Cara barter yang dilakukan dalam perdagangan hanya dapat dilakukan pada perekonomian

Barter adalah sebuah metode perdagangan kuno yang pernah diterapkan di seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia. Metode ini dilakukan ketika belum ada kesepakatan alat pembayaran yang sah berupa uang tunai seperti sekarang.

Jadi, apa sebenarnya yang disebut dengan barter? Apakah kelebihan dan kekurangan dari sistem pembayaran ini? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan berikut!

Cara barter yang dilakukan dalam perdagangan hanya dapat dilakukan pada perekonomian

Barter adalah metode perdagangan kuno yang dilakukan dengan cara saling menukar barang sebagai ganti alat pembayaran. Ketika dunia belum menetapkan alat pembayaran sah berupa uang tunai seperti hari ini, metode barter menjadi cara yang umum digunakan. Sistem barter pertama kali dilakukan oleh Suku Mesopotamia sekitar tahun 600 Masehi. Mereka tak hanya menukarkan barang dengan barang, melainkan juga jasa dengan jasa, atau jasa dengan barang. Seluruh transaksi pertukaran tersebut harus melibatkan persetujuan kedua belah pihak.

Barter dalam akuntansi

​Jika barter adalah kegiatan tukar-menukar barang, pihak yang melakukan transaksi ini harus menilai sendiri berapa harga barang yang akan ditukarkan dan diterima. Dengan demikian, tidak ada patokan yang jelas mengenai nominal barang dalam transaksi barter. Hal ini kemudian menjadi masalah yang cukup pelik dalam akuntansi. Kemudian, International Financial Reporting Standards (IFRS) mengatakan bahwa seluruh transaksi barter yang dilakukan oleh perusahaan harus dilaporkan dalam kolom laba rugi sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan pada transaksi nonbarter. Artinya, perusahaan harus mampu menilai transaksi barter menjadi nilai uang tunai.

Baca juga: Transaksi adalah: Pengertian, Jenis, dan Info Penting Lainnya

Cara barter yang dilakukan dalam perdagangan hanya dapat dilakukan pada perekonomian

Terdapat beberapa kelebihan dari adanya sistem pembayaran barter. Berikut adalah beberapa kelebihan yang dapat ditawarkan.

1. Meminimalisasi pemborosan

Barter adalah kegiatan tukar menukar barang untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Karena tidak ada alat pembayaran yang sah, pelaku barter harus menyatakan persetujuan untuk menerima atau menukarkan barangnya. Proses ini cenderung lebih lama, sehingga dapat membuat orang lebih hemat dan meminimalisir pemborosan.

2. Membangun koneksi

Karena transaksinya dilakukan tanpa alat pembayaran yang jelas, sistem barter dapat Anda lakukan jika sudah saling memercayai satu sama lain. Oleh karena itu, biasanya transaksi ini akan mempererat rasa percaya dan pada akhirnya menjalin hubungan yang lebih akrab. Koneksi tersebut akan sangat penting bagi kehidupan para pelaku barter untuk keperluan di masa mendatang.

3. Meningkatkan arus kas

Sistem barter dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembayaran yang tidak mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan uang tunai. Dengan demikian, uang kas perusahaan dapat digunakan untuk membayar berbagai kebutuhan lain. Selain itu, barter juga dapat meminimalisir penurunan nilai uang akibat inflasi yang terjadi setiap tahunnya.

Baca juga: Pre-Order Artinya: Pengertian, Cara Kerja dan Keuntungan untuk Penjual Pemula

Cara barter yang dilakukan dalam perdagangan hanya dapat dilakukan pada perekonomian

Meski memiliki beberapa manfaat, sistem pembayaran barter tetap mempunyai kekurangan karena kurang relevan dan ternilai di masa kini. Berikut adalah beberapa kekurangan dari sistem barter.

1. Kekayaan sulit disimpan

Karena nilai tukarnya tidak dalam bentuk uang, kekayaan yang berasal dari sistem barter cenderung lebih sulit disimpan. Katakanlah kekayaan tersebut berwujud barang, maka penyimpanannya pun akan membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan dengan uang. Selain itu, barang juga berpotensi untuk rusak dan mengalami pencurian.

2. Nilai antarbarang bisa tidak setara

Nilai tukar dalam transaksi barter tidak menggunakan alat pembayaran berupa uang, melainkan dengan barang atau jasa. Dengan demikian, nilainya tidak dapat ditentukan secara pasti, apakah barang yang dipertukarkan tersebut bernilai sama atau justru lebih tinggi salah satunya. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan dari penyelenggara sistem ini.

3. Tidak ada tanda terima

Barter adalah sistem pembayaran yang cukup konvensional karena tidak menggunakan nilai tukar berupa uang. Untuk itu, tidak ada bukti penerimaan atau pengeluaran barang seperti yang dilakukan saat memproses transaksi pembayaran menggunakan uang tunai. Tanpa adanya tanda terima, jenis pembayaran ini sulit untuk diakui sebagai nilai tukar yang sah.

4. Barang tidak bisa dibagi

Apabila menyelesaikan transaksi jual-beli dengan menggunakan uang, hasil perolehan uang tersebut dapat dibagi ke beberapa orang. Akan tetapi, beda halnya pada barter. Karena pertukarannya berupa barang dan jasa, biasanya satu barang atau jasa hanya bisa dinikmati satu kali dan sekaligus. Jadi, tidak bisa dibagikan pada orang lain.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Nota Debit Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Syarat

  Berdasarkan penjelasan di atas, barter adalah sistem pembayaran yang umum dilakukan sebelum ada alat pembayaran yang sah berupa uang tunai. Seiring perkembangan zaman, sistem pembayaran pun turut mengalami perubahan. Kini, orang lebih suka melakukan transaksi keuangan secara digital.

Oleh karena itu, para pelaku bisnis pun harus mulai beralih pada sistem pembayaran online, seperti yang disediakan oleh Midtrans.


Midtrans menyediakan solusi payment gateway yang lengkap bagi bisnis Anda. Tak hanya menerima pembayaran dari 24 metode lewat satu pintu, Anda juga bisa lakukan pengiriman uang secara praktis dan aman melalui payouts. Yuk, daftarkan bisnis Anda ke Midtrans sekarang juga!

The latest article, straight to your inbox.

Cara barter yang dilakukan dalam perdagangan hanya dapat dilakukan pada perekonomian

Apa itu: Transaksi barter (barter transaction) merujuk pada pertukaran barang dengan barang tanpa melibatkan uang sebagai perantara. Namun, terkadang, transaksi juga dapat melibatkan jasa, baik itu jasa dengan barang atau jasa dengan jasa. Salah satu bentuk transaksi barter adalah transaksi bolak-balik, di mana satu menjual sebuah barang dengan imbalan pembelian barang yang identik.

Barter tidak melibatkan uang untuk memfasilitasi pembayaran. Melainkan, para pelaku saling menukarkan barang masing-masing. Meski biasanya dikaitkan dengan perekonomian tradisional, transaksi barter masih berlangsung di perekonomian modern, meski hanya beberapa.

Contoh transaksi barter

Dalam transaksi barter, pertukaran itu bersifat timbal balik. Itu adalah perdagangan yang adil, di mana masing-masing pihak mendapatkan barang yang mereka inginkan dalam jumlah yang sama sesuai dengan kesepakatan.

Pada umumnya, transaksi barter adalah bilateral, yakni hanya melibatkan dua pihak. Tapi, terkadang, itu juga bisa transaksi multilateral, terutama melalui situs online sebagai media pertukaran.

Transaksi barter biasanya melibatkan pertukaran barang dengan barang. Misalnya, anda menukar roti milik anda dengan mentega milik teman anda. Dalam hal ini, anda terlibat barter. Berapa kuantitasnya, itu tergantung pada kesepakatan anda dengan teman anda. Contoh lain, seorang petani menukar sekeranjang gandum dengan sekeranjang jagung dari petani lainnya.

Dalam beberapa kasus, barter juga melibatkan jasa. Itu bisa pertukaran jasa dengan jasa atau jasa dengan barang. Misalnya, sebuah toko komputer menyediakan peralatan komputer ke pemilik sebuah website. Alih-alih menerima pembayaran tunai, pemilik toko menerima iklan gratis di situs web pelanggan.

Dalam perekonomian modern, krisis moneter atau depresi biasanya meningkatkan transaksi barter. Selama periode tersebut, jumlah uang beredar menyusut.

Selain itu, barter juga populer ketika nilai uang terus merosot akibat hiperinflasi. Orang lebih suka memegang barang daripada uang. Barter menjadi sarana untuk melanjutkan perdagangan barang dan jasa dan untuk menjaga agar suatu negara berfungsi.

Akuntansi transaksi barter

Transaksi barter menjadi salah satu isu dalam akuntansi. Karena tidak melibatkan uang sebagai pembayaran, kita sulit untuk menilai harga dan mengkuantifikasi suatu item. Sehingga, di dalam pelaporan keuangan, masalah muncul, apakah kita harus mengakui pendapatan ataukah tidak.

Di bawah IFRS, perusahaan mengakui pendapatan dari transaksi barter dan melaporkannya pada laporan laba rugi berdasarkan nilai wajar pendapatan dari transaksi non-barter serupa dengan pihak-pihak yang tidak terkait. Dengan kata lain, kita harus menilainya berdasarkan transaksi serupa yang melibatkan uang tunai.

Sementara itu, di bawah U.S. GAAP, perusahaan mengakui pendapatan dari transaksi barter pada laporan laba rugi pada nilai wajar hanya jika perusahaan memiliki riwayat melakukan atau menerima pembayaran tunai untuk barang dan jasa serupa. Dengan begitu, perusahaan dapat menggunakan pengalaman historisnya untuk menentukan nilai wajar. Jika tidak, pendapatan harus dilaporkan pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.

Keuntungan dan kelemahan transaksi barter

Meski mengandung sejumlah pro dan kontra, barter masih muncul di beberapa bagian dari perekonomian modern. Itu mungkin berlangsung untuk aktivitas komersial maupun nonkomersial seperti ketika anda menukar barang anda dengan milik teman anda.

Keuntungan transaksi barter

Sejumlah manfaat barter adalah:

  • Meningkatkan arus kas. Barter tidak melibatkan uang sebagai alat pembayaran. Itu adalah alternatif dalam perekonomian modern. Anda dapat menyimpan uang anda untuk keperluan lain yang tidak bisa melalui barter seperti pembayaran utilitas dan bunga pinjaman. Barter menjadi semakin penting ketika jumlah uang atau harga uang menyusut tajam.
  • Menghindari pemborosan. Barter sederhana bekerja berdasarkan prinsip timbal balik dan melibatkan pertukaran barang atau jasa yang dibutuhkan secara langsung. Anda hanya perlu menemukan rekanan dan menyepakati penyerahan barang. Barter mengurangi pemborosan karena apa yang anda pertukarkan adalah item yang anda butuhkan. Sebaliknya, ketika anda membeli barang dengan uang, anda mungkin tertarik untuk membeli barang lainnya, yang mana sebenarnya tidak terlalu urgent.
  • Menumbuhkan interaksi dan membangun jaringan. Barter menjadi salah satu jalan untuk membangun kepercayaan dan hubungan pribadi yang lebih dalam antar pihak yang terlibat. Hubungan semacam itu mungkin berguna di kemudian hari.

Kelemahan barter

Inefisiensi adalah masalah utama barter. Ketika anda melakukan barter, anda harus mencari rekanan yang tepat. Agar transaksi berlangsung, rekanan memiliki barang yang anda butuhkan sekaligus membutuhkan barang anda. Itu menjadi masalah karena sulit untuk menemukan rekanan yang tepat.

Adapun, kerugian lain dari transaksi barter adalah:

  • Nilai tidak setara. Sulit untuk mengkuantifikasi nilai wajar barang. Misalnya, anda menukar sebuah sepatu dengan sebuah kaos milik teman anda. Dalam barter, itu mungkin adalah transaksi yang adil karena anda dan teman anda saling membutuhkan. Namun, jika diuangkan, nilai sepatu anda mungkin lebih tinggi daripada kaos. Sebagai solusi untuk masalah semacam itu, ekonomi modern mengenalkan uang sebagai alat pembayaran, yang mana membuat pertukaran barang dan jasa lebih mudah dikelola. Anda hanya perlu menyerahkan uang senilai harga barang.
  • Tidak ada tanda terima uang tunai untuk barang atau jasa yang dipertukarkan. Itu karena anda tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran dan apa yang anda pertukaran tidak memiliki ukuran nilai (harga).
  • Barang tertentu tidak dapat dibagi (indivisibility of certain goods). Beberapa barang hanya dapat dipertukarkan secara penuh dan tidak dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil untuk memenuhi kebutuhan pertukaran.
  • Sulit untuk menyimpan kekayaan. Di bawah sistem barter, anda menyimpan kekayaan dalam bentuk barang. Selain membutuhkan ruang yang lebih besar, barang juga rentan rusak atau dicuri. Itu berbeda dengan uang, anda dapat menaruhnya di deposito berjangka tanpa takut dicuri atau rusak.