Berikut ini merupakan alasan letak mesin dan peralatan produksi penting untuk diperhatikan adalah
Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak/susunan fasilitas, mesin-mesin dan peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dpat berjalan dengan efisien dan lancar. Jenis Layout Pabrik Ada empat macam layout, yaitu: 1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya. 2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk. 3. Layout Kelompok atau Group Layout Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau memproses komponen yang sama 4. Layout Posisi Tetap Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap. Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi untuk pasar. Kelebihan Dan Kelemahan Layout Panrik Layout Fungsional Kelebihan Layout Fungsional
Kelemahan Layout Fungsional
Layout Produk Kelebihan Layout Produk
Kelebihan Layout Kelompok
Kelemahan Layout Kelompok
Perencanaan Layout Pabrik Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:
Apabila direncanakan membuat 1.000 unit produk dan kemampuan mesin untuk membuat setiap satuan produk memerlukan 0,4 jam mesin, sedang faktor efisiensinya adalah 70%. Faktor cadangan kerusakan 4%, dan jam kerja per minggu 40 jam maka mesin yang diperlukan adalah: dibulatkan menjadi 15 mesinWaktu yang diperlukan untuk memproses tiap satu unit sebesar 0,4 jam mesin ditentukan berdasarkan waktu standar atau waktu yang diperkirakan dengan memperhatikan waktu cadangan.Selanjutnya ditentukan juga mengenai kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut:dimana k adalah jumlah kegiatan yang dilakukan, pi adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan i, dan Ri adalah jumlah kegiatan i yang dikerjakan selama seminggu., sedang Te adalah jam kerja per minggu dikalikan faktor efisiensi.Contoh Menentukan Kebutuhan StafSuatu organisasi jasa memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan A dan kegiatan B. setiap kegiatan A memerlukan waktu pengerjaan 4 jam, dan setiap kegiatan B membutuhkan waktu 1,5 jam. Setiap orang bekerja 40 jam per minggu waktu dengan diberi kelonggaran waktu untuk kepentingan pribadi dan kegiatan non rutin sebesar 20%. Beban kerja diperkirakan untuk kegiatan A sebanyak 40, dan kegiatan B sebanyak 60. Tentukan jumlah minimum staff yang diperlukan! Faktor efisiensi = 1- 0,20 = 0,80 Jadi jumlah minimum staff yang dibutuhkan adalah sebanyak 8 orang.Analisis keseimbangan urutan pekerjaan (travel charting), pemetaan, aliran dan penyusunan diagram block layout Masalah yang menonjol yang dihadapi di dalam perencanaan layout garis khususnya adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (Line Balancing), yaitu keseimbangan antara kapasitas departemen atau mesin yang satu dengan kapasitas departemen atau mesin berikutnya di dalam proses produksi. Apabila keseimbangan ini tidak dijaga maka akan berakibat terjadinya penumpukan barang setengah jadi pada suatu bagian atau mesin tertentu, atau dapat pula berakibat terjadinya pengangguran kapasitas mesin tertentu dalam jumlah yang besar.Ketidakseimbangan dalam arus proses produksi dapat terjadi karena dua hal, yakni:
Sangat berterimakasih bila bersedia mencantumkan alamat link halaman ini sebagai sumber ***
PENDAHULUAN Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu dengan produk atau jenis jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya. Tata letak yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor-faktor produksi yang akan diproses, mulai sejak disiapkan dan diserahkan ke dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir (final product). Disamping itu pegawai yang terlibat langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan. Dengan demikian, tata letak yang baik juga akan menyebabkan pegawai bekerja dengan aman dan jauh dari tekanan perasaan. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecukupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi dan biaya penanganan kerja serta untuk kenyamanan kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai :
Pada dasarnya tujuan desain tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis dan produktif. PERMASALAHAN Dengan mempelajari lebih mendalam tentang tata letak atau layout ini, diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyan yang terkait dengan perencanaan tata letak sebagai salah satu bagian penting dari manajemen operasi perusahaan sebagai berikut:
PEMBAHASAN Menurut Russel dan Taylor (2000) tujuan tata letak adalah meminimalkan material handling cost, meningkatkan efisiensi ulitisasi ruangan, meningkatkan efisiensi ulitisasi tenaga kerja, mengurangi kendala proses, dan memudahkan komunikasi dan interaksi antara para pekerja dengan supervisinya atau antara pekerja dengan para pelanggan perusahaan. Dengan demikian secara umum tujuan tata letak adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal, diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan para karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik. Secara lebih terperinci perencanaan tata letak mecakup hal-hal sebagai berikut:
Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen prusahaan adalah kesederhanaan proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Penyusunan tata letak pabrik yang tepat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan material handling cost. Disisi lain penataan tata letak yang baik akan menunjang pelaksanaan proses produksi secara efisien. Lebih jauh lagi penyederhanaan proses produksi akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
Efesiensi penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada serta perlengkapan produksi yang disediakan di dalam perusahaan dapat dipertahankan pada tingkat utilisasi yang lebih tinggi. Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam mengadakan investasi pengadaan mesin dan peralatan produksi serta peralatan material handling. Apabila pengaturan dari mesin dan peralatan produksi serta peralatan material handling yang diperlukan tersebut tidak baik, kelancaran proses produksi menjadi terganggu sehingga penggunaan mesin dan peralatan produksi cenderung menjadi tidak optimal.
Waktu tunggu dalam pelaksanaan produksi akan berkurang apabila perusahaan memiliki tata letak yang tepat dan sistematis. Dengan pengaturan tata letak yang baik dan sistematis serta keseimbangan atar departemen yang proporsional, perusahaan dapat menyelaraskan tata letak itu dengan kebutuhan pengolahan yang mana akan mewujudkan kelancaran proses pengolahan. Keseimbangan kapasitas secara proporsional akan memberikan kontribusi penurunan waktu tunggu dalam proses pengolahan.
Penumpukan barang dalam proses produksi seringkali terjadi disebabkan karena tidak seimbangnya masing-masing mesin dan peralatan produksi di lini pengerjaan. Seperti yang diketahui bahwa hampir selalu keluaran salah satu bagian produksi akan menjadi masukan pada bagian produksi yang lain. Apabila kapasitas masing-masing bagian produksi tidak seimbang, makan akan terjadi penumpukan working in process inventory dalam pelaksanaan proses produksi. Penumpukan barang dalam proses ini selain akan meningkatkan biaya pengerjaan juga berakibat diperlukannya tempat penimpanan sementara yang cukup luas. Jika ini terjadi maka akan terjadi penurunan efisiensi pemakaian ruangan.
Penyusunan tata letak yang baik biasanya diikuti oleh dengan perencanaan tata ruang pabrik yang efisien. Dengan penyusunan tata ruang pabrik yang efisien memungkinkan teknisi dapat leluasa bergerak untuk memelihara fasilitas produksi. Dengan keleluasaan tersebut dapat menjadi faktor pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih mudah dan biaya pemeliharaan dapat ditekan karena pemeliharaan dapat dialkukan dengan cepat.
Apabila tata letak yang digunakan oleh perusahaan merupakan sebuah perencanaan yang cermat, maka tata letak dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk meningkatkan produktivitas kerja. Tata letak yang baik akan melahirkan lingkungan kerja yang asri, apik dan menyenangkan yang pada gilirannya akan mendorong kepuasan kerja. Pada akhirnya kepuasan kerja akan mendorong kenaikan produktivitas kerja semua pegawai perusahaan atau pabrik. Pelaksanaan proses produksi akan menjadi semakin cepat dan lancar serta waktu tunggu dapat diminimalisir guna mendorong peningkatan produktivitas pabrik. Kemacetan dalam proses produksi termasuk penumpukan barang dalam proses produksi dapat dihindarkan. Kelancaran produksi dan dan percepatan proses pengerjaan menjadi pemicu terhadap penyelesaian pengerjaan produk. Pengeluaran modal yang tidak penting dapat dihindarkan.
Investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik, membeli mesin dan peralatan produksi, umumnya berjumlah besar. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk membuat sebuah perencanaan tata letak yang baik dan efisien. Dalam program dan perencanaan tata letak ini harus sudah dipikirkan penempatan mesin dan peralatan produksi, ruang untuk penempatan material handling, ruangan untuk penyimpanan bahan dan komponen rakitan, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan ruang lain untuk menunjang proses pabrikasi yang lancar, agar tercapai pemanfataan yang baik dan efisiensi tercapai.
Pada umumnya, perusahaan dalam melaksanakan proses produksi mengharapkan waktu kerja yang efektif agar penggunaan SDM tidak terbuang percuma. Jam kerja efektif tenaga kerja akan berkurang bila tata letak pabrik kurang baik sehingga pekerja melakukan gerakan-gerakan yang melampaui kebutuhan. Tata letak yang kurang baik membuat pekerja harus hilir mudik dari satu ruangan ke ruangan yang lain dalam jarak yang cukup panjang. Untuk melaksanakan sinkronisasi antara tenaga kerja manusia dengan tata letak yang baik, manajemen dan para perekayasa perusahaan perlu melakukan analisa desain proses diikuti dengan dan studi ergonomik. Perencanaan tata letak yang baik beserta telaahan ergonomi akan memberikan umpan balik yang baik terhadap efisiensi penggunaan tenaga kerja manusia. Dengan cara itu tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai dapat diselesaikan dengan cepat dalam waktu yang optimal. Bila perencanaan tata letak dilakukan dengan baik maka penggunaan tenaga kerja manusia dapat mencapai target yang optimal dan waktu yang terbuang dapat diminimalisir yang pada akhirnya, utilisasi tenaga kerja akan meningkat secara optimal.
Keteraturan peletakan mesin dan peralatan produksi dalam sebuah perusahaan akan menciptakan lingkungan kerj ayang baik. Tenaga kerja akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Tekanan perasaan yang berujung pada timbulnya stress dapat dikurangi sehingga pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan gembira dan bebas dari beban mental yang tidak perlu. Hal tersebut akan terwujud apabila manajemen melakukan perencanaan layout secara tepat sejak awal dengan baik. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang mengakibatkan rasa sumpek, tidak serasi, tidak sistematis dan pengap akan memberikan dampak psikologis yang berat terhadap para pekerja. Keharusan pekerja mengeluarkan energi yang berlebihan karena atus bahan dan komponen yang bolak balik, material handling yang tidak efektif dan efisien, akan membuat pekerja cepat lelah, bosan, dan akhirnya stress. Aliran bahan dan pekerjaan menjadi terhambat, produksi menjadi lambat dan pada akhirnya produktivitas akan menurun. Akibat dari semua itu adalah meningkatnya biaya produksi. Untuk menghindari hal tersebut manajemen dan par amanager berusaha untuk membuat sebuah perencanaan tata letak yang paling baik dan optimal. Para manager berusaha untuk menghilangkan hambatan dan menimalisir penghalang (bottle neck) yang berpotensi dihadapi. Kemampuan untuk menghilangkan kendala proses demikian itu merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembuatan perencanaan tata letak pabrik yang berhasil guna. Dari berbagai penelitian yang ada, perencanaan tata letak yang menimbulkan kesulitan komunikasi antar para pekerja, pekerja dengan supervisi, dan antar supervisi yang ada menghasilkan produktivitas yang rendah. Melihat sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan komunikasi antar satu dengan lainnya maka rancangan tata letak yang menghalangi manusia untuk dapat berkomunikasi atau pekerja yang menghadap dinding akan menurunkan moral pekerja. Mereka akan cepat bosan dan merasakan tekanan perasaan yang tidak tersalurkan, yang pada kahirnya berdampak pada penurunan kinerja. Jarak yang kauh antara satu pekerja dengan pekerja lainnya juga akan menghambat komunikasi antar mereka. Maka dari itu untuk menghindari penurunan produktivitas yang diakibatkan karena adanya hambatan komunikasi antar manusia, maka diperlukan perencanaan tata letak yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. MODIFIKASI TATA LETAK Perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan oleh setiap perusahaan. Kebutuhan modifikasi ini disebabkan beberapa faktor sebagai berikut :
Perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat produk baru dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yag baru bagi perusahaan tersebut.perubahan desain produk ini seringkali akan mengakibatkan juga terjadinya perubahan dalam pelaksanaan proses produksi di perusahaan yang bersangkutan. Perubahan proses produksi ini kadang-kadang merupakan perubahan yang tidak fundamental, tetapi juga sering terjadi perubahan proses produksi yang cukup mendasar. Besar kecilnya perubahan proses produksi yang diakibatkan oleh perubahan desain produk ini akan sangat tergantung kepada banyak dan sedikitnya perubahan pada desain produk yang bersangkutan. Perubahan pelaksanaan proses produksi betapapun kecilnya akan berakibat pada kebutuhan untuk menyesuaikan tata letak yang telah ada di perusahaan tersebut. Agar tata letak yang dipergunakan masing-masing pabrik sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan produksi yang dijalankan perusahaan yang bersangkutan, modifikasi perlu diadakan sewaktu-waktu. Dengan cara itu tata letak yang tersedia dalam sebuah perusahaan atau pabrik yang bersangkutan akan selalu aktual serta relevan dengan kebutuhan pengolahan. Perubahan tata letak dimaksud tidak selalu berarti perubahan total atau mendasar dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahan-perubahan kecil yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan perubahan desain produk yang terjadi. Frekwensi penyesuaian tata letak yang tinggi biasanya sering dijumpai pada perusahaan perakitan mobil atau elektronika. Frekwensi perubahan yang tinggi tersebut disebabkan oleh tingginya frekwensi perubahan desain dan semakin pendeknya siklus hidup produk otomotif dan elektronika. Dengan adanya perubahan desain dari mobil yang diproduksi secara berkala (bebeap atahun sekali), dperlukan pula adanya perubahan atas tata letak secara berkala.
Terjadinya perubahan volume permintaan terhadap produksi perusahaan yang dihasilkan akan berakibat pada perubahan volume produksi. Perubahan volume permintaan tersebut harus dijawab dengan penyesuaian produksi dan berdampak pada tata letak proses produksi agar perusahaan mampu memenuhi perubahan volume permintaan tersebut. Perubahan volume permintaan dapat berupa penambahan atau penurunan permintaan. Peningkatan volume permintaan akan membuat perusahaan meningkatkan kegiatan poduksinya. Bahkan peningkatan volume permintaan yang sangat besar mengharuskan perusahaan memperluas skala atau meningkatkan proses produksi secara signifikan. Dengan adanya peningkatan skala perusahaan maka manajeman wajib merencanakan ulang tata letak proses produksi sehingga dapat menghasilkan produksi sesuai dengan skala permintaan yang ada. Namun apabila ternyata volue permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan menurun, maka manajemen perlu melakukan hal-hal sebagai berikut guna tetap menjaga efektifitas dan efisiensi perusahaan :
Dengan demikian penurunan volume permintaan tersebut mengharuskan manajemen juga kembali menganalisis kemungkuinan perubahan tata letak mesin dan peralatan produksi sesuai dengan redefinisi volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Secara alamiah mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh perusahaan akan mengalami penurunan kinerja karena keusangannya. Selain itu perkembanga teknologi saat ini telah mampu menciptakan mesin-mesin produksi dengan kapasitas yang lebih besar dengan kemampuan yang sangat canggih. Dengan kedua hal tersebut diatas, maka mesin dan peralatan perusahaan yang ada saat ini bukanlah satu-satunya mesin dan peralatan yang paling mutakhir, sehingga apabila perusahaan ingin bersaing dalam meningkatkan volume produksi dengan perusahaan lainnya, maka diperlukan pembaruan dari mesin-mesin dan peralatan produksi dimaksud. Pada umumnya mesin dan peralatan produksi yang terbaru memiliki kemampuan kapasitas produksi yang lebih banyak dengan tetap mengoptimalkan sumber daya energi yang ada serta tidak memiliki dimensi yang besar. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sudah harus memiliki rancangan untuk melakukan penggantian mesin produksi yang mempu memenuhi kebutuhan produksinya. Dengan mesin dan peralatan yang lebih maju, maka perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya dalam penyediaan hasil produksi. Namun demikian rencana penggantian mesin dan peralatan produksi tersebut wajib diikuti dengan perencanaan tata letak yang baru sesuai dengan karakteristik mesin dan peralatan baru tersebut.
Penambahan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada merupakan kegiatan yang selalu ada pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan teori siklus hidup produk, setiap kali produk telah mencapai pada tingkat penjualan maksimum (tahap kedewasaan), maka pada kali berikutnya penjualan produk tersebut akan mengalami penurunan. Dalam keadaa seperti itu, maka perusahaan akan melakukan usaha untuk melahirkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada agar dapat menunjang mempertahankan keadaan produk perusahaan di pasar. Penjualan produk perusahaan secara keseluruhan perlu dicegah penurunannya demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apabila pembuatan produk baru hampir sama atau relatif mirip dengan proses produksi produk-produk yang sudah ada, perubahan dalam pelaksanaan proses produksi produk yang sekarang tidak akan mengalami banyak perubahan. Namun demikian apabila perubahan yang dilakukan cukup mendasar, maka diperlukan perubahan-perubahan yang mendukung pelaksanaan pembuatan atau proses produksi untuk produk baru yang ada saat ini. Perubahan-perubahan mendasar dalam proses produksi sebuah produk baru atau pengembangan produk, perlu diikuti dengan perubahan tata letak pabrik. Perubahan untuk penyesuaian tata letak pabrik dengan proses produksi perlu dilakukan untuk menjamin arus pengerjaan produksi dalam pabrik benar-benar dapat dipertahankan pada tingkat paling optimal. Apabila perubahan atas kebutuhan pelaksanaan proses produksi initidak diselaraskan dengan tata letak pabrik, hal tersebut akan berakibat pada kurang lancarnya pelaksanaan pekerjaan. Kurang lancarnya arus proses dan terdapatnya hambatan dalam proses pengerjaan produk akan berakibat pada menurunnya produktivitas. Dalam keadaan demikian itu, integrasi perencanaan pengolahan produk dengan tata letak harus dilakukan manajemen sejak dari awal. Tata letak yang diselaraskan dengan pelaksanaan proses produksi baru akan menjamin pelaksanaan fabrikasi menjadilebih baik dan efisien.
Dalam sebuah perusahaan, kondisi lingkungan kerja akan sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja karyawan. Diantara faktor kondisi lingkungan kerja yang memerlukan perhatian adalah :
Faktor-faktor kondisi lingkungan kerja ini perlu dipertimbangkan agar semua karyawan perusahan dapat bekerja dengan tingkat produktivitas yang lebih baik. Keluhan-keluhan yang disampaikan para karyan dalam melaksanakan proses produksi sebaiknya ditanggapi secara proporsional oleh manajemen. Keluhan ini dipergunakan sebagai bahan masukan penyusunan perbaikan kondisi lingkungan kerja perusahaan. Dalam upaya memperbaiki mondisi lingkungan kerja ini, perusahaan perlu menyusun perencanaan tata letak pabrik yang cocok dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan. Dengan demikian semua karyawan dapat bekerja dengan lebih baik, produktif, efisien, efektif dan lebih ekonomis.
Dalam sebuah perusahaan seringkali terdengar kecelakaan kerja sewaktu menjalankan sebuah proses produksi. Kecelakaan-kecelakaan kerja ini dapat saja merupakan kecelakaan kecil yang dianggap sebagai kejadian yang biasa atau akibat dari kecelakaan tersebut tidak begitu serius sehingga tidak mendapat rotes keras dari para karyawan. Namun demikian terdapat kemungkinan bahwa kecelakanan yang terjadi dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal terhadap karyawan. Bahkan mungkin terjadi kecelakaan kerja tersebut dapat mengakibatkan cacat tetap pada karyawan bahkan kematian atau meninggal dunia. Pada dasarnya kecelakaan kerja pada sebuah perusahaan, meskipun termasuk kategori kecelakaan kecil, tetap merupakan hal yang serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi berukuran besar dan berbasis manusia akan sangat berbahaya bagi para pekerja. Kelengahan dan kekurang hati-hatian akan berakibat fatal meskipun diakui bahwa kecelakaan kerja biasanya berawal dari faktor kelengahan karyawan. Namun demikian kewajiban manajemen adalah tetap menjaga dan melakukan kegiatan-kegiatan perlindungan dan proteksi agar kecelakaan kerja ini dapat diminimalisir terjadi pada karyawan perusahaan. Terkait dengan usaha meminimalkan kecelakaan kerja ini, tata letak mesin dan peralatan produksi perlu diatur sedemikian rupa sehingga memiliki derajat kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan kerja. Kesesuaian tata letak dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan, serta dilengkapinya mesin dengan alat-alat pencegah bahaya akan menurunkan resiko kecelakaan kerja. Dengan demikian penyusunan tata letak pabrik, peletakan dan penataan mesin dan peralatan produksi harus menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Tata letak memiliki hubungan yang sangat erat dengan kelancaran arus material, sistemisasi arus pekerjaan, dan pola gerak pekerja pabrik. Arus material berdampak langsung pada material handling cost. Pekerjaan yang tidak sistematis akan berakibat terjadinya arus komponen dan bahan yang bolak balik di tempat pegolahan. Bila ini terjadi, bukan saya material cost handling saja yang meningkat, tetapi juga upah tenaga kerja yang harus dibayar seiring dengan meningkatnya waktu pengerjaan produk. Akibatnya produktivitas, efektifitas dan efisiensi kerja menurun. Dengan demikian, sejak awal faktor-faktor yang berpotensi merugikan tersebut harus telah diukur dan diperhitungkan dalam perencanaan tata letak. Diantara beberapa kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian dalam merumuskan tata letak adalah jarak tempuh dari pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi yang dihasilkan. Jarak angkut, volume dan berat bahan, produk yang sedang dalam pengerjaan dan hasil selesai akan menentukan jenis peralatan material handling yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut bila tidak dicermati dari awal akan menimbulkan terjadinya kelambatan proses, pemborosan waktu dan sumber daya lainnya sehingga dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas dan efisiensi perusahaan pabrik yang bersangkutan. Manajemen dan tenaga perekayasa harus mampu melakukan perencanaan tata letak bagi pabrik yang mampu menjamin tingginya produktivitas dan efisiensi pabrik. Perencanaan tata letak yang baik akan mengindarkan perusahaan dari kegiatan-kegiatan dan gerakan yang tidak perlu sehingga dapat menciptakan penghematan waktu, tenaga dana sekaligus menjamin kelancaran produksi. Dengan demikian perencanaan tata letak yang baik dapat mereduksi biaya atau menghemat dalam pengeluaran perusahaan.
Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan yang berhasil dalam melaksanakan bisnisnya akan mendapat pasar yang lebih luas. Perluasan pasar kadang harus diikuti oleh suatu pertambahan lokasi pemasaran atas produksi yang dihasilkan. Terjadinya pergeseran atau perluasan lokasi pabrik ini akan berdampak pada penataan pabrik. Dalam upaya mendekati konsumennya, perusahaan kadang membutuhkan perluasan salah satu kegiatan produksi di berbagai kota. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pergeseran dan perluasan lokasi pemasaran dapat berdampak pada penataan kembali pusat-pusat produksi perusahaan. JENIS TATA LETAK Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas :
Dalam perkembangannya kemudian muncul berbagai model tata letak baru sebagai hasil usaha penyempurnaan terhadap tata letak yang sudah ada, seperti tata letak seluler, tata letak hibrida, tata letak fleksibel dan tata letak untuk pabrik berbasis komputer (terotomatisasi penuh). Modernisasi tata letak tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan fleksibilitas sistem. Pada perencanaan konvensional, tata letak dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Perencanaan tata letak modern dilakukan karena mesin-mesin produksi sudah berbasis komputer. Mesin-mesin CNC dan DNC mulai dipergunakan, bahkan kemudian muncul mesin-mesin dan peralatan full computerized. Pemakaian mesin dan peralatan seperti itu membuat masin dan peralatan diubah setelannya sehingga mampu melaksanakan tugas pengolahan lain atau dipakai untuk menghasilkan produk lain. Umumnya industri modern telah menggunakan tata letak hibrida tersebut.
Tata letak produk (product layout) lazim juga disebut flow shop atau continous production system layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan sebuah produk atau jasa yang akan diserahkan dimana unit-unit yang diproduksi akan memiliki urutan proses pengerjaan yang sama. Gambar 4.1 Model umum tata letak pabrik roti
Tata letak berorientasi produk ini akan digunakan dengan kentuan sebagai berikut:
Dengan demikian setiap unit produk yang diproses akan memiliki urutan proses pengerjaan yang sama dan tetap. Dalam tata letak produk ini pusat-pusat kegiatan, mesin-mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lini pengerjaan yang berbentuk garis lurus, bentuk L atau U untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk. Pada gambar 4.1 diatas, disajikan sebuah model hipotik dari sebuah pabrik roti. Work centre ditata sedemikian rupa sehingga memperoleh bagan arus pekerjaan yang berbentuk U. pengendalian mutu dan kegiatan, serta pengolahan data dan informasi dari setiap departemen pengolahan yang ada, dilakukan oleh depertemen pengendalian. Monitoring atas arus bahan, pekerjaan, dan mutu olahan setiap tahapan proses (work centre), termasuk pengendalian mutu, ditunjukkan oleh hubungan timbal balik setiap aktivitas dengan departemen pengendalian. Melalui hubungan timbal balik tersebut, permasalahan yang ada pada setiap departemen atau tahapan proses dapat diikuti dengan cermat sehingga langkah koreksi dapat dilakukan oleh manajemen setiap saat diperlukan. Secara umum tata letak berorientasi pada produk ini lazim dijumpai pada perusahaan fabrikasi dan usaha perakitan. Usaha fabrikasi dan manufaktur membuat produk melalui arus konversi bahan baku menjadi keluaran yang spesifik, seperti pabrik ban mobil, pabrik suku cadang, pabrik kain, pabrik peleburan besi dan sebagainya. Karakteristik tata letak produk yanng menghasilkan keluaran yang sama, dan bersifat tetap adalah mesin yang digunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus dengan tenaga kerja yang memiki keahlian khusus. Material handling umumnya dilakukan dengan sistim ban berjalan, atau tergantung dengan mobile material handling berupa traktor, crane, forklift dan sebagainya. Tata letak yang berorientasi produk memeberikan keuntungan utama yaitu:
Sementara kerugian yang lebih kecil dibanding keuntungannya dapat diuraikan sebagai berikut:
Tata letak proses, atau lazim disebut dengan functional layout (tata letak fungsional) adalah penataan tata letak fasilitas dan mesin atau peralatan produksi yang dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya. Model ini baik untuk diterapkan pada perusahaan yang menjalankan pengolahan produk secara kelompok (batch) atau pesanan dari pelanggan secara individual. Ciri-ciri tata letak ini adalah sebagai berikut:
Tata letak proses ini diaplikasikan pada rumah sakit. Dokter dikelompokkan menurut keahlian masing-masing dan secara bersama-sama menjalankan kegiatan poliklinik sesuai keahliannya itu. Perusahaan bengkel service kendaraan bermotor, organisasi penelitian, universitas, perusahaan asuransi, kepolisian dan sebagainya menggunakan tata letak proses. Tipe umum tata letak proses disajikan dalam gambar 4.2 Gambar 4.2 Bentuk umum tata letak proses
Gambar 4.3 Tata letak ruang gawat darurat rumah sakit
Pada gambar 4.3 disajikan bentuk umum tata letak proses pada sebuah rumah sakit dengan beberapa poliklinik. Dalam gambar disajikan contoh kasus layanan pasien A (patah kaki) dan pasien B (kerusakan alat pacu jantung). Kedua pasien itu ditangani secara fungsional (kebutuhan layanan sesuai dengan jenis penyakitnya), sampai selesai dan menyelesaikan kewajiban administrasinya. Keuntungan utama dalam tata letak proses ini adalah fleksibilitasnya dalam menentukan peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan pada salah satu mesin, hal tersebut tidak perlu menghambat seluruh proses. Pekerjaan dapat ditransfer ke mesin yang lain dalam depertemen yang sama. Tata letak proses juga juga sangat baik untuk menangani produksi suku cadang dalam bantuk batch atau job lot yang kecil. Pengerjaan berkaitan dengan produksi berbagai suku cadang dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sementara kerugian dalam tata letak proses adalah penggunaan peralatan yang general purpose yang memerlukan waktu lama untuk pemesanannya dan biaya yang lebih tinggi. Disamping itu diperlukan lebih banyak keahlian, tenaga kerja dan persediaan barang dalam proses karena ketidakseimbangan yang besar dalam proses produksi. Keahlian tenaga kerja yang tinggi menuntut diadakannya usaha peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan atau in the job training secara kontinyu. Proses ini membutuhkan investasi besar di bidang sumber daya manusia.
Tata letak tetap lazim juga disebut dengan tata letak proyek. Proyek adalah sistim produksi yang dirancang untuk memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen pekerjaan yang tinggi. Kegiatan perakitan pesawat udara, pembuatan kapal pesiar, pembangunan bendungan, jembatan, gedung dan sebagainya tergolong proyek. Dalam tata letak tetap, produk yang dikerjakan tetap berada di suatu tempat pengerjaan yang ditentukan. Alat-alat dan perlengkapan, bahan serta pekerja, baik tenaga terampil atau tenaga ahli dibawa ke tempat pengerjaan produk. Faktor penting dalam tata letak ini adalah penentuan lokasi directie-kit, ukuran dan jenis konstruksinya. Directie-kit dimaksud akan dimanfaatkan sebagai ruang kerja aparatur proyek, gudang bahan dan peralatan, tempat reparasi alat-alat proyek dan asrama pengawas dan keamanan proyek. Pada umumnya tata letak tetap menjadi rumit karena dipengaruhi oelh faktor-faktor antara lain sebagai berikut:
Gambar 4.4 Model umum tata letak posisi tetap dalam pembuatan kapal
Tata letak ritel (ritel layout) Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua pengunjung dn pelanggan merasa nyaman berada dalam bangunan karena udaranya yang sejuk, cahaya yang cukup dan lain-lain. Barang yang didisplay juga memiliki daya tarik, mudah dijangkau serta menjamin keleluasaan bagi seluruh pelanggan untuk bergerak. Loket pembayaran juga harus cukup tersedia sehingga pelanggan tidak perlu antre lama, alunan musik yang lembut dan sebagainya. Ada lima ide yang berguna untuk menentukan pengaturan tata letak menyeluruh untuk departemen store atau supermarket yaitu:
Gambar 4.5 Tata letak ritel supermarket atau swalayan
Tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan, dapat meminimalkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan atau penyerahan barang. Tata letak gudang disesuaikan dengan sistim persediaan yang dipergunakan, misalnya FIFO (first in first out). Pada perusahaan distributor, penentuan lokasi gudang wilayah dan penataan barang persediaan didalamnya sangat penting artinya. Gudang wilayah adalah ujung terdepan perusahaan untuk memperoleh daya saing kecepatan penyerahan produk ke pasar atau pelanggan.
Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karywan dan peralatan agar arus pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada terjamin. Tata letak pada kantor modern difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Ruangan kerja para karyawan harus disesuaikan antara luasnya dengan volume pekerjaannya. Dengan demikian ruangan akan terpakai secara efisien dan karywan dapat bekerja lebih produktif. PENUTUP Keputusan mengenai penentuan tata letak sangat penting artinya karena tata letak memiliki kontribusi yang besar serta berhubungan langsung dengan efisiensi proses produksi. Dalam penerapannya tata letak konvensional sudah tidak memedai lagi sehingga perusahaan harus mulai beralih pada perencanaan tata letak yang modern sesuai dengan kebutuhan proses produksi barang atau jasa yang dihasilkannya. Perusahaan dapat mengadopsi atau mengembangkan model tata letak yang dibuat oleh para konsultan layout maupun peneliti tata letak. Tata letak modern sudah terintegrasi dengan sistim yang terkomputerisasi dengan mesin atau peralatan produksi. Dengan mempelajari lebih lanjut tentang desain tata letak ini, maka diharapkan perusahaan mampu melakukan proses produksi secara lebih efektif dan efisien dengan menekan biaya-biaya yang dapat timbul karena kurang baiknya pengaturan tata letak. DAFTAR PUSTAKA
|