Di dalam al quran nama lain dari mengingat allah adalah

RAMADAN kali ini penuh tantangan. Pandemi covid-19 belum reda, tetapi bencana alam muncul susul-menyusul. Erupsi gunung berapi, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kecelakaan lalu lintas, dan meningkatnya gerakan radikalisme.

Tentu saja semua itu berakumulasi menimbulkan berbagai krisis di tengah masyarakat. Kehadiran bulan Ramadan di tengah berbagai cobaan dan musibah tersebut mudah-mudahan menjadi sebuah isyarat positif bagi kita semua.

Ramadan secara harfiah berarti membakar. Kita berharap Ramadan kali ini bukan hanya membakar hangus dosa masa lampau kita, tetapi juga membersihkan bencana di sekitar kita, khususnya ikut mengangkat pandemi covid-19 dari bumi Indonesia. Mudah-mudahan Ramadan kali ini bisa kita padatkan dengan dzikr, wird, tafakkur, dan tadzakkur.

Dzikr berarti mengingat atau menyebut. Dzikrullah biasa diartikan menyebut-nyebut (nama) Allah SWT seraya mengingat-Nya. Wird dari akar kata warada berarti ‘datang mengambil air’. Seakar kata dengan ward yang berarti ‘bunga mawar’.

Makna wird dalam hal ini sama dengan dzikr. Bedanya, yang pertama biasanya tidak ditentukan jumlah, waktu, dan tempat pelaksanaannya, sedangkan yang kedua (wird) biasanya ditentukan jenis, jumlah, waktu, dan ketentuan pengamalannya. Yang pertama biasanya bersifat insidental dan kedua bersifat permanen.

Dasarnya dalam Alquran antara lain: (Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang/QS al-Ahdzab/33:42), juga ayat: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram/QS al-Ra’d/13:28).

Wirid banyak mendapatkan perhatian khusus para ulama karena secara umum dapat dilaksanakan oleh umat Islam. Sehubungan dengan ini, Ibnu ‘Athaillah mengatakan: “Jangan kita menganggap rendah hamba yang memiliki wirid dan ibadah tertentu karena keduanya memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah.”

IA menambahkan, "Jika engkau melihat seorang hamba yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya dan dilanggengkan-Nya dalam keadaan demikian, tetapi lama ia tidak mendapatkan pertolongan-Nya, maka jangan sampai engkau meremehkan apa yang Allah telah berikan itu kepadanya, hanya karena engkau belum melihat tanda-tanda orang ‘arif ataupun cahaya indah seorang pencinta Allah pada diri hamba itu. Kalaulah bukan karunia berupa warid, tentu tidak akan ada wirid."

Orang-orang yang sudah memperoleh warid dengan sendirinya memilki kepribadian zuhud. Dalam arti tidak lagi didikte kepentingan dunia. Dia sudah diberi kemampuan untuk memiliki dirinya sendiri tanpa tergantung pada kekuatan makhluk. Baginya, cukup dengan kasih-sayang Allah SWT.

Warid sudah menjadi semacam cahaya Tuhan (Nur Allah) yang memantul dalam batin dan pikiran sehingga menjadi perisai dari berbagai kemungkaran. Kalaupun mereka tergelincir secepatnya akan mengendalikan diri, kembali ke jalan yang benar atau yang lebih benar.

Warid tidak perlu dicari, tetapi akan datang dengan sendiri ketika amalan dan komitmen wirid dan zikir hamba-Nya betul-betul dijalankan konsisten. Berbahagialah orang yang memelihara zikir dan wiridnya.

Tafakur dari akar kata fakara berarti berpikir, merenung. Sebagaimana halnya zikir dan wirid, tafakur juga salah satu media pendekatan kepada Allah SWT. Bedanya, yang pertama dan yang kedua, seolah-olah yang aktif ialah manusia, sedangkan yang ketiga (tafakur) seolah-olah manusia pasif, bahkan vakum, tidak ada lagi kata-kata, yang ada hanya kebisuan dan keheningan. Tafakkur biasanya merupakan kelanjutan dari zikir dan atau wirid.

Rasulullah bersabda (dikutip dalam kitab Hadaiq al-Haqaiq karya al-Razi) bahwa, “Tafakur sejam lebih baik daripada setahun ibadah.” Dasar tafakur dalam Alquran antara lain: (Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan/QS al-Ra’d/13:3) dan  ayat: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka/QS Ali ‘Imran/3:191).

GENOTA.ID - Istilah dzikir berasal dari bahasa Arab, dzakara-yadzkuru-dzikr. Artinya menyucikan dan memuji (Allah); ingat, mengingat, peringatan; menutur; menyebut; dan melafalkan. Di dalam Al-Quran (yang juga disebut Adz-Dzikra) kita dapat menjumpai kata itu dalam berbagai bentuknya lebih dari 280 kali dengan beragam makna.

Dzikir secara istilah berarti mengingat dan menyebut Allah SWT. Seseorang yang mengingat Allah maka lisannya terus menyebut Allah SWT. Dan, hatinya juga terus mengingat Allah SWT. Mengingat gerak hati sedangkan menyebut gerak lisan. Karena itu, dzikir bisa dilakukan dengan hati (mengingat), bisa pula dengan lisan (mengucap). Perpaduan keduanya akan mengantarkan pada makna khusyuk.

Dzikir sebenarnya merupakan inti dari doa yang kita panjatkan sehari-hari. Bahkan, amaliah yang selalu kita tautkan kepada Zat yang Menggerakkan, juga bagian dari dzikir. Karena itulah, lazim kita temukan pembagian dzikir pada empat bentuk: dzikir qalbiyah, dzikir aqliyah, dzikir lisaniyah, dan dzikir amaliyah.

Pertama, dzikir qalbiyah (hati), yakni dzikir dengan merasakan kehadiran Allah SWT. Jika ingin menghabiskan akhir tahun pada tahun ini, silakan saja, tapi hendaklah amalan tersebut mengajak hati untuk meyakini bahwa Allah SWT bersamanya.

Sadar dan ingat bahwa Allah SWT selalu melihat, menatap, mendengar, dan mengetahui gerak-gerik hati, lintasan pikiran, dan ejawantah amaliahnya. (QS Saba: 3). Dalam terminologi agama, dzikir qalbiyah ini lazimnya disebut ihsan.

Kedua, dzikir aqliyah, yaitu kemampuan menangkap bahasa Allah SWT di balik setiap gerak-gerik alam. Allah SWT yang menjadi sumber gerak dan yang menggerakkan. Sejatinya kehidupan kita masuk dalam sebuah sistem universal dari Zat yang Menciptakan.

Kita berada dalam madrasah Allah SWT, universitas jagad raya yang mencakup langit dan bumi dan terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berpikir (tafakur, dzikir). (QS Ali Imran [3]: 190-191).

Ketiga, dzikir lisan, yaitu buah dari dzikir hati dan akal. Setelah melakukan dzikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berdzikir, menyebut dan mengagungkan Allah SWT. Apa yang di hati itulah yang dipikirkan, dan apa yang dipikirkan itulah yang diucapkan. Karena itu, orang yang berdzikir, pasti mempunyai kepribadian jujur.

Abdullah bin Busr RA berkata, “Ya Rasulullah ajaran-ajaran Islam telah banyak padaku, maka beritahukanlah sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan.” Rasulullah SAW pun menjawab, “Biarkanlah lisanmu terus basah dengan menyebut Allah.” (HR Tirmidzi).

Keempat, dzikir amaliyah yaitu menyatukan dzikir hati, akal, dan lisan dengan keselarasan perbuatan sebagaimana tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya. Orang yang berdzikir itu adalah al-muthi', orang yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Karena itu, orientasi berdzikir adalah melahirkan pribadi-pribadi yang bertakwa kepada Allah SWT. Dan mereka yang bertakwa akan senantiasa mendapat limpahan rahmat-Nya. (QS al-Araf: 96).

Momentum akhir tahun ini, sangat baik bagi kita untuk bermuhasabah dengan menghadiri majelis-majelis dzikir untuk menuai keberkahan Allah SWT. Dengan berdzikir, semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba-Nya yang diberkahi.(*)

jam 1 lebih 30 menit artikan dalam b arab ​

tolong dong yg bisa​

pengertian hukum alif lam Qomariah dan alif lam samsyiah dan huruf"nya​

ada lanjutan bahasa arab ini gak dari nomor 4 sampai 8 plis besok di kunpulin​

Untuk perluasan wilayah kekuasaan Islam ke Khurasan, Khalifah Utsman. PELAJARAN SKI​

Jika ada huruf ta' berharakat fathah diikuti Ya' Sukun dan di depannya huruf berharakat kasrah yang dibaca waqaf disebut... a.badal B.layyin C.Arid li … ssukun d. iwad ​

tolong artikan Arab surat an nisa k dlm bhs indonesia ​

تَقْوِيمٍ kata di samping disebut mad 'arid lissukun apabila.....A.terdapat huruf alif B.sebelumnya huruf Ya Sukun C.berada di awal kalimat D.berada d … i akhir ayat​

mengapa Allah SWT itu al-basir? sebutkan bukti-buktinya ​

Pak Abdul adalah seorang muslim yang taat,ia berprofesi sebagai seorang pedagang beras di pasar agar barang dagangannya laku Pak Abdul selalu ramah da … lam melayani pembeli,ia tak pernah membuat curang dengan mengurangi takaran,Pak Abdul tahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala. melarang berbuat curang,sebagaimana dijelaskan dalam alquran Apakah kisah diatas mengandung fungsi Alquran. sebagai Al Furqon? Jawablah iya atau tidak serta berikan alasan yang mendukung jawaban kalian!Tolong bantu bang soal ny mau di kumpulkan besok :)​