Cerita yang ditampilkan dapat berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis

Unsur-unsur teater dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Unsur Internal

Lakon / Naskah

Lakon adalah peristiwa yang disampaikan dengan tindak tanduk melalui benda perantara hidup (manusia) atau suatu (boneka, wayang) sebagai pemain.  Lakon atau cerita yang ditampilkan, bisa berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis dan skenario tak tertulis.

Pemeran / Aktor

Pemeran sering disebut sebagai aktor (pria) atau aktris (wanita) adalah orang yang memainkan peran tertentu dalam suatu aksi panggung. Pemeran adalah orang yang secara khusus melakukan sandiwara , atau berpura-pura memerankan suatu tokoh sehingga tampak seperti tokoh sungguhan.

Sutradara

Adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dalam pementasan drama, pembuatan film, dan sebagainya. Sutradara bertanggung jawab atas aspek-aspek kreatif pembuatan, baik interpretatif maupun teknis. Ia menduduki posisi tertinggi dari segi artistik dan memimpin tentang bagaimana yang harus tampak oleh penonton. Sutradara mengatur prilaku di depan kamera dan mengarahkan akting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi beserta gerak kamera, suara, pencahayaan, dan hal-hal lain yang menyumbang kepada hasil akhir sebuah teater, drama, atau film.

Pentas / panggung

Adalah podium yang agak tinggi Untuk pertunjukan,  tempat memainkan sandiwara, teater  dan sebagainya.

Kostum

Kostum adalah pakaian para pemain drama yang dikenakan pada saat memerankan tokoh cerita di panggung. Kostum merupakan gaya pakaian yang dikenakan untuk menampilkan si pengguna sebagai suatu karakter. Kostum membuat seorang aktor bisa kelihatan membawan wataknya.

2. Unsur Eksternal

Unsur Eksternal Teater adalah segala yang berkenaan dengan di luar pemintasan. Unsur eksternal teater antara lain: staf produksi, Direktor/ sutradara, Produser/ pimpinan produksi, Stage manager, Desainer, dan Crew.

Staf Produksi

Staf produksi meliputi manager tingkat produser atau pimpinan produksi sampai segala bagian dibawahnya.  Adapun tugas masing-masing Produser/ pimpinan produksi adalah mengurus produksi secara keseluruhan dan menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, program kerja fasilitas dan sebagainya.

Direktor/ sutradara

adalah pembawa naskah, koordinator pelaksanaan pementasan, menyiapkan aktor.

Stage manager

Stage manager adalah orang yang bertugas sebagai Pemimpin panggung dan membantu sutradara.

Desainer

Adalah orang yang bertugas menyiapkan aspek-aspek visual seperti Setting (tempat, suasana), Property (perlengkapan pentas), lighting (tata lampu), Costume (tata busana), Sound (pengeras suara)

Crew

Adalah orang yang bertugas mengurusi bagian pentas, bagian tata lampu, bagian perlengkapan, bagian tata suara musik,

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

Pengertian Lakon Dalam Teater - Teater  memiliki sekurang-kurangnya empat unsur penting  dalam setiap pementasan, yaitu pertama, lakon atau cerita yang ditampilkan, bisa berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis, skenario tak tertulis (dalam teater kerakyatan). Kedua, pemain adalah orang yang membawakan lakon tersebut. Ketiga, sutradara sebagai penata pertunjukan di panggung. Keempat, penonton adalah sekelompok orang yang menyerahkan sebagian dari kemerdekaannya untuk menjadi bagian dari tokoh yang tampil dalam suatu lakon dan menikmatinya. 


Lakon ditulis oleh seorang penulis naskah lakon berdasarkan apa yang dilihat, apa yang dialami, dan apa yang dibaca atau diceritakan kepadanya oleh orang lain. Penulis kemudian menyusun rangkaian kejadian, semakin lama semakin rumit, sehingga pada puncaknya masuk ke dalam penyelesaian cerita. Penting sekali bahwa dalam  menyusun kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa seorang penulis haruslah bersabar untuk melangkah dari satu kejadian ke kejadian lain dalam suatu perkembangan yang logis, tetapi semakin lama semakin gawat sehingga akhirnya ia sampai ke puncak yang disebut klimaks. 

Dalam lakon akan dijumpai dua hal yang sangat penting, yaitu 

  1. Konflik. 
  2. Tokoh atau peran yang terlibat dalam kejadian-kejadian dalam lakon. 

Peristiwa atau kejadian dibuat oleh penulis naskah sebagai kerangka besar yang mendasari terjadinya suatu lakon. Peristiwa lakon tersebut menuntun seseorang untuk mengikuti laku kejadian mulai dari pemaparan, konlfik hingga penyelesaian. Konflik dalam lakon merupakan inti cerita. Tidaklah menarik sebuah cerita disajikan di atas panggung tanpa adanya konflik.  Konflik dalam lakon bisa rumit bisa juga sederhana. Gagasan utama atau pesan lakon termaktub dalam konflik yang merupakan pertentangan antara satu pihak terhadap pihak lain mengenai sesuatu hal. Jalinan cerita menuju konflik dan cara penyelesainnya inilah yang menjadikan lakon menarik. 

Tidak ada acuan yang pasti terhadap konflik dalam lakon yang dapat membuat cerita menjadi menarik. Terkadang konflik yang kecil dan sederhana jika diselesaikan secara cerdas akan membuat penonton takjub. Sementara, konflik yang berat, berliku, dan bercabang-cabang jika tidak disajikan secara baik justru akan membosankan dan membuat laku lakon menjadi lamban. Jadi, kalau ada anggapan bahwa semakin rumit konflik lakon semakin menarik adalah anggapan yang salah, karena peristiwa yang mengarahkan cerita kepada konflik membutuhkan tokoh sebagai pelaku. Tokoh adalah orang yang menghidupkan kejadian atau peristiwa yang dibuat oleh penulis naskah. Jadi dalam lakon ada dua hal penting  yang diciptakan oleh seorang penulis lakon, yaitu konflik dan tokoh yang terlibat dalam kejadian. 

Penulis lakon dalam menciptakan kejadian yang bertolak dari suatu cerita mungkin tidak akan mengalami kesulitan. Akan tetapi, mencipta seorang tokoh yang logis dengan latar belakang masa lampau, hari ini, cita-cita, dan pandangannya bukan suatu hal yang gampang. Seorang tokoh yang tidak masuk akal biasanya tidak akan dimengerti atau dirasakan oleh  penonton karena tokoh itu terlalu jauh dari realitas kehidupan. Seorang penulis dapat menciptakan tokoh dengan menggunakan kaidah Aristoteles, bahwa realitas adalah prinsip kreatif. Maka menciptakan kembali prinsip kreatif yang lebih sempurna dari yang ada atau dengan kata lain menciptakan manusia sebagaimana seharusnya bukan sebagaimana adanya  adalah suatu kreativitas yang tidak menyimpang dari realitas itu sendiri. Hal ini biasanya digunakan oleh penulis lakon dalam mencipta tokoh-tokoh yang karikatural, yang aneh tetapi masuk akal. 

Naskah lakon atau biasa disebut skenario adalah hal pertama yang berperan sebelum sampai ke tangan sutradara dan para pemeran. Naskah lakon merupakan penuangan ide cerita ke dalam alur cerita dan susunan lakon. Seorang penulis lakon dalam proses berkarya biasanya bertolak dari sebuah tema. Tema itu kemudian disusun dan dikembangkan menjadi sebuah cerita yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang memiliki alur yang jelas dan tokoh-tokoh yang berkarakter. Meskipun sebuah naskah lakon bisa ditulis sekehendak penulis, tetapi harus memperhitungkan atau berpegang pada asas kesatuan (unity). 

Aristoteles (384-322 SM) menggariskan tiga asas kesatuan dalam teater, yaitu asas kesatuan waktu, tempat, dan lakon. Seni teater adalah seni  ephemeral artinya pertunjukan bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama. Karena peristiwa-peristiwa yang ditampilkan di atas pentas menggambarkan kejadian-kejadian yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan selesai dalam waktu yang singkat maka harus jelas karakteristiknya, bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Pengertian Lakon Dalam Teater

cerita yg ditampilkan dapat berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis skenario tak tertulis (dalam teater kerakyatan )disebut

Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan drama. Teater berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan drama berkaitan langsung dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan diatas panggung dan disaksikan oleh penonton. Teater memiliki empat unsur penting dalam setiap pementasan, yaitu: 1. Lakon atau cerita yang ditampilkan, bisa berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis, skenario tak tertulis (dalam teater kerakyatan). 2. Pemain adalah orang yang membawakan lakon tersebut. 3. Sutradara sebagai penata pertunjukan di panggung. 4. Penonton adalah sekelompok orang yang menyerahkan sebagian dari kemerdekaannya untuk menjadi bagian dari tokoh yang tampil dalam suatu lakon dan menikmatinya. Lakon ditulis oleh seorang penulis naskah lakon berdasarkan apa yang dilihat, apa yang dialami, dan apa yang dibaca atau diceritakan kepadanya oleh orang lain. Penulis kemudian menyusun rangkaian kejadian, semakin lama semakin rumit, sehingga pada puncaknya masuk ke dalam penyelesaian cerita. Dalam lakon terdapat dua hal yang penting, yaitu konflik dan tokoh atau peran yang terlibat dalam kejadian-kejadian dalam lakon. Dengan demikian, cerita yang ditampilkan, dapat berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis skenario tak tertulis (dalam teater kerakyatan) adalah lakon.