Dinding rumah adat gendang di nusa tenggara timur berbentuk

•no bahasa alien•no ngasal•tolong ya kakak ☝✨​

Trenggiling Sunda (Manis javanica) merupakan spesies trenggiling di wilayah Asia Tenggara yang jumlahnya terus berkurang. Spesies ini populasinya teru … s mengalami penurunan, hingga mencapai 80% dalam 21 tahun terakhir. Ancaman utama populasi trenggiling sunda adalah perburuan besar- besaran, baik untuk konsumsi pribadi maupun diperdagangkan di pasar internasional. Penyebab utama perdagangan trenggiling adalah dagingnya dijadikan santapan dan untuk obat tradisional. Gagasan pokok paragraf tersebut adalah ...A. ancaman bagi trenggiling Sunda. B. populasi trenggiling yang terus menuru.C. penyebab utama perdagangan trenggiling.D. trenggiling Sunda spesies di wilayah asia Tenggara.​

Bagaimana jika gagasan yang menjadi ide pokok tidak terdapat simbol 10 bendera​

Jelaskan fungsi dari bagian bunga pada bagian a!​

lapangan basket ini sering digunakan untuk kegiatan berolah raga di sdn pejaten timur 18 pagi,biasanya anak sd di sini menggunakannya untuk bermain ba … sket dan futsal bersama kelas lain dan di belakang lapangan ini 4 buah kursi taman untuk bersantai dan juga sangat asri dan di samping kanannya terletak perpustakaan untuk segala keperluan sekolah sementara itu di sebelah kirinya terdapat kantin tuliskan simpulan pada paragraf di atas⬆​

jawab dari no 1-2 dong ​

buatlah teks deskripsi tentang candi Borobudur (tolong buat kaya cerita yang panjang ya )​

Ketika pulang sekolah Aldo melihat Kiki dan Farel sedang berebut mainan mobil-mobilan sikap Aldo sebaiknya​

Jawablah pertanyaan di bawah ini!1.Tuliskan 3 informasi penting yang terdapat pada paragraf kedua2.buatlah kesimpulan dengan kalimat mu sendiri dari t … eks tersebut!​

Masyarakat Toraja memiliki tradisi unik, yaitu Ma' Pasilaga Tedng atau Tedong Silaga. Tradisi ini merupakan kegiatan adu kerbau yang telah dilakukan s … ejak zaman nenek moyang suku Toraja dan terus dilestarikan hingga kini. Acara adu kerbau diselenggarakan bersamaan dengan upacara Rambu Solo. Tradisi ini sangat menarik sehingga banyak wisatawan berkunjung ke Toraja untuk menyaksikannya. Kerbau-kerbau yang akan diadu akan diberi nama yang unik. Ide pokok dari teks di atas adalah .... Makna kata wisatawan adalah .... Sikap yang harus dikembangkan terhadap keberagaman suku bangsa adalah .....​

Rumah adat Mbaru Niang suku Manggarai terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Foto: Shutterstock

Rumah adat Mbaru Niang suku Manggarai terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di Gunung Pocoroko.

Tepatnya, rumah adat Mbaru Niang ini terletak di Kampung Adat Wae Rebo. Mengutip buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia karya Fitri Haryani NasuXon, Desa Wae Rebo merupakan salah satu desa tertinggi di Indonesia.

Pasalnya, desa tersebut memiliki tinggi sekitar 1.200 meter dari permukaan laut. Karena itu, desa ini kerap dihiasi dengan kabut tipis di pagi harinya dan memiliki pemandangan serta udara yang sejuk.

Penduduk dari Desa Wae Rebo adalah keturunan Minang. Meskipun berada di Nusa Tenggara Timur, konon penduduk Wae Rebo adalah keturunan Minang, Sumatera Barat.

Nenek moyang penduduk Wae Rebo berasal dari Minangkabau yang merantau ke Flores dan akhirnya menetap di Desa Wae Rebo.

Penduduk Wae Rebo memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Bahkan setiap hari kemerdekaan, di rumah adat Mbaru Niang, dipasangkan bendera.

Penduduk Wae Rebo berbondong-bondong membuat tiang bendera berdiri tegak lurus di rumah adat yang berbentuk kerucut tersebut. Simak penjelasan lengkap tentang rumah adat ini.

Tentang Rumah Adat Mbaru Niang

Tentang rumah adat Mbaru Niang. Foto: Leonardus Nyoman/Buku Mbaru Gendang, Rumah Adat Manggarai, Flores

Mengutip dari buku Mbaru Gendang, Rumah Adat Manggarai, Flores karya Dr. Yohanes S. Lon, rumah adat Mbaru Niang berbentuk kerucut dan memiliki lima lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Rumah ini memiliki desain unik dan terpencil di pegunungan karena hanya berada di Desa Wae Rebo.

Karena keunikan tersebut, rumah adat Mbaru Niang ini mendapatkan penghargaan tertinggi untuk kategori konservasi warisan budaya UNESCO Asia-Pasifik di tahun 2012.

Mbaru Niang berbentuk kerucut dan atapnya yang terbuat dari dan lontar hampir menyentuh tanah. Keseluruhan rumah ini ditutupi menggunakan ijuk. Uniknya pembuatan rumah ini dibangun tanpa paku, tetapi memiliki tali rotan.

Tingkatan pada Rumah Adat Mbaru Niang

Setiap rumah Mbaru Niang ditempati oleh enam hingga delapan keluarga. Tidak hanya itu, satu rumah adat ini memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari setiap tingkat rumah adat Mbaru Niang, yakni:

Ruangan ini digunakan sebagai tempat tinggal dan untuk berkumpul dengan keluarga. Tingkat pertama ini biasanya disebut dengan lutur.

Ruangan ini adalah loteng yang berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang keperluan sehari-harinya. Tingkat kedua dari rumah adat ini disebut dengan lobo.

Ruangan di tingkat ketiga digunakan untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan. Tingkat ketiga ini disebut juga dengan lentar.

Ruangan ini berguna untuk menyimpan stok makanan jika suatu saat terjadi kekeringan. Tingkat keempat ini disebut juga dengan lempa rae.

Bagian ii adalah tempat untuk melakukan sesajian, yaitu persembahan untuk para leluhur. Tingkat kelima ini dapat disebut dengan hekang kode.