Berikut ini yang tidak termasuk kaidah teks negosiasi

Berikut ini yang tidak termasuk kaidah teks negosiasi

Ilustrasi negosiasi. (sumber: Freepik)

Bola.com, Jakarta - Teks negosiasi adalah jenis teks yang berisi gambaran bentuk interaksi sosial antara pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam suatu persoalan. Negosiasi berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.

Dalam kehidupan sehari-sehari, proses negosiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Bahkan, setiap orang mungkin pernah melakukan kegiatan tawar menawar, terutama dalam hal jual beli.

Kedua pihak yang melakukan negosiasi mempunyai hak terhadap hasil yang akan disepakati. Hasil akhir dari negosiasi tersebut harus terdapat persetujuan dari semua pihak dengan kesepakatan bersama.

Jadi, teks negosiasi bisa juga disebut sebagai teks yang di dalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak, untuk memenuhi kepuasan pihak yang bersangkutan dalam elemen tertentu seperti kerja sama dan kompetisi.

Seperti jenis teks lainnya, teks negosiasi juga memiliki struktur dan kaidah kebahasaan sendiri untuk membedakannya dengan teks yang lain.

Berikut ini rangkuman tentang struktur teks negosiasi, kaidah kebahasaan, dan contohnya, seperti dilansir dari laman emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (5/10/2021).

Berikut ini yang tidak termasuk kaidah teks negosiasi

Ilustrasi menulis, teks. (Image by Free-Photos from Pixabay)

Struktur Teks Negosiasi

Secara umum, teks negosiasi mempunyai struktur sebagai berikut:

Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa, dan sebagainya.

Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.

Penawaran merupakan suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar dari pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.

Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

Penutup merupakan akhir dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Berikut ini yang tidak termasuk kaidah teks negosiasi

Ilustrasi menulis. Credit: unsplash.com/Green

Kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:

1. Bahasa persuasif

Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Contoh kalimatnya: 'Bagus itu, Bu. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir'.

2. Kalimat deklaratif

Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Contoh: Kualitas kaos ini setara dengan yang impor.

3. Bahasa yang sopan

Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak terjalin komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.

Contoh:

a. Kalau harga segitu saya masih rugi, Bu. (sopan).

b. Enak saja, nawar gak pakai mikir (tidak sopan).

4. Menggunakan konjungsi

Contoh :

Meski buatan dalam negeri, kualitas baju ini sangat baik.

Ibu tidak akan menyesal, walaupun harus membayar agak mahal.

5. Menggunakan kalimat yang efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai kaidah bahasa yang berlaku.

6. Berisi pasangan tuturan

Dalam teks negosiasi, tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah

Contoh:

"Coba ambilkan contoh kaos yang ukuran XL!"

8. Menggunakan pronomina

Kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya: saya, kami, Anda.

9. Menggunakan kalimat langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh narasumber.

Contoh: "Bu, ada sepatu merek xxx?"

10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepakatan atau tidak.

Contoh: "Baik Bu, akan membeli berapa buah?"

11) Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

Contoh kalimatnya: "Bulan lalu harganya masih Rp70 ribu, masa sekarang sudah jadi Rp80 ribu?"

Berikut ini yang tidak termasuk kaidah teks negosiasi

Ilustrasi menulis. Credit: pexels.com/Ylanite

Cara bernegosiasi yang baik

a. Pendapat yang dikemukakan disertai alasan, fakta, atau contoh yang jelas.

b. Pendapat yang dikemukakan disampaikan dengan lancar, jelas, dan sopan.

c. Perhatikan penjelasan pendapat yang dikemukakan. Hal ini berhubungan dengan gaya bicara orang yang mengemukakan pendapat.

d. Agar mudah dipahami oleh orang lain, sampaikan pendapat-pendapat dengan intonasi dan suara yang keras.

e. Berbicaralah dengan sopan dan bijaksana saat menyampaikan pendapat.

f. Jangan mempertahankan pendapat dengan cara ngotot

Berikut ini yang tidak termasuk kaidah teks negosiasi

Ilustrasi menulis, mengetik. (Photo by Lukas Blazek on Unsplash)

Contoh Teks Negosiasi Jual Beli di Pasar Daging

Di sebuah pasar tradisional, Bu Heri mau membeli daging di satu di antara lapak langganannya.

Orientasi

Penjual: Selamat pagi, Bu Heri, wah sudah belanja macam-macam, ya?

Bu Heri: Iya Pak. Nanti sore akan ada arisan. Jadi, hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya.

Penjual: Oohh... Ini kebetulan dagingnya segar-segar Bu. Baru sampai subuh tadi, belum kena freezer. Ibu Heri mau daging apa? Kambing apa sapi?

Permintaan

Bu Heri : Sapi sajalah Pak. Tidak berani makan daging kambing. Suami saya sedang naik tensinya, bisa gawat kalau makan daging kambing.

Penjual : Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Akan tetapi, saya rajin makan ketimun, melon, semangka, apel, kangkung biar seimbang, Bu. Jangan lupa juga banyak minum air putih. Satu lagi yang terpenting adalah harus ikhlas, Bu!

Bu Heri: Ikhlas, bagaimana Pak?

Penjual: Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya tidak akan naik.

Bu Heri: Betul juga Bapak ini.

Penjual: Nah, ini! Ibu, silakan pilih, mau bagian mana? paha atau iga?

Bu Heri: Kalau paha sekilonya berapa, Pak?

Penjual : Masih sama bu seperti kemarin, Rp110 ribu, Bu.

Bu Heri: Kalau iga?

Penjual: Buat Bu Heri, saya berikan diskon saja, Rp105 ribu untuk 1 kg iga.

Penawaran

Bu Heri: Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga ½ kg, tetapi harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak.

Penjual: Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga Rp210 ribu saja.

Bu Heri : Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga, Pak. saya hendak membuat kaldu.

Persetujuan

Penjual: Siap Bu Heri. Pokoknya beres (penjual daging itu mulai menyiapkan pesanan Bu Heri)

Bu Heri: Terima kasih, Pak.

Pembelian

Penjual: Ini Bu, sudah saya pisahkan iga dan paha. Semuanya 210 ribu.

Bu Heri: Terima kasih, Pak. Ini uangnya.

Penjual: Uangnya Rp250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?

Bu Heri: Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?

Penjual: Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, Ibu membayar Rp200 ribu dulu saja, sisanya besok ketika ibu belanja di sini lagi.

Bu Heri: Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak.

Penutup

Penjual: Iya Bu, tidak usah dipikirkan.

Bu Heri: Terima kasih, Pak.

Penjual: Ya bu. Salam untuk Pak Heri.

Bu Heri: Ya Pak.

Sumber: Kemdibud