Dalam konteks sejarah hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabat dari Makkah ke Madinah dengan tujuan?

Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah merupakan momentum yang menentukan dan salah satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan Islam dan Muslimin. Oleh karenanya makna dan ibrah yang bisa diambil dari peristiwa itu perlu dibaca ulang agar umat Islam dapat menggunakannya sebagai suri tauladan di sepanjang masa.

Jika ditelusuri secara mendalam pemaknaan hijrah secara etimilogi beragam sekali, sebagian memknainya al-intiqāl min makān ilā makān au al-intiqāl min hāl ilā hāl (pindah dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari satu keadaan ke keadaan lainnya). Ar-Ragīb al-Ashfahāni menjelaskan hijrah adalah berpisahnya seseorang dengan yang lainnya, baik secara fisik, perkataan maupun hati.

Secara terminologi yang sudah lazim diketahui secara umum hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat beliau dari Makkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah yang terjadi pada 622 M. Sebagaimana yang dimaksudkan dalam firman Alah SWT dalam surat at-Taubah ayat ke-100:

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah: 100)

Alquran telah menyebutkan diksi hijrah dan berbagai derivasinya sebanyak 32 kali yang tersebar dalam 27 ayat dan 17 surah, sehingga pemaknaannya pun jika diteliti secara mendalam ada perbedaan, tergantung format kata dan struktur kalimatnya.

Antara lain bermakna berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bermakna orang-orang yang berhijrah (muhajirin), sesuatu yang diacuhkan, meninggalkan sesuatu, dan bermakna menjauhi sesuatu yang tidak mengenakkan hati atau jasmani (fisik).

Dalam konteks sekarang kata hijrah bisa bermakna lain lagi, sebagaimana pendapat Abdullah Yusuf Abu ‘Ulyān dalam bukunya al-Hijrah ilā balad gair al-Muslimīn, bahwa hijrah secara umum adalah perpindahan penduduk, individu atau kelompok dari tempat tinggalnya ke tempat lain untuk jangka waktu tertentu.

Mereka mungkin melintasi batas administratif dan negara antara dua wilayah dengan motivasi politik, keilmuan, atau keamanan. Sehingga hijrah itu bisa bermakna urbanisasi, transmigrasi, ataupun imigrasi. Dengan demikian diksi hijrah maknanya bisa berubah karena ada faktor-faktor yang menjadikan maknanya berubah.

Dalam semantik atau ‘ilm a’-dalālah disebut taghyīr al-ma’na. Bahasa Arab sebagai alat untuk berkomunikasi ditemukan banyak diksi yang mengalami perubahan makna, seperti al-dabbābah makna asalnya hewan merayap berubah menjadi tank, al-jarāid makna asalnya pelepah kurma menjadi surat kabar. Perubahan makna diksi itu kita jumpai juga dalam ayat Alquran, seperti kata al-sayyārah dalam firman Allah SWT:

قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا۟ يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِى غَيَٰبَتِ ٱلْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ ٱلسَّيَّارَةِ إِن كُنتُمْ فَٰعِلِينَ

“Seorang diantara mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat.” (QS Yusuf: 10)

Kata as-sayyārah dalam ayat itu artinya musafir (orang yang mengadakan perjalanan), pada masa sekarang diksi itu artinya mobil, namun demikian makna as-sayyārah dalam ayat tersebut tetap tidak berubah.

Mungkin muncul pertanyaan bagaimana memahami diksi hijrah yang marak dipakai sekolompok masyarakat di Indonesia sekarang ini yang beranggapan hijrah itu perpindahan atau perubahan seseorang atau sekelompok orang dari yang sebelumnya tidak atau jarang melaksanakan ajaran Islam menjadi rajin dan tekun melaksanakannya.

Untuk menjawabnya diperlukan penelitian di lapangan secara mendalam. Namun jika ditelusuri secara etimologis ada pemaknaan yang bisa menampung makna itu. Karena hijrah itu bukan semata-mata perpindahan tempat tinggal tetapi bisa juga perpindahan dari suatu keadaan ke keadaan lainnya (yang lebih baik) sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ.

“Orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Abdurrauf al-Munawi, pakar hadits dari Mesir mengatakan bahwa hijrah secara hakiki mengandung makna sangat global yakni tarkul manhiyyāt, meninggalkan berbagai larangan agama. Karenanya, hijrah sejatinya tidak terbatas pada perpindahan yang bersifat lahiriah, namun juga mencakup perpindahan atau perubahan yang bersifat batiniah. Sehingga hijrah bisa dilakukan sepanjang masa.

Adapun jika hijrah dimaksudkan untuk makna lain misalnya sebagai cara untuk menaikkan popularitas, sebagai sarana membuat sensasi, melakukan gimmick di media, atau komodifikasi agama (menjadikan agama sebagai komoditas). Itu semua berpulang kepada diri pribadinya masing-masing seraya memperhatikan sabda Rasulullah SAW:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju itu.” (HR Bukhari no 1 dan Muslim no 1907).

Selamat memperingati Tahun Baru Hijriyah 1442. Kullu ām wa antum bi Khair

siapa Presiden ke 4 Indonesia?​

Sebutkan dan jelaskan santri menurut perkembangan ​

bahasa Indonesia kelas XII​

misi dakwah Nabi Muhammad yaitu mengubah keadaan masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Sejahtera berdasarkan​

hikmah yang dapat diambil dari misi Nabi Muhammad adalah kesungguhan dalama, mempertahankan kebenaranb. mempertahankan jabatanc. mempertahankan hartad … . mempertahankan negara​

KEMARIN, Selasa, 11 September 2018.

11 September bukan hanya sekedar atau sekadar tanggal penunjuk waktu di sebuah bulan. Bukan sekedar pertanda hari ke-254 dalam kalender Gregorian atau hari ke-255 di tahun kabisat. Tapi banyak peristiwa yang terjadi yang dicatat oleh 11 September.

Dalam skala internasional, 11 September mencatat sebuah peristiwa kelam. Yaitu, serangan New York dan Washington, DC, Amerika Serikat menghancurkan gedung World Trade Center, sebagian Pentagon dan menghancurkan sebuah pesawat penumpang di Shanksville, Pennsylvania yang menewaskan sekitar 3.000 jiwa.

Sementara untuk skala nasional setidaknya ada 2 perisitiwa penting. Pertama, 11 September merupakan tanggal dan bulan yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Radio Republik Indonesia (RRI). Berdasarkan sejarah, RRI didirikan 11 September 1945.

Maknanya, tahun di tahun 2018 ini, radio yang terkenal dengan slogan, "Sekali di Udara Tetap di Udara" tersebut berulang tahun yang ke-73.

Untuk itu kami ucapkan, "Dirgahayu ke-73 RRI, Sekali di Udara Bengkalis, Tetap di Udara Negeri Junjungan."

Kedua, pada 11 September 2012, Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII dibuka secara resmi Presiden Bambang Susilo Yudhoyono.

Bagi penggemar olahraga tanah air, tentu masih ingat jika PON XVIII dilaksanakan di Provinsi Riau dan pembukaan iven yang diikuti 11.276 atlet dengan 43 cabang olahraga tersebut ditaja di Stadion Utama Pekanbaru.

Untuk penggemar Jhon Lennon dan kawan-kawan, tentu juga tidak lupa bahwa 11 September di tahun 1962, The Beatles, kelompok pemusik Inggris beraliran rock, dibentuk di Liverpool pada tahun 1960, merekam 'single' mereka yang pertama, 'Love Me Do' (Cintailah Aku) di Abbey Road Studios EMI, London.

Sedang bagi mereka penggemar lagu 'Lupa-Lupa/Tapi Ingat', tentu tak lupa bahwa bersamaan insiden 911 yang menewaskan sekitar 3.000 jiwa tersebut di atas, di Bandung, Jawa Barat, lahir sebuah band beraliran Metal Hidrolik dengan motto 'The Second Most Gothic Band In The World!'. Yakni, The KUBS yang sebelumnya bernama Kuburan Band.

11 September 2018 bagi umat Islam merupakan hari pertama tahun 1440 Hijriah. Atau, awal Muharram 1440 H (1 Muharram 1440).

Sedangkan bagi diri prbadi pribagi, 11 September 2018 merupakan rentang waktu yang menunjukkan bahwa telah setahun kami "secara fisik" bertugas di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Bengkalis. Yaitu, sejak 11 September 2017.

Sempena perayaan tahun baru Islam 1440 H, bertempat di masjid Agung Istiqomah Bengkalis, ditaja tabligh akbar yang menghadirkan penceramah dari Pekanbaru, Ustadz H Zul Hendri Rais.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Bengkalis, H Heri Indra Putra, ketika membacakan sambutan tertulis Bupati Bengkalis, diantaranya mengatakan, "Hijrah tidak selamanya bermakna berpindah dari satu tempat ke tempat yang baru. Makna hijrah yang lain dan patut dilakukan adalah bertekad merubah diri demi meraih rahmat dan keridhaan Allah SWT."

HIJRAH.
Hijrah berasal dari bahasa Arab yang berarti 'meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat'.

Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW., bersama para sahabat beliau dari Makkah ke Madinah. Tujuannya tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah SWT., berupa akidah dan syariat Islam.

Mengutip republika.co.id, Kamis, 26 April 2018, yang dipublikasikan dalam rubrik Khazanah pada pukul 05.15 WIB, Ustazah Yennie Kurniawati dalam Pengajian April yang diadakan Hijabers Community bekerja sama dengan Dompet Dhuafa menjelaskan, kisah hijrah yang dicatat dalam sejarah Islam adalah perjalanan Isra Mi'raj.

Perintah berhijrah juga tertulis dalam perintah Allah SWT, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS al-Baqarah: 218).

Menurut Ustazah Yennie, terdapat beberapa hikmah dari Isra Mi'raj yang merupakan perjalanan ke Baitul Maqdis, yang menjadi tempat turunnya wahyu para nabi.

Rasulullah diperjalankan dalam bentuk roh dan jasadnya dalam keadaan sadar dan bertemu dengan para nabi terdahulu.

Dalam perjalanan tersebut, Nabi juga mendapatkan mandat dari Allah SWT., untuk menyampaikan kewajiban shalat lima waktu kepada umat Islam.

Berhijrah, kata Ustazah Yenni, memang tidak selamanya bermakna berpindah dari satu tempat ke tempat yang baru. Namun, hijrah memiliki banyak makna.

Berhijrah bisa bermakna bertekad untuk mengubah diri demi meraih rahmat dan keridhaan Allah SWT. Selain itu, hijrah juga diartikan sebagai salah satu prinsip hidup. Seseorang dapat dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat, yaitu ada sesuatu yang ditinggalkan dan ada sesuatu yang ditujunya (tujuan).

"Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Misalnya dengan meninggalkan segala hal yang buruk, seperti pikiran negatif dan maksiat, dan menuju keadaan yang lebih baik, positif, untuk menegakkan ajaran Islam," kata Ustazah Yennie kepada jamaah kajian bertema "A Hijrah Story from Nnight Journey" di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Menurut dia, seorang yang telah bertekad berhijrah, dalam artian mengubah hidupnya menjadi lebih baik, akan memperoleh derajat yang lebih tinggi di mata Allah SWT.

Semisal yang dijanjikan-Nya dalam Alquran, "Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang- orang yang mendapat kemenangan." (QS At-Taubah: 20)

Secara garis besar, hijrah dibedakan menjadi dua macam, yaitu hijrah makaniyah (berpindah dari satu tempat ke tempat lain) dan hijrah maknawiyah (mengubah diri, dari yang buruk menjadi lebih baik demi mengharap keridhaan Allah SWT).

Contoh hijrah makaniyah adalah peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah serta hijrahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

"Berkatalah Ibrahim, `sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku, sesungguhnya Dialah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.'" (QS Al-Ankabut: 26).

"Maka keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa, `ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.'" (QS Al-Qashash: 21).

Hijrah maknawiyah dibedakan menjadi empat, yaitu hijrah i'tiqadiyah (hijrah keyakinan), ketika seorang Muslim mencoba meningkatkan keimanannya agar terhindar dari kemusyrikan.

Kedua, hijrah fikriyah (hijrah pemikiran), ketika seseorang memutuskan kembali mengkaji pemikiran Islam yang berdasar pada sabda Rasulullah dan firman Allah SWT., demi menghindari pemikiran yang sesat.

Ketiga, hijrah syu'uriyyah adalah berubahnya seseorang yang dapat dilihat dari penampilannya, seperti gaya berbusana dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hijrah ini biasa dilakukan untuk menghindari budaya yang jauh dari nilai Islam, seperti cara berpakaian, hiasan wajah, rumah, dan lainnya.

Terakhir adalah hijrah sulukiyyah (hijrah tingkah laku atau kepribadian). Hijrah ini digambarkan dengan tekad untuk mengubah kebiasaan dan tingkah laku buruk menjadi lebih baik.

"Seperti orang yang sebelumnya selalu berbuat buruk, seperti mencuri, membunuh, atau lainnya, bertekad berubah kepribadiannya menjadi pribadi yang berakhlak mulia," kata Ustazah Yenni.

Benar seperti dikemukakan Bupati Bengkalis melalui H Heri Indra Putra, "Hijrah tidak selamanya bermakna berpindah dari satu tempat ke tempat yang baru. Makna hijrah yang lain dan patut dilakukan adalah bertekad merubah diri demi meraih rahmat dan keridhaan Allah SWT."

Semoga setahun kepindahan kami ke Diskominfotik yang telah dilalui, bukan hanya bermakna berpindah tempat. Aamiin ya rabbal alamin!*****