Di bawah ini yang merupakan contoh faktor pendorong mobilitas sosial berupa prestasi adalah

Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi pendorong mobilitas sosial

KOMPAS.com – Mobilitas sosial merupakan gerak dalam struktur sosial. Di mana terjadi perpindahan individu atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.

Tujuan seseorang melakukan mobilitas sosial tentunya untuk mendapatkan perubahan. Perubahan tersebut mencakup dalam beberapa hal, misalnya perubahan dalam segi ekonomi atau pendidikan.

Dalam buku Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan [2004] karya Bagong Suyanto, disebutkan ada enam faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan mobilitas sosial. Berikut penjelasnnya:

Faktor struktural merupakan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang dapat dan harus diisi, serta kemudahan untuk memperolehnya. Ada dua aspek dalam faktor ini, yaitu struktur pekerjaan dan perbedaan tingkat kelahiran.

Baca juga: Jenis dan Dampak Mobilitas Sosial

Contoh struktur pekerjaan, masyarakat yang menggantungkan ekonominya pada sektor industri cenderung memperluas lapangan kerja di tingkat menengah dan atas. Hal ini menyebabkan mobilitas sosial dalam masyarakat industri cenderung tinggi.

Sementara perbedaan tingkat kelahiran berhubungan dengan perbedaan tingkat kelahiran antara masyarakat berstatus sosial rendah dengan masyarakat berstatus sosal menengah dan atas. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tingkat kelahiran antara desa dan perkotaan.

Faktor individu mengacu pada kualitas seseorang. Baik itu dilihat dari segi pendidikan, ekonomi, penampilan, atau keterampilan pribadi.

Ketika manusia dilahirkan, ia akan mengikuti status sosial yang dimiliki oleh keluarganya. Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan oleh keluarganya, dapat memicu terjadinya mobilitas sosial.

Mobilitas tersebut demi memperoleh status yang lebih baik dari status yang diwariskan oleh keluarganya.

Baca juga: Kedudukan Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kondisi ekonomi juga salah satu faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial. Misalnya, bagi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah kurang menguntungkan.

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dipengaruhi oleh hal yang disebut dengan istilah gerak sosial atau mobilitas sosial. Interaksi sosial manusia, baik antar individu maupun kelompok pasti mengalami mobilitas sosial.

Namun, apa itu mobilitas sosial?

Pada dasarnya, mobilitas sosial ini merupakan salah satu fenomena sosial yang kerap terjadi di kehidupan sosial. Pengertian mobilitas sosial dan mobilitas lainnya merupakan suatu gerakan atau perpindahan yang dapat menimbulkan perubahan dan sosial merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Perpindahan pada pengertian mobilitas sosial biasanya berpindah ke sesuatu yang lebih baik, tapi tak bisa dipungkiri, mobilitas sosial ini bisa dialami ke jenjang yang lebih rendah atau tetap sederajat.

Artinya, mobilitas sosial terjadi ketika individu mengalami mobilitas sosial yang didefinisikan tentang perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.

Baca Juga

Hasil perpindahan status sosial dikarenakan mobilitas sosial ini bisa terjadi dalam bentuk apapun. Bisa lebih tinggi, lebih rendah, atau bahkan tetap sederajat. Pengertian mobilitas sosial juga bisa diartikan sebagai perpindahan status baik secara vertikal maupun horizontal.

Advertising

Advertising

Mobiitas Sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial kepada kedudukan lainnya yang tidak sederajat.

Mobilitas sosial vertikal terbagi lagi dalam dua macam, yakni mobilitas sosial vertikal naik dan mobilitas sosial vertikal turun. mobilitas sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk, yakni peralihan kedudukan individu dari kedudukan rendah pada kedudukan yang lebih tinggi, pada kelompok yang sama dan pembentukan kelompok baru kemudian mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan pada kelompok pembentuknya.

Mobilitas sosial vertikal turun juga mempunyai dua bentuk, yakni peralihan individu pada kedudukan yang lebih rendah dan turunnya derajat kelompok karena ada disintegrasi dalam diri kelompok tersebut.

Terdapat beberapa prinsip penting dalam mobilitas sosial, yakni bahwa hampir tak ada masyarakat yang sifat lapisan sosialnya mutlak tertutup, sehingga setertutup apapun sebuah lapisan sosial pasti akan tetap memungkinkan adanya mobilitas sosial vertikal.

Hubungan yang terjadi antara mobilitas sosial yakni mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam masyarakat.

2. Mobilitas Sosial Horisontal

Sementara mobilitas sosial horisontal merupakan peralihan individu atau objek sosial dari suatu kelompok sosial yang satu ke kelompok sosial yang lain kedudukannya sederajat.

Baca Juga

Dalam setiap masyarakat, kecenderungan mengalami mobilitas sosial berbedabeda. Ada masyarakat yang dengan cepat dan mudah mengalami mobilitas sosial, tetapi ada pula masyarakat yang cenderung sulit mengalami mobilitas sosial. Mengapa demikian?

Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu:

1. Struktural

Faktor ini terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Stukur masyarakat di Indonesia yang terbuka membuat setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk menempati berbagai jabatan yang tinggi, seperti manajer bahkan presiden, menjadi lebih besar. Namun, di sisi lain ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduknya juga masih belum imbang. Ini bisa menjadi penyebab individu atau kelompok punya potensi mengalami mobilitas sosial yang turun.

2. Individu

Faktor yang satu ini terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika seseorang tidak puas dengan status sosial yang diwariskan, ia dapat berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Sampai saat ini, pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau sarana yang dapat membuat orang menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan meningkatkan status sosialnya di masyarakat.

3. Ekonomi

Jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat terwujud. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Tapi, jika kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi.

4. Politik

Faktor yang satu ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas sosialnya.

5. Kependudukan

Menurut data Badan Pusat Statistik [BPS] jumlah penduduk di Indonesia hampir selalu bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan itu bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan meningkatkan kemiskinan. Oleh karena itu, masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain sehingga mobilitas sosial pun terjadi.

Baca Juga

Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat bagi mobilitas sosial. Jika faktor-faktor di bawah ini masih ada maka akan sulit untuk masyarakat melakukan mobilitas sosial. Adapun faktor penghambat dari mobilitas sosial, yaitu:

1. Kemiskinan

Mengapa kemiskinan menjadi penghambat?

Faktor ekonomi meupakan salah satu penghambat mobilitas sosial karena bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan
pekerjaan terbatas.

Saat ini, negara Indonesia masih memiliki penduduk miskin ± 12%. Hal ini menjadi hambatan dalam mobilitas sosial. Hal itu membuat pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan tersebut dengan berbagai cara. Dengan hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan mudah mengakses berbagai fasilitas dasar dan memudahkan mobilitas.

2. Diskriminasi

Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golongan. Nah, perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial.

3. Stereotip Gender

Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas sosial. Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, karena yang bekerja adalah suami. Perilaku seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề