Cara mengecek air ketuban dengan kertas lakmus

Seperti apa perbedaan air ketuban dan keputihan terutama saat trimester akhir kehamilan?

Cara mengecek air ketuban dengan kertas lakmus

Saat sedang hamil besar, keluarnya cairan ketuban tentu membuat cemas. Akan tetapi, bisa saja sebenarnya cairan yang keluar itu adalah keputihan. Nah, Moms perlu tahu seperti apa perbedaan air ketuban dan keputihan, agar tidak bingung lagi.

Peningkatan keputihan merupakan hal yang umum saat kehamilan. "Inilah cara vagina 'menjaga dirinya tetap bersih' dalam persiapan untuk persalinan,” ujar Natalie Nix, CNM, MSN, seorang bidan bersertifitkat di Roswell Ob/GYN Atlanta, .

Dia menambahkan bahwa jelang akhir kehamilan pun terjadi peningkatan keputihan yang bisa terjadi saat Moms tidur atau duduk.

“Karena suhu tubuh ibu hamil sedikit lebih tinggi, cairan itu bisa mencair dan kemudian keluar ketika ibu hamil berdiri dari posisi duduk atau tidur," tambah Natalie.

Jika terasa ada cairan yang merembes, Moms mungkin saja panik, apakah itu cairan ketuban yang keluar?

Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan

Cara mengecek air ketuban dengan kertas lakmus

Foto: Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan (https://www.smartparenting.com.ph/pregnancy/getting-pregnant/vaginal-discharge-during-pregnancy-a00041-20191112)

Foto: Orami Photo Stock

Keputihan biasa, urine dan cairan ketuban pada dasarnya adalah zat yang berbeda. Berikut ini perbedaan air ketuban dan keputihan yang perlu Moms ketahui.

1. Konsistensi Cairan

Perbedaan air ketuban dan keputihan yang pertama yaitu dari konsistensi cairannya.

Cairan ketuban biasanya berwarna kekuningan yang dikeluarkan melalui vagina, sedangkan keputihan biasanya berupa cairan bening.

Kantong ketuban menempel pada plasenta. Di seluruh unit kantung plasenta terdapat janin, tali pusat, dan cairan. Ada sekitar 1 - 2 liter cairan di dalam kantong ketuban.

Cairan dari ketuban adalah konsistensi air sangat tipis tidak seperti lendir. Bahkan, air ketuban cenderung berwarna bening hingga rona seperti jerami dan tidak berbau.

Sebagai perbandingan, dilansir dari Lamaze International, keputihan biasa normal terjadi saat kehamilan.

Konsistensi cairan sering kali lebih kental dan lebih buram, mulai dari warna keputihan hingga kuning dan hampir tidak berbau atau berbau sangat ringan.

Jumlah keputihan dapat bervariasi, tetapi hampir selalu ada selama kehamilan. Menjelang akhir kehamilan, Moms mungkin melihat peningkatan atau perubahan keputihan.

Baca Juga: 9 Fakta Seputar Air Ketuban

2. Intensitas Cairan

Tak jarang, ketika Moms khawatir dengan air ketuban pecah maka akan diminta untuk mengevaluasi intensitas cairan karena terkadang bisa saja urine yang keluar secara tak sengaja saat beraktivitas.

Moms akan diminta mengenakan pakaian dalam yang kering, peri-pad dan mengevaluasi apa yang keluar selama 30 hingga 60 menit.

Menurut Romper, jika tidak ada yang keluar dalam kurun waktu tersebut kemungkinan yang keluar sebelumnya hanya keputihan.

Namun, Jika Moms terus merasa bocor maka akan dilakukan evaluasi untuk ketuban pecah.

Selain itu, jika keputihan memiliki bau yang kuat atau ada perubahan warna maka harus segera dilakukan evaluasi.

Intinya, untuk mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan, perhatikanlah konsistensi debit.

Jika Moms terus meneteskan cairan secara konsisten bisa jadi itu adalah air ketuban.

Baca Juga: Bukan Keputihan, Ini Penyebab Cairan Bening Keluar Saat Hamil

3. Uji Kertas Lakmus

Cara mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan pun bisa dilakukan dengan uji kertas lakmus.

Saat hamil baiknya Moms memiliki kertas lakmus di mana kertas tersebut digunakan untuk memastikan cairan yang telah keluar dari vagina.

Moms bisa membeli kertas lakmus tersebut pada toko kesehatan atau apotek.

Cara penggunaannya pun cukup mudah yaitu menempelkan kertas lakmus ke cairan yang telah keluar.

Lakmus adalah kertas khusus berwarna merah dan biru yang dapat menilai tingkat keasaman dari suatu cairan.

Mudahnya, ketika kertas lakmus merah diteteskan air ketuban, maka kertas warna merah tersebut akan berubah menjadi biru. Jadi bukan air ketubannya sendiri yang berwarna biru.

Jika tidak berubah maka bisa dipastikan itu adalah keputihan yang keluar. Namun, bila Moms ragu maka segera konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan.

Baca Juga: Kenali Ciri, Dampak, dan Cara Mencegah Air Ketuban Rembes

4. Tak Bisa Dikontrol

Perbedaan air ketuban dan keputihan yang lain adalah Moms tidak bisa mengontrol ketika aliran cairan ketuban keluar.

Berbeda dengan keputihan yang hanya sesekali keluar. Jika cairan seperti kencing, berbau seperti kencing maka Moms bisa menghentikannya.

Ketika keluarnya cairan ketuban, rasanya seperti tetesan atau semburan yang stabil, dengan warna kekuningan yang lebih muda daripada putih, dan konsistensi yang lebih tipis daripada keputihan.

Umumnya jernih, (dengan bintik putih sesekali) kecuali ada mekonium dan mungkin tidak diikuti dengan kontraksi.

Dokter kandungan atau bidan harus mengetahuinya jika keputihan tidak seperti biasanya.

Jika mendapatkan kebocoran besar, celana dalam akan basah, kursi yang Moms duduki akan basah. Maka, hubungi dokter atau bidan dan bersiaplah untuk persalinan.

Bahkan jika air ketuban tidak pecah, perubahan warna keputihan pun dapat menunjukkan bahwa persalinan tidak lama lagi.

Keputihan cenderung menjadi lebih berat pada hari-hari atau jam-jam menjelang persalinan.

Dan bukannya bening atau seperti susu, Moms mungkin memperhatikan bahwa warnanya merah muda atau sedikit ada darah.

Baca Juga: Air Ketuban Sedikit saat Hamil, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

5. Adanya Rasa Mulas

Yang dapat terasa dari perbedaan air ketuban dan keputihan lainnya yaitu saat cairan ketuban keluar maka biasanya disertai rasa mulas sebagai tanda akan ada persalinan dalam waktu dekat.

Walaupun tak selamanya seperti ini, tapi tak ada salahnya mengecek langsung ke dokter kandungan atau bidan terdekat.

Nah, ketika Moms menyadari hal ini juga segera sebaiknya tempatkan pembalut di daerah vagina. Kemudian, dari pembalut bisa memeriksa warna dan bau dari cairan yang keluar.

Jika cairan yang keluar dari kemaluan berwarna kuning, jernih, kuning pucat, atau kuning kehijauan dan berbau manis atau tidak berbau maka itu adalah cairan ketuban.

Bau yang dikeluarkan oleh cairan ketuban bisa bervariasi tergantung individu, mulai dari berbau manis sampai berbau pahit, tapi yang paling umum adalah berbau manis.

Dan hal ini berbeda dengan keputihan yang tidak berbau dan berwarna kecuali ada perubahan warna pada keputihan, bisa jadi tanda melahirkan atau vagina mengalami masalah.

Cairan ketuban hanya ada ketika seorang wanita hamil, sedangkan keputihan terjadi secara normal meskipun wanita tersebut sedang hamil atau tidak.

Setelah mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan, jika Moms menyadari adanya cairan ketuban yang keluar maka sebaiknya segera membawa diri ke dokter kandungan atau bidan.

Mereka akan memeriksa kondisi lebih lanjut dan memutuskan apakah akan ada persalinan dalam waktu dekat atau bisa ditunda.

Selain itu, jika air ketuban sudah pecah, sebaiknya jaga kebersihan diri jangan melakukan hal apa pun yang memungkinkan bakteri masuk ke vagina semisal berhubungan seksual.

Hal ini dilakukan karena Moms dan Si Kecil rentan terhadap infeksi setelah cairan ketuban pecah.

Itulah sederet erbedaan air ketuban dan keputihan yang Moms perlu ketahui, terutama yang sedang hamil besar.

Semoga kandungan Moms selalu terjaga dengan baik sampai waktu persalinan tiba, ya!

Sumber

  • https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/labor-and-delivery/questions-about-labor-youve-been-embarrassed-to-ask/
  • https://www.romper.com/pregnancy/signs-of-leaking-amniotic-fluid-vs-discharge-the-difference-according-to-experts
  • http://www.differencebetween.net/science/health/difference-between-amniotic-fluid-and-a-discharge/
  • https://healofy.com/en/qa/how-to-differentiate-between-vaginal-discharge-and-amniotic-fluid-discharge-4836919564304384
  • https://www.differencebetween.com/difference-between-discharge-and-amniotic-fluid/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/322878#:~:text=A%20pregnant%20woman%20with%20a,and%20will%20continue%20to%20leak.
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/your-health/watery-discharge-during-pregnancy/
  • https://www.verywellfamily.com/what-is-amniotic-fluid-2371554
  • https://wa.kaiserpermanente.org/kbase/topic.jhtml?docId=tm6612
  • https://www.marchofdimes.org/pregnancy/amniotic-fluid.aspx
  • https://metromidwifery.com/2021/03/06/how-can-i-tell-if-my-water-is-leaking/
  • https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/
  • https://www.alodokter.com/komunitas/topic/air-ketuban-atau-keputihan

Kertas lakmus cek air ketuban warna apa?

Lakmus adalah kertas khusus berwarna merah dan biru yang dapat menilai tingkat keasaman dari suatu cairan. Mudahnya, ketika kertas lakmus merah diteteskan air ketuban, maka kertas warna merah tersebut akan berubah menjadi biru.

Ciri

Mengenal Ciri-Ciri Air Ketuban Merembes atau Bocor Air ketuban memiliki warna bening atau kekuningan, sering meninggalkan bercak bintik-bintik putih di pakaian dalam, tetapi tidak berbau. Air ketuban yang merembes juga bisa disertai lendir atau sedikit darah.

Lakmus biru berubah warna apa jika kena ketuban?

Bila cairan yang keluar adalah air ketuban, maka tes keasaman cairan bersifat basa dan kertas lakmus akan berubah menjadi warna biru.

Berapa lama kertas lakmus berubah warna?

Jika kertas lakmus netral dicelupkan ke dalam larutan air yang mengandung asam, maka kertas akan berubah warna menjadi merah. Sebaliknya, jika kertas lakmus netral dicelupkan dalam larutan air yang mengandung sifat basa, maka kertas lakmus akan berubah warna menjadi biru dalam hitungan detik saja.