Cinta kasih Allah dapat kita lihat melalui perantara nya yaitu

Cinta Kasih Allah Bapa yang Tanpa Batas

Cinta kasih Allah dapat kita lihat melalui perantara nya yaitu

Pada Minggu Prapaskah IV kita umat beriman diajak untuk merenungkan pesan cinta kasih Allah Bapa yang tanpa batas melalui perikop Injil tentang perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:1-3.11-32). Dalam masa pantang dan puasa sering kali perhatian kita lebih tertuju pada kisah pertobatan si bungsu, padahal cinta kasih Allah dan rahmat pertobatan ditujukan bagi siapa saja baik orang suci maupun pendosa. Panggilan rahmat pertobatan ditawarkan bagi semua orang, baik itu bagi orang yang sedang berpaling meninggalkan Gereja dan menjauhkan diri dari Tuhan maupun bagi umat beriman yang selama ini tekun tertib mengikuti Tuhan. Cerita si anak sulung yang tidak mau ikut dalam kegembiraan ayahnya menyambut kembalinya si bungsu adalah pesan pengingat dan ajakan bagi kita umat beriman untuk tidak jatuh dalam kesombongan sebagai- mana orang-orang Farisi yang ber- sungut-sungut tidak suka Tuhan Yesus dekat dan berbelas kasih pada para pendosa yang bertobat (bdk Luk 15:1-3).

Bagi kita umat beriman, pesan penghiburan dan harapan sangat kuat disampaikan oleh kisah perumpamaan anak yang hilang tersebut. Pesan penghiburan tersebut adalah bahwa cinta kasih Allah tanpa batas itu selalu ditawarkan kepada kita; dan itu berlangsung sejak awal dalam sejarah keselamatan. Kisah pembebasan dari Mesir menjadi salah satu bagian dari wujud rencana penebusan. Pembebasan dari Mesir itu merupakan bagian dari sejarah keselamatan, awal pembebasan dari dosa dan perubahan kita dari perbudakan dunia menuju pada kebebasan anak-anak Allah. Sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan menjadi puncak cinta kasih Allah tanpa batas kepada umat manusia. Kristus anak domba Paskah kita telah dikorbankan (bdk. 1 Kor 5:7). Ia mati bagi kita dan dibangkitkan kembali pada hari ketiga. Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib membuat kita dapat mengambil bagian dalam keselamatan kekal, kebahagiaan abadi di surga. Oleh karena itu kita menyambut masa-masa akhir persiapan menuju perayaan Paskah dengan sukacita dan syukur.

Di balik cerita si sulung terdapat pesan harapan yaitu pesan bagi umat beriman untuk setiap saat selalu siap bangkit bertobat melakukan pembaharuan hidup, rekonsiliasi dengan Tuhan dan orang-orang sekitar yang harus menanggung akibat dosa dan ketidakpedulian kita. Mengalir dari cinta kasih Allah Bapa tanpa batas, rahmat sakramen tobat selalu ditawarkan oleh Gereja sepanjang masa prapaskah. Kita umat beriman apakah betul-betul sudah memanfaatkan kekayaan rohani Gereja tsb. Melalui pelayanan Gereja, peristiwa-peristiwa, melalui orang-orang yang dihadirkan di tengah-tengah kita, Tuhan selalu memanggil kita kembali dan membantu kita menuju “jalan kembali kepada Tuhan”. Praktik pantang, aksi puasa pengendalian diri dan kepedulian menyatukan umat beriman dalam dinamika cinta kasih Allah tanpa batas melalui penghayatan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan. Rahmat kerendahan hati, kekuatan kehendak, kepasrahan hidup pada kuasa kebangkitan Tuhan semoga semakin dilimpahkan di tengah-tengah per- juangan kehidupan umat beriman. menghadapi dinamika politik masya- rakat menjelang pemilu, perubahan kemajuan teknologi dan kegalauan dampak revolusi industri 4.0 umat beriman diajak semakin menghayati misteri keselamatan yakni kasih Allah Bapa tanpa batas dalam sengsara-wafat dan kebangkitan Tuhan.

Sumber: Andreas Yumarma

Sumber gambar: Dokumen Pribadi Warta Teresa

Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun. Allah SWT berfirman, ''Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.'' (QS Al-A'raf [7]: 156).

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata-dari banyak bukti-tentang besarnya cinta Allah kepada manusia.

Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, Al Khaliq tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. Firman-Nya, ''Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa.'' (QS Al Baqarah [2] : 2).

Dalam ayat lain difirmankan pula, ''Sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; agar mereka mendapat petunjuk.'' (QS As-Sajdah [32]: 3).

Prof Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran. Pertama, petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.

Mengutus para rasul

Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS Al An'am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman, ''Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.''

Inilah bukti kecintaan Allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan "sendirian". Dia mengaruniakan "teman terbaik" yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Firman-Nya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS Al Ahzab [33]: 21).

Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka warisannya berupa hadis dan sunah. Di dalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang semua ajaran Allah. Ajaran yang berisi tentang petunjuk menjalin hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan dengan manusia (hablum minannas). Di dalamnya kita juga mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan paling baik.

Diciptakannya alam semesta

Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia. Difirmankan, "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Baqarah [2]: 29).

Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak bermanfaat. Nyamuk misalnya. Walaupun menganggu, nyamuk dapat membangkitkan kreativitas manusia, obat nyamuk contohnya. Dengan adanya nyamuk, banyak orang yang tercukupi ekonominya.

Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat. Perjalanan siang dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai pada lingkungan tempat ia hidup, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.

Luasnya ampunan Allah

Bukti keempat adalah luasnya ampunan Allah SWT. Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah pasti akan mengampuni, asalkan ia betul-betul bertobat. Allah SWT telah berjanji dalam Alquran, ''Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.'' (QS Hud [11]: 3)

Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW bersabda, "Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah Barat" (HR Muslim).

Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, "Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa seisi bumi kemudian kamu bertemu Aku dengan dalam kedaan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi pula," demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.

Memberikan rezeki

Allah adalah Al Razzaq, Dzat Maha Pemberi Rezeki. Setiap makhluk diberi-Nya rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. Firman-Nya, Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.'' (QS Saba [34]: 39).

Demikian pula makhluk yang lain. ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).'' (QS Hud [11]: 6)

Inilah tanda bukti cinta Allah yang kelima. Setiap kita telah diberi bagian rezeki. Yang perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayang-Nya yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama adalah mengabdi dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Wallahu a'lam.

sumber : Harian Republika