Berikut yang termasuk contoh perilaku syaja ah harbiyah adalah

MuslimTerkini.com - "Tampil berani dan gagah dalam hal kebenaran merupakan wujud dari penerapan sikap Syajaah (Syaja'ah)."

Artinya, jika Adik-adik mendapaykan soal atau tugas untuk menyebutkan contoh Syajaah dalam Kehidupan Sehari Hari tidaklah susah, sebab ada banyak sikap gagah berani yang ada disekitar Adik-adik.

Bahkan disekolah, Adik-adik juga bisa menemikan sikap Syaja'ah dari siswa lain ataupun guru, juga orang lain di lingkungan sekolah, misal satpam.

Perlu Adik-adik ketahui bahwa deskripsi Syaja'ah adalah sikap keberanian seseorang yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Berani dalam hal kebenaran, namun tidak gegabah dalam tindakan.

Baca Juga: Sebutkan Cara untuk Menanamkan Sikap Syajaah, ini 5 Jawaban dan Penjelasannya

Nah, mari belajar menemukan contoh syajaah dalam kehidupan sehari hari. Berikut adalah jawaban yang dibuat oleh tim MuslimTerkini.com untuk alternatif jawaban Adik-adik

Jawaban : Adapun contoh syaja'ah dalam kehidupan sehari-hari yang ada disekitar saya adalah sebagai berikut :

1. Mengakui kesalahan yang dilakukan, misal saya membuat kerusakan pada jendela kelas. Maka saya mengakui hal tersebut.

2. Melaporkan kepada pihak berwajib jika ada tindak pidana kriminal, misalkan: Korupsi, terorisme dan juga penganiayaan.

Baca Juga: Kisah Rasulullah dan Uang 8 Dirham, Sikap Dermawan dan Suka Menolong Sesama


Page 2


Page 3

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam:

  • Syaja’ah harbiyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur
  • Syaja’ah nafsiyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan

Munculnya sikap syaja’ah tidak terlepas dari keadaan-keadaan sebagai berikut:

  • Berani membenarkan yang benar dan berani mengingatkan yang salah
  • Berani membela hak milik, jiwa dan raga
  • Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa. Dari dua macam syaja’ah (keberanian) tersebut di atas, maka syaja’ah dapat dituangkan dalam beberapa bentuk, yakni:
    1. Memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan mungkin saja bahaya dan penyiksaan
    2. Berterus terang dalam kebenaran dan berkata benar di hadapan penguasa yang zalim
    3. Mampu menyimpan rahasia, bekerja dengan baik, cermat dan penuh perhitungan. Kemampuan merencanakan dan mengatur strategi termasuk di dalamnya mampu menyimpan rahasia adalah merupakan bentuk keberanian
    4. Berani mengakui kesalahan salah satu orang yang  memiliki sifat pengecut yang tidak mau mengakui kesalahan dan mencari kambing hitam, bersikap ”lempar batu sembunyi tangan” Orang yang memiliki sifat syaja’ah berani mengakui kesalahan, mau meminta maaf, bersedia mengoreksi kesalahan dan bertanggung jawab
    5. Bersikap obyektif terhadap diri sendiri. Ada orang yang cenderung bersikap “over confidence” terhadap dirinya, menganggap dirinya baik, hebat, mumpuni dan tidak memiliki kelemahan serta Sebaliknya ada yang bersikap “under estimate” terhadap dirinya yakni menganggap dirinya bodoh, tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak memiliki kelebihan apapun. Kedua sikap tersebut jelas tidak proporsional dan tidak obyektif. Orangyang berani akan bersikap obyektif, dalam mengenali dirinya yang memiliki sisi baik dan buruk.
    6. Menahan nafsu di saat marah, seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu ber–mujahadah li nafsi, melawan nafsu dan Kemudian ia tetap dapat mengendalikan diri dan menahan tangannya padahal ia punya kemampuan dan peluang untuk melampiaskan amarahnya.

Dalam ajaran agama Islam sifat perwira ini sangat di anjurkan untuk di miliki setiap muslim, sebab selain merupakan sifat terpuji juga dapat mendatangkan berbagai kebaikan bagi kehidupan beragama berbangsa dan bernegara.

Syaja’ah (perwira) akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat mulia, cepat, tanggap, perkasa, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi apabila seorang terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, unggul-unggulan, ujub. Sebaliknya jika seorang mukmin kurang syaja’ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas, kecewa, kecil hati dan sebagainya.

Arti dan jenis-jenis Syajaah

Berikut yang termasuk contoh perilaku syaja ah harbiyah adalah
Arti Kata Syajaah, jenis dan contoh penerapan dalam keseharian. (Foto: celebrities.id/Freepik)

1.Syajaah Harbiyah, yaitu keberanian yang nampak atau terlihat. Contoh penerapan dari sifat syajaah harbiyah adalah ketika berada di medan perang.

2. Syajaah Nafsiyah, yaitu keberanian yang berasal dari jiwa. Sifat ini dapat berkaitan dengan keberanian seseorang saat menghadapi bahaya dan menegakkan kebenaran. 

Penerapan syajaah dalam kehidupan sehari-hari

1.Berani mengakui kesalahan dan tidak sembunyi tangan. 2. Memiliki rasa takut kepada Allah swt. 3. Bersifat amanah dan dapat memegang rahasia. 4. Berkata jujur dan konsisten berada di jalan kebenaran. 5. Menguasai hawa nafsu dan emosi saat marah.

6. Percaya dan yakin kepada Allah swt saat menghadapi kesulitan, bahaya, dan penderitaan.

Pernahkah anda mendengar istilah syaja'ah? Perilaku syaja'ah akan melahirkan kejujuran. Perilaku ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, di mana pun dan kapan pun kita berada. Perilaku syaja'ah  termasuk salah satu Akhlakul Karimah yang harus dimiliki semua orang. Perilaku syaja'ah merupakan sikap berani mengatakan atau membela kebenaran. Keberanian buka berati nekad. Perilaku ini hendaknya dimiliki setiap orang. Perilaku syaja'ah erat kaitannya dengan kejujuran. Dalam firman Allah SWT ( Q.S. at-Taubah {9}:119).

Lawan dari perilaku syaja'ah adalah jubun yang berati pengecut. Orang yang berprilaku syaja'ah akan mengatakan kebenaran apapun dan menerima resiko yang akan di terimanya. Perilaku syaja'ah di bagi menjadi dua macam, yaitu syaja'ah harbiyah dan syaja'ah nafsiyah.


1. Syaja'ah harbiyah, yaitu keberanian yang kelihatan. Misalnya keberanian waktu menghadapi musuh dalam peperangan.
2. Syaja'ah nafsiyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderita dan menegakkan kebenaran. Misalnya, keberanian mengatakan kebenaran sekalipun di depan penguasa yang zalim.
Hikmah dan keutamaan perilaku syaja'ah
Orang-orang yang terlalu dominan keberaniannya dan tidak di kontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan akan memunculkan sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, dan ujub. Adapun orang yang yang memiliki sifat syaja'ah akan berprilaku mulia, cepat, tanggap, perkasa, mau memaafkan orang lain, mampu menahan amarah, selalu tenang dan mencintai orang lain.
Syaja'ah mengandung keutamaan- keutamaan.1. Berjiwa besar, yaitu sadar akan kemampuan diri dan sanggup melaksanakan pekerjaan besar yang sesuai kemampuannya.2. Memiliki ketabahan sehingga tidak mudah goyah pendirian.3. Memiliki kemampuan yang keras, sehingga ia akan berkerja dengan sungguh-sungguh dan tidak putus asa serta tidak mudah di belokkan dari tujuan yang telah di yakininya.4. Memiliki ketahanan, yaitu tahan menderita akibat perbuatan dan keyakinannya.

5. Selalu tenang, yaitu berhati tenang tidak menuruti emosi dan tidak mudah marah. [nm]


Berikut yang termasuk contoh perilaku syaja ah harbiyah adalah

Rasulullah Saw adalah teladan yang baik (uswatun hasanah), termasuk dalam hal syaja'ah atau keberanian. Demikian disebutkan dalam QS Al-Ahzab:21. Berikut ini pengertian syaja'ah dan contohnya dalam Islam.

Allah Swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab:21).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, turunnya ayat di atas secara khusus dengan peristiwa Perang Khandaq yang sangat memberatkan kaum muslimin saat itu.

Jadi, penegasan Allah Swt bahwa Nabi Muhammad Saw adalah suri teladan yang baik dikemukakan saat Perang Khandaq. 

Secara khusus, ayat tersebut memerintahkan umat Islam agar meneladani Rasulullah Saw dalam hal keberanian (syaja'ah) dalam menghadapi musih, dalam peperangan, tidak gentar.

Diriwayatkan, saat Perang Khandaq, kekuatan kaum muslimin 3.000 prajurit sedangkan pasukan kafir Quraisy yang bersekutu dengan Yahudi mencapai 10.000 tentara. Hal itu membuat gentar sebagian umat Islam, terlebih lagi membuat takut orang-orang munafik (mengaku muslim padahal bukan).

Saat itulah wahyu diturunkan (QS Al-Ahzab:21), untuk menegaskan umat Islam sejati --yang beriman pada Allah dan Hari Akhir serta selalu ingat Allah Swt-- tidak akan gentar, sebagaimana dicontohkan Rasulullah yang tanpa gentar bersiap perang. Rasul memiliki syaja'ah yang harus dicontoh kaum muslim.

Pengertian syajaah secara bahasa adalah benar dan gagah. Syaja'ah juga artinya keberanian. Syaja'ah adalah sifat pertengahan antara al–jubn (pengecut) dan tahawwur (berani tanpa perhitungan).

Kata syaja’ah digunakan untuk menggambarkan sifat kesabaran dan keberanian seseorang di medan perang.

Secara garis besar syaja’ah merupakan sebuah bentuk sifat keberanian, baik itu keberanian menerima musibah maupun keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Istilah syaja'ah semakna dengan ungkapan "berani karena benar" atau "berani membela yang benar".

Jadi, secara istilah, pengertian syajaah adalah keteguhan hati kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran. 

Keberania menyampaikan kebenaran --walaupun itu pahit atau berisiko-- dilakukan karena mereka yakin dengan pertolongan Allah Swt.

Hasan Al-Banna mendefinisikan pengertian syajaah sebagai azhimul ihtimal yang artinya besarnya daya pikul dan daya tahan. Ia akan bersabar ketika diberi ujian, dan ia akan bersyukur ketika ia diberi kenikmatan.

Orang yang memiliki sifat syajaah biasanya berani menanggung risiko atas keputusan yang ia buat. Ia hanya merasa takut bila melakukan perbuatan yang tidak benar dan dilarang Allah Swt.

Syajaah juga menjadi ciri seorang mukim sejati.


“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

Jenis-Jenis Syaja'ah

Sifat syajaah dibagi menjadi dua macam, yakni syajaah harbiyah dan nafsiyah. 

Syajaah harbiyah adalah keberanian melawan kemungkaran yang tampak atau terlihat oleh mata atau keberanian dalam berperang di jalan Allah Swt. Contohnya, keberanian menghadapi musuh dalam peperangan menegakkan agama Allah (jihad fii sabilillah).Keberanian dalam hal ini sudah dijelaskan dalam Alquran Surat Al-Anfal ayat 15-16. Allah Swt berfirman:

“Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur). Dan barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat kembali. “


2. Syajaah Nafsiyah


Sedangkan syajaah nafsiyah adalah keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menghadapi bahaya atau penderitaan. 

Contohnya, keberanian mengatakan hal benar, mengendalikan nafsu marah, dan mengakui kesalahan.

Islam tidak menyukai orang yang lemah, pengecut, atau penakut. Orang yang lemah atau penakut biasanya tidak berani untuk mempertahankan hidup sehingga gampang putus asa. 

Ketakutan itu diantaranya karena takut dikucilkan dari lingkungannya. Takut karena berlainan sikap dengan banyak orang atau takut untuk membela sebuah kebenaran dan keadilan.

Syajaah merupakan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan, untuk mengharapkan keridaan Allah Swt.

  Keberanian (syajaah) merupakan jalan untuk mewujudkan sebuah kemenangan dalam keimanan. Tidak boleh ada kata gentar dan takut bagi muslim saat mengemban tugas bila ingin meraih kegemilangan. Semangat keimanan akan selalu menuntun mereka untuk tidak takut dan gentar sedikit pun.

Contoh Syaja'ah

Dari kedua macam sifat syajaah diatas, syajaah dapat terimplementasikan menjadi beberapa bentuk contoh syajaah berikut ini.

1. Quwwatul Ihtimal 

Daya tahan yang besar. Seseorang terbukti memiliki sifat syajaah ketika ia mampu bersabar dan siap untuk menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, ataupun yang lainnya ketika berjuang di jalan Allah SWT. 

Terus terang dalam kebenaran. Berani untuk berterus terang dalam kebenaran menjadi salah satu implementasi lainnya dari sifat syajaah (berani).

3. Kitmanu As-Sirri 

Memegang rahasia. Dalam memegang rahasia, tentunya butuh keberanian pada diri kita. Apalagi informasi yang kita pegang tersebut terindikasi berbahaya jika ada kebocoran. Dengan menjaga rahasia, seseorang juga menjaga amanah yang telah diberikan oleh orang lain. 

4. Al-I’tirafu Bil Khatha’i 

Mengakui kesalahan. Orang yang siap dan mau mengakui kesalahannya menjadi salah satu ciri orang yang memiliki sifat syajaah (berani). Mengakui kesalahan memang tidak mudah. 

5. Al-Inshafu Min Adz-Dzati 

Bersikap objektif pada diri sendiri. Orang yang bersifat syajaah akan menilai dirinya secara objektif dan meyakini bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan.

6. Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadhabi 

Menguasai diri saat marah. Salah satu ciri orang yang memiliki sifat syajaah adalah ketangguhan ia dalam melawan hawa nafsu dan amarah. Meskipun dalam kondisi yang emosional, ia masih dapat berpikir jernih.

Demikian pengertian syaja'ah, jenis-jenis dan contohnya yang Risalah Islam rangkum dari berbagai sumber, termasuk Berdakwah. Wallahu a'lam bish-shawabi.*