Dibawah ini yang termasuk dalam biaya overhead adalah

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam perhitungan dan pembukuan akuntansi, seluruh biaya atau beban dalam operasional bisnis harus dicatat dengan baik, salah satunya terkait biaya overhead.

Apa itu biaya overhead? biaya overhead adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi atau pun jasa. Sederhananya, biaya overhead artinya beban tambahan atau beban lain-lain.

Sebagai contoh, biaya yang tidak termasuk biaya overhead artinya biaya bahan baku dan upah biaya tenaga kerja. Sementara yang termasuk biaya overhead antara lain pajak, biaya asuransi, biaya ATK, biaya sewa, biaya keamanan, dan sebagainya.

Pengelompokan arti biaya overhead sendiri dilakukan untuk memudahkan pengawasan pengeluaran biaya dalam pembukuan sehingga nantinya bisa memudahkan perencanaan anggaran.

Baca juga: Pengertian Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Dengan menetapkan biaya overhead, maka perusahaan akan lebih mudah mengetahui rincian alokasi dana yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi atau jasa. Hal ini penting untuk melakukan efisiensi dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Umumnya, perusahaan membagi biaya overhead menjadi tiga yakni biaya overhead tetap, biaya overhead variabel, dan biaya overhead semi-variabel.

Cara menghitung biaya overhead paling mudah adalah dengan terlebih dahulu menentukan biaya-biaya apa saja yang terkait langsung dengan proses produksi barang atau jasa.

Setelah dipisahkan, biaya-biaya yang tidak terkait dengan biaya langsung terkait produksi bisa dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik.

Baca juga: Mau Buka Rekening BCA? Ini Biaya Admin Per Bulan dan Setoran Awalnya

Selanjutnya untuk menghitung biaya overhead dalam persentase, caranya yakni dengan menjumlah biaya tidak langsung (biaya overhead) dibagi dengan biaya langsung untuk kemudian dikalikan dengan 100 persen.

Perhitungan tersebut nantinya akan diketahui berapa besaran biaya overhead yang dikeluarkan. Sebagai contoh apabila didapat nilai 30 persen, berarti biaya yang dikeluarkan untuk biaya overhead pabrik yakni 30 persen dari total pengeluaran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Ketika detikers menjalankan suatu usaha, tentu harus menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Salah satu biaya yang juga perlu dihitung adalah biaya overhead.

Bagi detikers yang belum tahu, biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan namun tidak berkaitan dengan biaya produksi atau biaya tenaga kerja. Secara mudahnya, biaya overhead adalah biaya tambahan di luar biaya produksi dan jasa.

Lantas, apa saja sih jenis biaya overhead? Lalu bagaimana cara menghitung biaya overhead? Simak penjelasannya dalam artikel ini yuk detikers.


Dijelaskan dalam e-Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang, biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Jadi biaya overhead merupakan semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang dibedakan dalam proses produksi.

Tujuan Menghitung Biaya Overhead

Karena biaya overhead merupakan biaya di luar biaya produksi dan jasa, maka kamu tetap harus menghitungnya. Lantas, apa saja tujuan lain dari menghitung biaya overhead? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Mengetahui Penggunaan Biaya Secara Efisien

Apabila suatu perusahaan menghitung biaya overhead, hal ini dapat memudahkan perusahaan jika ingin mengetahui rincian alokasi dana yang akan dikeluarkan untuk proses produksi dan jasa. Sehingga, perusahaan jadi lebih efisien serta menghindari biaya pengeluaran yang tidak perlu.

2. Menentukan Harga Pokok Produk Secara Cepat

Dengan menghitung biaya overhead, perusahaan dapat menentukan harga pokok suatu produk dengan cepat. Sebab, perusahaan sudah tahu besaran biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang.

3. Mengetahui Alokasi Biaya Setiap Divisi

Salah satu tujuan menghitung biaya overhead adalah untuk mengetahui pengalokasian biaya sesuai dengan divisi di mana biaya dibebankan. Sehingga, setiap divisi akan memudahkan bagian keuangan dalam menganalisa, mengoreksi, serta menyusun proposal anggaran.

4. Sebagai Alat Pengawasan Biaya Overhead Pabrik

Menghitung biaya overhead juga dapat dijadikan sebagai alat pengawasan keluar masuk biaya produksi, soalnya biaya overhead cukup rawan dikorupsi oleh oknum tidak bertanggung jawab. Sehingga dengan menghitung biaya overhead merupakan salah satu cara untuk mencegah korupsi di dalam perusahaan.

Jenis Biaya Overhead

Pada umumnya, biaya overhead terbagi menjadi tiga jenis yakni biaya overhead tetap, biaya overhead variabel, dan biaya overhead semi-variable. Lalu apa perbedaan dari ketiga jenis biaya overhead tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Biaya Overhead Tetap (Fixed Overhead)

Biaya overhead tetap adalah biaya yang jumlah tidak mengalami perubahan setiap kali melakukan pembayaran. Sejumlah contoh biaya overhead tetap yaitu biaya pajak, gaji karyawan, dan biaya sewa alat.

2. Biaya Overhead Variabel (Variable Overhead)

Berbeda dengan biaya overhead tetap, kalau biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai dengan kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu karakteristik dari biaya overhead variabel adalah perusahaan mampu menyesuaikan pengeluaran sejalan dengan strategi yang ditetapkan.

Contoh biaya overhead variabel seperti bonus kepada karyawan, membeli alat tulis kantor, dan biaya iklan.

3. Biaya Variabel Mixed (Semi-variable Overhead)

Terakhir adalah biaya overhead variabel mixed, yang mana variabel ini adalah penggabungan antara biaya overhead tetap dan variabel. Salah satu ciri-ciri biaya variabel mixed adalah nominalnya dapat bervariasi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Namun perlu diingat, jika kegiatan perusahaan mencapai titik nol, maka perusahaan tetap wajib untuk membayar minimum atas biaya overhead.

Cara Menghitung Biaya Overhead

Untuk menghitung biaya overhead perusahaan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Kamu harus mengetahui beberapa tahapannya, sehingga dapat menghitung biaya overhead dengan tepat.

Lantas, bagaimana cara menghitung biaya overhead yang tepat? Simak penjelasannya berikut ini:

1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead

Dalam menyusun anggaran biaya overhead, kamu harus memperhatikan tingkat kegiatan yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead. Terdapat tiga macam kapasitas yang dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead yaitu:

  • Kapasitas praktis
  • Kapasitas normal
  • Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan

2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead kepada Produk

Apabila anggaran biaya overhead selesai disusun, langkah selanjutnya adalah memilih dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil biaya overhead kepada produk.

Nah, dasar pembebanan ini dikenal sebagai satuan kegiatan (satuan penghitung). Satuan ini dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa dalam rangka proses produksi.

Sehingga, satuan kegiatan ini sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya overhead karena pada prinsipnya biaya ini merupakan hasil perkalian antara satuan kegiatan dengan tarif biaya overhead. Sejumlah dasar yang dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan biaya overhead yakni:

  • Satuan produk
  • Biaya bahan mentah
  • Biaya tenaga kerja langsung
  • Jam tenaga kerja langsung
  • Jam mesin

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead

Setelah memilih dasar beban biaya overhead kepada produk, perusahaan harus menghitung tarif biaya overhead pabrik. Dalam hal ini, perusahaan perlu memperhatikan jumlah tarif biaya overhead yang bakal digunakan.

Terdapat tiga alternatif yang dapat dipakai untuk menghitung tarif biaya overhead yakni:

  • Plantwide rate (tarif tunggal)
  • Departemental rate (tarif departementalisasi)
  • Activity rate (tarif setiap aktivitas)

Contoh Biaya Overhead

Dibawah ini yang termasuk dalam biaya overhead adalah
Foto: e-Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang

PT Sejahtera memproduksi produknya berdasarkan pesanan. Dalam penentuan tarif biaya overhead pabriknya, telah disusun anggaran biaya overhead pabrik seperti yang dicantumkan dalam tabel di atas.

Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk berdasarkan jam mesin. Anggaran biaya overhead pabrik tersebut disusun pada kapasitas normal sebanyak 80.000 jam mesin.

Lantas bagaimana cara menyelesaikan soal di atas? Simak jawabannya di bawah ini.

Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik:

  • Tarif Biaya Overhead Variabel:

Rp 5.050.000 : 80.000 Jam kerja = Rp 63,125 per jam mesin

  • Tarif biaya overhead Tetap:

Rp 4.750.000 : 80.000 Jam kerja = Rp 59,375 per jam mesin

Tarif biaya overhead secara total = Rp 122,5 per jam mesin

Nah, itu dia detikers penjelasan mengenai biaya overhead beserta jenis, contoh, dan cara menghitungnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers untuk menghitung biaya overhead di perusahaan tempat kalian bekerja.

Simak Video "Jokowi ke Menkeu: Kita Kalau Punya Uang Dieman-eman, Harus Produktif"


[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)