Berikut yang bukan merupakan contoh simbiosis parasitisme adalah

Merdeka.com - Setiap makhluk hidup di bumi selalu memiliki hubungan satu dengan yang lain. Secara umum, hubungan antar makhluk hidup ini membentuk sebuah rantai makanan, di mana satu hewan akan dimangsa hewan lain yang lebih kuat dalam seleksi alam.

Bukan hanya itu, hubungan antar makhluk hidup ini juga bisa berupa interaksi simbiosis. Dalam hal ini, terdapat berbagai jenis interaksi simbiosis yang sering terjadi pada makhluk hidup. Mulai dari simbiosis mutualisme yang saling memberikan keuntungan, atau simbiosis komensalisme yang memberikan keuntungan lebih besar pada salah satu organisme.

Selain itu, ada pula simbiosis parasitisme yaitu hubungan antara dua spesies memberikan keuntungan namun dengan mengorbankan salah satu dari spesies tersebut. Dalam bahasa Latin, parasitisme berarti, orang yang makan di meja orang lain. Dengan kata lain, salah satu spesies tersebut berperan sebagai parasit atau pengganggu spesies lain untuk mendapatkan keuntungan tersendiri.

Terdapat berbagai macam contoh simbiosis parasitisme yang sering terjadi di lingkungan sehari-hari. Seperti kutu rambut, nyamuk, semut, hingga rayap. Beberapa contoh simbiosis parasitisme ini dibedakan menjadi beberapa jenis, di mana masing-masing jenisnya memiliki karakteristik yang berbeda.

Dilansir dari Vendantu, berikut penjelasan contoh simbiosis parasitisme dan jenisnya kami rangkum untuk Anda.

2 dari 3 halaman

Sebelum mengetahui contoh simbiosis parasitisme, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud simbiosis dan simbiosis parasitisme. Simbiosis adalah interaksi atau hubungan hidup yang erat antara organisme dari spesies yang berbeda. Hubungan simbiosis ini biasanya membawa keuntungan bagi salah satu atau kedua spesies yang terlibat dalam interaksi tersebut.

Dengan kata lain, simbiosis dipahami sebagai hubungan antara dua spesies makhluk hidup yang saling bergantung. Sebab, masing-masing organisme tidak dapat bertahan hidup sendiri dan saling membutuhkan. Dengan begitu, dua spesies tersebut akan terlibat dalam hubungan simbiosis sebagai upaya untuk bertahan hidup.

Sementara itu, pengertian simbiosis parasitisme adalah hubungan simbiosis jangka panjang antara dua spesies. Jenis simbiosis ini biasanya akan memberikan keuntungan pada salah satu spesies, dan spesies lain dikorbankan atau dirugikan. Dalam bahasa Latin, parasitisme berarti, orang yang makan di meja orang lain, atau hidupnya seperti parasit, bergantung.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali contoh simbiosis parasitisme yang terjadi. Lebih lanjut, kategori simbiosis ini dibagi menjadi beberapa jenis dengan karakteristik dan contoh yang berbeda.

3 dari 3 halaman

Setelah memahami pengertian dari simbiosis dan simbiosis parasitisme, berikutnya akan dijelaskan berbagai jenis dan contoh simbiosis parasitisme. Dalam hal ini, simbiosis parasitisme dibagi menjadi beragam jenis, mulai dari parasitisme wajib, fakultatif, ektoparasit, makro dan mikroparasitisme, hingga parasitisme induk.

Masing-masing jenis parasitisme ini memiliki karakteristik dan contoh yang berbeda-beda. Berikut penjelasan lebih lengkap yang bisa Anda simak.

Parasit wajib atau obligat adalah jenis simbiosis di mana salah satu spesies bergantung pada inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Ini dapat ditemukan di berbagai jenis organisme alternatif, seperti tumbuhan, hewan, jamur, bakteri, dan virus.

Contoh umum dari simbiosis parasitisme wajib adalah kutu rambut yang berperan sebagai parasit obligat; jika terlepas dari kulit kepala manusia, mereka akan segera mati. Sehingga mereka bertahan hidup dengan terus berada di kepala manusia untuk memperoleh makanan.

Parasit fakultatif adalah jenis parasitisme di mana salah satu spesies tidak bergantung pada inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Mereka dapat bertahan hidup tanpa inang, namun hanya terkadang melakukan aktivitas parasit. Tanaman individu, jamur, hewan, dan mikroba sering disebut sebagai parasit fakultatif. Contohnya seperti spesies nematoda Strongyloides stercoralis.

  • Ektoparasit, Endoparasit, dan Mikoparasitisme

Ektoparasit adalah parasit yang membawa pada kulit tubuh inang, seperti kutu dan caplak. Endoparasit, seperti nematoda dan cacing tambang yang hidup di dalam inang. Sedangkan mesoparasit memasuki lubang eksternal inang untuk bertahan hidup, seperti organ luar atau kloaka.

  • Makroparasitisme dan Maikroparasitisme

Makroparasit adalah parasit yang cukup besar dan dapat dilihat dengan jelas menggunakan oculus. Sedangkan mikroparasit terlalu kecil dan hanya dapat dilihat jika menggunakan mikroskop. Mereka umumnya berupa organisme uniseluler, seperti protozoa.

  • Nekrotrofik dan Biotrofik

Parasit nekrotrofik, juga disebut parasitoid, di mana parasit ini sebagian besar memakan bagian dari jaringan organisme inang sampai mati demi bertahan hidup, karena telah kehilangan otot atau kehilangan nutrisi. Sementara itu, parasit biotrofik tidak menyebabkan kerusakan yang cukup parah untuk membunuh inangnya, Inang harus tetap menjadi tuan rumah bagi hidup para parasit biotrofik karena tidak dapat bertahan hidup jika inangnya mati.

Parasit monogenik adalah jenis parasit yang menyelesaikan siklus hidup di hampir satu inang individu. Seperti hama digenetik yang hanya membutuhkan satu inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Sementara, plasmodium, protozoa yang membawa malaria, adalah contoh dari parasit digenetik. Protozoa ini harus menjadi parasit bagi manusia dan nyamuk untuk menyelesaikan siklusnya.

Epiparasit bisa menjadi parasit pada organisme lain yang juga hidup sebagai parasit. Epiparasit juga disebut hiperparasit atau parasit sekunder. Salah satu contohnya adalah protozoa yang hidup selama kutu masih hidup di kulit seekor anjing.

Parasit sosial adalah jenis parasit yang mendapat manfaat dari serangga sosial seperti semut, lebah, dan rayap. Mereka akan menggunakan mimikri untuk menyerang sarang. Beberapa lebah menyerbu koloni spesies lebah lain, membuat spesies itu membesarkan anak parasit.

Parasitisme induk adalah jenis parasit yang berupaya untuk membesarkan anak-anak. Seperti spesies burung yang mempraktikkan parasitisme induk, termasuk cowbird dan cuckoo, bertelur di sarang spesies lain daripada membangun sarangnya. Seringkali semacam ketergantungan karena spesies yang bertelur di sarang lain mendapatkan keuntungan sementara spesies lain menjadi pihak dirugikan.

(mdk/ayi)

Baca juga:
Mengenal Tuas Jenis 1 hingga 3, Ketahui Perbedaan Beserta Contohnya
Jenis Batuan Endapan dan Proses Terbentuknya, Menarik Diketahui
Kewajiban Menjaga Lingkungan dalam Kehidupan Sehari-hari
7 Angka Ajaib dalam Fisika beserta Penjelasannya, Menarik Dipelajari
Proses Mendengar pada Telinga Manusia, Pahami Fungsi Setiap Bagiannya
Bagian dan Fungsi Mikroskop, Ketahui Setiap Kegunaannya

Berikut yang bukan merupakan contoh simbiosis parasitisme adalah

Ilustrasi buah busuk. (Image by minka2507 from Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Simbiosis adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya. Istilah tersebut dipakai untuk menjelaskan suatu interaksi antarorganisme yang hidup berdampingan.

Kata 'simbiosis' berasal dari Bahasa Yunani yaitu 'Sym' artinya dengan, dan kata 'biosis' artinya kehidupan.

Tak bisa dimungkiri, makhluk hidup yang ada di bumi semuanya saling bergantung dan berhubungan satu sama lain.

Simbiosis terjadi karena suatu organisme tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan satu sama lain. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis itu disebut dengan simbion.

Interaksi yang dilakukan tersebut dapat bersifat merugikan, menguntungkan atau netral.

Satu di antara jenis simbiosis ialah simbiosis parasitisme. Simbiosis parasitisme merupakan kondisi ketergantungan yang terjadi ketika pihak yang satu mendapat keuntungan, namun merugikan pihak lainnya.

Untuk memahami lebih jelas tentang simbiosis parasitisme, bisa mengetahui contoh-contohnya. Ada banyak contoh simbiosis parasitisme.

Berikut ini kumpulan contoh simbiosis parasitisme beserta penjelasannya, seperti dilansir dari laman zonareferensi.com, Kamis (16/9/2021). 

Nyamuk dengan manusia

Hubungan nyamuk dan manusia termasuk contoh simbiosis parasitisme. Menusia sering terganggu dengan adanya nyamuk karena menggigit dan menghisap darah.

Bahkan, ada jenis nyamuk tertentu bisa menyebarkan penyakit mematikan seperti demam berdarah atau malaria.

Keuntungan akan didapat nyamuk yang mendapat darah dan dapat berkembang biak. Sementara manusia akan dirugikan karena merasa gatal dan dapat terserang penyakit berbahaya.

Manusia dengan cacing pita

Cacing pita terdapat pada sistem pencernaan manusia dan merugikan manusia. Hal itu karena cacing pita mengambil sari makanan yang penting bagi manusia untuk menjadi energi.

Keuntungan akan didapatkan oleh cacing pita karena mengambil makanan dari sari makanan manusia. Sementara kerugian didapatkan oleh manusia karena kehilangan sari makanan yang digunakan untuk metabolisme karbohidrat sekaligus sumber energi.

Manusia dengan cacing tambang

Seperti halnya interaksi manusia dengan cacing pita, interaksi antara manusia dengan cacing tambang juga menjadi contoh simbiosis parasitisme. Cacing tambang pada usus akan merugikan manusia karena akan menyerap darah.

Keuntungan didapatkan oleh cacing tambang yang mendapat makanan dengan menyerap darah. Sementara manusia mengalami kerugian dan bisa menyebabkan anemia atau kurang darah.

Sapi dengan cacing hati

Hubungan antara sapi dengan cacing hati, hampir mirip dengan hubungan manusia dan cacing pita atau cacing tambang. Jenis cacing hati biasa tinggal pada bagian hati dari sapi dan memperoleh makanan dari sapi.

Keuntungan akan didapatkan oleh cacing hati yang mendapat makanan dari sapi. Sementara sapi akan mengalami kerugian karena kesehatannya menjadi terganggu dan bisa terserang penyakit.

Kutu dengan hewan

Kutu merupakan organisme berukuran kecil yang mendapat makanan dengan menghisap darah makhluk hidup yang ia tempati, termasuk hewan-hewan seperti kerbau, kambing, sapi atau anjing.

Keuntungan didapatkan oleh kutu karena mendapat makanan dan tempat tinggal, sementara hewan yang ditempati akan mengalami kerugian dari adanya kutu dan dapat menyebabkan rasa gatal.

Kutu daun dengan tumbuhan

Kutu daun atau dikenal juga dengan nama 'afid' atau 'aphid' merupakan jenis serangga kecil pemakan getah tanaman. Mereka hidup secara berkelompok dan berperan sebagai hama tanaman.

Kutu daun biasanya hidup di tumbuhan-tumbuhan dan merugikan tumbuhan yang ditinggalinya.

Keuntungan akan didapatkan oleh kutu daun berupa getah makanan yang diperoleh. Sementara tumbuhan yang ditinggali akan dirugikan karena diserap oleh kutu daun.

Kutu dengan manusia

Kutu pada manusia biasa ditemukan di rambut kepala. Adanya kutu akan membuat rasa gatal atau rasa tidak nyaman.

Keuntungan didapatkan oleh kutu karena mendapat makanan dan tempat tinggal di rambut kita. Sementara manusia tentu akan dirugikan dengan adanya kutu.

Alang-alang dengan tanaman produksinya

Alang-alang termasuk tanaman gulma untuk budidaya tanaman produksi. Meski begitu, adanya alang-alang menyebabkan kerugian pada tanaman produksinya.

Keuntungan didapatkan oleh alang-alang karena akan mendapat air, mineral, dan cahaya matahari. Sementara tanaman produksinya akan dirugikan karena mendapat saingan untuk mendapat air dan mineral serta dirugikan karena senyawa beracun yang disebarkan oleh alang-alang.

Lalat buah dengan buah

Lalat buah merupakan jenis lalat yang sering mengerumuni buah-buahan. Hubungan antara lalat dan buah-buahan termasuk simbiosis parasitisme. Adanya lalat buah akan merugikan buah-buahan dan menguntungkan lalat buah tersebut.

Keuntungan didapat lalat buah yang akan bertelur dan berkembang buah di dalam buah. Sementara kerugian didapatkan oleh buah-buaha karena dapat membusuk.

Paus dengan teritip

Teritip adalah semacam antropoda yang hidup di laut terutama di laut dangkal atau pasang yang bergelombang kuat. Teritip biasanya hidup di dalam tubuh ikan paus.

Keuntungan akan didapatkan oleh teritip yang memperoleh tempat tinggal. Sementara ikan paus akan dirugikan karena adanya teritip menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.

Sumber: Zonareferensi