Contoh bentuk perdagangan bebas asia tenggara adalah…
Lihat Foto Show DOK. ASEAN KOMPAS.com - Salah satu tujuan dibentuknya ASEAN adalah menyejahterakan wilayah Asia Tenggara melalui kerjasama di berbagai bidang. Salah satunya adalah kerjasama di bidang ekonomi. Tujuan utama kerjasama ASEAN di bidang ekonomi adalah pembentukan pasar dan peningkatan produksi. Berikut contoh-contoh kerjasama ASEAN dalam bidang ekonomi:
Kawasan Perdagangan Bebas (ASEAN Free Trade Area atau AFTA)AFTA adalah bentuk kerjasama perdagangan bebas antar anggota ASEAN. AFTA bergerak dalam rangka mengikuti perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan perlu adanya program yang mengurus perdagangan antarnegara. AFTA bertujuan untuk meningkatkan volume perdagangan negara anggota ASEAN. Baca juga: Myanmar Junta’s Foreign Minister Not Invited to Upcoming ASEAN Meet: Cambodia Penyedia Cadangan PanganASEAN memiliki tiga negara lumbung padi yaitu Thailand, Indonesia, dan Kamboja. Bentuk kerjasama dalam penyedia cadangan pangan ini adalah memastikan ketersediaan cadangan pangan. Bukan hanya dalam rangka perputaran ekonomi, melainkan juga dalam kondisi darurat. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)MEA dibentuk untuk mencapai integritas ekonomi secara keseluruhan. Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area atau AFTA) ialah perjanjian perdagangan bebas yang dibuat oleh Persatuan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk pengeluaran tempatan semua negara-negara yang terlibat.
Ketika perjanjian AFTA ditandatangani secara rasmi, ASEAN memiliki enam buah negara anggota iaitu, Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Vietnam bergabung dalam ASEAN pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997 dan Kemboja (Kampuchea) pada 1999. AFTA sekarang terdiri dari sepuluh buah negara ASEAN. Keempat-empat buah negara anggota baru tersebut diwajibkan menandatangani perjanjian AFTA untuk menyertai ASEAN. Namun begitu, kelonggaran waktu telah diberi untuk memenuhi kewajiban pengurangan tarif AFTA. Antara tujuan perjanjian AFTA dibuat adalah untuk meningkatkan daya saing ASEAN sebagapangkalan pengeluaran dalam pasaran dunia melalui penghapusan halangan tarif dan bukan tarif dalam ASEAN. Selain itu, dengan wujudnya AFTA, ia mampu menarik pelaburan asing langsung ke ASEAN. Pada masa yang sama, pengguna dapat memperoleh barang dagangan dari pengeluar yang lebih cekap di ASEAN serta mewujudkan perdagangan intra-ASEAN.Akhirnya seiring dengan peningkatan persaingan harga dalam industri-industri pembuatan dan saiz pasaran yang lebih besar, pelabur-pelabur dapat menikmati pengeluaran secara besar-besaran. Menurut Deklarasi Singapura 1992 (28 Januari 1992), Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN ditubuhkan menggunakan Skim CEPT sebagai mekanisme utama mulai 1 Januari 1993 dengan tarif istimewa asas dari 0% hingga 5% dalam linkungan masa 15 tahun. Satu Majlis yang bertaraf kabinet juga ditubuhkan untuk mengawasi, menyelaras, dan meninjau perlaksanaan Perjanjian Skim CEPT untuk AFTA. Pada 31 Januari 2003, perjanjian AFTA dan CEPT dipinda dalam perkara yang berkaitan dengan penghapusan duti-duti import. Antara perkara-perkara yang disentuh adalah:
Diambil daripada "https://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Kawasan_Perdagangan_Bebas_ASEAN&oldid=5053239" Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (Bahasa Inggris: ASEAN Free Trade Area, AFTA)[1] adalah sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN.
Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu, Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Vietnam bergabung pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997 dan Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri dari sepuluh negara ASEAN. Keempat pendatang baru tersebut dibutuhkan untuk menandatangani persetujuan AFTA untuk bergabung ke dalam ASEAN, tetapi diberi kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban penurunan tarif AFTA.
ASEAN Plus Three, didasarkan pada Chiang Mai Initiative, telah membentuk dasar kestabilan keuangan di Asia,[2] ketidakstabilan tersebut telah berkontribusi pada Krisis Keuangan Asia (Asian Financial Crisis). Asian Currency Unit (ACU) atau Mata Uang Asia diusulkan sebagai indeks pembobotan mata uang untuk ASEAN+3. ACU terinspirasi dari European Currency Unit yang sudah tidak berfungsi dan digantikan oleh mata uang Euro. Kegunaan ACU adalah membantu stabilisasi pasar keuangan regional. ACU diusulkan sebagai gunggungan mata uang dan bukan mata uang sesunguhnya, misalnya sebagai indeks pembobotan mata uang Asia Timur yang berfungsi sebagai patokan untuk pergerakan nilai mata uang regional.[3][4] ASEAN Plus Three (APT) atau Kerja sama ASEAN Plus Three (APT) adalah kerjasama antara 10 anggota ASEAN plus China, Jepang dan Republik Korea sejak tahun 1997, ketika KTT pertama kali berlangsung di bulan Desember 1997 di Kuala Lumpur. Pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi, kerjasama yang paling menonjol adalah di bidang keuangan. Dalam periode 10 (sepuluh) tahun pertama 1997-2007 mekanisme dan pelaksanaan kerja sama APT didasarkan pada Joint Statement on East Asia Cooperation.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kawasan_Perdagangan_Bebas_Perbara&oldid=20881134" |