Bolehkah kita percaya jika pada zaman sekarang ada orang yang mengaku sebagai nabi

Kemunculan nabi palsu telah diprediksi Rasulullah.

Kamis , 16 Jul 2020, 04:12 WIB

Republika/Mardiah

Prediksi Rasulullah Soal Kemunculan Nabi Palsu. Foto: Nabi Palsu [ilustrasi]

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Maraknya orang-orang yang mengaku sebagai nabi akhir-akhir ini ternyata telah diprediksi Rasulullah SAW.  Meski dalam Alquran dan hadis telah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan penutup, namun di setiap zaman dan waktu, terus bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai nabi.Allah SWT dalam surat al-Ahzab ayat 40 berfirman, '' Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” Rasulullah pun bersabda, ''Aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.”Prediksi akan munculnya orang-orang yang mengaku sebagai nabi diungkapkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwatkan Abu Dawud. '' Sesungguhnya akan ada tiga puluh orang pendusta di tengah umatku. Mereka semua mengaku nabi. Padahal, aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.”Di era kepemimpinan Rasulullah SAW, sudah muncul seorang  pria asal Yaman yang bernama Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al-Kadzdzab. Ia mengklaim dirinya sebagai nabi.  Selain itu, di Yamamah, juga muncul nabi palsu bernama Musailimah bin Tsumamah bin Habib Al-Kadzdzab.Pada masa Nabi, dari Bani Asad juga  muncul seorang nabi palsu bernama Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal. Pada tahun sembilan Hijrah, Thulaihah datang bersama kaumnya kepada Nabi dan menyatakan keislamannya. Ketika Nabi sakit keras, dia memproklamirkan dirinya sebagai nabi.  Selain itu, ada pula seorang nabi palsu bergender perempuan bernama Sajah binti Al-Harits bin Suwaid. Nabi palsu dari Bani Tamim itu mengaku sebagai utusan tuhan,  setelah Nabi SAW wafat.Setelah  Khulafaur Rasyidin berkuasa pun menucul fenomena nabi palsu. Dikisahkan Ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas RA, “Hai Ibnu Abbas, sesungguhnya Al-Mukhtar bin Abi Ubaid mengaku bahwa tadi malam dia mendapatkan wahyu.” Ibnu Abbas berkata, “Dia benar.” Abu Zumail yang saat itu berada di dekat Ibnu Abbas langsung tersentak. Dia bangun dan berkata, “Ibnu Abbas mengatakan Al-Mukhtar benar telah mendapatkan wahyu?”Ibnu Abbas lalu berkata, Sesungguhnya wahyu itu ada dua macam; wahyu dari Allah dan wahyu dari setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas pun membaca ayat, “Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-kawannya untuk membantah kalian.” [QS. Al-An’am: 121].

Pada masa pemerintahan,  Khalifah Abdul Malik bin Marwan Al-Umawi, juga ada nabi palsu bernama al-Harits bin Said Al-Kadzdzab. Dulunya, ia adalah seorang zuhud yang ahli ibadah. Namun sayang, ia tergelincir dari jalan Allah dan mengikuti jalan setan. Ia pun didatangi iblis dan diberi ‘wahyu.’ Kemudian, al-Harits menyatakan dirinya sebagai nabi. Tentu saja, nabi palsu.

Baca Juga

  • nabi palsu
  • nabi muhammad
  • rasulullah saw
  • prediksi rasulullah

sumber : Pusat Data Republika

Mereka yang mengaku nabi ada yang bertobat dan ada pula yang tewas.

Ahad , 19 Jan 2020, 09:23 WIB

.

Mereka yang mengaku nabi ada yang bertobat dan ada pula yang berarkhir tragis tewas. Kaligrafi Muhammad SAW. Ilustrasi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Fenomena para pengaku nabi dan rasul masih saja kerap bermunculan, tak terkecuali di era sekarang. Sekalipun teks-teks keagamaan baik Alquran, hadis, maupun consensus ulama menegaskan tak ada nabi dan rasul setelah Muhammad SAW. 

Baca Juga

Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". [Tirmidzi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa, Musnad Ahmad, Marwiyat-Anas bin Malik].  

Bahkan, munculnya fenomena para pengaku nabi ini juga dikaitkan dengan salah satu tanda kiamat yaitu munculnya banyak Dajal yang mengaku nabi, baik pada saat Rasulullah masih hidup maupun setelah wafat. Dalam satu hadis disebutkan bahwa jumlahnya sekitar 30 orang. Namun Nabi tidak memerincinya satu per satu.

“Hari kiamat tidak akan datang sampai muncul banyak Dajal sang pembohong, [jumlahnya] sekitar 30 orang dan semuanya mengaku sebagai utusan Allah.” [HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA]. Dalam sejarah tercatat beberapa nama orang yang mengaku dirinya sebagai nabi, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Musailamah al-Kazzab, hidup pada masa Nabi. Musailamah masuk Islam tahun 9 H, tapi kemudian murtad. Dia dan bala tentaranya sekitar 40 ribu orang bisa ditaklukkan Abu Bakar.
  2. Al-Aswad al-'Ansi, berasal dari Yaman. Dia hidup pada masa Nabi, masuk Islam tapi kemudian murtad. Dia mempimpin gerakan melawan kaum Muslimin, tapi akhirnya mati terbunuh.
  3. Sajah binti al-Haris at-Taglibiyyah, seorang wanita penganut Nasrani. Dia pernah menjadi istri Musailamah al-Kazzab. Setelah Musailamah kalah, dia akhirnya masuk Islam dan kembali ke kampungnya di Taglib.
  4. Ţulaihah binti Khuwailid al-Asadi, pernah masuk Islam pada tahun 9 H, bersama kabilah Bani Asad. Dia kemudian murtad dan mengaku nabi. Pada masa Abu Bakar dia dikalahkan Khalid bin Walid dan masuk Islam kembali.
  5. Mukhtar bin Abi 'Ubaid as-Saqafi, seorang Syi'ah. Dia hidup pada masa tabi‘in. Dia mengaku mendapat wahyu. Saat perang melawan Mus'ab bin Zubair, dia mati terbunuh.
  6. Haris bin Sa'id al-Kazzab, hidup pada masa Abdul Malik bin Marwan. Dia mengaku menjadi nabi dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.
  7. Pada masa Dinasti Bani Umayyah dan Abb☼asiyah tercatat tidak kurang dari tujuh orang pengaku nabi, yaitu al-Mukhtar bin 'Ubaid as-Saqafi, al-Haris bin Sa'id, Bayan bin Sam'an, al-Mugirah bin Sa'id, Abu Mansur al-Ujali, Abu al-Khattab al-Asadi dan Ali bin al-Fadl.   

Jakarta -

Indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia. Tapi di saat yang sama, selalu ada yang mengaku nabi dengan jumlah pengikut mencapai ribuan orang.

Nabi Nabi Palsu

Nabi-nabi dari Indonesia

  • Banyak orang yang mengaku telah menerima wahyu langsung dari Tuhan dan malaikat
  • Jejaring sosial membuat keberadaan agama baru semakin terlihat
  • Ada di antara mereka yang telah diseret ke pengadilan, bahkan dihukum penjara

Beberapa dari mereka bahkan pernah terjerat hukum pasal penistaan agama dan penipuan karena dianggap menyebarkan ajaran sesat.

Profesor Al Makin dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta mengatakan kepada ABC Indonesia bahwa kemunculan orang-orang yang mengaku nabi sering kali terjadi saat situasi politik dan ekonomi di Indonesia tidak menentu.

"Keberadaan mereka disebabkan ketidakpastian dari suhu perpolitikan yang tidak menentu," ujar Profesor Al Makin merujuk pada kondisi saat berakhirnya rezim Presiden Suharto pada 1998, di mana ada "ledakan nabi-nabi" di Indonesia.

Menurutnya, kemunculan "nabi-nabi" sering kali merupakan upaya mencari jawaban atas ketidakpuasan sosial dengan pendekatan Islam dan Kristen yang sudah dikenal sebelumnya.

Dilihat dari sejarah, sudah ada sekitar 600 orang di Indonesia yang mengaku mendapat wahyu sejak zaman penjajahan Belanda, menurut Profesor Al Makin.

Meski Indonesia memiliki tradisi keberagaman budaya dan agama, suhu perpolitikan dan gerakan konservatif telah menyeret orang-orang yang mengaku nabi ke urusan hukum.

Padahal menurut Profesor Al Makin keberadaan nabi-nabi ini bukanlah sebuah hal baru, karena sudah ada sejak lama dan menunjukkan betapa Indonesia memiliki kekayaan spritual.

'Meminta izin untuk pendaratanUFO'

20 tahun lalu, salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah sosok Lia Aminuddin, yang lebih dikenal sebagai Lia Eden.

Mantan perangkai bunga asal Jakarta ini percaya bahwa ia telah bertemu sosok Jibril dan mengangkatnya sebagai reinkarnasi Bunda Maria dalam ajaran Kristen atau Maryam dalam Al Quran dan memiliki misi menyelamatkan orang di Hari Kiamat.

Perempuan yang kini berusia 70 tahun itu juga mendirikan sebuah kerajaan dengan pengikut yang sering terlihat memakai pakaian serba putih, yang menurut mereka untuk menjaga kesucian dan kemurnian.

Lia Eden pernah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk memberikan izin pendaratan UFO di Monas, Jakarta.

"Kami berharap Presiden Jokowi bersedia memberikan izin pendaratan UFO kami," kata Lia dalam sebuah surat di bulan Mei 2015 lalu.

Ia pernah masuk penjara di tahun 2006 dan tahun 2009 dengan vonis terbukti melakukan tindak pidana yang melukai perasaan umat beragama.

Profesor Al Makin menilai, mengingat Indonesia secara sejarah dibangun di atas keberagaman, mengkriminalisasi seseorang karena kepercayaan adalah pendekatan yang salah.

"Fenomena nabi-nabi palsu ini harusnya dilihat sebagai sebuah tes seberapa jauh negara kita menghormati dan mentoleransi agama dan kepercayaan lainnya," ujar penulis buku Nabi-Nabi Nusantara itu.

"Sayangnya kita tidaklah setoleran itu, banyak di antara mereka yang dibawa ke pengadilan, dipenjara, dan bahkan dituduh gila."

Memiliki ribuan pengikut

Akhir tahun 2018 lalu, sosok Sensen Komara dari Jawa Barat ramai diperbincangkan setelah mengaku mendapat wahyu dari Tuhan lewat mimpinya. Ia diperkirakan punya 4 ribu pengikut.

Sebagai bagian dari ajarannya, ia mengubah syahadat dengan mengganti nama Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah dengan namanya sendiri.

Ia dijerat pasal penistaan agama setelah ajarannya dianggap menyesatkan oleh Majelis Ulama Indonesia, namun kemudian pengadilan memutuskan untuk tidak menjatuhkan hukuman agama dan mengirimnya ke rumah sakit jiwa untuk mengikuti program rehabilitasi kejiwaan.

Namun karena kurangnya dana untuk program rehabilitasi tersebut, ia dilaporkan sejumlah media dikembalikan ke kampungnya dan melanjutkan ajarannya.

Ada pula nama Ahmad Musadeq yang mengaku sebagai nabi baru sekaligus pendiri Gerakan Fajar Nusantara [Gafatar].

Gerakan ini kemudian dianggap sebagai aliran baru Islam dengan jumlah pengikut lebih dari 55.000 orang dan menjadikannya sebagai salah satu nabi paling populer di Indonesia.

Gafatar masuk dalam organisasi terlarang dan anggotanya menjadi "korban intoleransi, diskriminasi, dan kejahatan terhadap kelompok agama minoritas yang memburuk di Indonesia", menurut Human Rights Watch.

Ribuan orang dilaporkan harus mengungsi setelah rumah mereka dibakar sekelompok orang di Kalimantan Barat tahun 2016 lalu.

Di tahun 2017, Ahmad dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun.

Ikuti berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.

[ita/ita]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề