebutkan kegunaan dan cara pemakaian alat tersebut​

perbedaan iklim di wilayah satu dengan wilayah lainnya memengaruhi terjadinya pesebaran flora dan fauna. salah satu unsur yang memengaruhi pesebaran f … lora dan fauna berdasarkan kondisi tersebut adalah..​

mengapa diperlukan langkah mitigasi struktural dan mitigasi non struktural pada bencana lumpur lapindo​

Sebutkan Kelebihan dan kekurangan pembuatan peta secara konvensional dan digital min 2!​

jarak kota C-D pada peta adalah 24 cm dan jarak sebenarnya 600 km berapa skala peta tersebut?​

permasalahan di kepulauan Sunda besar​

Bagaimana prinsip korologi mencermati fenomena gempa bumi​